Share

Bersabar dan Menyergap

Bom asap yang dilemparkan ke tanah itu membuat mata Morgan perih.

Sadar kalau posisinya tak aman, Morgan bergerak cepat, berlindung lagi di antara pohon-pohon rimbun.

Berkali-kali dia mengucek-ngucek matanya. Seandainya ada air bersih, dia bisa mengenyahkan rasa perih di matanya itu saat ini juga.

“Di sana!”

Terdengar suara lantang seseorang.

‘Pasti sisa orang-orang yang turun dari sedan abu-abu itu,’ pikir Morgan.

Melihat betapa tak terlatihnya lima orang yang telah dia habisi, semestinya mudah saja baginya untuk menghadapi sisa orang-orang itu. Hanya saja, saat ini, perih di matanya itu benar-benar mengganggunya.

Morgan menarik napas panjang, membangkitkan lagi energi murninya, memusatkannya di matanya.

Akan butuh waktu sampai rasa perih itu benar-benar hilang. Dan sampai detik itu tiba, Morgan terpaksa memejamkan kedua matanya. Kini dia menghadapi para pengejarnya itu layaknya orang buta.

“Hati-hati! Dia berbahaya!”

Suara yang sama. Morgan mendengarnya dengan baik. Dia perkirakan o
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status