Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1593 Kaligrafi

Share

Bab 1593 Kaligrafi

Author: Sarjana
last update Last Updated: 2024-11-17 18:00:00
"Ayo, cepat pergi!"

Tiano tidak tahan berlama-lama lagi di sana. Sambil menutupi wajahnya, dia dan dua orang anggota Organisasi Snakei bergegas melewati kerumunan orang-orang itu dan masuk ke dalam mobil.

Tepat pada saat ini, Tiano menerima panggilan telepon dari Zumin, sekretarisnya.

"Guru, Ardika muncul di Vila Hundo. Semua anggota Organisasi Snakei sudah dipatahkan satu lengan, Ponipa juga dilukai. Selain itu ...."

Mendengar terjadi sesuatu pada cucunya, Tiano mulai panik. Dia buru-buru bertanya, "Selain itu apa?!"

"Selain ... selain itu, organ intim Ponipa telah dirusak oleh Ardika menggunakan Pedang Ular Gelap. Kelak ... kelak dia nggak bisa menjadi pria normal lagi ...."

Apa yang Zumin ucapkan selanjutnya sudah tidak didengar lagi oleh Tiano.

Otaknya seolah-olah berdengung dan kosong begitu saja.

...

Kota Sewo.

Cabang Organisasi Snakei Gotawa.

Chamir menatap Cheko yang berlutut di hadapannya tanpa ekspresi dan bertanya dengan datar, "Jadi, begitu kamu melihat orang-orang Organisa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1594 Melihatnya Sampai Muntah Darah

    "Sepertinya setelah aku memberi pelajaran pada dua kelompok Organisasi Snakei, akhirnya kalian sudah mengerti apa namanya sopan santun."Ardika tersenyum, sorot matanya tertuju pada kotak kayu dalam genggaman pria itu. Kemudian, dia bertanya, "Ini adalah barang yang Chamir suruh antarkan padaku?"Cheko berpura-pura tidak mendengar satu kalimat depan yang dikatakan oleh Ardika. Dia meletakkan kotak kayu tersebut, lalu berkata, "Ya, benar. Ini adalah kaligrafi tulisan tangan Pak Chamir."Melihat Cheko yang gugup saat berbicara, Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Sini, serahkan saja."Cheko menyodorkannya pada Hamdi. Hamdi membuka kotak kayu tersebut, lalu mengeluarkan gulungan kertas di dalamnya."Bukalah."Ardika melambaikan tangannya.Melihat Hamdi membuka gulungan kertas itu, Cheko menjadi makin gugup. Dia takut setelah Ardika membaca kata-kata di atas gulungan kertas itu, Ardika akan menyerangnya.Hamdi meletakkan gulungan kertas yang telah terbuka itu di atas meja."Kemarilah deng

    Last Updated : 2024-11-17
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1595 Apa Mungkin Hanya Berusaha Bertahan

    Cheko sendiri juga tidak tahu ada apa dengannya tadi.Selesai berbicara, melihat darahnya yang mengotori lantai, dia buru-buru berkata, "Maaf, Tuan Ardika, aku nggak sengaja mengotori lantai. Aku ... aku akan segera mengelapnya hingga bersih!"Tanpa menunjukkan ekspresi apa pun dan mengucapkan sepatah kata pun, Ardika hanya menganggukkan kepalanya.Cheko berjongkok, buru-buru mengelap bekas darah di lantai, menggulung kaligrafi tulisan Ardika, lalu pamit undur diri dan meninggalkan tempat itu.Sepanjang proses ini berlangsung, dia sendiri bahkan tidak menyadari, dia sama sekali tidak berani melihat tulisan dalam keras itu.Dengan membawa tulisan kaligrafi Ardika, Cheko tidak berani berlama-lama di Kota Banyuli lagi. Dia bergegas kembali ke Kota Sewo."Kamu pulang sendirian?"Melihat Cheko yang tampak pucat, Chamir mengerutkan keningnya dan berkata dengan ekspresi muram, "Bajingan itu menyerangmu?""Nggak, Tuan Ardika ... si Ardika itu cukup sopan."Cheko berkata apa adanya.Chamir bert

    Last Updated : 2024-11-17
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1596 Muntah Darah Lagi

    "Pak Chamir, Bapak baik-baik saja, 'kan?!"Cheko belum pernah melihat Chamir semenakutkan ini. Dia benar-benar terkejut setengah mati."Ya ... aku baik-baik saja."Chamir mengalihkan pandangannya dengan susah payah, suaranya berubah menjadi sedikit serak. "Bajingan ini benar-benar cari mati!"Beberapa kata ini diucapkannya dengan gigi terkatup.'Sepertinya Pak Chamir sangat kesal melihat Ardika menulis tulisan yang sama persis dengannya.' pikir Cheko.Cheko buru-buru membujuknya, "Pak Chamir, jangan marah. Si Ardika itu memang nggak pernah menganggap serius siapa pun.""Hanya sebuah kaligrafi saja nggak akan bisa menggertaknya. Kalau ingin membunuhnya, sebaiknya Pak Chamir turun tangan sendiri!"Chamir mendengus. Saat berbicara, suaranya masih terdengar serak. "Aku turun tangan sendiri? Memangnya dia pantas?""Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Cheko benar-benar kebingungan.Bahkan Vita saja sudah dilumpuhkan.Di seluruh cabang Organisasi Snakei Gotawa, selain Chamir,

    Last Updated : 2024-11-17
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1597 Hanko Sudibya

    Setelah berpikir sejenak, Ardika menghubungi Draco. "Bagaimana keadaan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas?"Draco berkata, "Berbagai pemeriksaan tubuh telah selesai. Saat ini, semuanya normal. Staf laboratorium akan memantau kondisi mereka setiap saat.""Oke, beberapa hari ini suruh mereka kembali untuk melindungi Luna, keluarkan izin membunuh orang untuk mereka.""Beri tahu mereka, siapa pun yang ingin mencelakai Luna, bunuh saja!"Ardika melontarkan kata-kata itu dengan dingin.Dia tidak mengkhawatirkan dirinya sendiri, tetapi dia takut ada orang yang menargetkan Luna lagi.Terlebih lagi menghadapi organisasi pemerintahan seperti Organisasi Snakei, orang-orang yang dikirim oleh Levin sudah tidak cukup untuk menghadapi mereka....Keesokan harinya.Ardika keluar, hendak menuju Kediaman Wali Kota.Levin sudah menunggunya di depan pintu Kompleks Vila Bumantara.Di sampingnya, ada Huris yang wajahnya memar-memar dan keningnya dibalut dengan kain kasa. Dari waktu ke waktu, Levin melirik Huris

    Last Updated : 2024-11-18
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1598 Membalas Kebaikan dengan Kejahatan

    "Oh? Ketua departemen investigasi Organisasi Snakei, ya?"Ardika mengangkat alisnya dan berkata, "Kalau aku nggak salah ingat, Vita adalah ketua departemen investigasi, 'kan?"Hanko tersenyum dan berkata, "Berkat Tuan Ardika, Pak Chamir telah mencopot Bu Vita dari jabatannya dan mempromosikanku untuk menggantikan posisinya.""Dengan kata lain, kalau nggak ada Tuan Ardika, aku harus tetap berada di bawah orang lain dalam jangka waktu yang sangat lama."Nada bicara Hanko sangat serius, dia juga menatap Ardika dengan sorot mata sedikit berterima kasih.Ardika hanya tersenyum, tidak menanggapinya, melainkan melirik anggota Organisasi Snakei lainnya."Jadi, seperti ini cara Pak Hanko memperlakukan orang yang pernah membantumu," kata Ardika dengan nada bicara mengejek."Eh? Nggak bisa berbicara seperti itu. Urusan pekerjaan adalah urusan pekerjaan, urusan pribadi adalah urusan pribadi."Hanko tersenyum dan berkata, "Berbicara secara pribadi, aku sangat berterima kasih pada Tuan Ardika.""Tap

    Last Updated : 2024-11-18
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1599 Mulai Menembak

    "Ardika, tahu diri sedikit, ikut dengan kami. Pak Hanko adalah orang yang baik hati. Sebelum kamu mati, dia pasti membiarkanmu untuk melihat-lihat keramaian Kota Sewo.""Ya, benar. Ini juga bisa menjadi sebuah pengingat untukmu. Di kehidupan yang akan datang, kalau kamu masih terlahir di kota kecil seperti ini, ingat jangan berlagak hebat.""Kenapa kamu masih saja berdiri sana? Cepat masuk ke dalam mobil. Pak Hanko memang orang yang sabar, tapi kami nggak sabar!"Beberapa orang anggota Organisasi Snakei mulai menegur Ardika, mereka sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Mereka hanya ingin segera menyelesaikan tugas mereka, lalu menerima hadiah bersama Hanko, ketua mereka.Vita tidak berdaya menghadapi Ardika, bahkan menyebabkan Pedang Ular Gelap direbut orang.Cheko tidak berdaya menghadapi Ardika, meninggalkan rekan-rekannya begitu saja dan melarikan diri kembali ke Kota Sewo.Sedangkan mereka? Begitu mereka datang bersama Hanko, mereka berhasil menundukkan Ardika dan mengambil k

    Last Updated : 2024-11-18
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1600 Orang Kejam

    "Dor!"Kali ini, peluru langsung menembus lutut Huris.Huris mengeluarkan teriakan kesakitan, lalu langsung terjatuh ke tanah. Sambil memeluk lututnya, dia tampak sangat kesakitan.Semua orang kembali tersentak.Tidak hanya menembak Levin, sekarang Hanko malah menembak Huris.Huris adalah kakak sepupunya sekaligus calon Kepala Keluarga Sudibya.Namun, Hanko malah memperlakukannya lebih kejam daripada memperlakukan Levin.Dia langsung menembak lutut Huris. Dengan jarak sedekat ini dan kekuatan senjata api, peluru langsung menembus lutut Huris hingga membuat tulangnya hancur.Biarpun berhasil diselamatkan, Huris hanya bisa menjalani sisa hidupnya di kursi roda.Apa dia ingin bermusuhan dengan Keluarga Sudibya secara terang-terangan?Sorot mata semua orang terhadap Hanko berubah menjadi sorot mata ketakutan dari sorot mata terkejut.Hanya ada dua kemungkinan, orang ini idiot.Atau berhati sangat dingin!Hanko kembali meniup moncong pistolnya. Kemudian, dia melirik Huris yang masih berteri

    Last Updated : 2024-11-18
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1601 Kedatangan Nyonya Tisya

    Ardika tidak memedulikan moncong-moncong hitam di hadapannya, dia menatap Hanko dengan ekspresi sedikit dingin dan berkata, "Sudah kubilang, kalau ada perintah penangkapan, aku akan ikut dengan kalian.""Sayangnya, kamu nggak ada. Aku tahu tujuan kalian, membunuhku tanpa meninggalkan bukti, 'kan?""Awalnya Organisasi Snakei adalah alat negara, sekarang malah kalian jadikan untuk berlagak hebat, bahkan digunakan sebagai alat untuk meraih keuntungan pribadi oleh orang yang serakah.""Termasuk kamu, Hanko. Orang-orang Organisasi Snakei sudah datang mencariku sebanyak tiga kali. Sebanyak tiga kali ini, kalian selalu menggunakan tuduhan nggak berdasar untuk kalian jadikan sebagai alasan bertindak semena-mena?""Sepertinya, aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan pembersihan besar-besaran, agar Organisasi Snakei kembali seperti sedia kala!"Mendengar ucapannya, sebelum Hanko berbicara, beberapa orang pria dan wanita di sampingnya sudah tertawa."Melakukan pembersihan besar-besa

    Last Updated : 2024-11-19

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1770 Langsung Melayangkan Tamparan

    Ciuman ini berlangsung selama beberapa detik.Kemudian, Ardika mendongak, lalu tersenyum pada Yugo dan berkata, "Kebetulan sekali, aku juga bukan tipe orang yang suka membual. Aku langsung melakukan apa yang ingin kulakukan."Selesai berbicara, Ardika diam-diam melepaskan Tina dari pelukannya.Walaupun biasanya dia dengan wanita yang satu ini sangat tidak cocok, saling membenci satu sama lain.Namun, harus dia akui, kalau hanya melihat Tina dari sudut pandang dia adalah seorang wanita, wanita yang satu ini cukup menawan.Sentuhan singkat barusan telah membuat hatinya sedikit tergerak.Tina sendiri juga melangkah mundur dua langkah. Dia terlebih dahulu memelototi Ardika dengan marah, lalu secara naluriah ingin memaki pria itu.Namun, tanpa butuh waktu lama, dia sudah mengerti. Ardika sedang menggunakan caranya sendiri untuk membalas Yugo.Karena itulah, dia menutup mulutnya, tidak berbicara.Hanya saja, samar-samar terlihat kilatan malu sekaligus marah di matanya.Sementara itu, saat in

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1769 Tidak Suka Membual

    Tina berdiri mematung di tempat dengan memasang ekspresi muram, sama sekali tidak bersuara.Walaupun ucapan Yugo tidak enak didengar, tetapi kenyataan memang sudah terpampang nyata.Ada begitu banyak orang di Grup Lautan Berlian, tetapi malah dikalahkan oleh tiga orang anak buah Yugo. Hal ini membuatnya sangat malu.Tepat pada saat ini, Yugo berkata lagi, "Nona Tina, kulihat pacarmu ini juga payah. Jelas-jelas dia tahu orang-orang Grup Lautan Berlian itu adalah sekelompok pecundang, tapi dia sama sekali nggak mempertimbangkan keselamatanmu.""Oh, maaf, mungkin pandangan pribadiku yang salah.""Tapi, kalau pacarmu ini sudah tahu sistem keamanan Grup Lautan Berlian payah, dia juga nggak punya kemampuan untuk memastikan keselamatanmu.""Seseorang yang bahkan nggak memiliki kekuatan untuk melindungi wanita sendiri, aku nggak percaya kamu akan tertarik dengan pecundang seperti ini."Ardika mengangkat alisnya.'Oh, menarik.'Sejak dia tiba di tempat ini hingga sekarang, dia sama sekali tidak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1768 Sistem Keamanan Tidak Lolos Kualifikasi

    Tina membawa Ardika kemari, bahkan memberi tahu Yugo ini adalah pacarnya, sikapnya sudah sangat jelas.Dalam situasi seperti ini, Yugo malah mengatakan ingin menjalin hubungan yang lebih serius dengannya.'Eh? Dia nggak kelihatan seperti orang bodoh.'Tina juga dibuat tercengang. Kemudian, dia menggandeng lengan Ardika dan berkata, "Tuan Yugo, kamu nggak menanyakan nama pacarku?"Yugo melirik Ardika sekilas, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, "Nggak perlu.""Aku pasti akan mendapatkan wanita yang kuinginkan.""Terlepas dari dia adalah pacarmu atau bukan, biarpun ya, aku juga akan merebutmu darinya. Jadi, aku nggak perlu tahu nama seorang pengecut."Melihat senyum tipis yang menghiasi wajah Yugo, ekspresi Tina sedikit menegang.Dia sudah memprediksi hal ini, dia tahu Yugo pasti akan tahu Ardika adalah pacar palsunya.Namun, kalimat belakang yang diucapkan oleh pria itu, benar-benar membuat Tina tidak nyaman."Tuan Yugo, bukankah kamu sudah terlalu percaya diri?"

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1767 Ingin Menjalin Hubungan yang Lebih Serius

    Kafe Bluis.Berlokasi di sebelah jalan Gedung Permata.Kebetulan sedang jam kerja. Saat Ardika dan Tina mengunjungi kafe tersebut bersama, suasana di kafe lumayan hening, tidak terlalu banyak pengunjung."Nona Tina, ya?"Seorang pelayan menghampiri Tina dan bertanya dengan sopan."Ya, benar."Tina mendecakkan lidahnya pada Ardika. "Sepertinya bocah itu selangkah lebih cepat dibandingkan kita.""Tuan Yugo sudah menunggu Nona, silakan ikut denganku."Pelayan menuntut mereka berdua ke sebuah meja di lokasi yang mengarah ke sudut. Sosok pria yang berpostur tubuh tinggi dan tegap, serta berparas tampan sudah menunggu di sana.Selain dia, tidak ada orang lain."Halo, Nona Tina, namaku Yugo."Yugo bangkit, memperkenalkan dirinya sambil tersenyum dan menatap Tina dengan sorot mata agresif.Tina membuatnya merasakan sensasi takjub.Sebelum dia datang, dia belum melihat foto Tina.Walaupun dia tahu keluarga besar level pucak seperti Keluarga Bangsawan Dienga Supham, setelah melewati proses perba

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1766 Dominan

    "Hehe, di luar dugaan, Nona Tina begitu terus terang."Di ujung telepon, Yugo terkekeh pelan, lalu berkata dengan nada bicara sedikit mengintimidasi, "Kalau begitu, dia bertemu saja di Grup Lautan Berlian.""Karena kamu adalah wanita yang akan menikah denganku, tentu saja aku harus melakukan 'inspeksi', melihat bagaimana kamu mengurus perusahaanmu," ujar Yugo.Saat dalam perjalanan ke Kota Banyuli, Yugo sudah mendalami data diri Tina.Saat dia mengetahui sesungguhnya Grup Lautan Berlian di bawah nama Tina adalah kekuatan dunia preman paling besar di Kota Banyuli dan sekitarnya.Sedangkan Tina sendiri juga merupakan raja preman yang menguasai dunia preman Kota Banyuli dan Kota Serambi, dia sudah tahu Tina berbeda dengan nona-nona keluarga besar yang pernah dia temui sebelumnya.Wanita yang satu ini pasti adalah wanita yang kuat dan dominan.Karena itulah, Yugo memutuskan untuk menunjukkan sikap yang lebih kuat dan dominan lagi untuk menundukkan wanita ini.Jadi, dia mengajukan alasan "m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1765 Tameng

    "Kalau begitu, bukankah kamu sama saja dengan memintaku menjadi tamengmu?""Tolong putar otakmu dan pikirkan sendiri. Bagaimanapun juga, aku adalah orang yang terkenal di Kota Banyuli. Begitu pihak pria itu melakukan penyelidikan, pasti akan ketahuan. Lagi pula, kamu adalah seorang wanita kaya, kamu sewa saja satu."Lelucon apa itu? Berpura-pura menjadi pacar Tina, menemani wanita itu kencan buta?Bagaimanapun juga, dia adalah Wali Kota Banyuli. Dia harus memperhatikan martabat dan menjaga citranya.Terlebih lagi, Ardika juga tidak tertarik menemani wanita itu memainkan permainan seperti ini."Biarkan saja pihak pria tahu, nggak masalah. Intinya, hanya perlu mengacaukan kencan buta ini saja."Tina mendecakkan lidahnya, lalu melanjutkan. "Lupakan saja tentang menyewa pacar. Pria itu adalah seorang tuan muda keluarga besar luar negeri. Orang seperti ini pasti bertemperamen buruk. Kalau dia sampai main tangan ....""Apa maksudmu?"Ekspresi Ardika langsung berubah menjadi muram. "Maksudmu,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1764 Kencan Buta

    Mendengar ucapan pamannya ini, Yugo tidak mengerti.Namun, Yomde malah mendesah dan berkata, "Guru benar. Sosok penguasa Kediaman Dewa Perang, orang yang menghabisi para jenderal Lima Negara Besar saat di medan perang dulu.""Ya, benar, Dewa Perang itu!"Tridon mengangguk, sorot mata sedikit ketakutan tampak di matanya. "Bukankah sebelumnya ada berita mengenai suap sebesar dua puluh triliun dari tiga keluarga besar, Dewa Perang sumbangkan kepada Kota Banyuli sebagai dana investasi? Hal ini membuktikan paling nggak dia juga memperhatikan Kota Banyuli.""Karena itulah, saat kalian beraksi di Kota Banyuli, kalian juga harus tahu batasan, jangan terlalu berlebihan, agar nggak menarik perhatiannya.""Kalau mengirim Musa ke sana dan menimbulkan pertumpahan darah besar-besaran, saat itu tiba nggak akan ada yang bisa menyelamatkan kalian.""Ingat, aku juga nggak bisa!""Kami mengerti!"Begitu mendengar ucapannya, Yomde dan Yugo yang awalnya masih tidak menganggap serius hal ini, langsung memas

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1763 Raja Tentara Pertama

    Tiga raja tentara besar yang mengikuti Tridon ini adalah elite Tentara Bayaran Lane.Selain itu, ketiga orang ini memiliki latar belakang masing-masing.Selain tidak terlalu jelas mengenai latar belakang Musa, raja tentara pertama, Yugo mengetahui latar belakang dua orang raja tentara lainnya.Antoine, raja tentara kedua adalah seorang genius bela diri, menguasai Jiu-Jitsu Brazilo, Siam Muaythai, serta Karate, boleh dibilang dalam hal perkelahian tangan kosong jarak dekat di antara Tentara Bayaran Lane, tidak ada yang bisa menandinginya.Julukan Antoine di Tentara Bayaran Lane adalah Ular Piton Putih.Semua orang juga sudah tahu, begitu ular piton menargetkan mangsanya, maka mangsanya akan dililitnya sampai mati.Antoine memang adalah orang yang semenakutkan ini. Begitu dijerat olehnya dalam jarak dekat, hanya tinggal menunggu ajal menjemput saja!Raja tentara ketiga bernama Gustav, julukannya di Tentara Bayaran Lane adalah Beruang Suci.Orang ini berasal dari Eropan Timur, terlahir de

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1762 Tergantung Dia Bisa Membaca Situasi Atau Tidak

    Tak lama kemudian, seluruh anggota Keluarga Citora sudah dibawa pergi.Dengan cara seperti itulah, aset milik Keluarga Citora berubah menjadi modal bagi Tridon untuk membalas dendam.Adapun mengenai hidup dan mati mereka, Tridon sama sekali tidak peduli.Haron benar-benar kasihan. Walaupun sudah mati, seorang ahli bela diri legendaris sepertinya masih saja ditindas oleh orang lain seperti ini.Terlebih lagi, orang ini adalah kakak seperguruan yang mengatakan ingin membalaskan dendamnya.Yomde, murid Tridon melambaikan tangannya. Saat itu juga, jasad Ginadri langsung ditarik keluar.Tepat pada saat ini, Yugo muncul di depan pintu. Dia melirik jasad Ginadri sekilas, lalu berjalan menghampiri Tridon tanpa ekspresi."Paman, ada informasi dari Kota Banyuli, ada hubungannya dengan identitas Ardika!""Pendukungnya adalah Ridwan, Wali Kota Banyuli. Kemampuan Ridwan diakui oleh Kodam Helios, jadi dia akan segera naik jabatan. Karena itulah, Ardika menjadi wali kota untuk sementara waktu.""Seka

DMCA.com Protection Status