Semua Bab Melahirkan Keturunan Untuk CEO: Bab 171 - Bab 180

220 Bab

Chapter 51

Sebenarnya ada perasaan sakit yang dirasa Alby saat ini. Mengenai Khalifa, dia menyebut nama orang lain. Saat Khalifa menyebut nama ‘Ka … ia kira kata itu untuknya, mengingat bagaimana Khalifa memanggilnya kakak. Tapi ternyata bukan, ‘Ka’ yang dimaksud adalah Kaden… Siapa dia? Alby tidak tahu. Awalnya pula Alby dibuat senang saat Khalifa memintanya untuk menemaninya semalam ini—tidur bersama. Tapi, saat nama Kaden terucap lagi-lagi perasaan Alby terasa diporak-porandakan. Sakit. Ah, atau mungkin ini balasan untuknya karena sebelumnya telah menyia-nyiakan Khalifa? Itu mengapa saat ini ia merasakan sesak? Alby mengeratkan pelukannya terhadap Khalifa. Istrinya ini masih tertidur, sama sekali tidak terganggu. “Walau mungkin kamu cinta orang lain, tapi aku yakin, suatu saat nanti kau akan mencintaiku juga,” gumam Alby. Tiba-tiba Khalifa melenguh kecil dalam tidurnya, membuat Alby dengan sigap menutup mata. Dalam diam Alby berpura-pura tidur, ia mengetahui kalau saat ini Khalifa terb
Baca selengkapnya

Chapter 52

Alby menghela napas gusar. Baru saja bermimpi indah, malah dihancurkan dengan hal yang membuatnya sadar diri. “Kak Alby ngapain tidur di sini? Terus semalam, kakak kan yang bawa aku ke sini?” tanya Khalifa. Alby hanya mampu diam, ia masih sedikit mencerna atas apa yang terjadi. “Padahal enggak perlu pindahin aku, toh aku bakal pindah sendiri.” Khalifa masih berucap, membuat Alby kini menatapnya. “Tidur kamu semalam bahkan gak bener, mau gimana aku gak pindahin?” tanya Alby. Ia beranjak dari kasurnya. Ia melihat Khalifa yang hanya berdiri menatapnya. Ia mendekat. “Semalam … kita tidur bersama kan?” “Hah?” Khalifa bergeming, sedang Alby tersenyum tipis. Khalifa memang tidur seranjang dengan Alby, tapi hal itu diluar inginnya. Entah kenapa saat Khalifa membuka matanya ia dikejutkan oleh Alby yang tidur di sampingnya. Menolak malu, Khalifa menjawab. “Itu---itu aku enggak tau! Aku—”“Udah salat subuh?” tanya Alby mengalihkan topik. Ia melihat jam yang menggantung di dinding. Waktu
Baca selengkapnya

Chapter 53

Khalifa tidak peduli lagi. Gegas ia keluar dari kamar walau tau masih memakai mukena. Meninggalkan Alby yang sedari tadi hanya diam. Bagi Khalifa, sekaki-kali pria sombong itu harus diberi pelajaran. Biar tau rasanya bagaiamana berada di posisinya dulu yang selalu merasakan sakit dan sesak. Ah, mungkin ini tidak seberapa, tapi Khalifa yakin Alby pasti mengerti atas apa yang ia ucapkan. Semoga setelah ucapan itu keluar Alby mampu memahami, bahwa ia tidak pernah menginginkan pria itu! Khalifa mendengkus, hari ini paginya di lingkup hawa marah saja. Ah, bahkan ia terpaksa keluar dari kamarnya sendiri. Krruukkk… Sesaat amarah itu masih dirasa tiba-tiba perut Khalifa berbunyi. Ia lapar. Khalifa menghela napas. “ Kak Alby msnyebalkan! Ke manakan semua pelayan yang ada di sini, huh!” ucap Khalifa setengah kesal. Tidak hanya pada perubahan Alby yeng membuat Khalifa kesal dan marah, pun dengan semua pelayan yang ada di kediaman ini Alby hilangkan. Entah ke manakan pelayan itu, Alby benar-
Baca selengkapnya

Chapter 54

“Ini uang bulanan untuk kamu, gunakan apa yang kamu butuhkan atau jika ada hal yang kamu inginkan, bisa gunakan uang ini. Kalau kurang, bilang aja. Aku bakal ngasih.” Alby menyimpan sebuah amplop putih di depan Khalifa. Mata perempuan itu tampak shok. Dirinya menatap amplop tersebut dengan kening berkerut. Khalifa yang sudah disuguhi oleh beberapa kertas-kertas diatas meja kini justru disuguhi oleh sosok Alby yang menyimpan sebuah amplop. Hari ini ia disibukkan dengan pekerjaan yang sebelumnya Aarav tanggung jawabi. Setelah kepergian Papanya dirinya lah yang akan mengambil alih perusahaan. Sebenarnya memikul beban besar ini terasa berat untuk Khalifa, namun mengingat bahwa hanya ada dirinya di rumah ini membuat tanggung jawab itu ada padanya. Khalifa menghela napas, pekerjaannya sedikit tertunda atas kehadiran Alby. “Uang bulanan?” tanya Khalifa. “Heem, maafin sebab baru sekarang aku kasih.” “Tidak perlu, aku tidak butuh!” Khalifa menolak, menggeser kembali amplop putih danterse
Baca selengkapnya

Chapter 55

Alby melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ucapan Khalifa barusan berhasil membuat hatinya merasa galau kumat. “Teman?”Hanya sebait kalimat namun membuat Alby tidak tenang dibuatnya. Untuk apa teman coba? Jika suami adalah status yang paling penting? Alby kesal, benar-benar kesal! Selain pada penceraian menyebalkan itu Alby pula kesal terhadap dirinya yang belum bisa membuat Khalifa jatuh cinta. Ada pikiran Alby yang sering bertanya-tanya. Mengenai Khalifa, kenapa sulit sekali membuat perempuan itu mengerti kalau dirinya mencintai perempuan itu? Tidak bisakah Khalifa merasa baper atas sikapnya? Atau mungkin merasa paling istimewa di antara sikapnya yang lain? Kenapa Khalifa tidak merasakan hal itu? Alby menghela napas gusar, makin ke sini Khalifa makin berulah. Meminta penceraian sekaligus menjadi teman untuknya.Ah, kesal sudah untuk semuanya, sampai Alby tidak peduli lagi tentang hidupnya ini. Ia galau kumat, dengan begitu menjalankan motor pun begitu ugal-uga
Baca selengkapnya

Chapter 56

[Cinta itu hadir di hati begitu saja. Tak menyangka kalau aku saat ini jatuh cinta pada sosok laki-laki paling sederhana.] tulis tangan Khalifa yang begitu indah. [Terima kasih pada kesempatan untuk mengenalmu. Itu adalah anugrah terbesar untukku. Benar yang kamu katakan waktu itu, cinta tidak perlu ditemukan justru cintalah yang akan menemukan kita. Dan saat ini cinta hadir diantara kita. Terima kasih.]Sederet kalimat itu berhasil membuat Alby berkaca-kaca. Tidak kuat pada hatinya yang memilih untuk ikhlas. Jujur, ia tidak ikhlas saat kenyataannya menghantam dirinya, bahwa Khalifa ternyata mencintai orang lain?Sesak, sakit. Hatinya bagaikan tertimpa batu besar yang menghimpit tubuhnya. [Untuk nama yang kutulis saat ini. Aku cinta kamu saat ini, nanti dan untuk selamanya.]Kaden Reim Nugha. Tertulis. Khalifa Andszar. “Jadi, selama ini Khalifa mencinta pria yang bernama Kaden?” gumam Alby. Rahanya mengeras, tidak sanggup membaca kelanjutan kalimat yang ditulis Khalifa. Hal itu
Baca selengkapnya

Chapter 57

Alby mengeratkan pegangan tangannya pada pedal gas. Gama, kenapa pria itu ada di depan pintu rumah Khalifa? Dan pun kenapa Khalifa juga ada di sana? Alby yang berniat mengambil skripsi malah disuguhi hal yang tidak mengenakan. Hatinya sudah tertoleh luka, masih baru, belum sembuh pula. Sekarang lukanya menambah. Disuguhi oleh sahabatnya sendiri yang berbicara dengan sang istri, siapa yang tidak cemburu? Siapa yang tidak sakit coba? Di depan sana Khalifa tertawa dengan renyah, suatu hal yang membuat Alby terdiam dalam memandangnya. Jarak antar Alby dengan Khalifa cukup jauh, namun tentu masih terlihat dalam pandangan Alby. Dan pun, Alby mampu mendengar pembicaraan mereka, walau tau mereka tidak akan menyadari keberadaannya. Saat ini, Alby bisa saja menggerebek keduanya, apalagi menghajar Gama yang berani mendatangi Khalifa di tengah rumah yang tidak ada siapa-siapa. Namun, kenapa Alby justru terdiam dan memilih untuk bersembunyi? Karena saat ini samar-samar Alby mendengar ucapan Gam
Baca selengkapnya

Chapter 58

[Assalamu'alaikum, Alif? Aku mau kabarin kalo malam ini Mama gak jadi pertemuan aku dengan wanita itu. Alhamdulillah, aku seneng banget.] Pesan dari Gama masuk, hal itu dibaca langsung oleh Khalifa. Khalifa tersenyum. [Kalo terus gagal kapan nikahnya sih, Kak? Cepet nikah sana!] kirimnya tertawa kecil. “Aneh, udah mapan kayak gitu masih gak mau nikah,” celetuk Khalifa melihat tingkah Gama. Padahal usia Gama sudah masuk 24, sangat pas untuk menikah di usia begitu. Tapi ya sudahlah, itu kehidupannya. [Pengen, tapi lagi nunggu seseorang.] Gama mengirimkannya pesan lagi. [Dianya gak peka mulu:( ]Khalifa mengernyit. Wajah setampan Gama, baik, pintar, mempesona, siapa kiranya wanita yang menolaknya? Berani-beraninya dia menolak pesona seorang Gama. Khalifa terkekeh, memikirkan hal itu membuatnya penasaran, namun tak mampu ia tanyakan. Toh itu privasinya. [Sabar, nanti bakal nerima kok.]Khalifa jawab sesuai pikirannya saja. [Aku yakin, kalau dia tau siapa kamu, pasti bakal nerima
Baca selengkapnya

Chapter 59

Bruk! “Kak Al?!” Khalifa berteriak histeris saat mendapati Alby yang hendak ambruk di depannya. Namun, karena Khalifa yang siap siaga menahan tubuh Alby sekuat tenaga. “Khalifa …” Suara lirih disertai gemetar itu terdengar, cukup membuat Khalifa merasa kasihan dalam menatapnya. “Kak, masuklah, badan kamu basah.” Benar. Tubuh Alby sekarang basah kuyup, tangannya terasa dingin, bukan terasa dingin lagi, tapi sangat dingin. “Kak—-”“A--aku cinta kamu, Khalifa.” Alby menangis, seluruh badan Alby lemas membuat pria itu jatuh. Khalifa ikut terjatuh, menempatkan Alby agar bersandar padanya. “Khalifa … maaf. Ma--maafkan aku yang ba-baru menyadarinya. Maaf ….”“Kak? Kak Al?!” Khalifa panik saat Alby tak sadarkan diri. Ia menepuk-nepuk pipi Alby, namun sayang, setelah mengatakan kalimat itu Alby pingsan dengan bibir yang memucat. ***Setelah bersusah payah memindahkan Alby, Khalifa dibuat ngos-ngosan akan hal itu. Siapa yang mengira jika Alby akan jatuh pingsan seperti ini? Yang mana me
Baca selengkapnya

Chapter 60

Pagi ini mata Alby bergerak pelan. Mengerjap sesaat sebuah cahaya masuk ke celah matanya. Jari-jemari Alby pula tergerak, sampai kemudian matanya membuka seiring cahaya itu masuk ke dalam retina. Alby menatap atap-atap langit sesaat mata itu terbuka secara keseluruhan, menghela napas beberapa menit sampai kesadarannya benar-benar terkumpul. Sampai dimenit berikutnya mata Alby dibuat mengerjap saat teringat akan sesuatu. Alby tertegun, membuka selimutnya dan melihat pakaian yang dirinya kenakan. Teringat bahwa ini bukan pakaian terakhir dirinya membuat Alby menarik kembali selimutnya, menutup sampai setengah wajah. Entah kenapa tapi … untuk sekarang Alby mendadak malu. “Apa … Khalifa yang menggantikan pakaianku?” ucapnya bertanya. Tidak terbendung lagi rasa malunya, memikirkan hal itu benar-benar membuat telinga Alby memerah. Alby hendak tersenyum, namun pula tidak. Mendadak netra matanya jatuh pada lengan kiri yang diperban.Alby mengangkat lengan kirinya. Teringat akan kejadian d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
22
DMCA.com Protection Status