Home / Urban / Pembalasan Dendam Sang Dewa Perang / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Pembalasan Dendam Sang Dewa Perang: Chapter 251 - Chapter 260

302 Chapters

Morgan Menghabisi Si Pria Cepak?

Pria cepak itu jatuh berlutut. Darah kembali keluar dari mulutnya yang terbuka lebar, nyaris seperti air yang mengalir dari keran.Morgan memosisikan dirinya di belakang pria itu, memandangi punggungnya. Matanya menyala-nyala. Amarah sudah benar-benar menguasainya.“Kau tahu, istriku yang cantik itu kini terbaring koma di rumah sakit. Wajahnya penuh luka jahitan. Bisa-bisanya kau kabur begitu saja setelah membuat wanita yang kucintai seperti itu!” kata Morgan.Si pria cepak tak menjawab. Dia terlalu sibuk dengan muntahan darahnya dan rasa sakit yang tak tertanggungkan di perutnya.Pukulan Morgan barusan memang sangat keras. Tak mengherankan jika beberapa organ dalam si pria cepak rusak.Bugh!“Argh!”Morgan menendang si pria cepak di pinggangnya. Pria itu mengaduh dan berguling ke kiri. Kini dia terbaring menyamping, meringkuk sambil memegangi perutnya.Pistol yang tadi dipegangnya masih di tangannya yang satu lagi, tapi tak ada tanda-tanda dia akan menggunakannya.Dia tak bisa lagi m
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

Dendam Menteri Pertahanan, Rencana Kudeta

Morgan memegangi pipinya yang terkena tamparan. Perlahan dia melirik Melisa dengan kesal. "Cepat jawab! Apa yang sekarang kau lakukan? Bahaya apa lagi yang kau timpakan pada putriku?!" bentak Melisa. Morgan menarik napas panjang hingga dadanya membusung. Dia embuskan napas yang ditariknya itu perlahan. "Aku tak melakukan apa-apa, Ma. Agnes ditabrak orang tak bertanggung jawab sampai-sampai dia mengalami kecelakaan. Orang itu sendiri sudah kuberi pelajaran. Sekarang biarkan aku fokus ke Agnes!" kata Morgan, berjalan melewati Melisa dengan sorot mata dingin. "Kau!"Melisa tak terima diperlakukan seperti itu oleh Morgan. Meski banyak hal telah terjadi, di matanya Morgan masihlah menantu sampahnya yang tak berguna. Orang seperti Morgan tak semestinya menjadi suami putrinya. Morgan sendiri tak memikirkan itu. Kini dia berdiri di samping kasur pasien. Dicondongkannya tubuhnya. Diceknya suhu tubuh Agnes juga denyut nadinya. "Bagaimana kata dokter? Ada perkembangan apa hari ini?" tanya
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Tim Khusus Dikirim untuk Memburu Morgan

Di markas militer Kota HK…“Morgan, aku sudah mengingatkanmu untuk tidak gegabah dalam bertindak. Sekarang kau membuat situasi kita semakin rumit,” kata Yudha.Di ruangan itu ada tiga orang saja: Yudha, Kris, dan Morgan. Mereka di sana untuk membahas perubahan rencana darurat soal bagaimana menangkal kudeta.“Mohon maaf, Jenderal, tapi saya tidak bisa membiarkan orang yang mencelakai istri saya bebas berkeliaran ke sana-sini. Dia bahkan sama sekali tak merasa bersalah. Seolah-olah baginya, kecelakaan maut yang hampir saja merenggut nyawa istri saya itu tak pernah terjadi,” balas Morgan.Baik Yudha maupun Morgan sama-sama mempertahankan argumen mereka masing-masing. Sudah lebih dari sepuluh menit sejak diskusi dimulai, dan belum ada tanda-tanda salah satu dari mereka aka nmengalah.Dalam hal ini, Kris-lah yang menanggung beban untuk menjadi penengah. Berkali-kali dia menatap Morgan dan kemudian Yudha, Yudha dan kemudian Morgan.Tapi sejauh ini dia masih belum mengatakan apa pun. Tampak
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Memancing Lawan ke Hutan

Mobil mewah Morgan melaju cepat di jalan lebar yang lurus. Mesin-nya mengaum keras, membelah udara malam. Sesekali dia melirik kaca spion luar tersenyum, mencemooh para penguntitnya. Di belakangnya itu, dua mobil sedan berwarna abu-abu juga melaju begitu cepat. Tapi secepat apa pun mereka melaju, mereka tak bisa lagi memperpendek jarak dengan mobilnya Morgan. Justru semakin lama jarak mereka semakin melebar. Morgan tersenyum, membayangkan betapa kesalnya orang-orang di sedan abu-abu itu padanya. "Kalian mengejarku saat aku mengemudikan mobil termahal dan termewah yang pernah kubeli. Kalian memilih waktu yang salah untuk mengejarku!"Morgan menyeringai. Dia mulai menikmati kejar-kejaran ini. Namun, masih terlalu dini untuk merasa tenang. Yang mengejarnya bukan hanya sedan abu-abu itu. Setelah sempat tak terdengar, bunyi rotasi baling-baling helikopter itu kembali muncul. Morgan kesulitan menemukan si helikopter. Dugaannya, helikopter itu berada di jalurnya. Mungkin jika mobilnya
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Bersabar dan Menyergap

Bom asap yang dilemparkan ke tanah itu membuat mata Morgan perih.Sadar kalau posisinya tak aman, Morgan bergerak cepat, berlindung lagi di antara pohon-pohon rimbun.Berkali-kali dia mengucek-ngucek matanya. Seandainya ada air bersih, dia bisa mengenyahkan rasa perih di matanya itu saat ini juga.“Di sana!”Terdengar suara lantang seseorang.‘Pasti sisa orang-orang yang turun dari sedan abu-abu itu,’ pikir Morgan.Melihat betapa tak terlatihnya lima orang yang telah dia habisi, semestinya mudah saja baginya untuk menghadapi sisa orang-orang itu. Hanya saja, saat ini, perih di matanya itu benar-benar mengganggunya.Morgan menarik napas panjang, membangkitkan lagi energi murninya, memusatkannya di matanya.Akan butuh waktu sampai rasa perih itu benar-benar hilang. Dan sampai detik itu tiba, Morgan terpaksa memejamkan kedua matanya. Kini dia menghadapi para pengejarnya itu layaknya orang buta.“Hati-hati! Dia berbahaya!”Suara yang sama. Morgan mendengarnya dengan baik. Dia perkirakan o
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Kemenangan Morgan

Bagian ekor helikopter itu meledak. Helikopter tersebut pun berputar-putar kehilangan kendali.Satu orang tentara yang berada di dalamnya meloncat, disusul satu tentara lainnya, juga satu tentara lainnya lagi.Terakhir, si tentara yang menjadi pilot helikopter juga meloncat.Helikopter itu lantas jatuh menghantam pepohonan. Ledakan keras sempat terjadi, membakar sebagian pohon di situ.Morgan sendiri melompat turun, mendarat di tanah dengan kedua kaki hanya mengenakan kaus kaki.Dia dalam posisi seperti seekor harimau, mengintai mangsa-mangsanya di balik kegelapan hutan.Tentara-tentara itu sendiri, empat orang jumlahnya, satu per satu mulai berdiri. Masing-masing bersenjata lengkap. Morgan bisa melihat pisau dan granat di seragam tentara yang mereka kenakan.“Sssh! Luka tembak ini benar-benar menyebalkan!” desis Morgan, memegangi luka tembak di pinggangnya.Denyutan-denyutan yang mengganggu terasa di sana. Morgan ingin segera mengeluarkan peluru itu, tapi momennya belum tepat.Dia ha
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Musuh Baru?

Bong Bong, pemimpin gangster di Kota YG, sudah sejak semingguan yang lalu berada di Kota HK. Dia dan puluhan anak buahnya ada di kota itu untuk sebuah misi khusus. Sejauh dia bisa melacak, misi khususnya ini ada kaitannya dengan rencana kudeta yang belakangan ini ramai dibicarakan di dunia bawah tanah. Setengah jam yang lalu, saat dia sedang minum-minum di bar sambil menikmati pertunjukan musik di panggung, Bertrand meneleponnya. Bertrand adalah petinggi militer yang menjadi bekingannya selama belasan tahun. Jika bukan karena akses-akses rahasia yang dibukakan Bertrand untuknya, dia mungkin tak akan sesukses sekarang. Bisa dibilang, Bong Bong berutang budi kepada Bertrand. Maka ketika Bertrand tadi memintanya melakukan sesuatu untuknya, dia langsung berkata bahwa dia akan melakukannya. Bertrand ingin dia menghabisi seseorang. Fakta bahwa sang jenderal masih membutuhkan bantuannya kendati dia konon telah juga mengerahkan pasukan tentara resmi untuk menghabisi seseorang itu, menand
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Morgan Masih Terlalu Tangguh

Di area tempat Morgan tinggal, di luar gerbang dan di dalam gerbang, tentara-tentara berjalan dengan waspada. Masing-masing dari mereka memegang senapan otomatis.Daniel yang berjaga di gerbang sudah tumbang; dibikin pingsan dan diikat tangan dan kakinya, serta disumpal mulutnya.Imran, yang juga sempat memberikan perlawanan seperti halnya Daniel, nasibnya lebih parah. Kini tubuhnya mengapung di kolam. Darah dari tubuhnya membuat air kolam menjadi merah.Satu orang tentara, yang tampaknya pemimpin pasukan ini, memberi isyarat dengan gerakan tangan.Langsung saja tentara-tentara lain bergerak, sebagian ke sisi kiri rumah dan sebagian ke sisi kanan rumah.Si tentara yang memberikan instruksi sendiri, bersama beberapa orang tentara, menaiki anak-anak tangga ke beranda.Mereka punya misi istimewa: menghabisi target berbahaya bernama Morgan.Tentara-tentara ini sudah melancarkan serangan sejak lima belas menit sebelumnya.Sengaja mereka memulai serangan saat matahari mulai naik; mereka men
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Pembantaian di Dalam Rumah

Masih dengan mata terpejam, Morgan membawa si pemimpin pasukan ke lantai dua.Dia diuntungkan sebab dia mengenal dengan baik medan pertempuran. Namun, dia kesal. Tak semestinya rumah mewahnya ini dijadikan medan pertempuran.Tentara-tentara itu mulai masuk dan melepaskan tembakan ke lantai dua.Mereka adalah tentara-tentara yang tadi dilewatkan Morgan. Morgan sendiri berhasil menghindar. Baru saja dia memasuki kamarnya dan langsung menguncinya.Setelah berada di kamarnya, dia akhirnya membuka mata.Si pemimpin pasukan kondisinya kacau; mukanya penuh luka di sana-sini; tangannya terkulai lemas dan mulutnya meneteskan liur bercampur darah.Morgan menjatuhkan pria itu ke lantai di dekat jendela. Dia sendiri membuka laci nakas dan mengambil pistolnya. Dia buka juga laci lemari pakaian dan mengambil pistol lainnya di sana.Dor!“Argh!!”Morgan menembak paha kanan si pemimpin pasukan.“Dengan begini kau tak akan bisa ke mana-mana. Tapi kau juga belum akan mati. Kau belum boleh mati,” kata M
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

Tawaran Pengampunan

Di dalam mobil, ditemani Coki yang duduk di kursi kemudi, Bong Bong menyaksikan keributan di area rumah sakit itu sambil mengisap cerutu.Jendela di sampingnya dia biarkan terbuka. Asap cerutu itu dia kepulkan ke situ.Siapa pun yang melihat keributan di area rumah sakit itu akan berpikir bahwa itu pertarungan yang tak seimbang.Yang diserang hanya satu orang, sedangkan yang menyerang dua puluhan orang.Fakta bahwa yang diserang itu tak memegang senjata sedangkan mereka yang menyerang ramai-ramai mengangkat senjata mereka tinggi-tinggi menambah ketimpangan kekuatan yang ada.Namun, pada kenyataannya, keadaannya justru sebaliknya.Satu orang terlempar ke atas, diikuti dua orang lain, dan dua orang lagi setelahnya.Bong Bong yang sedang mengisap cerutu itu mematung sesaat, memfokuskan pengelihatannya, memastikan kalau apa yang dilihatnya itu memang benar-benar terjadi.Lima orang yang barusan terlempar itu jelas-jelas anak buahnya. Dia lantas bertanya-tanya apakah yang membuat mereka te
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
31
DMCA.com Protection Status