“Ada apa?” tanya Alby berpura-pura. “Tolong, itu, itu …” Khalifa mengatur rasa takutnya lebih dahulu, sampai sadar akan sesuatu. Dua menit lama terdiam, Khalifa langsung melepas pelukan itu dengan terkejut. Mendorong dada bidang Alby. “Ah, maaf, aku tak sengaja.” Khalifa beranjak dari pangkuan Alby namun sang empu justru menahannya. Khalifa melotot, “kak?”“Kamu berteriak Khalif, barusan kamu menjerit keras. Em, bukankah itu … takut?”“Apa?” Khalifa terperangah. “Ingat tantangannya kan?” tanya Alby tersenyum miring. “I--itu, aku takut sebab ular, bukan karena filmnya.”“Sama aja, kau … takut!” ucap Alby membisik tepat ditelinga Khalifa. Buku kuduk Khaliifa meremang, hembusan napas yang dikeluarkan Alby menyentuh lehernya. Khalifa menelan salivanya susah.“Terima saja kekalahanmu Khalif, tak perlu bersusah-susah menyangkal bahwa kau tidak takut. Sudah jelas kamu takut!”Khalifa menatap kesal. “Awas!” ujarnya memaksa diri untuk terlepas dari pelukan Alby. Alby hanya tersenyum, me
Baca selengkapnya