Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1158 Bekerja di Lokasi

Share

Bab 1158 Bekerja di Lokasi

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Setelah mendengar ucapan Ardika, sekelompok staf biasa saling melempar pandangan, ekspresi sedikit ragu tampak jelas di mata mereka.

Mereka memang ingin memberikan bantuan kecil itu, tetapi mereka takut pada Yelita.

Sebelumnya, mereka memang tidak pernah berinteraksi dengan Yelita dan tidak mengenal karakter wanita itu.

Namun, setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri perselisihan antara wanita itu dengan Ardika tadi, mereka tahu wanita itu adalah orang yang berhati sempit dan tidak punya batasan.

Mungkin saja setelah kejadian ini berlalu, wanita itu akan membalas dendam pada mereka.

Tepat pada saat ini, terdengar bunyi deru mobil.

Seolah-olah ada begitu banyak mobil yang melaju dan berhenti di depan Rumah Sakit Internasional Victori pada saat bersamaan.

"Tolong menyingkirlah."

Kemudian, beberapa orang pria dan wanita berjalan melewati kerumunan orang, memasuki rumah sakit.

Di belakang mereka, ada sekelompok besar staf yang mengenakan izin kerja.

"Zinando Kosasih, Kepala Departeme
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1159 Tujuh Departemen Menjalankan Tugas Bersama-Sama

    Namun, Zinando dan yang lainnya tetap tidak memedulikan wanita itu, bahkan mereka mengumpat dalam hati, 'Dasar Yelita bodoh!'Bisa-bisanya wanita itu mengatakan ingin mengadukan mereka pada Kediaman Wali Kota.Apa wanita itu tidak tahu pria di hadapan mereka sudah mewakili Kediaman Wali Kota?"Baik, Tuan Ardika!"Semua orang menganggukkan kepala mereka, lalu membubarkan diri dan memanggil bawahan masing-masing untuk mulai bekerja.Untuk menunjukkan performa kerja mereka di hadapan Ardika, para petinggi departemen yang biasanya selalu santai, bahkan turun tangan secara pribadi dan tampak sangat sibuk melaksanakan tugas masing-masing."Lapor, Tuan Ardika. Melalui hasil pemeriksaan kami, kami mendapati masalah keamanan yang cukup fatal pada Rumah Sakit Internasional Victori, ada banyak peralatan yang nggak diganti dan diperbaiki secara rutin ...."Selama ingin menyelidikinya, maka pasti ada masalah yang bisa ditemukan.Tanpa butuh waktu lama, petinggi Departemen Keamanan terlebih dahulu m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1160 Tuan Muda Kenadi

    Pemimpin sekelompok orang itu adalah seorang pemuda dengan sorot mata arogan."Tuan Muda Kenadi, akhirnya kamu datang juga!"Begitu melihat kedatangan orang itu, kegembiraan langsung menyelimuti hati Yelita.Dia langsung menghempaskan dirinya ke dalam pelukan pria itu dan berkata dengan terisak, "Tuan Muda Kenadi, kalau kamu nggak datang lagi, sekelompok bajingan itu akan merampas rumah sakit kita secara paksa!"Sambil bersandar dalam pelukan pria itu, Yelita mulai mengeluh dengan terisak seolah-olah tidak ada orang lain di tempat itu.Benar saja, begitu melihat wanita cantik dalam pelukannya berlinang air mata, raut wajah pria itu berubah menjadi makin muram.Dia menepuk-nepuk pundak Yelita dan menghibur wanita itu, "Sayang, jangan khawatir, selama ada aku, langit nggak akan runtuh!"Selesai berbicara, dia menggandeng tangan Yelita, lalu berjalan menuju ke arah Ardika dan yang lainnya.Kemudian, dia menatap Zinando dan yang lainnya dengan sorot mata tajam dan berkata dengan dingin, "M

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1161 Apa Aku Layak Disebut Pria

    Perusahaan Investasi Mahasura adalah perwakilan Keluarga Mahasura. Tentu saja keberadaannya di Kota Banyuli tidak bisa dianggap remeh.Ridwan, wali kota terdahulu bahkan hampir kehilangan jabatannya karena Keluarga Mahasura.Jadi, Kenadi sama sekali tidak menanggap serius petinggi dari tujuh departemen di hadapannya itu.Baginya, hanya dengan satu kalimat dari Perusahaan Investasi Mahasura, orang-orang itu akan berlutut di hadapannya dan menjilatnya seperti anjing.Tentu saja, dia juga tidak menganggap serius Ardika."Eh, Ardika, kenapa kamu masih diam saja? Cepat berlutut dan meminta maaf!"Melihat Ardika tidak berbicara, Yelita mengira Ardika sudah ketakutan setelah mendengarnya mengungkapkan latar belakang Kenadi. Jadi, dia pun menjadi tambah arogan.Ardika tidak memedulikan Yelita. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Kenadi. Seolah-olah memikirkan sesuatu, dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Oh, ternyata kamu adalah keponakan Amir, wajar saja begitu arogan."Kenadi mengerutk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1162 Pemilik Saham Rumah Sakit Internasional Victori

    "Huu ... huu .... Tuan Muda Kenadi, aku dipukul lagi!"Yelita langsung berbalik dan menghempaskan dirinya ke dalam pelukan Kenadi sambil terisak."Sekarang kamu sudah lihat sendiri seberapa arogannya bocah itu, 'kan?""Dia bahkan berani memukulku tepat di hadapanmu!""Dia bukan sedang menamparku, jelas-jelas dia sedang mempermalukan Tuan Muda Kenadi. Huu ... huu ...."Yelita sangat membenci Ardika, dia sengaja terus memanas-manasi Kenadi. Dia ingin menyulut amarah Kenadi, agar Kenadi menghabisi Ardika!""Sudah cukup!"Kenadi merasa sangat kesal mendengar tangisan wanita itu. Setelah menegur wanitanya dengan suara rendah, dia baru mengangkat kepalanya, mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu berkata dengan dingin, "Bocah, tadi sudah kubilang, Yelita adalah wanitaku.""Berani-beraninya kamu memukulnya tepat di hadapanku! Apa kamu menganggap remeh aku?"Nada bicara Kenadi terdengar sangat dingin.Semua orang tahu dia benar-benar sudah marah besar.Ardika tertawa pelan dan berkata, "

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1163 Tuan Muda Ponipa

    Seorang pemuda melenggang masuk, nada bicaranya terdengar sangat arogan.Secara naluriah, semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah pemuda itu. Siapa pemuda yang sangat arogan itu?"Tuan Muda Ponipa!"Begitu melihat pemuda itu, ekspresi Zinando dan yang lainnya langsung berubah drastis.Pemuda itu tidak lain adalah Ponipa, cucu Tiano, Wali Kota Banyuli terdahulu!Tiano menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, jadi tentu saja semua orang mengenal jelas siapa cucunya.Kenadi mengamati reaksi semua orang dengan saksama. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Sepertinya kalian sudah tahu siapa Tuan Muda Ponipa. Ya, benar. Tuan Muda Ponipa juga merupakan pemegang saham Rumah Sakit Internasional Victori!"Ekspresi Zinando dan yang lainnya berubah menjadi pucat.Mereka sudah pernah mendengar bahwa Ponipa adalah pemegang saham Rumah Sakit Internasional Victori.Sebenarnya, ada bayang-bayang Ponipa di banyak perusahaan di Kota Banyuli. Identitasnya yang diketahui oleh pu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1164 Memang Keterlaluan

    Ucapan Ardika membuat semua orang tercengang.Ardika tidak hanya mengutarakan rencananya untuk menyegel Rumah Sakit Internasional Victori di hadapan Ponipa selaku pemegang saham. Dia bahkan juga meminta pendapat dari Ponipa.Apa bedanya tindakannya itu dengan mempermalukan Ponipa secara langsung?Kenadi langsung tertawa dan berkata, "Bocah, seharusnya kamu nggak menanyakan hal ini pada Tuan Muda Ponipa. Seharusnya kamu menanyakan hal ini pada petinggi tujuh departemen yang kamu panggil kemari itu.""Coba kamu tanyakan pada mereka, apakah mereka berani menyegel Rumah Sakit Internasional Victori tepat di hadapan Tuan Muda Ponipa?"Nada bicara mengejek terdengar jelas dalam ucapan Kenadi, dia menatap Ardika dengan memasang ekspresi seolah sedang mentertawakan Ardika."Haha, tentu saja nggak berani! Lihat saja siapa Tuan Muda Ponipa!""Tuan Muda Ponipa adalah cucu kandung dari Wali Kota Banyuli terdahulu! Bahkan dia sudah bisa dianggap sebagai tuan muda paling terhormat di Kota Banyuli!""

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1165 Suruh Kakekmu Datang untuk Mengambil Keputusan

    "Aku memang keterlaluan, kenapa memangnya?"Nada bicara Ardika terdengar santai, tetapi juga mengandung unsur dominan yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.Semua orang tercengang.Ponipa adalah cucu Tiano, wali kota lama, tetapi Ardika hanyalah menantu benalu pecundang Keluarga Basagita.Perbedaan identitas mereka berdua bagaikan langit dan bumi.Jelas-jelas seharusnya Ponipa yang memegang kendali dan berada di posisi aktif, sedangkan Ardika seharusnya tunduk dan berada di posisi pasif.Namun, kalau didengar dari pembicaraan kedua orang itu, mengapa posisi mereka malah seperti terbalik?Ardika benar-benar arogan, sampai-sampai tidak bisa dideskripsikan dengan kata "arogan" lagi, tetapi saat menghadapi desakan dari lawannya, Ponipa malah tidak menunjukkan sikap yang tegas."Tuan Muda Ponipa, ada apa denganmu? Apa kamu sedang jatuh sakit, sampai-sampai kamu kurang sadar? Orang yang berdiri hadapanmu hanyalah seorang pecundang. Kamu harus menunjukkan kehebatanmu, injak dia di b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1166 Aku Akan Membantumu Memanggil Seseorang Kemari

    Ponipa pergi begitu saja.Dia sama sekali tidak menoleh ke belakang.Suasana di koridor UGD sangat hening.Bahkan Yelita, Tasya dan yang lainnya yang sebelumnya sangat percaya diri dan terus melontarkan kata-kata arogan pada Ardika, terdiam cukup lama.Selain itu, yang lebih dahsyat lagi adalah, cucu Tiano diusir oleh Ardika begitu saja. Saat ini, tidak ada seorang pun yang bisa menghalanginya menghancurkan rumah sakit lagi."Tuan Muda Kenadi, cepat pikirkan cara, jangan biarkan bajing ... Ardika menyegel rumah sakit begitu saja!"Yelita berbicara dengan nada manja sambil menggandeng lengan Kenadi.Dia sudah berusaha keras mencapai posisinya sebagai Kepala Rumah Sakit Internasional Victori dengan mengandalkan kasih sayang dan cinta dari Kenadi terhadapnya.Tentu saja dia akan menjadi orang pertama yang tidak terima kalau rumah sakit disegel."Minggir sana! Jangan ganggu aku!"Kenadi meneriaki Yelita dengan tidak sabar. Dalam situasi seperti sekarang ini, bagaimana mungkin dia punya car

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1628 Akan Membunuhmu Setelah Membeli Pedang Ular Gelap

    Felda menatap Hanko dan yang lainnya sambil tersenyum, nada bicaranya sangat lembut, sama sekali tidak mengintimidasi.Hanko mendongak, melirik wanita itu sekilas, lalu berkata, "Cih, hanya organisasi dunia preman yang ilegal, juga berani berlagak hebat seperti ini dengan melelang senjata suci Organisasi Snakei.""Apakah Bank Sentral nggak takut dihancurkan?!"Nada bicara Hanko dipenuhi niat membunuh yang kuat, dia sama sekali tidak menganggap serius Bank Sentral yang menjadi pendukung Felda.Felda tetap tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tepat pada saat ini, di sudut ruangan di mana Hanko dan yang lainnya berdiri, tiba-tiba seorang staf Bank Sentral melesat keluar.Orang tersebut langsung melesat ke arah Hanko dan yang lainnya. Saking cepatnya, kecepatannya membuat orang-orang tidak sempat bereaksi."Bam!"Dengan iringan suara teredam, anggota Organisasi Snakei di belakang Hanko yang tadi menyerang, langsung muntah darah dan terpental keluar dari pintu."Benar-benar cari ma

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1627 Harga Penawaran Awal Dua Triliun

    Setelah Felda selesai berbicara, ada staf Organisasi Lelang Sentral yang membawa Pedang Ular Gelap ke atas panggung.Kemudian, Organisasi Lelang Sentral mengatur ahli bela diri untuk menunjukkan kehebatan pedang tersebut di hadapan semua orang."Wah!"Seruan kaget menyelimuti seluruh tempat itu. Pantas saja Pedang Ular Gelap disebut sebagai senjata suci Organisasi Snakei. Biarpun hanya merupakan replika Pedang Ular Gelap, kekuatannya sudah luar biasa menakutkan.Namun, orang-orang yang menunjukkan reaksi seperti ini hanyalah orang-orang di luar bidang ini yang benar-benar menghadiri acara ini untuk meramaikan acara saja.Orang-orang seperti Lila, Rhino dan yang lainnya tetap tampak tenang. Mereka hanya menunggu acara lelang dimulai.Tentu saja mereka tahu jelas kekuatan Pedang Ular Gelap.Sesungguhnya, empat organisasi besar memiliki senjata suci yang mewakili organisasi mereka.Kalau hanya karena kekuatan Pedang Ular Gelap, mereka juga tidak akan datang jauh-jauh.Felda tidak membiark

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1626 Acara Lelang Dimulai

    Kimo melirik Ardika sekilas tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia juga mencari tempat duduk dan duduk.Dengan begitu, selain Organisasi Snakei, perwakilan dari Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie sudah hadir.Kemudian, masih ada orang-orang lain yang berdatangan.Di pihak Kota Banyuli, Kepala Keluarga Unima, Kepala Keluarga Yendia dan Kepala Keluarga Remax yang baru keluar dari rumah sakit hadir untuk memberikan dukungan pada Ardika. Mereka menghampiri Ardika dan menyapanya dengan penuh hormat.Bahkan beberapa orang hebat dari Kota Banyuli juga menghampiri dan menyapa Ardika dengan hormat.Namun, tidak semua orang bersikap hormat pada Ardika."Ardika, coba kamu tebak, apakah hari ini kamu akan mati?"Saat Tisya, Charles dan yang lainnya datang, akhirnya suasana di tempat itu mulai sedikit menegang.Orang yang berbicara adalah Sumalin.Weigus dan para investor dari luar kota lainnya juga turut hadir untuk menyaksikan pertunjukan. Satu per satu dari mereka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1625 Organisasi Tigerim Organisasi Wolfie

    Setelah mendengar ucapan Levin, Ardika baru menyimpan kembali Pedang Ular Gelap dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kali ini, dengan mempertimbangkan Levin yang terlebih dahulu mengucapkan kata-kata yang kurang pantas, aku akan mengampunimu, nggak ada lain kali lagi.""Huh!"Lila mendengus dingin dengan kesal, tetapi dia tidak mencari masalah lagi dengan Ardika.Dia tidak bodoh.Dinilai dari serangan Ardika terhadap dirinya tadi, dia bukanlah lawan menantu benalu itu.Sebelumnya, beredar rumor Ardika telah melumpuhkan Vita, lalu melumpuhkan dua kelompok orang yang dikirim oleh Organisasi Snakei.Saat itu, dia masih sedikit tidak percaya.Sekarang, setelah menghadapi Ardika secara langsung, akhirnya dia sudah menyadari kekuatan pria itu.Ardika juga tidak memedulikan wanita itu lagi.Bukannya dia ingin bertindak arogan dan tidak berbicara logika, bukan pula dia bersikeras ingin melindungi anak buahnya.Namun, akan ada orang dari berbagai pihak yang menghadiri acara lelang hari ini.Lila

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1624 Lila Stile, Organisasi Dragone

    Adapun mengenai Felda bersungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu atau tidak, tidak masalah bagi Ardika.Lagi pula, kalau orang-orang Bank Sentral berani mencarinya untuk membalas dendam, mereka semua akan berakhir dengan mati."Pak Ardika, silakan pergi beristirahat di ruang VIP terlebih dahulu. Aku masih harus pergi menyambut beberapa orang tamu. Tokoh-tokoh hebat yang datang secara khusus untuk menghadiri acara lelang ini cukup banyak."Felda meminta orang untuk mengantar Ardika ke ruang istirahat, sedangkan dia sendiri pergi menyambut tamu lainnya.Tak lama setelah Ardika dan Levin duduk di dalam ruang VIP, satu demi satu orang juga memasuki ruang VIP untuk beristirahat.Tepat pada saat ini, seorang wanita muda dengan bentuk tubuh tinggi dan indah, serta rambut diikat berjalan memasuki ruangan didampingi oleh beberapa orang.Setelah melihat kedatangan orang-orang itu, Levin tertegun sejenak, lalu mendekati Ardika dan berbisik, "Kak Ardika, wanita itu bernama Lila Stile. Dia adalah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1623 Felda Lukito

    Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya.Hari ini adalah hari di mana acara lelang diselenggarakan.Setelah mengantar Luna keluar, Ardika baru keluar ke pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat."Kak Ardika."Levin yang sudah menunggu di sana pagi-pagi buta, bergegas menghampiri Ardika. Begitu Ardika melihatnya, dia berkata, "Lenganmu baik-baik saja, 'kan?""Hmm, nggak masalah."Levin menyunggingkan seulas senyum sambil menggerakkan lengannya yang masih diperban itu, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.Ardika mengangguk dan berkata, "Ayo pergi, hari ini aku akan membalaskan dendammu!"Dia sudah menerima informasi kemarin Chamir telah tiba di Provinsi Denpapan dari Kota Sewo.Acara lelang hari ini pasti tidak akan bisa berjalan dengan tenang.Kali ini, Bank Sentral langsung menyewa Pusat Pameran di mana acara lelang Hongkem diadakan sebelumnya untuk menyelenggarakan acara lelang hari ini.Ardika berjanji untuk tidak memberi tahu pihak Ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1622 Keputusan Chamir

    "Kalau begitu, menurut Tuan Muda, apakah kali ini Ardika bisa bertahan hidup?" tanya wanita itu pada Wirhan lagi dengan penasaran.Biarpun Ardika bisa memaksa Chamir untuk datang ke Kota Banyuli dengan cara melelang Pedang Ular Gelap.Bagaimanapun juga, Chamir adalah ketua cabang Organisasi Snakei.Chamir bisa menggerakkan semua anggota dan sumber daya di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Ini pasti merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa menakutkan.Sekalipun Ardika adalah tokoh hebat di Kota Banyuli, saat berhadapan dengan Chamir, dia juga terlihat sangat lemah.Wirhan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak bisa dipastikan. Walau secara logika aku merasa Ardika pasti akan mati, secara emosional aku menantikannya untuk menciptakan keajaiban lagi.""Bagaimanapun juga, hanya lawan yang sulit dihadapi sepertinya baru layak untuk kujadikan sebagai objek untuk mengasah kemampuanku.""Kita tunggu dan lihat saja ...."Seiring dengan kalimat terakhir yang Wirhan katakan dengan suar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1621 Organisasi Lelang Sentral

    "Bank Sentral nggak takut menyinggung Organisasi Snakei? Berapa persen komisi yang mereka inginkan?"Ardika tampak keheranan.Bank Sentral menggeluti bisnis keuangan ilegal, secara logika seharusnya organisasi semacam ini paling takut pada Organisasi Snakei.Bagaimanapun juga, tugas dan wewenang Organisasi Snakei adalah untuk mengendalikan kekuatan dunia preman, boleh dibilang mereka sudah menjadi musuh Bank Sentral secara natural.Namun, hal yang paling penting bagi Bank Sentral adalah menghasilkan uang.Selama komisi yang ditawarkan cukup menarik, mereka juga mungkin saja mengambil risiko untuk melelang Pedang Ular Gelap.Ardika sangat penasaran, berapa komisi yang mereka inginkan.Sesuai dengan aturan main yang berlaku, organisasi lelang akan mengambil komisi dari harga akhir penjualan barang lelang. Sementara itu, berapa persen komisi yang akan diperoleh organisasi lelang tidak ada angka yang tetap. Semuanya tergantung pada hasil negosiasi antara organisasi lelang dengan sang penju

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

DMCA.com Protection Status