Home / Romansa / Melahirkan Keturunan Untuk CEO / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Melahirkan Keturunan Untuk CEO: Chapter 181 - Chapter 190

220 Chapters

Chapter 61

“Kau … romantis kak.”Khalifa sedikit menjauh, namun berbeda dengan Album, tubuh pria itu membeku. “Hahaha, aku bercanda. Tidak usah serius,” lanjutnya tertawa. Khalifa menggeleng kecil. “Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, sebab bukan aku yang mengurumu Kak, tapi, Bunda,” ucap Khalifa berikutnya. “aku mana bisa mengurusmu, dan tentu tidak tau harus melakukan apa. Jadi, yah, dua hari ini Bunda yang ngurus kamu.”“Bunda?” ucap Alby mengulangi, ia termenung. “Satu hari di mana kamu pulang dalam keadaan basah, itu aku yang mengurus kamu. Tapi saat besoknya ….” Khalifa menjeda, pikirannya teringat akan kemarin di mana Laila yang terus menanyakan keberadaan Alby. Sebab tidak bisa berbohong akhirnya Khalifa berbicara jujur pada Laila, mengatakan bahwa keadaan Alby sedang tidak baik-baik saja.Pagi itu Laila datang… 2 hari yang lalu… “Assalamu'alaikum, Khalifa?” Suara Laila terdengar dari bawah, Khalifa yang memang berada di kamar bawah mendengar suaranya. Gegas ia berlari kelu
Read more

Chapter 62

“Alby cinta kamu, Khalifa. Dan itu … memang kebenarannya.” Ucapan Laila berhasil membuat bola mata Khalifa membola. “Ba--bagaimana bisa? Bukannya Kak Alby cinta Khanza? Dan ini, ini—”“Itu sebelum Alby tau orang yang telah menolongnya adalah kamu. Kamu ingat liontin yang kamu pakai itu, kenapa bisa ada di Alby?” ucap Laila membuat Khalifa menunduk, menggenggam liontin yang ia pakai. “Saat itu, kamulah yang telah menolongnya di danau. Mungkin saat itu tanpa kamu sadari liontin milik kamu terjatuh, dan itu justru ditemukan oleh Alby.”“Saat kejadian itu, Alby menceritakan ke Bunda, bagaimana dia terjatuh di danau dan hampir mati. Saat itu Alby ingin berterima kasih, tapi, justru penolongnya malah sudah pergi, menjadikan dia tidak tahu siapa orang yang telah menolongnya. Berhanyakan liontin itu, Alby berjanji akan menemukan dia. Dan berjanji pula bahwa dia akan menikahinya.”“Janji itu bukan hanya sekadar janji, Alby tepati dengan terus mencarinya. Sampai saat dia bertemu Khanza, ia ta
Read more

Chapter 63

“Tolong jangan berubah ya, Khalifa … aku ingin kamu menjadi kamu yang sekarang, seperti ini. Aku ingin kamu yang seperti ini ….” Alby mengusap pelan kepala Khalifa, hal itu membuat Khalifa melebarkan pupil matanya. Jantungnya berdetak. Satu hal yang Khalifa sukai. Seseorang menyentuh kepalanya dengan cara di elus. Hatinya … selalu tenang kerap kali seseorang itu mengelus rambutnya.Khalifa selalu suka kerap kali ia disentuh seperti itu… Kepala Khalifa menunduk, mendadak pipinya bersemu merah. Deg degan dijantungnya makin bertambah kencang. Sangat kencang. ****“Masuk kampus?” tanya Khalifa melihat Alby yang sudah rapi. Terlihat masih tampak pucat namun terlihat segar pula. Sepertinya Alby habis mandi, terlihat dari rambutnya yang basah. Pria itu baru saja menuruni anak tangga, Khalifa yang berada di ruang tengah menatapnya sekilas. Alby tersenyum lebar, paginya benar-benar disuguhi oleh cinta Khalifa untuknya. “Enggak, aku ambil izin buat sekarang.” Alby mendekat, melihat Khalif
Read more

Chapter 64

“Pelan-pelan,” ucap Khalifa mendudukkan Alby, dengan tangan lembut itu, ia tuntun Alby untuk berbaring. Cukup dekat, sampai tatapan keduanya sempat bertemu. Khalifa langsung berpaling, gegas ia menarik dirinya dari jarak yang cukup dekat itu. Namun… “Ah!” Kepala serta tubuh Khalifa harus tertarik kembali saat liontinnya justru nyangkut di kancing kameja Alby. Khalifa terdiam, tangannya yang berada di sisi kiri kanan kepala Alby menahan sekuat tenaga agar tidak terjatuh di atasnya. Alby terkekeh kecil. “Liontin kamu ini seneng banget nyangkut, Alif. Kamu tau artinya apa?” tanya Alby yang malah menatap Khalifa dari jarak dekat itu. Sungguh, keadaan inilah yang Alby inginkan, Khalifa berada di atasnya dengan wajah yang amat dekat. Rambut halus nan lembut itu tergerai ke permukaan wajah Alby, membuat Alby menikmati semua itu. “Ak--aku nggak tau! Dan lagipula, liontinku ada pengaitnya, pantas kalo nyangkut!” ucapnya gugup. Khalifa gegas melepas liontin tersebut dengan tangan kanan, sed
Read more

Chapter 65

Jantung Alby berdetak, memikirkan bagaimana caranya agar masalah ini bisa teratasi. Sungguh, semuanya di luar ekspetasi, Khanza? Dia tidak ingat apapun? Alby melirik pada Khalifa, perempuan itu tampak ingin bertanya. Namun karena gengsi perempuan itu lebih baik diam. “Ya udah, Bunda. Aku---aku tutup dulu telponnya. Assalamu'alaikum.” Setelah mengatakan itu Alby menutup telponnya. Ia melirik Khalifa. “Alif, barusan kamu mendengar apa yang aku bicarakan?” tanya Alby was-was. Khalifa menggeleng. “Memangnya apa yang dikatakan Bunda barusan?” “Tidak! Ti--tidak ada. Bunda cuman tanyain kabar aku aja,” jawab Alby setengah deg deg an. Alby menghela napas lega, lega sebab Khalifa belum tau pasal semua ini. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Berkata jujur apa tetap di sembunyikan? Jujur, situasi ini benar-benar rumit! Sesaat Alby sudah mendapat kesempatan untuk mempertahankan pernikahan ini justru masalah lain hadir ingin merobohkan. “Kau menyembunyikan sesuatu?” tanya
Read more

Chapter 66

“Hanya sebentar Alif, tolong … aku butuh pelukan kamu…”Khalifa tak merespon apapun, ia cukup terdiam merasakan hembusan nafas Alby yang terdengar tak beraturan. Hanya beberapa menit keduanya berpelukan, sampai Alby melepaskan pelukan tersebut dengan memegang kedua bahunya. “Khalifa, ada hal yang ingin aku bicarain sama kamu. Tapi waktunya tidak memungkinkan untuk aku bicara sekarang. Tolong, untuk saat ini apapun yang terjadi tolong jangan marah Khalifa, dan apapun yang terjadi tolong untuk tidak meminta pisah. Khalifa…”“Apa yang kamu bicarakan, Kak?”“Khalifa, aku….”Tittt Titttt… Suara klakson mobil terdengar nyaring dari arah luar, menjadi pemicu tatapan Khalifa beralih. Khalifa mengernyit, kepala yang semula lurus menatap Alby teralihkan menatap mobil yang berhenti di depan. Khalifa melepaskan bahu Alby—berjalan keluar. “Khalifa…”“Mama … Papa … Khanza pulang. …”Deg! Khalifa membeku ditempat, napasnya terasa tercekat, detakan jantung berpacu kian pacuan kuda. Terdiam mem
Read more

Chapter 67

Alby berlari mencari Khalifa, beberapa hari tinggal di sini membuat ia tahu denah masing-masing tempat. “Kamu di mana Khalifa,” ucap Alby lirih. Ia celingak-celinguk, namun yang ia temukan hanyalah pelayan yang lewat. “Bi, bibi lihat Khalifa enggak?”“Non Khalifa, tadi ada di belakang Den, nggak tau sekarang,” ucap pelayan tersebut. “Oh, baik. Terimakasih Bi.” Setelah mengucap terima kasih Alby gegas berlari ke belakang, namun tak ia temukan juga Khalifa. Kembali berbalik ia mencari keberadaan Khalifa lagi, sesaat ia berlari menuju dapur, Alby melihat Khalifa berjalan ke arah tangga di mana menuju kamar atas. Kepalang panik jika sampai Khalifa naik ke atas, membuat Alby berlari cepat dan segera menarik lengan Khalifa saat itu juga. Bruk! “Aw!”“Suutttt…” Napas Alby ngos-ngosan, ia membekap mulut Khalifa agar tidak bersuara. Keduanya kini bersembunyi di belakang tangga. Bersembunyi dari Khanza yang ada di belakang mereka. Jika tadi Khalifa sudah naik tidak ada kesempatan untuk Al
Read more

Chapter 68

“Setelah makan malam selesai aku akan pergi,” ucap Alby masih mengelus-ngelus pipi Khalifa. “Pergi saja.”“Nggak bakal rindu?” “Nggak.”Alby terkekeh. “Yakin?”“Ish, udah! Katanya mau pergi. Ya sana tinggal pergi.” Khalifa sedikit mendorong dada Alby, namun yang di dorong justru tertawa cukup senang. “Kalau rindu bilang,” bisiknya. “Enggak bakal, udah… ini kamar mandi Kak, nggak baik lama-lama di sini!” ucap Khalifa. “Hehe, iya, iya, istriku yang cantik yang manis yang imut. Aku pergi nih…” Alby melepaskan genggaman tangannya. “Mau cium dulu gak?”“Gak!”“Hanya kecupan singkat saja, Khalifa… ayolah ….” Alby memohon, ia menunjukkan pipi kanannya. “ayo, di sini.”Khalifa memilin jari-jemarinya, resah. Apa ia harus menuruti keinginan Alby yang satu ini?“Khalifa, hanya kecupan singkat, satu detik juga nggak papa. Ayo.” Alby masih menunggu. “Hanya singkat kan? Setelahnya kakak harus pergi.”“Iya… “ Dengan jantung berdebar, dengan perasaan bungkah nan bergejolak, Khalifa menelan s
Read more

Chapter 69

“Alif diem disitu, aku fotoin ya?” Alby mengeluarkan ponselnya, gegas ia ambil jepretan saat melihat ada objek bagus di mana Khalifa berada. Cantik. Satu kalimat yang Alby ucapkan melihat Khalifa yang ia fotoin secara diam-diam. “Kak Al?” Khalifa melambai, dia berfose dua jari dengan bibir tersenyum. Alby terkekeh, gegas ia ambil foto tersebut dengan gaya Khalifa yang berbeda. “Ganti gaya lagi ya?” ucap Alby dituruti oleh Khalifa. Perempuan itu tampak ceria sekali setelah dibawa keliling di tanaman permainan ini. Walau tidak banyak hal yang dilakukan tapi terasa penuh artinya untuk hari ini. “Sekarang giliran kakak, Khalifa ambil ya?” Khalifa mengambil alih ponselnya, mulai mundur menyesuaikan objek yang akan ia ambil. Alby yang jelas difotokan merasa bingung harus bergaya apa, pada akhirnya ia hanya bergaya dengan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. Ia tersenyum. “Wahh, pasangan ini ya? Sini biar saya fotokan kalian berdua.” Seseorang yang tidak Alby kenali tiba-tiba
Read more

Chapter 70

Seharian diajak jalan-jalan oleh Alby membuat Khalifa merasakan capek, ingin segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Selepas diantar sampai rumah, Khalifa langsung menuju kamarnya, namun gerakan yang hendak masuk itu terurung sudah sesaat Khalifa mendengar sebuah suara di kamar Khanza. Terdengar Khanza seperti tengah berbicara dengan seseorang? Sebuah tawa bahkan terdengar cukup renyah. Khalifa mengerutkan alis. “Dengan siapa Khanza berbicara?” tanya Khalifa mencoba dekat pada pintu yang tertutup. Khalifa niatnya tidak ingin kepo hanya saja jiwa penasarannya semakin meronta-ronta, membuat Khalifa berani untuk mengintip. Khalifa diam-diam membuka pintu, cukup pelan sangat pelan, takut Khanza menyadarinya. Sesaat pintu itu sedikit dibuka Khalifa mengintip dengan salah satu matanya yang ia sipitkan, melihat ke dalam apa yang sebenarnya terjadi. Khalifa mencoba mengintip, namun yang ia lihat hanya punggung Khanza yang sedang membelakanginya. Perempuan itu tertawa entah menertawak
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status