Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1121 - Bab 1130

Semua Bab Menantu Pahlawan Negara: Bab 1121 - Bab 1130

1628 Bab

Bab 1121 Ingin Berdamai

Humni ingin mencari tahu latar belakang Draco, agar bisa memutuskan apa yang harus dilakukannya selanjutnya.Namun, Draco sama sekali tidak memedulikannya."Memangnya kamu pikir kamu siapa? Orang sepertimu juga pantas berbicara denganku?"Selesai melontarkan beberapa patah kata itu, dia langsung melenggang kembali ke posisinya dan berdiri di belakang Ardika.Melihat pemandangan itu, kelopak mata Humni dan yang lainnya melompat dengan sangat cepat.Pemuda arogan yang berasal dari tim tempur Kota Banyuli itu tunduk pada Ardika!Sebenarnya apa latar belakang menantu benalu Keluarga Basagita itu?Humni adalah orang cerdas yang pandai membaca situasi. Dia tahu di saat dia masih belum mengetahui dengan jelas latar belakang Draco seperti sekarang ini, sebaiknya dia mencoba untuk berdamai dengan lawannya terlebih dahulu.Adapun mengenai apa yang akan terjadi kelak, bisa dibicarakan lagi nanti.Dia menarik napas dalam-dalam, berjalan menghampiri Ardika dan menangkupkan tangannya di hadapan Ardi
Baca selengkapnya

Bab 1122 Membuat Masalah Lagi

"Plak!""Bukankah kamu sangat arogan karena mengandalkan Keluarga Sudibya ....""Plak!""..."Ardika melayangkan satu demi satu tamparan ke wajah Humni. Dalam sekejap, wajah pria itu langsung memerah dan membengkak.Api amarah terpancar di kedua mata Humni, dia sudah hampir mengambil tindakan.Namun, dia tetap memilih untuk tidak melakukan serangan balik."Oh, ternyata ahli bela diri yang dipekerjakan secara khusus oleh Keluarga Sudibya adalah seorang pengecut yang hanya bisa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat?""Kamu bahkan nggak berani melakukan serangan balik. Yah, aku nggak bisa mendapatkan alasan untuk membunuh orang. Benar-benar nggak menarik."Hingga tangannya terasa pegal, Ardika berhenti menampar Humni. Dia berbalik, lalu menendang Yudin yang sudah dalam kondisi sekarat dan berkata, "Tuan Muda Yudin, sekarang mari kita lanjutkan pembicaraan mengenai mobil istriku yang dirusak oleh orang yang kamu kirim.""Coba kamu katakan, kamu berencana menyelesaikan masalah ini de
Baca selengkapnya

Bab 1123 Bertindak Hingga Tuntas

Begitu Ardika menyapu kakinya, beberapa orang murid lainnya juga terpental sambil muntah darah.Ada yang menabrak dinding, ada pula yang menabrak perabotan rumah.Setelah terjatuh membentur tanah, mereka sudah tidak bisa bangkit lagi. Mereka semua meringkuk di lantai seperti ulat yang tak bertulang sambil berteriak kesakitan dengan lemah.Lumpuh.Mereka semua sudah dilumpuhkan!Humni menelan air liurnya dengan susah payah, dia benar-benar gugup setengah mati.Dia bertanya pada dirinya sendiri, 'Dengan kekuatanku, aku juga memang bisa melumpuhkan beberapa orang itu.''Tapi, apakah aku bisa mengalahkan mereka semudah Ardika mengalahkan mereka?'Suasana berubah menjadi hening seketika. Ardika mengambil tisu dan mengelap tangannya, lalu berkata dengan santai, "Dasar sekelompok sampah yang lemah!""Dengan kekuatan seperti itu, ingin meniru orang lain menyerang secara mendadak?"Saat berbicara, dia melirik semua orang dengan santai, tetapi tidak ada seorang pun yang berani bertatapan dengann
Baca selengkapnya

Bab 1124 Sangat Lemah

"Guru, bunuh dia!""Guru, bunuh bajingan kejam itu, balaskan dendam kami ...."Di lantai tak jauh dari sana, beberapa orang murid Humni berteriak dengan penuh amarah.Mereka semua menghidupi diri mereka dengan kekuatan, tetapi barusan mereka semua sudah dilumpuhkan oleh Ardika.Masa depan mereka sudah dihancurkan oleh Ardika.Jadi, mereka sangat membenci Ardika.Sementara itu, saat ini Yobin dan orang-orang Asosiasi Dagang Polam lainnya masih berlutut di lantai tanpa bergerak sama sekali. Namun, dalam lubuk hati mereka, mereka juga berdoa agar Humni menghabisi Ardika.Hanya dengan kematian Ardika, kebencian yang bergejolak dalam hati mereka bisa menghilang!"Oke, kalau begitu, sebagai seorang guru, aku akan mengabulkan permintaan kalian!"Sambil tersenyum ganas, Humni mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan berkata, "Bocah, kamu sudah siap belum? Jangan bilang aku menyerangmu secara mendadak!"Selesai berbicara, dengan iringan suara teriakan amarah, dia langsung melompat, tubuhnya
Baca selengkapnya

Bab 1125 Koenigsegg

"Nggak, nggak ...."Melihat senyuman "polos" Ardika, Yobin sudah hampir menangis saking ketakutannya.Saat ini, Ardika adalah iblis di matanya!Senyuman di wajah Ardika memudar. Kemudian, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Jangan khawatir, membunuh kalian hanya akan mengotori tanganku saja.""Aku memanggilmu kemari karena dua hal.""Pertama, nanti alihkan mobil itu atas nama istriku. Kapan kamu menyelesaikan hal itu, tergantung padamu sendiri, tapi jangan sampai aku datang mencarimu."Yobin segera menganggukkan kepalanya, takut kalau dia tidak segera menyetujui permintaan Ardika, maka Ardika akan membunuhnya.Ardika tidak memedulikan reaksi pria itu. Dia mengulurkan dua jarinya dan berkata, "Kedua, beri tahu Keluarga Sudibya, aku tahu hari ini aku sudah melumpuhkan Yudin, maka mereka nggak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Kalau mereka ingin balas dendam, silakan cari aku saja.""Tapi, sebelum berhasil menghabisiku, sebaiknya mereka jangan mencari masalah dengan istriku dan
Baca selengkapnya

Bab 1126 Mentraktirmu Minum Secangkir Kopi

"Nggak perlu, terima kasih, masalah sudah terselesaikan."Luna menggelengkan kepalanya tanpa ragu.Dia tidak ingin menjalin hubungan apa pun dengan Tarim, jadi tentu saja dia tidak ingin berutang budi pada pria itu.Namun, memikirkan masalah itu, sedikit banyak dia juga merasa khawatir.Sebelumnya Ardika mengatakan dia akan pergi menemui Yudin untuk bernegosiasi tentang masalah mobil yang dirusak. Namun, setelah waktu berlalu begitu lama, Ardika masih belum pulang juga.'Apa mungkin terjadi sesuatu padanya?'"Hmm? Masalah sudah terselesaikan?"Tarim tersenyum dan berkata, "Seharusnya nggak juga, 'kan? Aku dengar-dengar, kalian lapor polisi, meminta kantor polisi pusat Kota Banyuli untuk menangkap Yudin.""Walau dia berhasil dibebaskan dengan cepat, masalah nggak mungkin dibiarkan berlalu begitu saja.""Dengarkan aku, Yudin sudah terkenal arogan dan semena-mena di ibu kota provinsi. Dia pasti akan membalas dendam padamu!"Tarim sengaja berbicara dengan penuh penekanan, dia ingin menakut
Baca selengkapnya

Bab 1127 Cinta atau Nafsu pada Pandangan Pertama

"Tarim, katakan saja apa persyaratanmu."Tanpa berbasa-basi lagi, Luna yang duduk berhadapan dengan Tarim langsung melontarkan satu kalimat itu sambil menggenggam cangkir kopinya dengan kedua tangannya."Nggak perlu terburu-buru, mari kita bicarakan tentang Ardika terlebih dahulu."Sambil tersenyum, Tarim mengangkat cangkir kopi di hadapannya dan berkata, "Luna, aku dengar-dengar dia adalah anak yang telah dicampakkan oleh Keluarga Mahasura ibu kota provinsi. Selain itu, dia juga memiliki riwayat mengalami gangguan mental.""Dia nggak punya kemampuan apa-apa. Hanya dengan mengandalkan trik-trik mengelabui orang, dia menjadi presdir Grup Bintang Darma.""Dia bahkan karena beberapa kali melakukan trik-trik mengelabui orang seperti ini, sampai-sampai menyebabkan kalian sekeluarga dalam bahaya ...."Tarim mengalihkan pandangannya ke arah Luna dan langsung berkata secara blak-blakan, "Sebenarnya apa yang kamu lihat dan harapkan dari pecundang yang nggak bisa apa-apa sepertinya?"Bisa-bisany
Baca selengkapnya

Bab 1128 Hanya Ada Transaksi

"Luna, aku juga nggak takut kamu marah. Jadi, aku akan mengucapkan beberapa patah kata yang nggak enak didengar.""Yah, intinya, dengan identitas dan kedudukan Ardika, apa dia berhak berlagak hebat di hadapan Tuan Muda Yudin?""Tindakan yang nggak dewasa dan nggak logis seperti itu sama saja dengan cari mati. Dia sama sekali nggak membayangkan seberapa besar pengaruh dan seberapa besar tekanan yang akan dihadapi oleh kamu dan keluargamu karena masalah ini ...."Untuk sementara waktu, Tarim mengurungkan niatnya untuk menjalin hubungan yang lebih dekat lagi dengan Luna. Dia hanya menjatuhkan Ardika tanpa ragu.Luna hanya mendengar ucapan pria itu dengan saksama tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Sebenarnya ucapan Tarim masuk akal juga.Kala itu, dia dipaksa hingga menemui jalan buntu oleh Yudin. Ardika memang maju demi membelanya.Namun, harus diakui tindakan keras Ardika itu memang membuat permasalahan menjadi makin besar."Luna, sekarang api amarah Tuan Muda Yudin memang menargetkan A
Baca selengkapnya

Bab 1129 Memamerkan Kemesraan

"Ardika!"Tarim yang sedang duduk langsung mengangkat kepalanya dan menatap Ardika yang tiba-tiba muncul itu.Namun, detik berikutnya, seulas senyum dingin tersungging di wajahnya. "Kamu sudah menyinggung Tuan Muda Yudin, cepat melarikan diri sejauh mungkin dan bersembunyilah. Bisa-bisanya kamu masih berada di Kota Banyuli.""Apa kamu benar-benar ingin mati?!"Di mata Tarim, Ardika sudah melakukan tindakan gila dengan memasukkan Yudin ke penjara.Ardika pasti sudah melarikan diri.Biarpun tindakan seperti itu juga tidak ada artinya, karena tidak peduli Ardika melarikan diri ke mana pun, Keluarga Sudibya pasti tidak akan melepaskannya.Namun, saat ini Ardika malah masih berani muncul dan melenggang dengan santai di jalanan besar Kota Banyuli.Dia benar-benar cari mati.Tanpa melirik Tarim sama sekali, Ardika langsung berjalan menghampiri Luna, lalu mengulurkan tangannya untuk mencubit wajah lembut wanitanya dengan lembut."Sayang, sudah kubilang berapa kali.""Kamu terlalu cantik. Selai
Baca selengkapnya

Bab 1130 Mengandalkan Istri Tanpa Merasa Malu

"Aku beri tahu istrimu, kamu adalah 'anjing' yang telah diusir oleh Keluarga Mahasura, bahkan kamu bisa mendapatkan Grup Bintang Darma juga dengan mengandalkan trik-trik mengelabui orang!""Pecundang sepertimu pasti akan mati karena telah menyinggung Tuan Muda Yudin. Hanya dengan bercerai denganmu, istrimu baru bisa menghindari musibah besar itu.""Tapi, istrimu sangat baik hati. Dia nggak bersedia mencampakkanmu di saat seperti ini. Jadi, aku beri tahu dia, hanya ada satu cara yang tersisa, yaitu kamu pergi berlutut di hadapan Tuan Muda Yudin, membiarkan melampiaskan kekesalan sekaligus amarahnya padamu ...."Tarim memberi tahu Ardika apa yang dia katakan pada Luna sebelumnya dalam satu tarikan napas.Pada akhirnya, dia baru tertawa dingin dan berkata, "Ardika, setelah istrimu melakukan begitu banyak pengorbanan untukmu, apa yang pecundang sepertimu pikirkan?""Ardika, jangan dengarkan omong kosongnya. Aku sama sekali nggak memedulikan kata-katanya ...."Luna takut Ardika tidak bisa t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111112113114115
...
163
DMCA.com Protection Status