Semua Bab Melahirkan Keturunan Untuk CEO: Bab 191 - Bab 200

220 Bab

Chapter 71

Jam 3 pagi seperti biasa Alby sudah bangun dengan rasa kantuk yang masih hinggap. Pagi ini dirinya harus pulang, tidak mungkin jika harus tidur di sini sampai pagi tiba. Masalahnya hubungan pernikahan ini jelas masih dirahasiakan dari Khanza, hal itu membuat Khalifa maupun Alby akan tetap berpura-pura sampai Khanza benar-benar sudah pulih dari ingatannya. Alby mulai mengumpulkan kesadarannya, apalagi melihat wajah Khalifa yang jelas membuat matanya kembali segar. “Aku pergi, nanti kita ketemu lagi. Muach!” Alby mencium kening serta kedua pipi Khalifa. Perempuan itu masih tertidur untuk itu tidak terganggu sama sekali. Alby menghela napas lantas bangun dari jaringannya, namun gerakannya terhenti saat tangan Khalifa justru menariknya. “Tetap di sini,” ucapnya melindur. Khalifa memeluk lengan Alby. “jangan pergi.”Alby tersenyum kecil, nyatanya istrinya ini mulai merasakan cinta sepertinya. Lihat saja? Alby bergerak menjauh saja langsung dilarang. “Aku harus pergi, sayang… udah wakt
Baca selengkapnya

Chapter 72

Siang ini Khalifa sudah siap dengan pakaian yang ia kenakan. Sesuai janjinya bahwa hari ini ia akan bertemu dengan Gama. Ditempat biasa? Tentu saja ia sudah tahu tempatnya. Jangan tanyakan pasal Alby, pria itu sudah pergi 4 jam yang lalu. Tring! Suara ponsel Khalifa berbunyi menandakan ada pesan masuk. [Aku jemput ya?] Pesan itu dari Gama, Khalifa tau pasti Gama sudah pulang dari kampusnya. [Nggak usah. Aku bawa mobil sendiri.] send. [Hm, baiklah. Hati-hati tapi ya, jangan ngebut.] [Iya, siap Bos!] kirim Khalifa di akhiri dengan emot hormat. Khalifa terkekeh kecil lantas memasukan ponselnya ke dalam tas. Perempuan itu dengan cepat keluar kamar, berlari kecil dalam menuruni anak tangga. Namun ada satu hal saat Khalifa keluar dari dalam kamar, Khanza, perempuan itu melihat kepergian Khalifa dengan tatapan sulit diartikan. “Akhir-akhir ini Khalifa sering pergi, dan kepribadiannya … benar-benar berbeda dengan yang dahulu,” gumam Khanza mencoba mengingat jelas
Baca selengkapnya

Chapter 73

“Habisin Alif, sedikit lagi itu,” ucap Alby saat melihat nasi yang masih tersisa di atas daun pisang. “Nggak mau, kenyang….” Khalifa tampak lesu, ia mengusap bibirnya dengan tissue. “Masa sih? Padahal kamu makan dikit sekali, sebagian dikasih ke aku lho.”“Tapi aku beneran udah kenyang, aku pengen ini aja!” Khalifa berbinar saat melihat ada salad buah. Setelah makan makanan khas orang Sunda, Khalifa dibuat kenyang, namun pula tidak tahan dengan godaan salad buah yang tersimpan. Ya, nyatanya keduanya saat ini tengah makan di sebuah rumah makan khas Sunda! Entah apa yang ada dalam pikiran Alby, pria itu tiba-tiba membawa Khalifa untuk makan di sana. Katanya, makan masakan Sunda itu berbeda, tidak seperti makan-makanan khas Jakarta, cukup membosankan. Jangan tanyakan apa keduanya datang ke tanah Jawa? Jelas tidak! Rumah makan khas Sunda masih terletak di kota Jakarta, tidak perlu jauh-jauh, karena banyak rumah makan berkhas Sunda di sini. “Sini punya kamu, aku habisin,” ucap Alby me
Baca selengkapnya

Chapter 74

“Apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran Khanza? Kenapa dia tega melakukan ini semua?” tanya Alby tidak mengerti. Setelah kepergian Yuza keduanya kembalu duduk dengan pikiran yang sama-sama berkecamuk, terlebih untuk Khalifa, dirinya yang lebih memikirkan perkataan itu. “Alif, katakan padaku. Apa Khanza sejahat itu sama kamu? Sampai-sampai apa yang dikatakan Yuza? Membuatmu selalu merasakan penderitaan,“ tanya Alby benar-benar penasaran. “Alif, katakan juga, apa selama ini kamu benar-benar menderita atas ulahnya? Katakan padaku Alif, ayo.” Alby menggoyangkan lengan Khalifa, dipegangnya tangan itu menunggu jawaban Khalifa. “Dia sebenarnya baik, Kak. Hanya saja … aku juga nggak tau apa yang terjadi dengannya. Dia … membenciku.” “Tapi kenapa? Kalian saudara kan. Kenapa harus saling bertengkar seperti ini? Khalifa, andai jika pernikahan aku bersamanya terjadi kau tau apa yang aku rasa. Penyesalan… sungguh, aku benar-benar menyesal jika sampai menikahi Khanza. Aku baru tau bahwa
Baca selengkapnya

Chapter 75

PENGANTIN PENGGANTI 30 HARI #69Derrttt DerrtttSuara dering ponsel terdengar cukup nyaring membangunkan seseorang yang saat ini tengah tertidur dengan pulas. Khalifa membuka matanya saat suara itu kian terdengar membuat dirinya sadar bahwa itu ponsel miliknya. Khalifa terbangun, hal yang pertama kali Khalifa lihat adalah wajah Alby yang tertidur pulas, tidak terganggu sama sekali dengan suara dering ponselnya. Tangan pria itu melingkar di pinggang Khalifa, memeluknya dengan erat. Khalifa tersenyum malu-malu, entah kenapa untuk akhir-akhir ini, Khalifa mulai terbiasa dengan perlakuan Alby terhadapnya. Apalagi saat rasa nyaman mulai hadir di relung hati Khalifa, ia merasakan senang, tenang nan bahagia apabila bersama Alby. Ah entahlah, perasaan apa itu? Khalifa tersadar dari rasa lamunannya, teringat satu hal yang membuatnya terbangun gegas Khalifa menoleh ke kiri, menatap ponselnya yang berada di atas nakas pinggirnya. Khalifa mengambil ponsel itu saat suara tersebut tidak lagi t
Baca selengkapnya

Chapter 76

Khalifa memasuki halaman rumahnya dengan tergesa-gesa. Sampai di pintu utama ia langsung masuk setelah mengucapkan salam. “Bi Wawa?” Khalifa memanggil namun tak ada sahutan apapun. Memilih untuk melihat keadaan Khanza, Khalifa menaiki anak tangganya untuk sampai ke atas. Pintu Khanza tertutup rapat saat Khalifa sudah berdiri di depan kamarnya. Hendak mengetuk pintu namun Khalifa urungkan. “Apa yang akan aku lakukan jika aku masuk dan bertanya keadaan padanya?” gumam Khalifa. “aku bahkan tidak terlalu dekat dengan saudaraku sendiri. Bagaimana aku bisa sekhawatir ini?” Pikiran Khalifa mendadak berkecamuk. “Tidak. Lebih baik aku membiarkannya saja. Toh dia tidak akan membutuhkan aku. Selain itu … aku sendiri yang memang enggan untuk bertemu Khanza. Aku … aku membencinya!” Khalifa memilih abai, tidak peduli pada keadaan Khanza yang entah apa di dalam sana. Khalifa memilih pergi, kali ini tidurnya benar-benar terganggu membuat Khalifa merasakan ngantuk kembali. Namun, sesaat Khalifa i
Baca selengkapnya

Chapter 77

Mata Khalifa mengerjap pelan saat cahaya matahari mulai masuk ke dalam retinanya. Perempuan itu menatap langit-langit atas saat matanya terbuka lebar. Namun, tatapannya harus terhenti saat ia merasakan tangannya yang tengah digenggam cukup erat, membuat Khalifa merunduk dalam menatap. Berkedip untuk beberapa saat, Khalifa melihat Alby yang ternyata tengah tertidur di samping perutnya, memeluk dengan tangan yang saling menggenggam. Wajah Alby yang mengarah padanya membuat Khalifa leluasa dalam menatapnya. Pria itu tidur dengan napas yang beraturan, lembut nan menenangkan. Tangan kiri Khalifa yang memang nganggur Khalifa gunakan untuk mengelus kepala Alby, pria itu tidak terusik sama sekali. Beberapa menit kemudian Alby mengerjapkan matanya saat usapan itu kian dirasa olehnya. Pria itu membuka mata, dan hal yang pertama kali Alby lihat adalah istrinya. “Khalifa?” Alby terperanjat, terbangun dengan tatapan menatap Khalifa. “alhamdulillah, akhirnya kamu udah sadar juga. Aku benar-ben
Baca selengkapnya

Part 78

[Khalifa ini Mama. Surat ini Mama tuliskan terkhusus buat kamu sayang. Maaf, Mama nggak bisa tulis panjang untuk memberi tahu sesuatu sama kamu tapi, hari ini … hari ini perasaan Mama enggak tenang. Mama nggak tau kenapa tapi, Mama benar-benar merasakan perasaan tidak tenang. Untuk mengurangi rasa tidak tenang itu Mama ingin memberitahukan kamu. Sayang, putri bungsunya Mama. Maafin Mama dan Papa ya, maaf karena memaksa kamu buat menikah dengan lelaki bukan pilihan kamu. Maafin Mama sebab maksa kamu buat menggantikan pernikahan yang tidak seharusnya kamu jalan ini. Mama minta maaf. Tapi, ada satu hal yang harus kamu ketahui Nak. Kemarin Khanza menelpon mama lewat telepon luar. Dan yang paling mengejutkan saat itu adalah dia berkata jujur bahwa dia kabur di hari pernikahan itu. Dia tidak menginginkan pernikahan itu. Mama enggak tau apa yang terjadi dengan jalan pikiran Khanza, tapi kamu tau kan seperti apa dia? Khalifa, sebagai orang tua Mama merasa gagal dalam membesarkan kalian be
Baca selengkapnya

Chapter 79

“Ja--jantungku berdetak sebab hidup, kalo enggak ya mati!” jawab Khalifa setengah gugup. Perempuan itu sedikit menjauh untuk memberi jarak namun dengan tiba-tiba Alby justru memeluknya dari belakang membuat Khalifa terdiam bak patung tanpa nyawa. Khalifa melebarkan pupil matanya, tangan Alby yang melingkar di perutnya serta dagunya yang tersimpan di bahu kiri membuat jantung Khalifa semakin berdetak tak karuan. Benar-benar gugup sekaligus canggung. “Alif kamu tau nggak?” tanya Alby, pria itu tampak nyaman dalam posisinya. “ada hal yang paling istimewa dari diri kamu. Hal yang bikin aku makin cinta dan percaya kalo kamu nantinya bakal balas cinta aku,” ucap Alby. “tau hal istimewa apa itu?” tanyanya untuk yang kedua kali. Dengan jantung berdebum hebat Khalifa merespon dengan gelengan kecil. Sungguh, hembusan napas Alby berhasil membuat Khalifa meremang, merasakan desiran yang kian aneh. “Hal istimewa itu … aku suka cara kamu dalam menunjukkan ekspresi. Kamu cuek, tapi di sisi lain
Baca selengkapnya

Chapter 80

Khalifa menatap pantulan dirinya di cermin, menyentuh bibirnya yang teringat bagaimana cara Alby menciumnya untuk yang pertama kali. Sungguh, untuk pertama kalinya ia merasakan bagaimana rasanya ciuman. Pipi Khalifa mendadak merah merona, rasa panas tiba-tiba menjalar ke area pipinya itu. “Ish! Apa yang aku pikirkan!” Khalifa menggeleng kecil, ia senyum-senyum sendiri. “Alif?” Panggilan Alby yang tiba-tiba membuat Khalifa terperanjat kaget. Perempuan itu refleks berdiri dari duduknya yang menghadap ke cermin. Alby menatap Khalifa yang juga menatapnya. Alby tersenyum tipis. “aku bawain makan, kita makan di sini ya,” ucap Alby yang memang tengah membawa nampan berisi piring yang sudah ia isi dengan nasi, sedang lauk-pauknya di pisah. Alby menyimpannya di atas meja, “ayo Alif, kenapa malah melamun?” tanya Alby mulai duduk di kursi sofa. Khalifa dengan gugup berjalan menuju Alby, entah kenapa tapi jantung Khalifa saat ini dibuat berdetak sangat cepat. Lagi dan lagi, jika berdekatan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status