Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1163 Tuan Muda Ponipa

Share

Bab 1163 Tuan Muda Ponipa

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-14 18:00:00
Seorang pemuda melenggang masuk, nada bicaranya terdengar sangat arogan.

Secara naluriah, semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah pemuda itu. Siapa pemuda yang sangat arogan itu?

"Tuan Muda Ponipa!"

Begitu melihat pemuda itu, ekspresi Zinando dan yang lainnya langsung berubah drastis.

Pemuda itu tidak lain adalah Ponipa, cucu Tiano, Wali Kota Banyuli terdahulu!

Tiano menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, jadi tentu saja semua orang mengenal jelas siapa cucunya.

Kenadi mengamati reaksi semua orang dengan saksama. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Sepertinya kalian sudah tahu siapa Tuan Muda Ponipa. Ya, benar. Tuan Muda Ponipa juga merupakan pemegang saham Rumah Sakit Internasional Victori!"

Ekspresi Zinando dan yang lainnya berubah menjadi pucat.

Mereka sudah pernah mendengar bahwa Ponipa adalah pemegang saham Rumah Sakit Internasional Victori.

Sebenarnya, ada bayang-bayang Ponipa di banyak perusahaan di Kota Banyuli. Identitasnya yang diketahui oleh pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Muqit Abd
datangkan lagi 10 pemuda biar ceritanya tambah panjang............. idenya monoton... tidak adakah ide yg lebih kreatif.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1164 Memang Keterlaluan

    Ucapan Ardika membuat semua orang tercengang.Ardika tidak hanya mengutarakan rencananya untuk menyegel Rumah Sakit Internasional Victori di hadapan Ponipa selaku pemegang saham. Dia bahkan juga meminta pendapat dari Ponipa.Apa bedanya tindakannya itu dengan mempermalukan Ponipa secara langsung?Kenadi langsung tertawa dan berkata, "Bocah, seharusnya kamu nggak menanyakan hal ini pada Tuan Muda Ponipa. Seharusnya kamu menanyakan hal ini pada petinggi tujuh departemen yang kamu panggil kemari itu.""Coba kamu tanyakan pada mereka, apakah mereka berani menyegel Rumah Sakit Internasional Victori tepat di hadapan Tuan Muda Ponipa?"Nada bicara mengejek terdengar jelas dalam ucapan Kenadi, dia menatap Ardika dengan memasang ekspresi seolah sedang mentertawakan Ardika."Haha, tentu saja nggak berani! Lihat saja siapa Tuan Muda Ponipa!""Tuan Muda Ponipa adalah cucu kandung dari Wali Kota Banyuli terdahulu! Bahkan dia sudah bisa dianggap sebagai tuan muda paling terhormat di Kota Banyuli!""

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1165 Suruh Kakekmu Datang untuk Mengambil Keputusan

    "Aku memang keterlaluan, kenapa memangnya?"Nada bicara Ardika terdengar santai, tetapi juga mengandung unsur dominan yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.Semua orang tercengang.Ponipa adalah cucu Tiano, wali kota lama, tetapi Ardika hanyalah menantu benalu pecundang Keluarga Basagita.Perbedaan identitas mereka berdua bagaikan langit dan bumi.Jelas-jelas seharusnya Ponipa yang memegang kendali dan berada di posisi aktif, sedangkan Ardika seharusnya tunduk dan berada di posisi pasif.Namun, kalau didengar dari pembicaraan kedua orang itu, mengapa posisi mereka malah seperti terbalik?Ardika benar-benar arogan, sampai-sampai tidak bisa dideskripsikan dengan kata "arogan" lagi, tetapi saat menghadapi desakan dari lawannya, Ponipa malah tidak menunjukkan sikap yang tegas."Tuan Muda Ponipa, ada apa denganmu? Apa kamu sedang jatuh sakit, sampai-sampai kamu kurang sadar? Orang yang berdiri hadapanmu hanyalah seorang pecundang. Kamu harus menunjukkan kehebatanmu, injak dia di b

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1166 Aku Akan Membantumu Memanggil Seseorang Kemari

    Ponipa pergi begitu saja.Dia sama sekali tidak menoleh ke belakang.Suasana di koridor UGD sangat hening.Bahkan Yelita, Tasya dan yang lainnya yang sebelumnya sangat percaya diri dan terus melontarkan kata-kata arogan pada Ardika, terdiam cukup lama.Selain itu, yang lebih dahsyat lagi adalah, cucu Tiano diusir oleh Ardika begitu saja. Saat ini, tidak ada seorang pun yang bisa menghalanginya menghancurkan rumah sakit lagi."Tuan Muda Kenadi, cepat pikirkan cara, jangan biarkan bajing ... Ardika menyegel rumah sakit begitu saja!"Yelita berbicara dengan nada manja sambil menggandeng lengan Kenadi.Dia sudah berusaha keras mencapai posisinya sebagai Kepala Rumah Sakit Internasional Victori dengan mengandalkan kasih sayang dan cinta dari Kenadi terhadapnya.Tentu saja dia akan menjadi orang pertama yang tidak terima kalau rumah sakit disegel."Minggir sana! Jangan ganggu aku!"Kenadi meneriaki Yelita dengan tidak sabar. Dalam situasi seperti sekarang ini, bagaimana mungkin dia punya car

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1167 Memberi Tahu Pak Amir

    "Kamu adalah ... Ardika?"Amir terkejut bukan main.Dia belum pernah bertemu Ardika secara langsung, dia hanya pernah melihat foto Ardika.Terlebih lagi, sejak kedua kaki Firza, putranya dipatahkan oleh Ardika, wajah Ardika makin sering melintas dalam benaknya.Biarpun Ardika berubah menjadi abu, dia juga bisa mengenali pria itu!Bagaimanapun juga, dia adalah seorang tokoh hebat di dunia investasi. Setelah terkejut sejenak, Amir tenang kembali.Dia berkata dengan dingin, "Ardika, mengapa ponsel Kenadi bisa ada di tanganmu?"Saat ini, berbagai pemikiran sudah muncul dalam benaknya.Namun, satu hal yang dia yakini, Kenadi pasti sudah jatuh ke tangan Ardika.Pada zaman sekarang ini, ponsel sudah ibarat seperti "tangan ketiga" dalam diri seseorang.Benda ini tidak akan jatuh ke tangan Ardika tanpa sebab.Ardika mengarahkan kamera ke arah Kenadi yang tergeletak di lantai, lalu tersenyum dan berkata, "Oh, aku sedang bersama keponakanmu. Dia baik-baik saja, Pak Amir nggak perlu khawatir."Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1168 Kamu Sedang Memprovokasiku

    "Teman harus saling mempertimbangkan satu sama lain."Amir tersenyum dan berkata, "Ardika, kalau kamu bisa mempertimbangkanku, aku juga nggak keberatan untuk melupakan dendam dan prasangka buruk terhadapmu. Aku bersedia berteman denganmu.""Adapun mengenai kaki Firza, bukankah masih bisa diobati ...."Bahkan Ardika juga merasa sedikit heran mengapa Amir bisa mengucapkan kata-kata seperti itu.Namun, dia bukan bocah berusia tiga tahun, tentu saja tidak akan memercayai ucapan Amir begitu saja. Dia sangat jelas bahwa itu hanyalah taktik yang dimainkan oleh Amir.Bagi orang seperti Amir yang selalu mementingkan keuntungan, teman bukanlah apa-apa baginya.Selama pria itu merasakan ada keuntungan untuk dirinya sendiri, dia akan "menikam" siapa saja kapan saja."Ckckck, kalian adalah ayah dan anak yang sempurna."Ardika tersenyum dan berkata, "Makin Pak Amir berhati dingin seperti ini, aku makin nggak berani berteman denganmu.""Kalau begitu, nggak ada yang bisa kita negosiasikan lagi?"Amir

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1169 Ini Baru Tak Seberapa

    Zinando segera menerima ponsel itu, lalu mengarahkan kamera tepat ke arah Ardika dan Kenadi yang tergeletak di lantai."Ardika, apa yang ingin kamu lakukan?!"Kenadi mengajukan pertanyaan itu dengan ekspresi ketakutan.Menyadari situasi sudah gawat, dia berusaha keras merangkak bangkit dan hendak melarikan diri."Bam!"Hanya dengan satu tendangan dari Ardika saja, tubuhnya sudah kembali terjatuh ke lantai. Kemudian, Ardika berjalan menghampirinya dan berkata tanpa menoleh ke belakang, "Amir, lihat baik-baik. Ini adalah harga yang harus kamu bayar karena telah memprovokasiku.""Ardika! Awas saja kalau kamu berani!"Nada bicara terkejut sekaligus marah Amir terdengar dari ponsel tersebut.Firza, putranya, sama sekali tidak bisa diharapkan, tipe orang yang tidak mau maju.Jadi, Kenadi bukan hanya sekadar keponakan kandungnya, melainkan calon penerus yang dia latih secara khusus. Karena itu pula, dia menyerahkan beberapa rumah sakit swasta kepada Kenadi untuk dikelola oleh keponakannya itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1170 Menarik Kembali Investasi

    Namun, pada akhirnya Amir menyimpan kembali niat membunuhnya itu.Karena dia mendapati bahwa saat ini dia sama sekali tidak bisa menghabisi Ardika.Awalnya dia sengaja membuat Yudin dan Ardika berselisih, agar kedua orang itu melawan satu sama lain.Kalau bisa, sebaiknya Yudin menghabisi Ardika. Jadi, dia tidak perlu turun tangan secara pribadi.Menurut informasi yang Amir peroleh, Ardika pergi ke lokasi syuting dan membuat keributan besar. Setelah menyelamatkan Luna, pria itu memang pergi ke Vila Hundo untuk mencari perhitungan dengan Yudin.Baginya, pria itu sama saja dengan cari mati sendiri!Namun, hal yang mencengangkan adalah, lebih dari satu jam kemudian, Ardika bisa muncul di Rumah Sakit Internasional Victori dalam kondisi baik-baik saja dan tetap bersikap sangat arogan seolah tak terkalahkan.Sementara itu, Yudin disiksa oleh seorang pecundang keluarga kelas dua Kota Banyuli hingga sekarat.Tentu saja Keluarga Sudibya segera memblokade informasi yang sangat memalukan itu, agar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1171 Hujan Badai yang Jarang Terjadi

    Lingkungan bisnis Kota Banyuli baru mulai membaik setelah tiga keluarga besar dijatuhkan.Ardika tidak ingin menggunakan cara seperti ini, agar tidak meninggalkan kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki motif lain untuk memperburuk situasi, yang akan menyebabkan bisnis swasta Kota Banyuli dilanda kepanikan."Ardika, apa kamu nggak merasa keinginanmu sudah keterlaluan?!"Saking kesalnya, Amir sampai tertawa.Tentu saja dia tidak bisa memahami maksud Ardika yang sesungguhnya. Dia menilai Ardika seperti dirinya sendiri. Dia mengira Ardika dilanda rasa iri dan ingin merebut beberapa rumah sakit swasta itu dari tangannya.Dia melirik para petinggi dari tujuh departemen yang berdiri di belakang Ardika, lalu tertawa dingin dan berkata, "Katakan saja, apakah ini adalah kemauanmu, atau kemauan orang-orang di belakangmu itu?"Walaupun Amir sudah beberapa kali merasakan bahwa dirinya sudah meremehkan Ardika, tetapi dia tetap merasa hari ini Ardika bisa memanggil petinggi d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1827 Coba Terima Satu Tinjuku

    Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1826 Kamu Sangat Pandai Berpura-Pura

    Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1825 Jatuh dari Langit

    Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1824 Sebelum Pertarungan Besar-Besaran Mulai

    "Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1823 Aura Orang Sejenis

    Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1822 Agar Mereka Tutup Mulut

    Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1821 Kodam yang Bukan Apa-Apa

    Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1820 Kedatangan Ardika

    Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1819 Menikah dengan Orang Mati

    "Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening

DMCA.com Protection Status