"Aku nggak peduli apakah dokter rumah sakit kalian sedang makan atau sedang buang air besar, cepat hubungi dokter sekarang juga! Kalau dalam kurun waktu satu menit, dokter nggak muncul juga, jangan salahkan aku menghancurkan rumah sakit kalian!"Melihat sorot mata dingin sekaligus tajam Ardika, ekspresi dua perawat itu langsung berubah menjadi sedikit pucat saking ketakutannya, bahkan mereka sampai tidak bisa berkata-kata lagi."Huh! Hebat sekali kamu, ya! Orang-orang yang Rumah Sakit Internasional Victori layani adalah orang-orang terpandang."Tepat pada saat ini, pintu ruangan yang bertuliskan "ruang dokter jaga" di samping platform perawat terbuka.Sambil berjalan keluar, seorang wanita berkacamata dengan mata tampak mengantuk, mengenakan jubah putihnya.Ardika melirik lencana nama wanita itu, tertulis nama, Tasya Siombing.Tasya mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Melihat penampilan Ardika biasa-biasa saja, dia beranggapan bahwa Ardika bukanlah tokoh hebat yang
"Bu Tasya!"Sambil berteriak dengan histeris, dua perawat itu segera menerjang ke arah Tasya. Saat mereka mengeluarkan wanita itu dari tumpukan barang-barang, penampilan wanita itu sudah terlihat sangat menyedihkan.Kacamatanya terbang, bekas tamparan tampak jelas di wajahnya, serta rambutnya yang berantakan seperti hantu.Setelah dipapah berdiri oleh dua perawat itu, Tasya memelototi Ardika dengan terkejut sekaligus marah. "Dasar bajingan! Berani-beraninya kamu memukulku!"Nada bicara tidak percaya terdengar jelas dalam ucapannya.Biasanya, orang-orang yang datang berobat di Rumah Sakit Internasional Victori adalah orang-orang terpandang.Biarpun demikian, orang-orang itu juga memperlakukan para staf medis rumah sakit dengan sopan.Karena itulah, Tasya dan yang lainnya menjadi terbiasa bersikap arogan. Di mata mereka, biasanya mereka berinteraksi dengan orang-orang terpandang, orang-orang kalangan atas.Jadi, secara otomatis mereka tidak akan menganggap serius rakyat jelata yang tidak
Wanita ini sangat cantik, hanya saja ekspresinya sangat dingin, aura dingin seolah-olah tidak bisa didekati oleh siapa pun terpancar dari tubuhnya.Begitu melihat wanita itu datang, bahkan Tasya yang sebelumnya masih terus berteriak dengan arogan langsung menunjukkan ekspresi ketakutan.Wanita itu bernama Yelita Lotoka, Kepala Rumah Sakit Internasional Victori."Bu Yelita, Ibu sudah datang! Pria itu yang membuat keributan!"Tasya segera berjalan menghampiri, menyambut kedatangan Yelita, lalu menunjuk Ardika yang berada di dalam ruangan dan berkata dengan ekspresi kejam, "Begitu datang, pria itu langsung membuat keributan. Dia nggak hanya memukulku, dia juga menyerang para satpam yang menghentikannya untuk membawa pergi pasien.""Lebih parahnya lagi, dia juga mengatakan Rumah Sakit Internasional Victori nggak punya etika medis dan mengatakan akan menghancurkan rumah sakit kita!"Wanita itu sengaja "menambah bumbu" di hadapan Ardika.Jelas-jelas Ardika hanya mengatainya seorang, tetapi d
"Sepertinya tadi aku sama sekali nggak salah bicara, bahkan masih kurang.""Rumah sakit kalian nggak punya etika medis, nggak hanya Tasya seorang, melainkan dari kamu yang merupakan kepala rumah sakit hingga seluruh bawahanmu, semuanya tanpa terkecuali.""Kalian nggak lebih dari sekelompok orang matre, sampah yang nggak punya moral!""Keberadaan rumah sakit seperti ini nggak diperlukan lagi ...."Begitu Ardika selesai mengucapkan satu kalimat, tidak hanya ekspresi Yelita seorang yang berubah menjadi sedingin es.Semua staf medis Rumah Sakit Internasional Victori yang berada di lokasi langsung meledak!"Bocah, memangnya kamu siapa? Atas dasar apa kamu mengatai kami seperti itu?!""Bu Yelita, sekelompok orang pembuat keributan ini harus dituntut, jangan sampai ada yang lolos!""Terutama bajingan yang telah memukul orang dan berbicara kasar itu, harus menjadi target utama untuk dijatuhi hukuman!""Suruh dia berlutut memberi kompensasi, lalu patahkan lengan dan kakinya. Kalau nggak, ke dep
"Bukankah Rumah Sakit Internasional Victori disebut-sebut sebagai 'rumah sakit kaum bangsawan', mengapa satpam kalian sepayah ini?""Daya tempur mereka nggak ada bedanya dengan preman-preman kelas teri. Memangnya mereka bisa melindungi keselamatan orang-orang terpandang yang berobat di rumah sakit ini?"Di koridor, hanya Ardika seorang yang masih berdiri dengan tegak.Sambil mengelap tangannya dengan tisu, dia melontarkan beberapa patah kata itu dengan santai.Melihatnya mulai melontarkan sindiran-sindiran tanpa takut sama sekali, pihak Rumah Sakit Internasional Victori tampak marah besar, tetapi mereka tidak berani bersuara.Kekuatan yang ditunjukkan oleh Ardika terlalu menakutkan.Sekelompok petugas keamanan itu adalah manusia berjumlah dua puluhan orang, bukan dua puluh ekor sapi. Namun, Ardika berhasil menjatuhkan mereka dengan mudah.Terlebih lagi, biarpun dua puluhan ekor sapi yang menyerang Ardika secara bersamaan, juga tidak akan berakhir begitu menyedihkan, bukan?Saat ini, ba
"Begini, ada seorang pemuda sialan yang membuat keributan di Rumah Sakit Internasional Victori. Kamu kemarilah dengan membawa anggotamu ...."'Oh? Pendo lagi, ya?'Ardika menyunggingkan seulas senyum mempermainkan. Bahkan dia saja sudah mulai merasa sedikit simpati terhadap pria itu.'Ckckck, apa memang begitu menyedihkan nasib si Pendo itu? Bisa-bisanya dia terlibat dalam masalah denganku sebanyak tiga kali dalam sehari?'Namun, kali ini Pendo menolak permintaan Yelita tanpa ragu. "Maaf, Bu Yelita. Aku nggak bisa membantu.""Aku sudah dipecat oleh Pak Sigit, sekarang aku masih sedang menjalani pemeriksaan ...."Nada bicara Pendo terdengar tegas sekaligus getir, seakan-akan dia sudah menerima nasibnya.Ardika sama sekali tidak berencana untuk melepaskannya. Setelah kembali ke kantor polisi, dia langsung ditahan oleh Sigit untuk menjalani investigasi. Pelanggaran-pelanggaran yang dia lakukan sebelumnya, dikorek satu per satu.Dia pasti akan berakhir mendekam di balik jeruji besi. Boleh
Pembuluh darah di kening Yelita tanpa menonjol, dia berusaha mengendalikan emosinya, tidak segera menanggapi Ardika.Sekarang mengatakan apa pun tidak ada gunanya.Setelah selesai melakukan panggilan telepon itu, dia baru memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Dasar bajingan! Bukankah sebelumnya kamu sangat keras kepala?""Aku beri tahu kamu, orang yang kupanggil sudah dalam perjalanan kemari.""Nanti, aku akan membuatmu berlutut di hadapanku dan memanggilku Ibu dengan patuh!"Ardika tersenyum dan berkata, "Walau aku nggak ingin mengakuimu seperti putri angkat, karena kamu sudah berbicara demikian, kalau begitu aku terpaksa membiarkanmu berlutut di hadapanku dan memanggilku ayah.""Oke, kalau begitu, kita lihat saja siapa yang akan memanggil siapa."Yelita mengucapkan satu kalimat itu dengan gigi terkatup.Dia tidak pernah membenci seseorang seperti yang dirasakannya hari ini.Kalau hanya dengan sorot mata sudah bisa membunuh orang, Ardika pasti sudah dia bunuh berkali-kali!Tak
Gulko yang detik sebelumnya bersikap sangat arogan, kini sampai tidak bisa berkata-kata lagi saking ketakutannya.Ardika tetap berdiri di tempat tanpa ekspresi, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Kemarilah."Secara naluriah, Gulko melangkahkan kakinya ke hadapan Ardika."Plak!"Tanpa banyak bicara, Ardika langsung mengangkat lengannya dan melayangkan tamparan ke wajah bundar pria itu.Akibat satu tamparan dari Ardika itu, tubuh Gulko yang beratnya hampir mendekati 100 kilogram itu langsung terpental begitu saja.Saat terpental, tubuh pria itu menabrak beberapa orang petinggi Rumah Sakit Internasional Victori, sampai-sampai mereka terjatuh ke lantai dan berteriak dengan menyedihkan.Tidak ada seorang pun yang menyangka, Ardika akan langsung main tangan terhadap Gulko.Selain itu, melihat Gulko yang tergeletak di lantai dalam kondisi menyedihkan itu hanya karena satu tamparan dari Ardika, semua orang kembali memberikan pengakuan baru terhadap kekuatan Ardika."Kenapa kalian pada melamun
Felda menatap Hanko dan yang lainnya sambil tersenyum, nada bicaranya sangat lembut, sama sekali tidak mengintimidasi.Hanko mendongak, melirik wanita itu sekilas, lalu berkata, "Cih, hanya organisasi dunia preman yang ilegal, juga berani berlagak hebat seperti ini dengan melelang senjata suci Organisasi Snakei.""Apakah Bank Sentral nggak takut dihancurkan?!"Nada bicara Hanko dipenuhi niat membunuh yang kuat, dia sama sekali tidak menganggap serius Bank Sentral yang menjadi pendukung Felda.Felda tetap tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tepat pada saat ini, di sudut ruangan di mana Hanko dan yang lainnya berdiri, tiba-tiba seorang staf Bank Sentral melesat keluar.Orang tersebut langsung melesat ke arah Hanko dan yang lainnya. Saking cepatnya, kecepatannya membuat orang-orang tidak sempat bereaksi."Bam!"Dengan iringan suara teredam, anggota Organisasi Snakei di belakang Hanko yang tadi menyerang, langsung muntah darah dan terpental keluar dari pintu."Benar-benar cari ma
Setelah Felda selesai berbicara, ada staf Organisasi Lelang Sentral yang membawa Pedang Ular Gelap ke atas panggung.Kemudian, Organisasi Lelang Sentral mengatur ahli bela diri untuk menunjukkan kehebatan pedang tersebut di hadapan semua orang."Wah!"Seruan kaget menyelimuti seluruh tempat itu. Pantas saja Pedang Ular Gelap disebut sebagai senjata suci Organisasi Snakei. Biarpun hanya merupakan replika Pedang Ular Gelap, kekuatannya sudah luar biasa menakutkan.Namun, orang-orang yang menunjukkan reaksi seperti ini hanyalah orang-orang di luar bidang ini yang benar-benar menghadiri acara ini untuk meramaikan acara saja.Orang-orang seperti Lila, Rhino dan yang lainnya tetap tampak tenang. Mereka hanya menunggu acara lelang dimulai.Tentu saja mereka tahu jelas kekuatan Pedang Ular Gelap.Sesungguhnya, empat organisasi besar memiliki senjata suci yang mewakili organisasi mereka.Kalau hanya karena kekuatan Pedang Ular Gelap, mereka juga tidak akan datang jauh-jauh.Felda tidak membiark
Kimo melirik Ardika sekilas tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia juga mencari tempat duduk dan duduk.Dengan begitu, selain Organisasi Snakei, perwakilan dari Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie sudah hadir.Kemudian, masih ada orang-orang lain yang berdatangan.Di pihak Kota Banyuli, Kepala Keluarga Unima, Kepala Keluarga Yendia dan Kepala Keluarga Remax yang baru keluar dari rumah sakit hadir untuk memberikan dukungan pada Ardika. Mereka menghampiri Ardika dan menyapanya dengan penuh hormat.Bahkan beberapa orang hebat dari Kota Banyuli juga menghampiri dan menyapa Ardika dengan hormat.Namun, tidak semua orang bersikap hormat pada Ardika."Ardika, coba kamu tebak, apakah hari ini kamu akan mati?"Saat Tisya, Charles dan yang lainnya datang, akhirnya suasana di tempat itu mulai sedikit menegang.Orang yang berbicara adalah Sumalin.Weigus dan para investor dari luar kota lainnya juga turut hadir untuk menyaksikan pertunjukan. Satu per satu dari mereka
Setelah mendengar ucapan Levin, Ardika baru menyimpan kembali Pedang Ular Gelap dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kali ini, dengan mempertimbangkan Levin yang terlebih dahulu mengucapkan kata-kata yang kurang pantas, aku akan mengampunimu, nggak ada lain kali lagi.""Huh!"Lila mendengus dingin dengan kesal, tetapi dia tidak mencari masalah lagi dengan Ardika.Dia tidak bodoh.Dinilai dari serangan Ardika terhadap dirinya tadi, dia bukanlah lawan menantu benalu itu.Sebelumnya, beredar rumor Ardika telah melumpuhkan Vita, lalu melumpuhkan dua kelompok orang yang dikirim oleh Organisasi Snakei.Saat itu, dia masih sedikit tidak percaya.Sekarang, setelah menghadapi Ardika secara langsung, akhirnya dia sudah menyadari kekuatan pria itu.Ardika juga tidak memedulikan wanita itu lagi.Bukannya dia ingin bertindak arogan dan tidak berbicara logika, bukan pula dia bersikeras ingin melindungi anak buahnya.Namun, akan ada orang dari berbagai pihak yang menghadiri acara lelang hari ini.Lila
Adapun mengenai Felda bersungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu atau tidak, tidak masalah bagi Ardika.Lagi pula, kalau orang-orang Bank Sentral berani mencarinya untuk membalas dendam, mereka semua akan berakhir dengan mati."Pak Ardika, silakan pergi beristirahat di ruang VIP terlebih dahulu. Aku masih harus pergi menyambut beberapa orang tamu. Tokoh-tokoh hebat yang datang secara khusus untuk menghadiri acara lelang ini cukup banyak."Felda meminta orang untuk mengantar Ardika ke ruang istirahat, sedangkan dia sendiri pergi menyambut tamu lainnya.Tak lama setelah Ardika dan Levin duduk di dalam ruang VIP, satu demi satu orang juga memasuki ruang VIP untuk beristirahat.Tepat pada saat ini, seorang wanita muda dengan bentuk tubuh tinggi dan indah, serta rambut diikat berjalan memasuki ruangan didampingi oleh beberapa orang.Setelah melihat kedatangan orang-orang itu, Levin tertegun sejenak, lalu mendekati Ardika dan berbisik, "Kak Ardika, wanita itu bernama Lila Stile. Dia adalah
Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya.Hari ini adalah hari di mana acara lelang diselenggarakan.Setelah mengantar Luna keluar, Ardika baru keluar ke pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat."Kak Ardika."Levin yang sudah menunggu di sana pagi-pagi buta, bergegas menghampiri Ardika. Begitu Ardika melihatnya, dia berkata, "Lenganmu baik-baik saja, 'kan?""Hmm, nggak masalah."Levin menyunggingkan seulas senyum sambil menggerakkan lengannya yang masih diperban itu, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.Ardika mengangguk dan berkata, "Ayo pergi, hari ini aku akan membalaskan dendammu!"Dia sudah menerima informasi kemarin Chamir telah tiba di Provinsi Denpapan dari Kota Sewo.Acara lelang hari ini pasti tidak akan bisa berjalan dengan tenang.Kali ini, Bank Sentral langsung menyewa Pusat Pameran di mana acara lelang Hongkem diadakan sebelumnya untuk menyelenggarakan acara lelang hari ini.Ardika berjanji untuk tidak memberi tahu pihak Ke
"Kalau begitu, menurut Tuan Muda, apakah kali ini Ardika bisa bertahan hidup?" tanya wanita itu pada Wirhan lagi dengan penasaran.Biarpun Ardika bisa memaksa Chamir untuk datang ke Kota Banyuli dengan cara melelang Pedang Ular Gelap.Bagaimanapun juga, Chamir adalah ketua cabang Organisasi Snakei.Chamir bisa menggerakkan semua anggota dan sumber daya di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Ini pasti merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa menakutkan.Sekalipun Ardika adalah tokoh hebat di Kota Banyuli, saat berhadapan dengan Chamir, dia juga terlihat sangat lemah.Wirhan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak bisa dipastikan. Walau secara logika aku merasa Ardika pasti akan mati, secara emosional aku menantikannya untuk menciptakan keajaiban lagi.""Bagaimanapun juga, hanya lawan yang sulit dihadapi sepertinya baru layak untuk kujadikan sebagai objek untuk mengasah kemampuanku.""Kita tunggu dan lihat saja ...."Seiring dengan kalimat terakhir yang Wirhan katakan dengan suar
"Bank Sentral nggak takut menyinggung Organisasi Snakei? Berapa persen komisi yang mereka inginkan?"Ardika tampak keheranan.Bank Sentral menggeluti bisnis keuangan ilegal, secara logika seharusnya organisasi semacam ini paling takut pada Organisasi Snakei.Bagaimanapun juga, tugas dan wewenang Organisasi Snakei adalah untuk mengendalikan kekuatan dunia preman, boleh dibilang mereka sudah menjadi musuh Bank Sentral secara natural.Namun, hal yang paling penting bagi Bank Sentral adalah menghasilkan uang.Selama komisi yang ditawarkan cukup menarik, mereka juga mungkin saja mengambil risiko untuk melelang Pedang Ular Gelap.Ardika sangat penasaran, berapa komisi yang mereka inginkan.Sesuai dengan aturan main yang berlaku, organisasi lelang akan mengambil komisi dari harga akhir penjualan barang lelang. Sementara itu, berapa persen komisi yang akan diperoleh organisasi lelang tidak ada angka yang tetap. Semuanya tergantung pada hasil negosiasi antara organisasi lelang dengan sang penju
Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses