Namun, Zinando dan yang lainnya tetap tidak memedulikan wanita itu, bahkan mereka mengumpat dalam hati, 'Dasar Yelita bodoh!'Bisa-bisanya wanita itu mengatakan ingin mengadukan mereka pada Kediaman Wali Kota.Apa wanita itu tidak tahu pria di hadapan mereka sudah mewakili Kediaman Wali Kota?"Baik, Tuan Ardika!"Semua orang menganggukkan kepala mereka, lalu membubarkan diri dan memanggil bawahan masing-masing untuk mulai bekerja.Untuk menunjukkan performa kerja mereka di hadapan Ardika, para petinggi departemen yang biasanya selalu santai, bahkan turun tangan secara pribadi dan tampak sangat sibuk melaksanakan tugas masing-masing."Lapor, Tuan Ardika. Melalui hasil pemeriksaan kami, kami mendapati masalah keamanan yang cukup fatal pada Rumah Sakit Internasional Victori, ada banyak peralatan yang nggak diganti dan diperbaiki secara rutin ...."Selama ingin menyelidikinya, maka pasti ada masalah yang bisa ditemukan.Tanpa butuh waktu lama, petinggi Departemen Keamanan terlebih dahulu m
Pemimpin sekelompok orang itu adalah seorang pemuda dengan sorot mata arogan."Tuan Muda Kenadi, akhirnya kamu datang juga!"Begitu melihat kedatangan orang itu, kegembiraan langsung menyelimuti hati Yelita.Dia langsung menghempaskan dirinya ke dalam pelukan pria itu dan berkata dengan terisak, "Tuan Muda Kenadi, kalau kamu nggak datang lagi, sekelompok bajingan itu akan merampas rumah sakit kita secara paksa!"Sambil bersandar dalam pelukan pria itu, Yelita mulai mengeluh dengan terisak seolah-olah tidak ada orang lain di tempat itu.Benar saja, begitu melihat wanita cantik dalam pelukannya berlinang air mata, raut wajah pria itu berubah menjadi makin muram.Dia menepuk-nepuk pundak Yelita dan menghibur wanita itu, "Sayang, jangan khawatir, selama ada aku, langit nggak akan runtuh!"Selesai berbicara, dia menggandeng tangan Yelita, lalu berjalan menuju ke arah Ardika dan yang lainnya.Kemudian, dia menatap Zinando dan yang lainnya dengan sorot mata tajam dan berkata dengan dingin, "M
Perusahaan Investasi Mahasura adalah perwakilan Keluarga Mahasura. Tentu saja keberadaannya di Kota Banyuli tidak bisa dianggap remeh.Ridwan, wali kota terdahulu bahkan hampir kehilangan jabatannya karena Keluarga Mahasura.Jadi, Kenadi sama sekali tidak menanggap serius petinggi dari tujuh departemen di hadapannya itu.Baginya, hanya dengan satu kalimat dari Perusahaan Investasi Mahasura, orang-orang itu akan berlutut di hadapannya dan menjilatnya seperti anjing.Tentu saja, dia juga tidak menganggap serius Ardika."Eh, Ardika, kenapa kamu masih diam saja? Cepat berlutut dan meminta maaf!"Melihat Ardika tidak berbicara, Yelita mengira Ardika sudah ketakutan setelah mendengarnya mengungkapkan latar belakang Kenadi. Jadi, dia pun menjadi tambah arogan.Ardika tidak memedulikan Yelita. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Kenadi. Seolah-olah memikirkan sesuatu, dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Oh, ternyata kamu adalah keponakan Amir, wajar saja begitu arogan."Kenadi mengerutk
"Huu ... huu .... Tuan Muda Kenadi, aku dipukul lagi!"Yelita langsung berbalik dan menghempaskan dirinya ke dalam pelukan Kenadi sambil terisak."Sekarang kamu sudah lihat sendiri seberapa arogannya bocah itu, 'kan?""Dia bahkan berani memukulku tepat di hadapanmu!""Dia bukan sedang menamparku, jelas-jelas dia sedang mempermalukan Tuan Muda Kenadi. Huu ... huu ...."Yelita sangat membenci Ardika, dia sengaja terus memanas-manasi Kenadi. Dia ingin menyulut amarah Kenadi, agar Kenadi menghabisi Ardika!""Sudah cukup!"Kenadi merasa sangat kesal mendengar tangisan wanita itu. Setelah menegur wanitanya dengan suara rendah, dia baru mengangkat kepalanya, mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu berkata dengan dingin, "Bocah, tadi sudah kubilang, Yelita adalah wanitaku.""Berani-beraninya kamu memukulnya tepat di hadapanku! Apa kamu menganggap remeh aku?"Nada bicara Kenadi terdengar sangat dingin.Semua orang tahu dia benar-benar sudah marah besar.Ardika tertawa pelan dan berkata, "
Seorang pemuda melenggang masuk, nada bicaranya terdengar sangat arogan.Secara naluriah, semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah pemuda itu. Siapa pemuda yang sangat arogan itu?"Tuan Muda Ponipa!"Begitu melihat pemuda itu, ekspresi Zinando dan yang lainnya langsung berubah drastis.Pemuda itu tidak lain adalah Ponipa, cucu Tiano, Wali Kota Banyuli terdahulu!Tiano menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, jadi tentu saja semua orang mengenal jelas siapa cucunya.Kenadi mengamati reaksi semua orang dengan saksama. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Sepertinya kalian sudah tahu siapa Tuan Muda Ponipa. Ya, benar. Tuan Muda Ponipa juga merupakan pemegang saham Rumah Sakit Internasional Victori!"Ekspresi Zinando dan yang lainnya berubah menjadi pucat.Mereka sudah pernah mendengar bahwa Ponipa adalah pemegang saham Rumah Sakit Internasional Victori.Sebenarnya, ada bayang-bayang Ponipa di banyak perusahaan di Kota Banyuli. Identitasnya yang diketahui oleh pu
Ucapan Ardika membuat semua orang tercengang.Ardika tidak hanya mengutarakan rencananya untuk menyegel Rumah Sakit Internasional Victori di hadapan Ponipa selaku pemegang saham. Dia bahkan juga meminta pendapat dari Ponipa.Apa bedanya tindakannya itu dengan mempermalukan Ponipa secara langsung?Kenadi langsung tertawa dan berkata, "Bocah, seharusnya kamu nggak menanyakan hal ini pada Tuan Muda Ponipa. Seharusnya kamu menanyakan hal ini pada petinggi tujuh departemen yang kamu panggil kemari itu.""Coba kamu tanyakan pada mereka, apakah mereka berani menyegel Rumah Sakit Internasional Victori tepat di hadapan Tuan Muda Ponipa?"Nada bicara mengejek terdengar jelas dalam ucapan Kenadi, dia menatap Ardika dengan memasang ekspresi seolah sedang mentertawakan Ardika."Haha, tentu saja nggak berani! Lihat saja siapa Tuan Muda Ponipa!""Tuan Muda Ponipa adalah cucu kandung dari Wali Kota Banyuli terdahulu! Bahkan dia sudah bisa dianggap sebagai tuan muda paling terhormat di Kota Banyuli!""
"Aku memang keterlaluan, kenapa memangnya?"Nada bicara Ardika terdengar santai, tetapi juga mengandung unsur dominan yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.Semua orang tercengang.Ponipa adalah cucu Tiano, wali kota lama, tetapi Ardika hanyalah menantu benalu pecundang Keluarga Basagita.Perbedaan identitas mereka berdua bagaikan langit dan bumi.Jelas-jelas seharusnya Ponipa yang memegang kendali dan berada di posisi aktif, sedangkan Ardika seharusnya tunduk dan berada di posisi pasif.Namun, kalau didengar dari pembicaraan kedua orang itu, mengapa posisi mereka malah seperti terbalik?Ardika benar-benar arogan, sampai-sampai tidak bisa dideskripsikan dengan kata "arogan" lagi, tetapi saat menghadapi desakan dari lawannya, Ponipa malah tidak menunjukkan sikap yang tegas."Tuan Muda Ponipa, ada apa denganmu? Apa kamu sedang jatuh sakit, sampai-sampai kamu kurang sadar? Orang yang berdiri hadapanmu hanyalah seorang pecundang. Kamu harus menunjukkan kehebatanmu, injak dia di b
Ponipa pergi begitu saja.Dia sama sekali tidak menoleh ke belakang.Suasana di koridor UGD sangat hening.Bahkan Yelita, Tasya dan yang lainnya yang sebelumnya sangat percaya diri dan terus melontarkan kata-kata arogan pada Ardika, terdiam cukup lama.Selain itu, yang lebih dahsyat lagi adalah, cucu Tiano diusir oleh Ardika begitu saja. Saat ini, tidak ada seorang pun yang bisa menghalanginya menghancurkan rumah sakit lagi."Tuan Muda Kenadi, cepat pikirkan cara, jangan biarkan bajing ... Ardika menyegel rumah sakit begitu saja!"Yelita berbicara dengan nada manja sambil menggandeng lengan Kenadi.Dia sudah berusaha keras mencapai posisinya sebagai Kepala Rumah Sakit Internasional Victori dengan mengandalkan kasih sayang dan cinta dari Kenadi terhadapnya.Tentu saja dia akan menjadi orang pertama yang tidak terima kalau rumah sakit disegel."Minggir sana! Jangan ganggu aku!"Kenadi meneriaki Yelita dengan tidak sabar. Dalam situasi seperti sekarang ini, bagaimana mungkin dia punya car
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d