Ardika tidak tahu apakah itu memang merupakan pemikiran Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax, atau hanya sekadar pemikiran dari anggota keluarga tertentu ketiga keluarga itu.Baru berapa hari berlalu sejak kejatuhan tiga keluarga besar.Namun, sekarang, sudah ada orang yang berpikiran ingin menjadi tiga keluarga besar baru.Apakah mereka berniat untuk mengulang sejarah?Ardika tahu itu tidak hanya sekadar pemikiran belaka.Karena sebelumnya dalam kasus "pengusiran" Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura dari Kota Banyuli, Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax berdiri dengan teguh di pihaknya. Mereka memang telah memperoleh keuntungan yang besar.Perlahan-lahan, tiga keluarga besar baru mulai terbentuk di Kota Banyuli."Hehe, terserah apa katamu. Lagi pula, ucapanmu nggak akan bisa mengubah kenyataan bahwa Keluarga Remax akan menjadi tiga keluarga besar."Leandor menatap Ardika dengan tatapan tajam, lalu berkata dengan nada kejam, "Sekarang aku beri kamu kesempa
"Baron, tadi kamu bilang apa? Aku nggak mendengarnya dengan jelas. Coba kamu ulangi sekali lagi."Namun, Ardika yang baru saja mematahkan satu kaki Leandor, sekarang malah bisa mengajukan pertanyaan terhadap orang di ujung telepon dengan tenang.Baron berkata dengan suara serak dan nada bicara gelisah, "Tuan Ardika, tadi aku mengatakan Leandor nggak ada hubungan apa pun dengan Keluarga Remax.""Tuan bisa menghukum bajingan itu sesuka hati! Baik Tuan ingin membunuhnya atau mengulitinya, Keluarga Remax akan menghormati keputusan Tuan Ardika!"Saat ini, di ujung panggilan telepon, sekujur tubuh Baron sudah diselimuti keringat dingin.Dia benar-benar ingin melayangkan sebuah tamparan keras ke wajahnya sendiri. Bisa-bisanya dia mengucapkan kata-kata seperti itu tadi.Jelas-jelas Leandor yang mengatakan dengan arogan ingin mematahkan lengan dan kaki Ardika, tetapi dia malah memohon pada Ardika untuk melepaskan Leandor.Berbeda halnya kalau orang yang dihadapinya adalah orang lain.Namun, sia
Saat ini, para tuan muda dan para nona yang berasal dari keluarga terpandang, yang biasanya selalu bersikap arogan itu, bahkan tidak berani mengeluarkan suara napas yang keras.Karena saat ini tetua keluarga mereka tampak menunjukkan ekspresi sangat serius, seolah-olah diliputi perasaan gugup akan memasuki tempat penjatuhan vonis."Hormat kepada Tuan Ardika, hormat kepada Nona Luna ...."Kepala keluarga tiga keluarga besar itu membawa generasi muda mereka ke hadapan Ardika dan membungkuk memberi hormat secara bersamaan. Semua orang yang berada di tempat itu terkejut bukan main.Begitu melihat pemandangan yang terpampang nyata di hadapan mereka itu, mereka menatap Ardika dengan sorot mata kagum dan hormat.Orang yang bisa membuat tiga keluarga kelas satu, beserta seluruh anggota keluarga mereka memberi hormat seperti ini, tentu saja bukanlah orang biasa.Pemuda seperti itu benar-benar layak dihormati oleh semua orang."Halo, semuanya, kalian nggak perlu sesungkan ini ...."Luna buru-bur
Begitu mendengar ucapan Baron, secercah harapan terakhir dalam lubuk hati Leandor lenyap seketika.Kali ini, dia benar-benar sudah memprovokasi seorang tokoh yang luar biasa hebat. Tidak hanya kakinya sendiri yang patah, dia bahkan menyeret seluruh Keluarga Remax dalam masalah ini!Dalam sekejap, pandangan semua orang tertuju pada Ardika.Mereka ingin lihat sebenarnya hukuman seperti apa yang akan Ardika jatuhkan pada mereka."Hari ini, aku nggak menargetkan siapa pun, melainkan ingin membahas masalah dengan jelas. Sebelum aku menjatuhkan hukuman, aku ingin menjelaskan terlebih dahulu."Ardika berdiri, lalu berjalan menghampiri Leandor dan berkata dengan dingin, "Aku memukul temanmu di hotelmu, kamu ingin maju untuk membelanya, sebenarnya nggak masalah.""Tapi, kamu nggak mencari tahu terlebih dahulu siapa yang benar dan siapa yang salah. Begitu datang, kamu langsung menggunakan latar belakangmu untuk mengancamku, ingin mematahkan lengan dan kakiku, bahkan mengatakan dengan arogan bahw
Bisnis utama Keluarga Remax adalah bisnis perhotelan.Hotel-hotel besar maupun kecil di Kota Banyuli adalah milik keluarga mereka.Sebelumnya, karena kasus yang melibatkan putranya, Baron menyerahkan Hotel Puritama secara pribadi kepada Ardika.Hukuman ini tidak terbilang ringan. Bayangkan saja, begitu banyaknya hotel yang dijalankan oleh keluarga mereka harus berhenti beroperasi selama satu bulan, mereka akan mengalami kerugian yang sangat besar.Namun, hukuman ini juga tidak terbilang berat.Paling tidak, jauh lebih baik daripada Keluarga Remax juga dijatuhkan oleh Ardika seperti tiga keluarga besar.Boleh dibilang Ardika sudah cukup berbesar hati dengan memberi mereka hukuman itu."Baik!"Baron tidak berani banyak berkomentar."Oke, kalau begitu, bubarlah."Ardika melambaikan tangannya.Satu per satu dari tiga kepala keluarga itu menangkupkan tangan mereka di hadapan Ardika, lalu pergi meninggalkan tempat itu dengan membawa generasi muda keluarga mereka.Leandor dibawa ke rumah saki
"Wah ...."Begitu pintu mobil Koegnigsegg terbuka, bahkan pejalan kaki yang berlalu lalang pun berdecak kagum.Kemudian, mereka segera mengeluarkan ponsel, lalu mengambil foto dan video.Desain mobil Koegnigsegg yang satu ini benar-benar luar biasa.Biarpun sudah sering melihat orang mengendarai mobil balap di TikTok, mobil ini tetap memiliki pesona yang membuat mata semua orang terbuka lebar melihatnya."Ardika, ini adalah mobilmu?"Tarim juga tercengang.Biarpun orang yang tidak mengerti mobil, juga tahu Koegnigsegg yang terparkir di pinggir jalan ini jauh lebih mewah dibandingkan Lamborghini yang dikendarainya.Mobil mewah juga terbagi menjadi tingkatan-tingkatan tertentu.Kedua mobil itu tidak masuk dalam kategori tingkatan yang sama.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Apa ada hubungannya denganmu?"Raut wajah Tarim berubah menjadi sangat masam.Barusan, dia sengaja mengendarai Lamborghini miliknya untuk pamer di hadapan Luna dan mengolok-olok Ardika.Siapa sangka, Ardika langsu
Begitu mendengar ucapan Logawe, Ardika mengerutkan keningnya.Sebelumnya dia meminta sopir Draco untuk mengantar Logawe dan yang lainnya ke rumah sakit terdekat untuk menerima pengobatan.Seharusnya setelah menjalankan prosedur yang ada dan menyerahkan biaya pengobatan, sopir itu merasa tugasnya sudah selesai dan segera kembali ke tim tempur Kota Banyuli.Tidak ada yang salah dengan tindakan sopir tersebut.Namun, Rumah Sakit Internasional Victori benar-benar keterlaluan dengan membiarkan pasien luka parah begitu saja tanpa memberi mereka pengobatan.Apa mungkin Keluarga Sudibya di balik semua ini?Kalau benar begitu, mungkin sedikit merepotkan.Setelah berpikir demikian, Ardika merasa dia harus pergi ke sana secara pribadi.Hari ini, Logawe dan yang lainnya disiksa seperti itu oleh Yudin, sedikit banyak ada hubungannya dengan dirinya.Selain itu, beberapa orang itu adalah pejabat publik, boleh dibilang juga termasuk bawahannya."Oke, aku akan segera ke sana."Setelah memutuskan sambun
"Aku nggak peduli apakah dokter rumah sakit kalian sedang makan atau sedang buang air besar, cepat hubungi dokter sekarang juga! Kalau dalam kurun waktu satu menit, dokter nggak muncul juga, jangan salahkan aku menghancurkan rumah sakit kalian!"Melihat sorot mata dingin sekaligus tajam Ardika, ekspresi dua perawat itu langsung berubah menjadi sedikit pucat saking ketakutannya, bahkan mereka sampai tidak bisa berkata-kata lagi."Huh! Hebat sekali kamu, ya! Orang-orang yang Rumah Sakit Internasional Victori layani adalah orang-orang terpandang."Tepat pada saat ini, pintu ruangan yang bertuliskan "ruang dokter jaga" di samping platform perawat terbuka.Sambil berjalan keluar, seorang wanita berkacamata dengan mata tampak mengantuk, mengenakan jubah putihnya.Ardika melirik lencana nama wanita itu, tertulis nama, Tasya Siombing.Tasya mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Melihat penampilan Ardika biasa-biasa saja, dia beranggapan bahwa Ardika bukanlah tokoh hebat yang
Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap
Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan
Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing
"Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan
Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut
Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag
Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd
"Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening