Home / Urban / Pembalasan Dendam Sang Dewa Perang / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Pembalasan Dendam Sang Dewa Perang: Chapter 261 - Chapter 270

302 Chapters

Datangnya Bala Bantuan

Seragam yang dipakai tentara-tentara itu sama dengan yang dipakai tentara-tentara yang menyerang rumahnya. Morgan pun yakin kalau yang mengirim mereka adalah orang yang sama. Itu artinya, orang-orang yang baru saja mengeroyoknya itu pun kemungkinan dikirim oleh orang yang sama. Tapi satu pertanyaan mencuat di benak Morgan: kenapa orang itu masih berani mengusiknya padahal dia telah memberikan peringatan yang jelas?"Morgan, ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi?"Morgan menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Gaby berjalan ke arahnya. Bong Bong dan Coki pun menoleh ke arah yang sama. Pupil mata Bong Bong membesar. "Gaby, kenapa kau ke sini?" protes Morgan. "Tadi aku melihat keributan yang terjadi dan aku langsung menelepon polisi. Dengan datangnya mereka, kukira masalah akan selesai. Ternyata..."Sekarang jelas sudah. Rupanya Gaby yang meminta polisi-polisi ini datang. Apakah dia juga menghubungi Kris? "Kau masuklah lagi. Ini biar aku yang atasi," kata Morgan. Gaby berhe
Read more

Mengakui Kekalahan

Bong Bong terlempar dan ambruk. Darah muncrat dari mulutnya yang terbuka lebar.Tentara-tentara itu dikagetkan oleh apa yang terjadi. Refleks mereka bersiap menarik pelatuk, namun batal sebab bunyi gaduh dari belakang menarik perhatian mereka.Saat ini, mobil-mobil lapis baja tiba dalam jumlah yang lebih banyak. Tentara-tentara yang keluar dari mobil-mobil itu pun jumlahnya lebih banyak.Mereka, tak lain dan tak bukan, adalah tentara-tentara yang dikirim Kris.Bingung dengan situasi yang berubah tiba-tiba, tentara-tentara kiriman Bertrand itu celingak-celinguk seperti sekumpulan monyet.Mereka tak mungkin melepaskan tembakan. Sekali saja salah satu dari mereka melepaskan tembakan, itu akan dianggap provokasi, dan adu tembak mengerikan pun akan terjadi.Dan sudah pasti mereka akan kalah. Selain jumlah tentara yang baru saja tiba dan kini mengepuh mereka itu lebih banyak, ada juga tiga unit helikopter penyerang yang bisa menembaki mereka kapan saja.Pilihan terbaik, dalam situasi sepert
Read more

Ancaman Berikutnya

Morgan telah meminta Kris untuk memperketat penjagaan di Rumah Sakit P. Dia juga telah berkomunikasi dengan Vivi untuk turut menyertakan beberapa tentara berbaju sipil untuk menjaga istrinya. Vivi setuju-setuju saja. Tak ada penolakan darinya. Adapun insiden di depan rumah sakit tadi sudah diatasi oleh polisi. Semuanya beres. Kini Morgan berasa di rumah. Anak-anak buahnya Kris sudah mengurus tentara- tentara musuh yang dihabisi Morgan itu. Mereka sudah tak lagi ada di sana. Namun, kondisi rumah masih berantakan. Sangat tidak layak untuk dihuni. Morgan menaiki anak-anak tangga ke lantai dua. Dia geleng-geleng kepala melihat berapa kacaunya ruang tamu. Seperti kapal pecah saja. Di lantai dua, keadaan tak jauh berbeda. Bekas tembakan di sana-sini. Pintu kamarnya tak lagi terpasang. Morgan memasuki kamarnya, mengambil baju ganti dari lemari. Dia bermaksud mandi. Tadi saat meluncur ke rumah sakit dia tak sempat mandi. Sama sekali tak terpikir untuk mandi. Di kamar mandi, Morgan
Read more

Dikejar-kejar Drone

Berkat manuver dadakannya itu, Morgan berhasil menghindari tembakan si drone.Ledakan yang diakibatnya tembakan itu lumayan menggemparkan. Ruas jalan dipenuhi api dan lalu-lintas seketika terganggu.Morgan sendiri, saat ini, melajukan mobilnya ke arah yang berlawanan, membunyikan klakson berkali-kali, memaksa mobil-mobil di depannya menyingkir.Dia tak sempat mengecek apakah Donald baik-baik saja. Tapi dia berharap, Donald cukup cerdik untuk menyadari apa yang terjadi.Morgan terus melewati mobil demi mobil yang bergerak ke arah yang berlawanan dengannya.Dibutuhkan keahlian mengemudi level dewa untuk bisa keluar dari situasi seperti itu, dan pada akhirnya Morgan berhasil.Kini dia berbelok dan melaju ke arah normal, dan langsung mengganti gigi serta menginjak pedal gas kuat-kuat.Sesekali dia melirik ke atas, mengecek keberadaan si drone.Sayangnya sulit bagi dia untuk melihat si drone. Namun, dia yakin, drone itu masih mengikutinya dan mengintainya.Morgan pun mengambil ponselnya da
Read more

Dalam Bayang-Bayang Kekacauan

Morgan dikejutkan dengan kemunculan si bus yang melaju kencang itu.Inilah momen di mana keahlian mengemudinya lagi-lagi diuji, apakah dia bisa mengeluarkan dirinya dari situasi kritis ini atau justru malah menjerembabkan dirinya ke dalam situasi yang lebih buruk.Dengan cepat dia mengganti giginya. Dengan sekuat tenaga dia banting setir untuk menghindari tabrakan dengan si bus yang ugal-ugalan itu.Srriiiiiing!!!Bunyi menyakitkan itu disebabkan oleh gesekan antara mobil Morgan dengan si bus.Tapi untunglah, di luar itu, tak ada hal buruk lainnya yang terjadi.Morgan berhasil menyelamatkan dirinya. Untuk kesekian kalinya keahlian mengemudinya itu membuat dia terbebas dari bahaya.Kini Morgan menghela napas. Benar-benar menghela napas.Dia telah memastikan situasinya saat ini. Tak ada lagi ancaman dari si drone. Tak ada lagi hal yang perlu dia khawatirkan.Sisi kiri mobilnya memang rusak dan catnya terkelupas, tapi itu bisa diatasinya nanti.Sekarang, yang penting mobilnya masih bisa
Read more

Sebuah Titik Terang

“Serangan drone skala besar? Apa maksudmu, Jenderal?” tanya Morgan sementara Yudha dan Komandan mendekat.“Aku baru saja mendapatkan info terbaru. Musuh kita ini rupanya telah menyiapkan setidaknya sepuluh drone untuk digunakan meneror seisi kota,” jawab Yudha.“Ini… buruk. Satu drone saja hampir membunuhku tadi. Kalau sampai sepuluh drone sekaligus, kita bisa kelabakan,” tanggap Morgan.“Anggaplah yang satu tadi itu termasuk ke dalam sepuluh drone yang mereka siapkan. Artinya tinggal sembilan lagi. Itu masih jumlah yang banyak,” komentar Kris.“Oh ya, bagaimana kalian mengatasi drone yang tadi itu?” tanya Morgan.“Dengan pesawat jet, Dewa Perang.”“Pesawat jet? Memangnya di sini ada pesawat jet?”“Di sini tidak. Kita juga tidak punya pilot pesawat tempur. Tadi itu saya secara khusus meminta pertolongan ke markas angkatan udara terdekat. Mereka kemudian mengirimkan satu jet tempur untuk menembak jatuh drone yang mengincar Anda tadi.”Ting!Sebuah ide melintas di benak Morgan.“Bagaima
Read more

Pertanyaan-pertanyaan Gaby

Melisa berjalan dengan langkah-langkah cepat menyusuri koridor rumah sakit.Baru saja dia mendengar Gaby memanggilnya, tapi dia tak peduli. Terus saja dia berjalan. Dia harus pulang ke rumah untuk mengambil baju ganti dan beberapa hal lainnya.“Nyonya Melisa, tunggu! Anda harus tetap berada di sini!”Begitulah Gaby berseru. Dari bunyi langkah-langkahnya yang mencepat, Melisa menduga Gaby berlari.Dia lantas mempercepat langkahnya. Kesal sekali dia pada tingkah Gaby. Seorang pembantu sepertinya mestinya tak melarang-larangnya seperti ini.Saat Melisa akan tiba di ujung koridor, tiba-tiba seorang pria muncul dari kanan.Melisa menatap pria itu dengan curiga. Pasalnya, jelas sekali, orang asing yang tak dikenalnya itu menatapnya lekat-lekat.Melisa mencoba untuk tak berpikir lebih jauh, tapi si orang asing itu tiba-tiba saja memosisikan diri di depannya, menghalangi jalannya.“Hey, apa-apaan kau ini? Minggir!” ucap Melisa.Pria itu bergeming. Dia menatap Melisa tanpa mengatakan apa pun.
Read more

Pertaruhan Gaby

Gaby tak tahu kedua orang ini siapa, tapi dia bisa memastikan kalau mereka berbahaya.Jelas mereka bukan orang biasa. Dia tak bisa bertindak gegabah terhadap mereka.“Kalian mau membawaku ke mana?” tanya Gaby, menurunkan tas jinjingnya, menaruhnya di samping kanannya.“Pertanyaan yang bagus. Sayangnya kami tak harus menjawabnya,” kata si wanita. “Sekarang angkat tanganmu!”Gaby melakukan apa yang diminta si wanita yang menodongnya itu. Wanita itu kemudian memberi isyarat kepada si pria untuk menghampiri Gaby.Pria itu berpostur jangkung dengan rambut bergelombang. Hidungnya yang mancung dan kulit mukanya yang pucat membuatnya terlihat seperti model.Namun, Gaby yakin, orang ini bukan model. Kalau bukan anggota mafia, kemungkinan dia intel. Begitu dia menyimpulkan.“Diam dan jangan melawan,” kata si pria jangkung saat menaruh kedua tangan Gaby di perut dan kemudian memborgolnya.Gaby meringis sebentar. Si pria jangkung lantas mendorongnya, memintanya maju ke arah mobil.Gaby sempat men
Read more

Pertemuan Tiga Orang Penting

Memanfaatkan perhatian Gaby yang teralihkan ke ponsel, si wanita yang bahunya terluka itu mencoba menyerang Gaby.Tapi Gaby bergerak lebih cepat. Nyaris instingtif, dia arahkan moncong senapan ke dada wanita itu dan menarik pelatuk.Dor!Peluru itu menembus dada si wanita, tepat di area jantung.Wanita itu pun terkapar. Matanya terbuka begitu juga mulutnya.“Casey!!!” teriak si pria jangkung.Gaby cepat-cepat mengambil ponselnya dan keluar dari mobil.Dia melepaskan satu tembakan ke arah si pria jangkung, tapi si pria jangkung berhasil menghindar dan peluru itu lagi-lagi mengenai kaca depan, menimbulkan retakan-retakan di situ.Gaby kemudian menembak ban depan mobil, membuatnya langsung kempes saat itu juga.‘Dengan begini, setidaknya dia tak akan bisa mengejarku dengan mobil,’ pikirnya.Lantas dia berlari meninggalkan tempat itu, terus berlari tanpa menoleh sekali pun.Dia masih memegangi pistol di tangan kanan, ponsel di tangan kiri, dan kedua tangannya itu masih dalam keadaan terbo
Read more

Menceritakan Segalanya?

Matthew menjelaskan rencana mereka itu dengan jelas. Kemal dan Bernard menganguk-angguk, tanda bahwa mereka paham dan setuju dengan alur tersebut. Kini tinggal eksekusinya saja.“Jadi, kapan kira-kira percikan-percikan itu muncul?” tanya Kemal. Sedari tadi dia memang terlihat orang yang paling tak sabar.Matthew menengok jam tangannya, berkata, “Tak lama lagi. Kita tinggal duduk menikmati makan malam kita di sini, sambil menunggu kabar baik dari tim yang kita kerahkan.”“Semoga saja tak ada masalah. Akan repot kalau tiba-tiba ada pihak-pihak yang muncul dan merusak alur yang telah kita tetapkan itu,” sambut Bernard.“Maksudmu seperti yang terjadi di Kota KL tempo hari itu?” tanya Kemal.Bernard mengangguk. Dia lalu menatap Matthew dengan serius. Matthew bisa menebak apa yang ada di pikiran Bernard.“Tenang saja. Kegagalan di Kota KL tempo hari salah satunya disebabkan oleh persiapan yang kurang. Lagi pula yang kita kerahkan waktu itu adalah orang-orang gila yang sulit sekali diatur. P
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
31
DMCA.com Protection Status