Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1123 Bertindak Hingga Tuntas

Share

Bab 1123 Bertindak Hingga Tuntas

Author: Sarjana
Begitu Ardika menyapu kakinya, beberapa orang murid lainnya juga terpental sambil muntah darah.

Ada yang menabrak dinding, ada pula yang menabrak perabotan rumah.

Setelah terjatuh membentur tanah, mereka sudah tidak bisa bangkit lagi. Mereka semua meringkuk di lantai seperti ulat yang tak bertulang sambil berteriak kesakitan dengan lemah.

Lumpuh.

Mereka semua sudah dilumpuhkan!

Humni menelan air liurnya dengan susah payah, dia benar-benar gugup setengah mati.

Dia bertanya pada dirinya sendiri, 'Dengan kekuatanku, aku juga memang bisa melumpuhkan beberapa orang itu.'

'Tapi, apakah aku bisa mengalahkan mereka semudah Ardika mengalahkan mereka?'

Suasana berubah menjadi hening seketika. Ardika mengambil tisu dan mengelap tangannya, lalu berkata dengan santai, "Dasar sekelompok sampah yang lemah!"

"Dengan kekuatan seperti itu, ingin meniru orang lain menyerang secara mendadak?"

Saat berbicara, dia melirik semua orang dengan santai, tetapi tidak ada seorang pun yang berani bertatapan dengann
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1124 Sangat Lemah

    "Guru, bunuh dia!""Guru, bunuh bajingan kejam itu, balaskan dendam kami ...."Di lantai tak jauh dari sana, beberapa orang murid Humni berteriak dengan penuh amarah.Mereka semua menghidupi diri mereka dengan kekuatan, tetapi barusan mereka semua sudah dilumpuhkan oleh Ardika.Masa depan mereka sudah dihancurkan oleh Ardika.Jadi, mereka sangat membenci Ardika.Sementara itu, saat ini Yobin dan orang-orang Asosiasi Dagang Polam lainnya masih berlutut di lantai tanpa bergerak sama sekali. Namun, dalam lubuk hati mereka, mereka juga berdoa agar Humni menghabisi Ardika.Hanya dengan kematian Ardika, kebencian yang bergejolak dalam hati mereka bisa menghilang!"Oke, kalau begitu, sebagai seorang guru, aku akan mengabulkan permintaan kalian!"Sambil tersenyum ganas, Humni mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan berkata, "Bocah, kamu sudah siap belum? Jangan bilang aku menyerangmu secara mendadak!"Selesai berbicara, dengan iringan suara teriakan amarah, dia langsung melompat, tubuhnya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1125 Koenigsegg

    "Nggak, nggak ...."Melihat senyuman "polos" Ardika, Yobin sudah hampir menangis saking ketakutannya.Saat ini, Ardika adalah iblis di matanya!Senyuman di wajah Ardika memudar. Kemudian, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Jangan khawatir, membunuh kalian hanya akan mengotori tanganku saja.""Aku memanggilmu kemari karena dua hal.""Pertama, nanti alihkan mobil itu atas nama istriku. Kapan kamu menyelesaikan hal itu, tergantung padamu sendiri, tapi jangan sampai aku datang mencarimu."Yobin segera menganggukkan kepalanya, takut kalau dia tidak segera menyetujui permintaan Ardika, maka Ardika akan membunuhnya.Ardika tidak memedulikan reaksi pria itu. Dia mengulurkan dua jarinya dan berkata, "Kedua, beri tahu Keluarga Sudibya, aku tahu hari ini aku sudah melumpuhkan Yudin, maka mereka nggak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Kalau mereka ingin balas dendam, silakan cari aku saja.""Tapi, sebelum berhasil menghabisiku, sebaiknya mereka jangan mencari masalah dengan istriku dan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1126 Mentraktirmu Minum Secangkir Kopi

    "Nggak perlu, terima kasih, masalah sudah terselesaikan."Luna menggelengkan kepalanya tanpa ragu.Dia tidak ingin menjalin hubungan apa pun dengan Tarim, jadi tentu saja dia tidak ingin berutang budi pada pria itu.Namun, memikirkan masalah itu, sedikit banyak dia juga merasa khawatir.Sebelumnya Ardika mengatakan dia akan pergi menemui Yudin untuk bernegosiasi tentang masalah mobil yang dirusak. Namun, setelah waktu berlalu begitu lama, Ardika masih belum pulang juga.'Apa mungkin terjadi sesuatu padanya?'"Hmm? Masalah sudah terselesaikan?"Tarim tersenyum dan berkata, "Seharusnya nggak juga, 'kan? Aku dengar-dengar, kalian lapor polisi, meminta kantor polisi pusat Kota Banyuli untuk menangkap Yudin.""Walau dia berhasil dibebaskan dengan cepat, masalah nggak mungkin dibiarkan berlalu begitu saja.""Dengarkan aku, Yudin sudah terkenal arogan dan semena-mena di ibu kota provinsi. Dia pasti akan membalas dendam padamu!"Tarim sengaja berbicara dengan penuh penekanan, dia ingin menakut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1127 Cinta atau Nafsu pada Pandangan Pertama

    "Tarim, katakan saja apa persyaratanmu."Tanpa berbasa-basi lagi, Luna yang duduk berhadapan dengan Tarim langsung melontarkan satu kalimat itu sambil menggenggam cangkir kopinya dengan kedua tangannya."Nggak perlu terburu-buru, mari kita bicarakan tentang Ardika terlebih dahulu."Sambil tersenyum, Tarim mengangkat cangkir kopi di hadapannya dan berkata, "Luna, aku dengar-dengar dia adalah anak yang telah dicampakkan oleh Keluarga Mahasura ibu kota provinsi. Selain itu, dia juga memiliki riwayat mengalami gangguan mental.""Dia nggak punya kemampuan apa-apa. Hanya dengan mengandalkan trik-trik mengelabui orang, dia menjadi presdir Grup Bintang Darma.""Dia bahkan karena beberapa kali melakukan trik-trik mengelabui orang seperti ini, sampai-sampai menyebabkan kalian sekeluarga dalam bahaya ...."Tarim mengalihkan pandangannya ke arah Luna dan langsung berkata secara blak-blakan, "Sebenarnya apa yang kamu lihat dan harapkan dari pecundang yang nggak bisa apa-apa sepertinya?"Bisa-bisany

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1128 Hanya Ada Transaksi

    "Luna, aku juga nggak takut kamu marah. Jadi, aku akan mengucapkan beberapa patah kata yang nggak enak didengar.""Yah, intinya, dengan identitas dan kedudukan Ardika, apa dia berhak berlagak hebat di hadapan Tuan Muda Yudin?""Tindakan yang nggak dewasa dan nggak logis seperti itu sama saja dengan cari mati. Dia sama sekali nggak membayangkan seberapa besar pengaruh dan seberapa besar tekanan yang akan dihadapi oleh kamu dan keluargamu karena masalah ini ...."Untuk sementara waktu, Tarim mengurungkan niatnya untuk menjalin hubungan yang lebih dekat lagi dengan Luna. Dia hanya menjatuhkan Ardika tanpa ragu.Luna hanya mendengar ucapan pria itu dengan saksama tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Sebenarnya ucapan Tarim masuk akal juga.Kala itu, dia dipaksa hingga menemui jalan buntu oleh Yudin. Ardika memang maju demi membelanya.Namun, harus diakui tindakan keras Ardika itu memang membuat permasalahan menjadi makin besar."Luna, sekarang api amarah Tuan Muda Yudin memang menargetkan A

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1129 Memamerkan Kemesraan

    "Ardika!"Tarim yang sedang duduk langsung mengangkat kepalanya dan menatap Ardika yang tiba-tiba muncul itu.Namun, detik berikutnya, seulas senyum dingin tersungging di wajahnya. "Kamu sudah menyinggung Tuan Muda Yudin, cepat melarikan diri sejauh mungkin dan bersembunyilah. Bisa-bisanya kamu masih berada di Kota Banyuli.""Apa kamu benar-benar ingin mati?!"Di mata Tarim, Ardika sudah melakukan tindakan gila dengan memasukkan Yudin ke penjara.Ardika pasti sudah melarikan diri.Biarpun tindakan seperti itu juga tidak ada artinya, karena tidak peduli Ardika melarikan diri ke mana pun, Keluarga Sudibya pasti tidak akan melepaskannya.Namun, saat ini Ardika malah masih berani muncul dan melenggang dengan santai di jalanan besar Kota Banyuli.Dia benar-benar cari mati.Tanpa melirik Tarim sama sekali, Ardika langsung berjalan menghampiri Luna, lalu mengulurkan tangannya untuk mencubit wajah lembut wanitanya dengan lembut."Sayang, sudah kubilang berapa kali.""Kamu terlalu cantik. Selai

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1130 Mengandalkan Istri Tanpa Merasa Malu

    "Aku beri tahu istrimu, kamu adalah 'anjing' yang telah diusir oleh Keluarga Mahasura, bahkan kamu bisa mendapatkan Grup Bintang Darma juga dengan mengandalkan trik-trik mengelabui orang!""Pecundang sepertimu pasti akan mati karena telah menyinggung Tuan Muda Yudin. Hanya dengan bercerai denganmu, istrimu baru bisa menghindari musibah besar itu.""Tapi, istrimu sangat baik hati. Dia nggak bersedia mencampakkanmu di saat seperti ini. Jadi, aku beri tahu dia, hanya ada satu cara yang tersisa, yaitu kamu pergi berlutut di hadapan Tuan Muda Yudin, membiarkan melampiaskan kekesalan sekaligus amarahnya padamu ...."Tarim memberi tahu Ardika apa yang dia katakan pada Luna sebelumnya dalam satu tarikan napas.Pada akhirnya, dia baru tertawa dingin dan berkata, "Ardika, setelah istrimu melakukan begitu banyak pengorbanan untukmu, apa yang pecundang sepertimu pikirkan?""Ardika, jangan dengarkan omong kosongnya. Aku sama sekali nggak memedulikan kata-katanya ...."Luna takut Ardika tidak bisa t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1131 Leandor Remax

    "Karena kamu sudah melakukan tindakan yang minta dihajar, menurutmu apa mungkin aku nggak memenuhi keinginanmu?"Sambil menginjak Tarim, Ardika melontarkan kata-kata itu dengan ekspresi mengintimidasi.Begitu mendengar ucapan Ardika, para pengunjung kafe yang menyaksikan adegan itu merasa Tarim memang pantas menerima dua tamparan itu."Jelas-jelas dia sendiri yang mengganggu istri orang lain dan sudah ditolak, dia malah marah karena malu, lalu memaki orang tepat di hadapan orang yang bersangkutan! Karakter pria seperti ini benar-benar buruk!""Kelihatannya saja seperti orang yang terpandang dan bermoral, nggak disangka ternyata adalah sampah.""Ckckck, memang pantas ditampar ...."Mendengar diskusi para pengunjung kafe di sekelilingnya, Tarim merasa dirinya sudah hampir meledak!Dia berasal dari keluarga terpandang dan merupakan sosok pemuda berbakat, kapan dia pernah menerima penghinaan seperti ini?Hari ini, dia malah diinjak oleh seseorang yang dianggapnya sebagai pecundang!"Ahhhh!

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status