Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1145 Satu Masalah Selesai Satu Masalah Datang Lagi

Share

Bab 1145 Satu Masalah Selesai Satu Masalah Datang Lagi

Penulis: Sarjana
"Wah ...."

Begitu pintu mobil Koegnigsegg terbuka, bahkan pejalan kaki yang berlalu lalang pun berdecak kagum.

Kemudian, mereka segera mengeluarkan ponsel, lalu mengambil foto dan video.

Desain mobil Koegnigsegg yang satu ini benar-benar luar biasa.

Biarpun sudah sering melihat orang mengendarai mobil balap di TikTok, mobil ini tetap memiliki pesona yang membuat mata semua orang terbuka lebar melihatnya.

"Ardika, ini adalah mobilmu?"

Tarim juga tercengang.

Biarpun orang yang tidak mengerti mobil, juga tahu Koegnigsegg yang terparkir di pinggir jalan ini jauh lebih mewah dibandingkan Lamborghini yang dikendarainya.

Mobil mewah juga terbagi menjadi tingkatan-tingkatan tertentu.

Kedua mobil itu tidak masuk dalam kategori tingkatan yang sama.

Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Apa ada hubungannya denganmu?"

Raut wajah Tarim berubah menjadi sangat masam.

Barusan, dia sengaja mengendarai Lamborghini miliknya untuk pamer di hadapan Luna dan mengolok-olok Ardika.

Siapa sangka, Ardika langsu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1146 Kalau Begitu Panggil yang Berkemampuan Kemari

    Begitu mendengar ucapan Logawe, Ardika mengerutkan keningnya.Sebelumnya dia meminta sopir Draco untuk mengantar Logawe dan yang lainnya ke rumah sakit terdekat untuk menerima pengobatan.Seharusnya setelah menjalankan prosedur yang ada dan menyerahkan biaya pengobatan, sopir itu merasa tugasnya sudah selesai dan segera kembali ke tim tempur Kota Banyuli.Tidak ada yang salah dengan tindakan sopir tersebut.Namun, Rumah Sakit Internasional Victori benar-benar keterlaluan dengan membiarkan pasien luka parah begitu saja tanpa memberi mereka pengobatan.Apa mungkin Keluarga Sudibya di balik semua ini?Kalau benar begitu, mungkin sedikit merepotkan.Setelah berpikir demikian, Ardika merasa dia harus pergi ke sana secara pribadi.Hari ini, Logawe dan yang lainnya disiksa seperti itu oleh Yudin, sedikit banyak ada hubungannya dengan dirinya.Selain itu, beberapa orang itu adalah pejabat publik, boleh dibilang juga termasuk bawahannya."Oke, aku akan segera ke sana."Setelah memutuskan sambun

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1147 Uang yang Kalian Berikan Tidak Cukup

    "Aku nggak peduli apakah dokter rumah sakit kalian sedang makan atau sedang buang air besar, cepat hubungi dokter sekarang juga! Kalau dalam kurun waktu satu menit, dokter nggak muncul juga, jangan salahkan aku menghancurkan rumah sakit kalian!"Melihat sorot mata dingin sekaligus tajam Ardika, ekspresi dua perawat itu langsung berubah menjadi sedikit pucat saking ketakutannya, bahkan mereka sampai tidak bisa berkata-kata lagi."Huh! Hebat sekali kamu, ya! Orang-orang yang Rumah Sakit Internasional Victori layani adalah orang-orang terpandang."Tepat pada saat ini, pintu ruangan yang bertuliskan "ruang dokter jaga" di samping platform perawat terbuka.Sambil berjalan keluar, seorang wanita berkacamata dengan mata tampak mengantuk, mengenakan jubah putihnya.Ardika melirik lencana nama wanita itu, tertulis nama, Tasya Siombing.Tasya mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Melihat penampilan Ardika biasa-biasa saja, dia beranggapan bahwa Ardika bukanlah tokoh hebat yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1148 Menyerang dengan Amarah yang Bergejolak

    "Bu Tasya!"Sambil berteriak dengan histeris, dua perawat itu segera menerjang ke arah Tasya. Saat mereka mengeluarkan wanita itu dari tumpukan barang-barang, penampilan wanita itu sudah terlihat sangat menyedihkan.Kacamatanya terbang, bekas tamparan tampak jelas di wajahnya, serta rambutnya yang berantakan seperti hantu.Setelah dipapah berdiri oleh dua perawat itu, Tasya memelototi Ardika dengan terkejut sekaligus marah. "Dasar bajingan! Berani-beraninya kamu memukulku!"Nada bicara tidak percaya terdengar jelas dalam ucapannya.Biasanya, orang-orang yang datang berobat di Rumah Sakit Internasional Victori adalah orang-orang terpandang.Biarpun demikian, orang-orang itu juga memperlakukan para staf medis rumah sakit dengan sopan.Karena itulah, Tasya dan yang lainnya menjadi terbiasa bersikap arogan. Di mata mereka, biasanya mereka berinteraksi dengan orang-orang terpandang, orang-orang kalangan atas.Jadi, secara otomatis mereka tidak akan menganggap serius rakyat jelata yang tidak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1149 Yelita Kepala Rumah Sakit

    Wanita ini sangat cantik, hanya saja ekspresinya sangat dingin, aura dingin seolah-olah tidak bisa didekati oleh siapa pun terpancar dari tubuhnya.Begitu melihat wanita itu datang, bahkan Tasya yang sebelumnya masih terus berteriak dengan arogan langsung menunjukkan ekspresi ketakutan.Wanita itu bernama Yelita Lotoka, Kepala Rumah Sakit Internasional Victori."Bu Yelita, Ibu sudah datang! Pria itu yang membuat keributan!"Tasya segera berjalan menghampiri, menyambut kedatangan Yelita, lalu menunjuk Ardika yang berada di dalam ruangan dan berkata dengan ekspresi kejam, "Begitu datang, pria itu langsung membuat keributan. Dia nggak hanya memukulku, dia juga menyerang para satpam yang menghentikannya untuk membawa pergi pasien.""Lebih parahnya lagi, dia juga mengatakan Rumah Sakit Internasional Victori nggak punya etika medis dan mengatakan akan menghancurkan rumah sakit kita!"Wanita itu sengaja "menambah bumbu" di hadapan Ardika.Jelas-jelas Ardika hanya mengatainya seorang, tetapi d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1150 Keberadaannya Tidak Diperlukan Lagi

    "Sepertinya tadi aku sama sekali nggak salah bicara, bahkan masih kurang.""Rumah sakit kalian nggak punya etika medis, nggak hanya Tasya seorang, melainkan dari kamu yang merupakan kepala rumah sakit hingga seluruh bawahanmu, semuanya tanpa terkecuali.""Kalian nggak lebih dari sekelompok orang matre, sampah yang nggak punya moral!""Keberadaan rumah sakit seperti ini nggak diperlukan lagi ...."Begitu Ardika selesai mengucapkan satu kalimat, tidak hanya ekspresi Yelita seorang yang berubah menjadi sedingin es.Semua staf medis Rumah Sakit Internasional Victori yang berada di lokasi langsung meledak!"Bocah, memangnya kamu siapa? Atas dasar apa kamu mengatai kami seperti itu?!""Bu Yelita, sekelompok orang pembuat keributan ini harus dituntut, jangan sampai ada yang lolos!""Terutama bajingan yang telah memukul orang dan berbicara kasar itu, harus menjadi target utama untuk dijatuhi hukuman!""Suruh dia berlutut memberi kompensasi, lalu patahkan lengan dan kakinya. Kalau nggak, ke dep

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1151 Merasa Tidak Adil

    "Bukankah Rumah Sakit Internasional Victori disebut-sebut sebagai 'rumah sakit kaum bangsawan', mengapa satpam kalian sepayah ini?""Daya tempur mereka nggak ada bedanya dengan preman-preman kelas teri. Memangnya mereka bisa melindungi keselamatan orang-orang terpandang yang berobat di rumah sakit ini?"Di koridor, hanya Ardika seorang yang masih berdiri dengan tegak.Sambil mengelap tangannya dengan tisu, dia melontarkan beberapa patah kata itu dengan santai.Melihatnya mulai melontarkan sindiran-sindiran tanpa takut sama sekali, pihak Rumah Sakit Internasional Victori tampak marah besar, tetapi mereka tidak berani bersuara.Kekuatan yang ditunjukkan oleh Ardika terlalu menakutkan.Sekelompok petugas keamanan itu adalah manusia berjumlah dua puluhan orang, bukan dua puluh ekor sapi. Namun, Ardika berhasil menjatuhkan mereka dengan mudah.Terlebih lagi, biarpun dua puluhan ekor sapi yang menyerang Ardika secara bersamaan, juga tidak akan berakhir begitu menyedihkan, bukan?Saat ini, ba

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1152 Pendo yang Menyedihkan

    "Begini, ada seorang pemuda sialan yang membuat keributan di Rumah Sakit Internasional Victori. Kamu kemarilah dengan membawa anggotamu ...."'Oh? Pendo lagi, ya?'Ardika menyunggingkan seulas senyum mempermainkan. Bahkan dia saja sudah mulai merasa sedikit simpati terhadap pria itu.'Ckckck, apa memang begitu menyedihkan nasib si Pendo itu? Bisa-bisanya dia terlibat dalam masalah denganku sebanyak tiga kali dalam sehari?'Namun, kali ini Pendo menolak permintaan Yelita tanpa ragu. "Maaf, Bu Yelita. Aku nggak bisa membantu.""Aku sudah dipecat oleh Pak Sigit, sekarang aku masih sedang menjalani pemeriksaan ...."Nada bicara Pendo terdengar tegas sekaligus getir, seakan-akan dia sudah menerima nasibnya.Ardika sama sekali tidak berencana untuk melepaskannya. Setelah kembali ke kantor polisi, dia langsung ditahan oleh Sigit untuk menjalani investigasi. Pelanggaran-pelanggaran yang dia lakukan sebelumnya, dikorek satu per satu.Dia pasti akan berakhir mendekam di balik jeruji besi. Boleh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1153 Kamu Sedang Mengataiku

    Pembuluh darah di kening Yelita tanpa menonjol, dia berusaha mengendalikan emosinya, tidak segera menanggapi Ardika.Sekarang mengatakan apa pun tidak ada gunanya.Setelah selesai melakukan panggilan telepon itu, dia baru memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Dasar bajingan! Bukankah sebelumnya kamu sangat keras kepala?""Aku beri tahu kamu, orang yang kupanggil sudah dalam perjalanan kemari.""Nanti, aku akan membuatmu berlutut di hadapanku dan memanggilku Ibu dengan patuh!"Ardika tersenyum dan berkata, "Walau aku nggak ingin mengakuimu seperti putri angkat, karena kamu sudah berbicara demikian, kalau begitu aku terpaksa membiarkanmu berlutut di hadapanku dan memanggilku ayah.""Oke, kalau begitu, kita lihat saja siapa yang akan memanggil siapa."Yelita mengucapkan satu kalimat itu dengan gigi terkatup.Dia tidak pernah membenci seseorang seperti yang dirasakannya hari ini.Kalau hanya dengan sorot mata sudah bisa membunuh orang, Ardika pasti sudah dia bunuh berkali-kali!Tak

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status