Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 1131 - Chapter 1140

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 1131 - Chapter 1140

1628 Chapters

Bab 1131 Leandor Remax

"Karena kamu sudah melakukan tindakan yang minta dihajar, menurutmu apa mungkin aku nggak memenuhi keinginanmu?"Sambil menginjak Tarim, Ardika melontarkan kata-kata itu dengan ekspresi mengintimidasi.Begitu mendengar ucapan Ardika, para pengunjung kafe yang menyaksikan adegan itu merasa Tarim memang pantas menerima dua tamparan itu."Jelas-jelas dia sendiri yang mengganggu istri orang lain dan sudah ditolak, dia malah marah karena malu, lalu memaki orang tepat di hadapan orang yang bersangkutan! Karakter pria seperti ini benar-benar buruk!""Kelihatannya saja seperti orang yang terpandang dan bermoral, nggak disangka ternyata adalah sampah.""Ckckck, memang pantas ditampar ...."Mendengar diskusi para pengunjung kafe di sekelilingnya, Tarim merasa dirinya sudah hampir meledak!Dia berasal dari keluarga terpandang dan merupakan sosok pemuda berbakat, kapan dia pernah menerima penghinaan seperti ini?Hari ini, dia malah diinjak oleh seseorang yang dianggapnya sebagai pecundang!"Ahhhh!
Read more

Bab 1132 Aku Arogan Hanya dengan Mengandalkan Modal

Melihat Ardika berhasil memicu kebencian Leandor, Tarim langsung tertawa dingin dengan bangga.Dia akui Ardika memang memiliki sedikit relasi di Kota Banyuli. Kalau dia yang berasal dari kota ingin menghadapi pria itu, tentu saja tidak akan bisa menang. Jadi, dia hanya bisa meminjam kekuatan orang lain.Leandor adalah anggota Keluarga Remax, keluarga kelas satu Kota Banyuli.Sejak kejatuhan tiga keluarga besar, Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax yang awalnya merupakan keluarga kelas satu, kini boleh dibilang sudah merupakan keluarga-keluarga yang menempati posisi puncak Kota Banyuli.Jadi, secara otomatis Leandor juga menjadi tuan muda yang menduduki posisi puncak Kota Banyuli.Dengan pengaruh Keluarga Remax, mereka memiliki kekuatan untuk menginjak-injak Ardika saat ini. Paling tidak, tidak akan menjadi hal yang sulit bagi mereka."Ardika, sudah kubilang kalau hari ini kamu nggak berlutut dan bersujud di hadapanku, aku nggak akan membiarkan masalah kamu memukulku berla
Read more

Bab 1133 Kebetulan Sekali Aku Ingin Mencoba

Leandor menatap Ardika dengan tatapan penuh minat, seolah-olah tidak menganggap serius Ardika.Namun, dalam sorot matanya, samar-samar terlihat sorot mata marah sekaligus kesal.Dia bisa merasakan dengan sangat jelas aura acuh tak acuh yang terpancar dari dalam tubuh Ardika dan sikap meremehkan pria itu terhadapnya.Dia tidak bodoh. Dia tahu dari awal Ardika bisa setenang itu, maka artinya pria itu juga memiliki pendukung.Leandor menatap Ardika, lalu berkata dengan suara dalam, "Eh, bocah, aku ingatkan kamu terakhir kali. Di Kota Banyuli ini, hanya segelintir orang yang bisa membuatku takut.""Kalau kamu meminta maaf pada temanku dengan patuh, serta memberi kompensasi sebesar 40 miliar atas dua tamparan yang diterimanya, masalah ini akan dianggap berlalu.""Tapi, kalau kamu masih nggak tahu diri dan memilih untuk melawanku sampai akhir, saat itu tiba, harga yang harus kamu bayar bukan hanya ini saja!"Sejak Leandor memasuki kafe, Luna sudah mengamatinya dengan saksama. Melihat sikap a
Read more

Bab 1134 Tidak Akan Membiarkan Masalah Selesai Begitu Saja

Leandor mengerutkan keningnya, lalu memasang ekspresi muram tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia langsung mengeluarkan ponselnya untuk menelepon."Halo, Kak, ada orang yang memukul orang di dalam hotelku. Orang ini sangat arogan. Tolong kemari untuk menangani masalah ini. Nanti aku akan mengundangmu minum-minum."Walaupun memiliki marga yang sama, orang yang dihubungi dan dipanggil dengan panggilan "Kak" oleh Leandor tentu saja bukan Tarim."Leandor, kamu nggak perlu sesungkan itu padaku. Lagi pula, aku hanya memberikan bantuan kecil saja. Aku baru saja kembali dari rumah sakit. Dokter berpesan padaku untuk nggak meminum minuman beralkohol selama dua hari ini. Jadi, nanti kita baru bicarakan lagi tentang minum-minum.""Aku akan segera pergi ke sana! Dalam kurun waktu sepuluh menit, aku akan tiba di lokasi!"Di ujung telepon, terdengar suara tawa hangat."Oke, kalau begitu anggap saja aku utang minum-minum untuk Kakak!"Setelah mengakhiri panggilan telepon, Leandor menatap Ardika, la
Read more

Bab 1135 Terkena Masalah Lagi

Sepuluh menit berlalu dengan cepat."Nging ... ngung ...."Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar bunyi sirene mobil polisi yang makin mendekat.Beberapa mobil polisi melaju dengan cepat, lalu berhenti di depan pintu Hotel Starie.Sekelompok orang yang mengenakan seragam polisi segera turun dari mobil.Di bawah kepemimpinan seorang pria, sekelompok orang membuka pintu kafe dan berjalan memasuki kafe."Leandor, aku sudah datang!"Pria yang memimpin sekelompok polisi itu berteriak dengan keras, lalu segera mendorong dan melewati kerumunan dengan kasar."Haha, Kak Pendo benar-benar datang dengan sangat cepat, sangat menghargaiku."Leandor berjalan menghampiri pria itu sambil tertawa. Saat dia mengeluarkan sebatang rokok dan hendak menyodorkannya pada pria itu, tiba-tiba dia berkata dengan nada terkejut, "Eh? Kak Pendo, ada apa dengan luka di wajahmu? Apa kamu terluka saat menjalani misi?"Sebelum dia sempat mendekat, dia sudah bisa menghirup aroma obat yang kental menguar dari wajah pri
Read more

Bab 1136 Setelah Pukul Pipi Kanan Pukul Pipi Kiri

Saat ini, otak Pendo seakan-akan sudah berhenti berfungsi.Pikirannya kosong seperti sebuah kertas putih.Detik sebelumnya, dia masih berteriak dengan volume suara tinggi seolah sangat hebat.Detik berikutnya, dia seperti seekor tikus yang bertemu dengan kucing, sampai-sampai tidak mampu berkata-kata lagi.Begitu melihat pemandangan aneh di hadapannya, mulut Leandor sedikit terbuka, dia sedikit tercengang.Pendo bukanlah orang biasa. Dia adalah wakil ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli yang akan segera dipromosikan menjadi ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli.Biarpun kini Keluarga Remax sudah menduduki posisi puncak di Kota Banyuli, saat bertemu dengan Pendo, mereka juga selalu bersikap sopan padanya.Namun, mengapa saat bertemu dengan Ardika, Pendo malah terlihat sangat gugup seperti orang yang melihat hantu?"Pak Pendo, nggak disangka kita bertemu lagi secepat ini."Ardika menatap Pendo dengan tatapan acuh tak acuh, nada bicara mengejek terdengar dalam ucapannya.Tadi, di Vila
Read more

Bab 1137 Terlalu Mengintimidasi

Pendo menundukkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Dia membiarkan Ardika melayangkan satu demi satu tamparan ke wajahnya.Rasa sakit yang luar biasa sudah menjalar di seluruh wajahnya. Namun, sepanjang proses ini, dia bahkan tidak berani berteriak kesakitan.Dia bertahan dengan mengandalkan tekad yang kuat."Kenapa kamu nggak berbicara?"Ardika berhenti menampar Pendo, melainkan menepuk-nepuk wajah pria itu dengan perlahan. "Bukankah saat kamu berjalan masuk tadi, kamu sangat hebat?""Bukankah kamu punya senjata api? Kamu hanya perlu menggerakkan jari-jarimu saja, kamu sudah bisa menghabisiku. Begini saja kamu nggak berani?""Ckckck, biasanya kamu juga menggunakan senjata api di yang terselip di pinggangmu itu untuk menakut-nakuti rakyat jelata, 'kan?"Ardika berkata dengan nada mengejek, "Sebelumnya saat berada di Vila Hundo, boleh dibilang aku sudah memberimu satu kesempatan untuk berubah, nggak mencari perhitungan denganmu untuk sementara waktu.""Tapi sekarang, kamu ma
Read more

Bab 1138 Intinya Sekarang Aku Serius

Sementara itu, begitu mendengar ucapan itu, wajah Leandor langsung berkedut dengan hebat.Hotel Starie adalah aset milik Keluarga Remax. Kalau sampai disegel, bukan hanya harga dirinya yang akan hancur, keluarganya juga tidak akan melepaskannya begitu saja!Mengambil tindakan sesuai situasi yang ada. Leandor berencana untuk tunduk.Dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyodorkannya pada Ardika sambil tersenyum, "Sobat, hari ini aku benar-benar buta, terlibat dalam perselisihan dengan orang sendiri.""Aku harap kamu berbesar hati. Kalau ada masalah, kita duduk bersama dan bicarakan secara baik-baik. Ada persyaratan apa pun, silakan katakan saja, nggak perlu membesar-besarkan masalah hingga seperti ini, bukan ....""Kratak!"Ardika menerima rokok tersebut dan membiarkan Leandor membantunya menyalakan rokok tersebut. Dia tersenyum dan berkata, "Kamu benar-benar orang yang pandai membaca situasi, seorang tokoh yang hebat."Sambil menahan kekesalan yang berge
Read more

Bab 1139 Tiga Keluarga Besar Bukan Apa-Apa

Siapa sangka, Leandor yang sudah tunduk detik sebelumnya, kembali menunjukkan taringnya lagi.Selain itu, kali ini dia langsung menyebut keluarganya.Beberapa orang sudah bisa menebak Leandor adalah anggota Keluarga Remax dari marganya, serta Hotel Starie di bawah namanya ini.Sementara itu, beberapa orang baru saja mengetahuinya.Namun, baik yang sebelumnya sudah tahu maupun tidak tahu, tiba-tiba saja merasakan tekanan yang luar biasa besar setelah mendengar kata "Keluarga Remax, keluarga kelas satu" keluar dari mulut Leandor.Keluarga Remax, keluarga kelas satu!Hampir semua orang di Kota Banyuli pernah mendengar Keluarga Remax yang telah memiliki sejarah ratusan tahun di Kota Banyuli.Dalam sekejap, suasana di dalam kafe hening seketika.Ardika memukul anggota Keluarga Remax di dalam hotel yang dijalankan oleh Keluarga Remax, apakah Keluarga Remax akan melepaskannya begitu saja?Ardika juga mengangkat alisnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Leandor dan berkata, "Oh, ternyata
Read more

Bab 1140 Kepala Keluarga Remax

Ardika tidak tahu apakah itu memang merupakan pemikiran Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax, atau hanya sekadar pemikiran dari anggota keluarga tertentu ketiga keluarga itu.Baru berapa hari berlalu sejak kejatuhan tiga keluarga besar.Namun, sekarang, sudah ada orang yang berpikiran ingin menjadi tiga keluarga besar baru.Apakah mereka berniat untuk mengulang sejarah?Ardika tahu itu tidak hanya sekadar pemikiran belaka.Karena sebelumnya dalam kasus "pengusiran" Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura dari Kota Banyuli, Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax berdiri dengan teguh di pihaknya. Mereka memang telah memperoleh keuntungan yang besar.Perlahan-lahan, tiga keluarga besar baru mulai terbentuk di Kota Banyuli."Hehe, terserah apa katamu. Lagi pula, ucapanmu nggak akan bisa mengubah kenyataan bahwa Keluarga Remax akan menjadi tiga keluarga besar."Leandor menatap Ardika dengan tatapan tajam, lalu berkata dengan nada kejam, "Sekarang aku beri kamu kesempa
Read more
PREV
1
...
112113114115116
...
163
DMCA.com Protection Status