Semua Bab Melahirkan Keturunan Untuk CEO: Bab 161 - Bab 170

220 Bab

Chapter 41

“Ada apa?” tanya Alby berpura-pura. “Tolong, itu, itu …” Khalifa mengatur rasa takutnya lebih dahulu, sampai sadar akan sesuatu. Dua menit lama terdiam, Khalifa langsung melepas pelukan itu dengan terkejut. Mendorong dada bidang Alby. “Ah, maaf, aku tak sengaja.” Khalifa beranjak dari pangkuan Alby namun sang empu justru menahannya. Khalifa melotot, “kak?”“Kamu berteriak Khalif, barusan kamu menjerit keras. Em, bukankah itu … takut?”“Apa?” Khalifa terperangah. “Ingat tantangannya kan?” tanya Alby tersenyum miring. “I--itu, aku takut sebab ular, bukan karena filmnya.”“Sama aja, kau … takut!” ucap Alby membisik tepat ditelinga Khalifa. Buku kuduk Khaliifa meremang, hembusan napas yang dikeluarkan Alby menyentuh lehernya. Khalifa menelan salivanya susah.“Terima saja kekalahanmu Khalif, tak perlu bersusah-susah menyangkal bahwa kau tidak takut. Sudah jelas kamu takut!”Khalifa menatap kesal. “Awas!” ujarnya memaksa diri untuk terlepas dari pelukan Alby. Alby hanya tersenyum, me
Baca selengkapnya

Chapter 42

“Ini sudah menjadi urusanku, Khalif! Kamu istri aku! Tanggung jawab aku, dan kamu apa-apa yang sekarang aku jaga!” ucap Alby tegas. Khalifa terdiam, matanya melebar sempurna mendengar ucapan Alby. Namun dalam hitungan detik tiba-tiba Khalifa tertawa. “Ya ampun, Kak. Kau … mengunci diriku di rumah aku sendiri?” tanya Khalifa tak percaya. “tunggu deh, ini rumahku, ini hidupku, tapi kenapa kau yang bermasalah?” Untuk pertama kalinya Khalifa memberanikan diri dalam menjawab, tak ada rasa takut yang ia perlihatkan. “Okke aku tau, aku istri kamu. Tapi biar aku ingatkan jika kamu lupa, Kak. Aku … bukan istri sungguhan kamu, aku hanya pengantin pengganti yang tak lama lagi akan bercerai dengan kamu. Oh, seharusnya hari ini saja kita sudah bercerai bukan? Tapi kenapa kau justru mengundurkan perpisahan di antara kita?”“Khalif—”“Perlu aku ingatkan juga! Ingat Khanza Kak … Ingat Khanza! Wanita yang kamu cintai! Harusnya kamu sibuk cari dia, bukan sibuk ngurusin orang lain.”“Tapi aku—-”“Ja
Baca selengkapnya

Chapter 43

Tangan Alby terkepal, rahangnya makin mengeras saat melihat Gama menangkup kedua pipi Khalifa. Kobaran api di dalam hati membakar seluruh jiwa Alby, ia cemburu, sangat cemburu. Apalagi saat Gama dengan beraninya menarik Khalifa ke dalam pelukan, rasanya Alby tak tahan untuk tidak menghajarnya. Alby makin marah, tak rela istrinya disentuh pria lain membuatnya melangkah mendekat. Namun sebelum itu… “Kaden juga pernah bilang gitu, Kak. Tapi, kenapa dia yang justru meninggalkan aku lebih dahulu? Apa dia enggak tau kalau aku mencintainya? Apa dia enggak tau kalau aku selalu menunggunya tiap hari?” Khalifa memalingkan wajahnya. “Dia berbohong, untuk apa aku hidup demi orang yang mencintaiku jika pada akhirnya mereka juga meninggalkan aku?”“Al?”“Ayo pergi Kak.” Khalifa beranjak di tempat tersebut, sebelum itu ia menghapus air matanya yang tadi jatuh. Gama hanya bisa menghela napas saat Khalifa mulai berjalan, ia mengikuti dari belakang. Alby yang hendak menuju Gama malah tertinggal ke
Baca selengkapnya

Chapter 44

“Apa?!”Seakan jantung Alby berhenti berdetak, ponselnya bahkan langsung terjatuh saking kagetnya. Mobil yang melaju cepat langsung di rem dadakan tepat di tepi jalan. Dirinya masih terkejut. “Apa maksud Bunda?” tanya Alby membenarkan, takut kalau tadi ia salah mendengar.“Khanza udah ditemukan Al, dia ada di rumah sakit. Cepatlah datang ke sini bersama Khalifa!”“Tapi—”“Dia kritis, entah apa yang terjadi padanya tapi … kondisinya tidak baik-baik saja,” ucap Laila dengan napas menggebu. Di sebrang sana Laila resah, mondar-mandir di depan ruangan di mana Khanza berada. “Se--sekarang Alby bakal ke sana!”! ucap Alby.“Baiklah, Bunda tunggu kalian,” ucap Laila lantas sambungan itu terputus. Alby menatap kosong jalan di depannya. Tak menyangka kalau Khanza … sudah ditemukan? “Jika Khanza telah kembali, lalu pernikahan kami … ?” Alby bergumam lirih. “Ayah dan Bunda akan menjadi saksi, apabila Khanza sudah ditemukan, maka kau harus menceraikanku saat itu juga, Kak.” Ucapan Khalifa sa
Baca selengkapnya

Chapter 45

“Hmm … bagaimana jika ….”“Kita sembunyikan saja Khanza dari Khalifa?”Mendadak suasana hening, ketiga orang yang berkumpul itu saling memandang. “Tidak bisa Mas, masalahnya bagaimana kalau dia sadar? Menanyakan perihal keluarganya? Kita enggak bisa selamanya menyembunyikan dia,” ucap Laila. Bara tampak bergeming, benar juga. Krieeekkk… Di tengah pikiran yang sama-sama berkecamuk tiba-tiba pintu ruangan di mana Khanza di periksa terbuka. Menampilkan dokter yang baru keluar.Alby, Bara maupun Laila langsung terkejut, mendekat kepada Dokter tersebut yang sempat ingin pergi. “Dok?” seru Bara. “bagaimana keadaan Khanza?” tanyanya. “Kalian kerabat dekat pasien?”Ketiganya mengangguk. Dokter itu tampak menghela napas pelan. “Pasien dinyatakan koma untuk saat ini. Nutrisi di dalam tubuh tidak dia dapatkan, selain itu ada gangguan peredaran darah ke otak, menjadikan kondisinya saat ini tidak bisa dikatakan baik.”“Koma?” Bara melirih. “Kira-kira berapa lama pasien akan siuman, Dok?”
Baca selengkapnya

Chapter 46

Alby memarkirkan mobilnya di halaman rumah Khalifa. Sedari tadi dirinya penasaran akan ucapan Gama yang katanya ada kejutan. Kejutan apa? Alby melihat ada mobil yang sebelumnya Khalifa kendarai, itu berarti perempuan itu sudah pulang semenjak tadi. Gegas Alby keluar, berlari masuk. "Assalamu'alaikum.... "Tidak ada sahutan apapun sesaat ia masuk. Apa Khalifa ada di kamarnya? Pikirnya. Alby menaiki anak tangga, berlari kecil menuju kamar Khalifa. Tok tok tok! "Khalif, kamu ada di dalam?" tanya Alby cemas. Entah kenapa perasaannya tidak tenang saat ini. Perkataan Gama berhasil membuat pikirannya berkecamuk. "kha... ""Kau sudah pulang?" Pintu terbuka menampilkan Khalifa yang sudah berganti pakaian. Khalifa dengan pesonanya, sellau berhasil membuat Alby senang dalam menatap. "Harusnya aku yang bertanya, kamu dari mana saja? Tadi kamu pergi ke mana?" tanya Alby. Khalifa tampak bergeming, dirinya malah menggeleng kecil. "Karena kamu ada di sini aku mau nunjukin sesuatu ke kamu, Ka
Baca selengkapnya

Chapter 47

Bertemu dengan bibir Alby? Khalifa tersadar atas apa yang ia lakukan, gegas beranjak namun… “Akh!” Kepalanya harus menghadap Alby kembali saat menyadari liontin yang ia gunakan menyangkut di kancing kameja yang Alby kenakan. “Ma---maaf, biar aku lepas.” Merasa posisi ini yang memang tidak nyaman, membuat Khalifa dengan cepat melepaskan pengait liontinnya. Meyebalkan! Kenapa puls harus menyangkut? “Pelan-pelan saja, Alif. Nanti liontinnya rusak,” ucap Alby menahan pergelangan tangan Khalifa yang melepaskan pengait itu secara paksa. “Sini, biar aku bantu.” Masih dalam posisi Alby berada di bawah, ia membantu liontin Khalifa agar terlepas. Oh, tidak. Lebih tepatnya berpura-pura melepas. Dalam posisi seperti ini dengan Khalifa yang amat dekat pada Alby, tentu tidak boleh disia-siakan oleh Alby. Hal yang amat langka bisa dekat seperti ini harus Alby manfaatkan. Walau kini hatinya berdetak tidak karuan tapi … ia bisa bahagia hanya dengan melihat rautt cemas Khalifa. Alby … menyukain
Baca selengkapnya

Chapter 48

“Em … itu, anu punya kak Al… terbuka….”“Hah?”“Kancing bajunya, terbuka…” Khalifa melanjutkan ucapannya, berpaling menatap ke arah lain, sedang Alby ia menurunkan pandangan membenarkan ucapan Khalifa di mana kancingnya terbuka. Bukannya merasa malu justru Alby senyum-senyum sendiri. “Gpp terbuka, sengaja kok, soalnya gerah,” ucap Alby yang justru membuka satu lagi kancing, memperlihatkan dadanya yang kebetulan tidak memakai kaos. Merasa risih Khalifa memilih beranjak pergi, mengambil pula ponsel yang sebelumnya ikut terjatuh. Dan saat ia beranjak tiba-tiba suara Alby terdengar. “Aw!” Alby memekik sakit, hal itu jelas membuat Khalifa menoleh. “Shhh … tanganku …”“Kenapa? Ada apa dengan tanganmu?” tanya Khalifa sesaat melihat Alby tengah memegang lengan kirinya. Pria itu tampak kesakitan. “Kau bertanya kenapa? Jelas semua ini karena kamu, Alif.” Khalifa menatap aneh, tuduhan macam apa coba? “Kenapa jadi aku?”“Ck! Kamu kira jatuh itu tidak sakit? Kamu yang enak jatuh di atasku,
Baca selengkapnya

Chapter 49

Khalifa melirikan ekor matanya pada Alby, terdiam sejenak. “Heem, secepatnya bakal ketemu juga kok.” Masih dalam menelpon, Khalifa mengalihkan pandangannya. “... ““Sekarang?”“.... ““Oh, ya udah.”“... ““Hm, ditempat biasa,” ucap Khalifa lantas diakhir oleh salam. Ia menutup sambungan telponnya, matanya melirik Alby. “Siapa yang menelpon?” tanya Alby merubah kembali raut wajahnya. “Bukan siapa-siaa,” jawab Khalifa. “aku mau ke atas.”“Tunggu!” Alby menahan Khalifa yang hendak beranjak. “Kau sudah tau keberadaan Khanza?” tanya Alby dibalas tatapan Khalifa. Perempuan itu terdiam sejenak, sampai melepaskan tangan Alby yang menahannya. “Tidak. Masih dalam pencarian polisi bukan?” tangannya balik bertanya. Khalifa menghembuskan napas pelan, tidak jadi beranjak pergi. “Kak, tidak bisakah kamu tanda tangani surat cerai itu sekarang?” tanya Khalifa tampak menahan kesal. Geram sekaligus tak sabaran ia perlihatkan di depan Alby. “aku ingin cepat-cepat terlepas dari pernikahan ini!” uc
Baca selengkapnya

Chapter 50

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Sehabis mengambil buku diary milik Khalifa gegas Alby berangkat menuju rumah sakit. Sekarang ia akan mengecek keadaan di sana. Selain itu, ada rasa berdosa sebab sudah merepotkan Ayah dan Bundanya. Ah, seharusnya Alby tidak menyusahkan mereka, seharusnya ini sudah menjadi tanggung jawabnya. Permasalahan yang hadir jelas karenanya, lantas kenapa jadi orang tuanya yang harus ikut-ikutan? Bodoh! Itulah satu ucapan untuk Alby saat ini. Bisa-bisanya ia tak berpikir dewasa. Alby melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Takut kemalaman pas pulang ke rumah, nanti istrinya marah-marah lagi. Derrttt DerrtttAlby mengambil ponsel yang berdering di saku jaketnya, gegas ia melihat siapa penelpon malam-malam begini. Ah, ternyata oh ternyata. Baru saja Alby sedang memikirkan sosoknya, eh, langsung dditelpon. Emang ya, definisi jodoh gak bakal ke mana. Pas jauh dicariin kan, eh, apa deket malah dianggurin. Tidak ingin menunggu lama pujaan hatiny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
22
DMCA.com Protection Status