Semua Bab Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami: Bab 71 - Bab 80

124 Bab

Mulut yang Manis

Meskipun pengusiran terang-terangan Khaysan cukup menyentil hatinya, Melody tetap menebalkan wajah dan duduk di samping lelaki itu. Dari jarak yang lebih dekat, tatapan tak bersahabat suaminya tampak lebih jelas. Melody berdeham pelan sembari mengusap-usap lengannya. Gaun pendek yang dirinya kenakan nyatanya tak mampu menghalau udara dingin yang lumayan menusuk kulitnya. Ia lupa mengganti pakaiannya. “Ck! Kubilang juga apa! Harusnya kamu di dalam saja! Di sini dingin!” decak Khaysan sembari membuka kancing kemejanya dan langsung menyampirkan kain tersebut di bahu Melody yang terbuka. Menyisakan kaos hitam ketat yang membalut tubuh kekarnya. Perlakuan sang suami membuat Melody membeku selama beberapa saat. Ia spontan menoleh ke samping, menatap wajah dingin itu. Tak menyangka jika maksud pengusiran suaminya mengarah ke sana. Atau setidaknya ia akan menganggap seperti itu. Usai memastikan jika Khaysan tidak akan mengusirnya, Melody bergeser perlahan-lahan, memangkas jarak di antara m
Baca selengkapnya

Sedang Diawasi

Berulang lagi Melody mencuri-curi pandang ke arah di mana sosok dengan pakaian serba hitam itu berada. Ia baru saja hendak memberitahu Khaysan jika ada orang yang mengawasi mereka, namun orang itu malah sudah menghilang. Padahal sedari tadi Melody terus menatap ke sana, tetapi ia tidak tahu ke mana orang itu pergi. Melody merutuk dalam hati, menyesal karena dirinya tidak bergerak cepat memberitahu suaminya. Padahal itu adalah kesempatan emas untuk menangkap orang itu jika benar-benar berniat buruk pada mereka. “Mommy! Kenapa Mommy tidak makan? Lihatlah, makanan Nathan dan Daddy sudah hampir habis. Tapi, Mommy belum makan apa-apa!” Nathan berseru agak keras sembari mengguncang lengan sang mommy. Atensi Melody kontan teralih seketika. Seulas senyum kaku tersungging di bibirnya. “Eh iya. Sebenarnya Mommy masih agak kenyang. Sekarang Mommy akan menghabiskan semuanya. Ayo, Nathan habiskan makanan Nathan juga.” Akibat terlalu fokus memperhatikan orang yang mengawasi mereka, Melody sampai
Baca selengkapnya

Gangguan Saat Bermesraan

“Dia siapa, Sayang?” balas Khaysan dengan kening berkerut keheranan. “Orang yang sering mengikutiku di Jakarta. Perawakannya, bahkan pakaiannya juga. Aku tidak mungkin salah mengenalinya,” sahut Melody sembari menunjuk arah orang yang dirinya maksud dengan dagunya. Sosok dengan pakaian serba hitam lengkap dengan masker dan topi senada itu sedang membelah kerumunan orang yang memasuki mall. Sepertinya sudah menyadari jika aksinya ketahuan dan mencoba melarikan diri. Sebenarnya sedari tadi Melody sudah menyadari keberadaan orang itu di dekatnya. Namun, Melody pikir itu hanya kebetulan saja. Setelah diingat-ingat kembali, rupanya orang itu adalah sosok yang sama dengan orang yang sering mengikutinya, bahkan mengintai rumahnya juga. Jaket yang lelaki itu kenakan cukup familiar sampai-sampai Melody mengingatnya. “Kamu ke toilet sekarang, aku akan mengejarnya. Jangan keluar dari toilet dulu sebelum aku menghubungimu! Telepon aku kalau ada yang mengganggumu!” perintah Khaysan sebelum mela
Baca selengkapnya

Dipeluk Wanita Asing

“Kamu tunggu di sini, aku akan mengecek keadaan di luar.” Khaysan mengecup bibir Melody sekilas sebelum menarik diri. Sebenarnya bisa saja ia tetap melanjutkan kegiatan mereka. Namun, situasi yang tak menetu saat ini membuatnya tak bisa mengabaikan keanehan sedikitpun. Sebab, mungkin saja ada sabotase yang dilakukan seseorang untuk kepentingan tertentu. Khaysan kembali mengenakan pakaiannya dengan gerakan cepat. Langkah lebarnya membelah ruangan yang gelap gulita. Beruntungnya ada sedikit pantulan cahaya rembulan dari jendela yang tersingkap. Hanya itu satu-satunya cahaya yang masuk ke kamar mereka. Bersamaan dengan pintu yang kembali tertutup, Melody pun menyingkap selimutnya dan bergerak turun perlahan-lahan. Ia bergerak cepat mengumpulkan pakaiannya dan mengenakan kembali setiap helai kain tersebut. Walaupun Khaysan memintanya menunggu di kamar, Melody lebih memilih menyusul suaminya keluar. Tentu saja ia tidak akan meninggalkan putranya sendirian. Meskipun bocah itu masih tidur
Baca selengkapnya

Kembali Bertemu

Melody tercengang melihat seorang wanita asing yang tiba-tiba memeluk suaminya tanpa basa-basi. Lebih menyebalkannya lagi, Khaysan juga tampak tidak keberatan sama sekali. Lelaki itu terlihat terkejut, tetapi tidak mendorong atau melakukan sejenis penolakan lainnya. Walaupun pelukan itu hanya berlangsung beberapa detik saja, dada Melody sudah panas bukan main. Ingin rasanya ia mendorong wanita gatal itu menjauh dari suaminya. Namun, tempat ini sangat ramai dan Melody tidak ingin memancing keributan yang akan mempermalukan dirinya sendiri. Setelah drama pelukan singkat itu, Khaysan malah sibuk mengobrol dengan wanita asing yang tanpa malu memeluknya. Sedangkan keberadaan Melody seolah tak terlihat oleh kedua insan yang asyik berdua itu. Perlahan-lahan Melody bergerak menjauh dari perasaan dongkol bukan main. Matanya masih tak lepas dari suaminya dan wanita asing itu. Sebenarnya Khaysan pun mencuri-curi pandang ke arahnya, tetapi malah membiarkan dirinya masuk ke restoran yang mereka
Baca selengkapnya

Kunjungan Mantan

“Kamu setuju ‘kan, Sayang? Tidak apa-apa kalau kita mampir ke rumah Lusy sebentar? Lagipula sekarang masih sore,” tanya Khaysan pada Melody tanpa menyadari jika ekspresi ceria sang istri mulai berubah menjadi muram. “Ya sudah terserah,” jawab Melody yang sebenarnya tidak berminat mampir ke rumah Lusy sama sekali. Kalau Melody menolak ikut, ia khawatir suaminya malah akan pergi sendiri ke sana. Tentu saja ia tidak akan membiarkan itu terjadi. Cukup saat di mall tadi saja dirinya membiarkan Khaysan dan Lusy asyik mengobrol dan mengabaikannya. Walaupun risikonya ia akan menjadi nyamuk lagi di antara mereka, Melody tidak keberatan sama sekali. Ia akan menjaga suaminya dari wanita yang tampak ramah itu. Karena mungkin saja ada niat terselubung yang Lusy rencanakan. Misalnya kembali mendekati Khaysan. Melody juga curiga jika Lusy sengaja membuntuti mereka setelah keluar dari area mall tadi. Ia tidak terlalu mempercayai kebetulan meskipun katanya Lusy bertempat tinggal di dekat sini dan s
Baca selengkapnya

Telepon dari Mantan

“Mungkin masakan mantanmu lebih enak dari buatanku. Buktinya kemarin kamu lahap sekali. Dan sepertinya dia juga sering kelebihan makanan,” imbuh Melody lagi, masih dengan suara amat pelan. Tetapi, ia yakin Khaysan dapat mendengarnya. Melody dapat melihat keterkejutan Khaysan yang tampak sangat jelas di wajah lelaki itu. Walaupun sudut hatinya merasa kasihan dan tak tega, tetapi ia merasa puas. Ia bisa membalas ketidakpekaan suaminya seharian kemarin. Nathan yang bingung dengan kelakuan mommy-nya pun hanya mengekori wanita itu keluar dari dapur sembari membawa makanan miliknya. Ia heran kenapa daddy-nya terlihat sangat terkejut setelah sang mommy membisikkan sesuatu. Melody dapat melancarkan aksinya tanpa kendala karena kedua mertuanya sudah berangkat pagi-pagi sekali. Mereka mengatakan sedang ada urusan dan bahkan tidak sempat sarapan. Jika ada mertuanya, mana mungkin ia berani melakukan ini. “Ayo habiskan, Sayang. Kalau sudah dingin nanti tidak enak lagi.” Melody sengaja memanasi
Baca selengkapnya

Mantan, Sang Pengganggu

Gerakan tangan Melody yang sedang membersihkan wajahnya kontan terhenti seketika. Wanita itu menoleh ke belakang dengan tatapan melotot. “Jadi, kamu juga bertukar nomor telepon dengannya? Kapan?!” Tanpa sadar Melody meninggikan suaranya karena keterkejutan tak terkira. Kemarin Khaysan hanya mengatakan jika mereka sudah lama tidak berkomunikasi karena ponsel suaminya hilang. Namun, lelaki itu tidak bilang kalau kemarin mereka kembali bertukar nomor kontak. “Kemarin, saat kita bertemu di mall dengannya. Kamu lebih dulu masuk ke restoran, jadi kamu tidak tahu apa yang kami bicarakan, ‘kan?” Khaysan menggaruk pelipisnya sembari melangkah ke arah Melody. “Tidak ada maksud apa-apa, dia hanya menanyakan lowongan pekerjaan padaku.” Melody agak menyesal karena memilih meninggalkan Khaysan dan Lusy berduaan kemarin. Seharusnya ia tetap berada di sana juga atau langsung menarik suaminya menjauh dari sana saja. Karena emosi, dirinya malah ketinggalan banyak informasi. “Lowongan pekerjaan? Dili
Baca selengkapnya

Makan Malam bersama Mantan

Melody tak berniat berkata sefrontal itu pada Lusy. Namun, kekesalan yang sudah menumpuk sejak berhari-hari lalu membuatnya tak dapat mengontrol emosi maupun kata-katanya. Jujur, ia memang sudah sangat muak dengan sikap agresif wanita itu. Selama beberapa saat hanya keheningan yang Melody dengarkan. Tampaknya Lusy terkejut karena mendengar suaranya, padahal berharap Khaysan yang mengangkat telepon. Masa bodoh jika wanita itu tersinggung, ia tidak bisa diam saja karena sikap Lusy yang semakin menjadi-jadi. “Kalau hanya itu saja yang ingin kamu sampaikan, aku tutup ya? Intinya suamiku sibuk, selain mengurus pekerjaan, dia juga masih punya keluarga yang harus diperhatikan. Jadi, tolong jangan mengganggu waktu istirahatnya.” Karena Lusy hanya diam, Melody lah yang membuka suara lagi. Melody sendiri takjub dengan kata-katanya. Tak menyangka ia dapat menyampaikan sindirannya begitu gamblang. Padahal biasanya dirinya seringkali tak enak hati saat menyampaikan sesuatu, apalagi jika itu berp
Baca selengkapnya

Kejutan Tak Terduga

“Apa?!” pekik Melody spontan. Manik matanya melebar sempurna mendengar jawaban dari asisten suaminya itu. Wanita itu mendengkus pelan. Tak menyangka kekhawatirannya malah berakhir dengan kesia-siaan. Ia pikir mungkin terjadi sesuatu sampai-sampai Khaysan dan Nathan belum pulang dan tidak ada kabar dari mereka. Namun, ternyata ia salah besar. Khaysan hanya sedang bersenang-senang dan itu tanpa dirinya. Pantas saja seharian ini ponsel Khaysan tidak aktif. Sepertinya lelaki itu sengaja melakukannya agar tidak diganggu oleh siapa pun. Bahkan, makanan yang sudah terlanjur ia sajikan pun tidak mungkin disentuh oleh lelaki itu. “Berarti seharian ini juga mereka pergi bersama?” tanya Melody lagi. Ia sudah kembali menetralkan ekspresinya dan memasang ekspresi datar. “Saya tidak tahu, Nyonya,” jawab Dimas dengan senyum kaku. Pertanyaan bodoh. Sudah pasti seharian ini Khaysan memang pergi bersama Lusy. Entah ke mana dan apa yang mereka lakukan. Membawa Nathan ikut serta hanya kedok agar diri
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status