Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1153 Kamu Sedang Mengataiku

Share

Bab 1153 Kamu Sedang Mengataiku

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Pembuluh darah di kening Yelita tanpa menonjol, dia berusaha mengendalikan emosinya, tidak segera menanggapi Ardika.

Sekarang mengatakan apa pun tidak ada gunanya.

Setelah selesai melakukan panggilan telepon itu, dia baru memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Dasar bajingan! Bukankah sebelumnya kamu sangat keras kepala?"

"Aku beri tahu kamu, orang yang kupanggil sudah dalam perjalanan kemari."

"Nanti, aku akan membuatmu berlutut di hadapanku dan memanggilku Ibu dengan patuh!"

Ardika tersenyum dan berkata, "Walau aku nggak ingin mengakuimu seperti putri angkat, karena kamu sudah berbicara demikian, kalau begitu aku terpaksa membiarkanmu berlutut di hadapanku dan memanggilku ayah."

"Oke, kalau begitu, kita lihat saja siapa yang akan memanggil siapa."

Yelita mengucapkan satu kalimat itu dengan gigi terkatup.

Dia tidak pernah membenci seseorang seperti yang dirasakannya hari ini.

Kalau hanya dengan sorot mata sudah bisa membunuh orang, Ardika pasti sudah dia bunuh berkali-kali!

Tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1154 Kemarilah

    Gulko yang detik sebelumnya bersikap sangat arogan, kini sampai tidak bisa berkata-kata lagi saking ketakutannya.Ardika tetap berdiri di tempat tanpa ekspresi, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Kemarilah."Secara naluriah, Gulko melangkahkan kakinya ke hadapan Ardika."Plak!"Tanpa banyak bicara, Ardika langsung mengangkat lengannya dan melayangkan tamparan ke wajah bundar pria itu.Akibat satu tamparan dari Ardika itu, tubuh Gulko yang beratnya hampir mendekati 100 kilogram itu langsung terpental begitu saja.Saat terpental, tubuh pria itu menabrak beberapa orang petinggi Rumah Sakit Internasional Victori, sampai-sampai mereka terjatuh ke lantai dan berteriak dengan menyedihkan.Tidak ada seorang pun yang menyangka, Ardika akan langsung main tangan terhadap Gulko.Selain itu, melihat Gulko yang tergeletak di lantai dalam kondisi menyedihkan itu hanya karena satu tamparan dari Ardika, semua orang kembali memberikan pengakuan baru terhadap kekuatan Ardika."Kenapa kalian pada melamun

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1155 Tidak Ada Hubungannya dengan Ayahku

    "Kemarilah."Ardika kembali mengucapkan satu kata itu tanpa ekspresi.Sambil menahan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya, Gulko kembali berguling ke hadapan Ardika.Kali ini, tanpa isyarat dari Ardika, dia segera bangkit dan menyodorkan wajahnya."Plak!"Begitu tamparan Ardika mendarat di wajahnya, tubuh Gulko kembali terpental."Kemarilah ...."Koridor UGD rumah sakit dipenuhi manusia.Namun, saat ini suasana sangat hening.Hanya satu kata "kemarilah" yang keluar dari mulut Ardika lagi dan lagi, serta suara tubuh Gulko menghantam lantai lagi dan lagi yang terdengar.Adegan yang sama seakan-akan terus diulang tanpa henti.Namun, semua orang tahu jelas bahwa Gulko benar-benar kooperatif dalam menerima pukulan dari Ardika.Setelah beberapa kali terpental, Gulko sudah babak belur, dia bahkan sudah tidak mampu merangkak lagi.Saat ini, Ardika baru berjalan menghampirinya perlahan-lahan, lalu mengalihkan pandangan ke arahnya."Bukankah kamu sudah dipecat dari jabatanmu sebagai pena

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1156 Hanya Mempertahankan Rumah Sakit

    Sambil menutupi wajahnya, Yelita berteriak seperti orang gila, "Dasar bajingan! Kamu memukulku lagi!""Siapa suruh kamu nggak tahu diri? Jadi, aku hanya bisa memperingatkanmu dengan satu tamparan."Ardika mengucapkan beberapa patah kata itu dengan nada bicara santai. Kemudian, dia menatap lawan bicaranya dengan lekat, lalu berkata sambil tersenyum tipis, "Bu Yelita, kamu mengundang seorang penanggung jawab ketiga Biro Pengawas Obat dan Makanan untuk mencari masalah denganku. Ah, tapi siapa sangka, dia hanyalah penanggung jawab ketiga yang palsu.""Bagaimana kalau sekarang aku mengundang seseorang yang asli ke sini?"Saat ini, Yelita juga sudah menyadari latar belakang Ardika tidak biasa. Buktinya, Ardika bisa menampar Gulko sesuka hatinya.Begitu mendengar ucapan Ardika, dia mulai waspada. Dia berkata, "Dasar bajingan! Apa yang ingin kamu lakukan? Jangan pikir hanya karena kamu punya sedikit relasi, kamu sudah bisa bertindak semena-mena di Rumah Sakit Internasional Victori.""Aku beri

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1157 Raja Rumah Sakit Swasta

    Namun, tidak peduli seberapa keras ancaman Yelita, sikap Ardika tetap tidak berubah.Tidak ada seorang pun yang bisa menghalanginya untuk melakukan sesuatu yang telah diputuskannya secara bulat!Yelita juga bisa merasakan keteguhan hati Ardika, dia tahu tidak ada celah untuk bernegosiasi lagi dalam masalah hari ini."Oke, karena kamu sendiri yang nggak tahu diri, maka mari kita lihat bersama-sama, setelah hari ini berlalu, apakah Rumah Sakit Internasional Victori masih bertahan atau nggak?!"Sambil menggertakkan giginya dengan kesal, wanita itu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor seseorang."Halo, Tuan Muda Kenadi, ada seorang bajingan yang datang membuat keributan di rumah sakit. Dia nggak hanya memukulku, sekarang dia memanggil para petinggi dari Biro Pengawas Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan dan Departemen Perindustrian kemari. Dia mengatakan akan mencabut perizinan rumah sakit kita.""Tuan Muda Kenadi, kalau kamu nggak datang, Rumah Sakit Internasional Victori akan h

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1158 Bekerja di Lokasi

    Setelah mendengar ucapan Ardika, sekelompok staf biasa saling melempar pandangan, ekspresi sedikit ragu tampak jelas di mata mereka.Mereka memang ingin memberikan bantuan kecil itu, tetapi mereka takut pada Yelita.Sebelumnya, mereka memang tidak pernah berinteraksi dengan Yelita dan tidak mengenal karakter wanita itu.Namun, setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri perselisihan antara wanita itu dengan Ardika tadi, mereka tahu wanita itu adalah orang yang berhati sempit dan tidak punya batasan.Mungkin saja setelah kejadian ini berlalu, wanita itu akan membalas dendam pada mereka.Tepat pada saat ini, terdengar bunyi deru mobil.Seolah-olah ada begitu banyak mobil yang melaju dan berhenti di depan Rumah Sakit Internasional Victori pada saat bersamaan."Tolong menyingkirlah."Kemudian, beberapa orang pria dan wanita berjalan melewati kerumunan orang, memasuki rumah sakit.Di belakang mereka, ada sekelompok besar staf yang mengenakan izin kerja."Zinando Kosasih, Kepala Departeme

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1159 Tujuh Departemen Menjalankan Tugas Bersama-Sama

    Namun, Zinando dan yang lainnya tetap tidak memedulikan wanita itu, bahkan mereka mengumpat dalam hati, 'Dasar Yelita bodoh!'Bisa-bisanya wanita itu mengatakan ingin mengadukan mereka pada Kediaman Wali Kota.Apa wanita itu tidak tahu pria di hadapan mereka sudah mewakili Kediaman Wali Kota?"Baik, Tuan Ardika!"Semua orang menganggukkan kepala mereka, lalu membubarkan diri dan memanggil bawahan masing-masing untuk mulai bekerja.Untuk menunjukkan performa kerja mereka di hadapan Ardika, para petinggi departemen yang biasanya selalu santai, bahkan turun tangan secara pribadi dan tampak sangat sibuk melaksanakan tugas masing-masing."Lapor, Tuan Ardika. Melalui hasil pemeriksaan kami, kami mendapati masalah keamanan yang cukup fatal pada Rumah Sakit Internasional Victori, ada banyak peralatan yang nggak diganti dan diperbaiki secara rutin ...."Selama ingin menyelidikinya, maka pasti ada masalah yang bisa ditemukan.Tanpa butuh waktu lama, petinggi Departemen Keamanan terlebih dahulu m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1160 Tuan Muda Kenadi

    Pemimpin sekelompok orang itu adalah seorang pemuda dengan sorot mata arogan."Tuan Muda Kenadi, akhirnya kamu datang juga!"Begitu melihat kedatangan orang itu, kegembiraan langsung menyelimuti hati Yelita.Dia langsung menghempaskan dirinya ke dalam pelukan pria itu dan berkata dengan terisak, "Tuan Muda Kenadi, kalau kamu nggak datang lagi, sekelompok bajingan itu akan merampas rumah sakit kita secara paksa!"Sambil bersandar dalam pelukan pria itu, Yelita mulai mengeluh dengan terisak seolah-olah tidak ada orang lain di tempat itu.Benar saja, begitu melihat wanita cantik dalam pelukannya berlinang air mata, raut wajah pria itu berubah menjadi makin muram.Dia menepuk-nepuk pundak Yelita dan menghibur wanita itu, "Sayang, jangan khawatir, selama ada aku, langit nggak akan runtuh!"Selesai berbicara, dia menggandeng tangan Yelita, lalu berjalan menuju ke arah Ardika dan yang lainnya.Kemudian, dia menatap Zinando dan yang lainnya dengan sorot mata tajam dan berkata dengan dingin, "M

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1161 Apa Aku Layak Disebut Pria

    Perusahaan Investasi Mahasura adalah perwakilan Keluarga Mahasura. Tentu saja keberadaannya di Kota Banyuli tidak bisa dianggap remeh.Ridwan, wali kota terdahulu bahkan hampir kehilangan jabatannya karena Keluarga Mahasura.Jadi, Kenadi sama sekali tidak menanggap serius petinggi dari tujuh departemen di hadapannya itu.Baginya, hanya dengan satu kalimat dari Perusahaan Investasi Mahasura, orang-orang itu akan berlutut di hadapannya dan menjilatnya seperti anjing.Tentu saja, dia juga tidak menganggap serius Ardika."Eh, Ardika, kenapa kamu masih diam saja? Cepat berlutut dan meminta maaf!"Melihat Ardika tidak berbicara, Yelita mengira Ardika sudah ketakutan setelah mendengarnya mengungkapkan latar belakang Kenadi. Jadi, dia pun menjadi tambah arogan.Ardika tidak memedulikan Yelita. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Kenadi. Seolah-olah memikirkan sesuatu, dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Oh, ternyata kamu adalah keponakan Amir, wajar saja begitu arogan."Kenadi mengerutk

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1628 Akan Membunuhmu Setelah Membeli Pedang Ular Gelap

    Felda menatap Hanko dan yang lainnya sambil tersenyum, nada bicaranya sangat lembut, sama sekali tidak mengintimidasi.Hanko mendongak, melirik wanita itu sekilas, lalu berkata, "Cih, hanya organisasi dunia preman yang ilegal, juga berani berlagak hebat seperti ini dengan melelang senjata suci Organisasi Snakei.""Apakah Bank Sentral nggak takut dihancurkan?!"Nada bicara Hanko dipenuhi niat membunuh yang kuat, dia sama sekali tidak menganggap serius Bank Sentral yang menjadi pendukung Felda.Felda tetap tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tepat pada saat ini, di sudut ruangan di mana Hanko dan yang lainnya berdiri, tiba-tiba seorang staf Bank Sentral melesat keluar.Orang tersebut langsung melesat ke arah Hanko dan yang lainnya. Saking cepatnya, kecepatannya membuat orang-orang tidak sempat bereaksi."Bam!"Dengan iringan suara teredam, anggota Organisasi Snakei di belakang Hanko yang tadi menyerang, langsung muntah darah dan terpental keluar dari pintu."Benar-benar cari ma

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1627 Harga Penawaran Awal Dua Triliun

    Setelah Felda selesai berbicara, ada staf Organisasi Lelang Sentral yang membawa Pedang Ular Gelap ke atas panggung.Kemudian, Organisasi Lelang Sentral mengatur ahli bela diri untuk menunjukkan kehebatan pedang tersebut di hadapan semua orang."Wah!"Seruan kaget menyelimuti seluruh tempat itu. Pantas saja Pedang Ular Gelap disebut sebagai senjata suci Organisasi Snakei. Biarpun hanya merupakan replika Pedang Ular Gelap, kekuatannya sudah luar biasa menakutkan.Namun, orang-orang yang menunjukkan reaksi seperti ini hanyalah orang-orang di luar bidang ini yang benar-benar menghadiri acara ini untuk meramaikan acara saja.Orang-orang seperti Lila, Rhino dan yang lainnya tetap tampak tenang. Mereka hanya menunggu acara lelang dimulai.Tentu saja mereka tahu jelas kekuatan Pedang Ular Gelap.Sesungguhnya, empat organisasi besar memiliki senjata suci yang mewakili organisasi mereka.Kalau hanya karena kekuatan Pedang Ular Gelap, mereka juga tidak akan datang jauh-jauh.Felda tidak membiark

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1626 Acara Lelang Dimulai

    Kimo melirik Ardika sekilas tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia juga mencari tempat duduk dan duduk.Dengan begitu, selain Organisasi Snakei, perwakilan dari Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie sudah hadir.Kemudian, masih ada orang-orang lain yang berdatangan.Di pihak Kota Banyuli, Kepala Keluarga Unima, Kepala Keluarga Yendia dan Kepala Keluarga Remax yang baru keluar dari rumah sakit hadir untuk memberikan dukungan pada Ardika. Mereka menghampiri Ardika dan menyapanya dengan penuh hormat.Bahkan beberapa orang hebat dari Kota Banyuli juga menghampiri dan menyapa Ardika dengan hormat.Namun, tidak semua orang bersikap hormat pada Ardika."Ardika, coba kamu tebak, apakah hari ini kamu akan mati?"Saat Tisya, Charles dan yang lainnya datang, akhirnya suasana di tempat itu mulai sedikit menegang.Orang yang berbicara adalah Sumalin.Weigus dan para investor dari luar kota lainnya juga turut hadir untuk menyaksikan pertunjukan. Satu per satu dari mereka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1625 Organisasi Tigerim Organisasi Wolfie

    Setelah mendengar ucapan Levin, Ardika baru menyimpan kembali Pedang Ular Gelap dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kali ini, dengan mempertimbangkan Levin yang terlebih dahulu mengucapkan kata-kata yang kurang pantas, aku akan mengampunimu, nggak ada lain kali lagi.""Huh!"Lila mendengus dingin dengan kesal, tetapi dia tidak mencari masalah lagi dengan Ardika.Dia tidak bodoh.Dinilai dari serangan Ardika terhadap dirinya tadi, dia bukanlah lawan menantu benalu itu.Sebelumnya, beredar rumor Ardika telah melumpuhkan Vita, lalu melumpuhkan dua kelompok orang yang dikirim oleh Organisasi Snakei.Saat itu, dia masih sedikit tidak percaya.Sekarang, setelah menghadapi Ardika secara langsung, akhirnya dia sudah menyadari kekuatan pria itu.Ardika juga tidak memedulikan wanita itu lagi.Bukannya dia ingin bertindak arogan dan tidak berbicara logika, bukan pula dia bersikeras ingin melindungi anak buahnya.Namun, akan ada orang dari berbagai pihak yang menghadiri acara lelang hari ini.Lila

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1624 Lila Stile, Organisasi Dragone

    Adapun mengenai Felda bersungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu atau tidak, tidak masalah bagi Ardika.Lagi pula, kalau orang-orang Bank Sentral berani mencarinya untuk membalas dendam, mereka semua akan berakhir dengan mati."Pak Ardika, silakan pergi beristirahat di ruang VIP terlebih dahulu. Aku masih harus pergi menyambut beberapa orang tamu. Tokoh-tokoh hebat yang datang secara khusus untuk menghadiri acara lelang ini cukup banyak."Felda meminta orang untuk mengantar Ardika ke ruang istirahat, sedangkan dia sendiri pergi menyambut tamu lainnya.Tak lama setelah Ardika dan Levin duduk di dalam ruang VIP, satu demi satu orang juga memasuki ruang VIP untuk beristirahat.Tepat pada saat ini, seorang wanita muda dengan bentuk tubuh tinggi dan indah, serta rambut diikat berjalan memasuki ruangan didampingi oleh beberapa orang.Setelah melihat kedatangan orang-orang itu, Levin tertegun sejenak, lalu mendekati Ardika dan berbisik, "Kak Ardika, wanita itu bernama Lila Stile. Dia adalah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1623 Felda Lukito

    Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya.Hari ini adalah hari di mana acara lelang diselenggarakan.Setelah mengantar Luna keluar, Ardika baru keluar ke pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat."Kak Ardika."Levin yang sudah menunggu di sana pagi-pagi buta, bergegas menghampiri Ardika. Begitu Ardika melihatnya, dia berkata, "Lenganmu baik-baik saja, 'kan?""Hmm, nggak masalah."Levin menyunggingkan seulas senyum sambil menggerakkan lengannya yang masih diperban itu, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.Ardika mengangguk dan berkata, "Ayo pergi, hari ini aku akan membalaskan dendammu!"Dia sudah menerima informasi kemarin Chamir telah tiba di Provinsi Denpapan dari Kota Sewo.Acara lelang hari ini pasti tidak akan bisa berjalan dengan tenang.Kali ini, Bank Sentral langsung menyewa Pusat Pameran di mana acara lelang Hongkem diadakan sebelumnya untuk menyelenggarakan acara lelang hari ini.Ardika berjanji untuk tidak memberi tahu pihak Ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1622 Keputusan Chamir

    "Kalau begitu, menurut Tuan Muda, apakah kali ini Ardika bisa bertahan hidup?" tanya wanita itu pada Wirhan lagi dengan penasaran.Biarpun Ardika bisa memaksa Chamir untuk datang ke Kota Banyuli dengan cara melelang Pedang Ular Gelap.Bagaimanapun juga, Chamir adalah ketua cabang Organisasi Snakei.Chamir bisa menggerakkan semua anggota dan sumber daya di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Ini pasti merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa menakutkan.Sekalipun Ardika adalah tokoh hebat di Kota Banyuli, saat berhadapan dengan Chamir, dia juga terlihat sangat lemah.Wirhan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak bisa dipastikan. Walau secara logika aku merasa Ardika pasti akan mati, secara emosional aku menantikannya untuk menciptakan keajaiban lagi.""Bagaimanapun juga, hanya lawan yang sulit dihadapi sepertinya baru layak untuk kujadikan sebagai objek untuk mengasah kemampuanku.""Kita tunggu dan lihat saja ...."Seiring dengan kalimat terakhir yang Wirhan katakan dengan suar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1621 Organisasi Lelang Sentral

    "Bank Sentral nggak takut menyinggung Organisasi Snakei? Berapa persen komisi yang mereka inginkan?"Ardika tampak keheranan.Bank Sentral menggeluti bisnis keuangan ilegal, secara logika seharusnya organisasi semacam ini paling takut pada Organisasi Snakei.Bagaimanapun juga, tugas dan wewenang Organisasi Snakei adalah untuk mengendalikan kekuatan dunia preman, boleh dibilang mereka sudah menjadi musuh Bank Sentral secara natural.Namun, hal yang paling penting bagi Bank Sentral adalah menghasilkan uang.Selama komisi yang ditawarkan cukup menarik, mereka juga mungkin saja mengambil risiko untuk melelang Pedang Ular Gelap.Ardika sangat penasaran, berapa komisi yang mereka inginkan.Sesuai dengan aturan main yang berlaku, organisasi lelang akan mengambil komisi dari harga akhir penjualan barang lelang. Sementara itu, berapa persen komisi yang akan diperoleh organisasi lelang tidak ada angka yang tetap. Semuanya tergantung pada hasil negosiasi antara organisasi lelang dengan sang penju

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

DMCA.com Protection Status