Share

Telepon dari Mantan

Penulis: Young Lady
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Mungkin masakan mantanmu lebih enak dari buatanku. Buktinya kemarin kamu lahap sekali. Dan sepertinya dia juga sering kelebihan makanan,” imbuh Melody lagi, masih dengan suara amat pelan. Tetapi, ia yakin Khaysan dapat mendengarnya.

Melody dapat melihat keterkejutan Khaysan yang tampak sangat jelas di wajah lelaki itu. Walaupun sudut hatinya merasa kasihan dan tak tega, tetapi ia merasa puas. Ia bisa membalas ketidakpekaan suaminya seharian kemarin.

Nathan yang bingung dengan kelakuan mommy-nya pun hanya mengekori wanita itu keluar dari dapur sembari membawa makanan miliknya. Ia heran kenapa daddy-nya terlihat sangat terkejut setelah sang mommy membisikkan sesuatu.

Melody dapat melancarkan aksinya tanpa kendala karena kedua mertuanya sudah berangkat pagi-pagi sekali. Mereka mengatakan sedang ada urusan dan bahkan tidak sempat sarapan. Jika ada mertuanya, mana mungkin ia berani melakukan ini.

“Ayo habiskan, Sayang. Kalau sudah dingin nanti tidak enak lagi.” Melody sengaja memanasi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Mantan, Sang Pengganggu

    Gerakan tangan Melody yang sedang membersihkan wajahnya kontan terhenti seketika. Wanita itu menoleh ke belakang dengan tatapan melotot. “Jadi, kamu juga bertukar nomor telepon dengannya? Kapan?!” Tanpa sadar Melody meninggikan suaranya karena keterkejutan tak terkira. Kemarin Khaysan hanya mengatakan jika mereka sudah lama tidak berkomunikasi karena ponsel suaminya hilang. Namun, lelaki itu tidak bilang kalau kemarin mereka kembali bertukar nomor kontak. “Kemarin, saat kita bertemu di mall dengannya. Kamu lebih dulu masuk ke restoran, jadi kamu tidak tahu apa yang kami bicarakan, ‘kan?” Khaysan menggaruk pelipisnya sembari melangkah ke arah Melody. “Tidak ada maksud apa-apa, dia hanya menanyakan lowongan pekerjaan padaku.” Melody agak menyesal karena memilih meninggalkan Khaysan dan Lusy berduaan kemarin. Seharusnya ia tetap berada di sana juga atau langsung menarik suaminya menjauh dari sana saja. Karena emosi, dirinya malah ketinggalan banyak informasi. “Lowongan pekerjaan? Dili

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Makan Malam bersama Mantan

    Melody tak berniat berkata sefrontal itu pada Lusy. Namun, kekesalan yang sudah menumpuk sejak berhari-hari lalu membuatnya tak dapat mengontrol emosi maupun kata-katanya. Jujur, ia memang sudah sangat muak dengan sikap agresif wanita itu. Selama beberapa saat hanya keheningan yang Melody dengarkan. Tampaknya Lusy terkejut karena mendengar suaranya, padahal berharap Khaysan yang mengangkat telepon. Masa bodoh jika wanita itu tersinggung, ia tidak bisa diam saja karena sikap Lusy yang semakin menjadi-jadi. “Kalau hanya itu saja yang ingin kamu sampaikan, aku tutup ya? Intinya suamiku sibuk, selain mengurus pekerjaan, dia juga masih punya keluarga yang harus diperhatikan. Jadi, tolong jangan mengganggu waktu istirahatnya.” Karena Lusy hanya diam, Melody lah yang membuka suara lagi. Melody sendiri takjub dengan kata-katanya. Tak menyangka ia dapat menyampaikan sindirannya begitu gamblang. Padahal biasanya dirinya seringkali tak enak hati saat menyampaikan sesuatu, apalagi jika itu berp

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Kejutan Tak Terduga

    “Apa?!” pekik Melody spontan. Manik matanya melebar sempurna mendengar jawaban dari asisten suaminya itu. Wanita itu mendengkus pelan. Tak menyangka kekhawatirannya malah berakhir dengan kesia-siaan. Ia pikir mungkin terjadi sesuatu sampai-sampai Khaysan dan Nathan belum pulang dan tidak ada kabar dari mereka. Namun, ternyata ia salah besar. Khaysan hanya sedang bersenang-senang dan itu tanpa dirinya. Pantas saja seharian ini ponsel Khaysan tidak aktif. Sepertinya lelaki itu sengaja melakukannya agar tidak diganggu oleh siapa pun. Bahkan, makanan yang sudah terlanjur ia sajikan pun tidak mungkin disentuh oleh lelaki itu. “Berarti seharian ini juga mereka pergi bersama?” tanya Melody lagi. Ia sudah kembali menetralkan ekspresinya dan memasang ekspresi datar. “Saya tidak tahu, Nyonya,” jawab Dimas dengan senyum kaku. Pertanyaan bodoh. Sudah pasti seharian ini Khaysan memang pergi bersama Lusy. Entah ke mana dan apa yang mereka lakukan. Membawa Nathan ikut serta hanya kedok agar diri

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Ingin Hadiah Lain

    Letupan petasan pun saling bersahutan. Semakin mewarnai langit yang diterangi bulan purnama dengan warna-warni yang indah. Awalnya hanya letusan-letusan biasa, namun di penghujung, letusan itu membentuk satu kalimat yang membuat Melody spontan mengembangkan senyumnya. ‘Happy birthday to my beloved wife. I love you'Melody menatap langit dengan mata berkaca-kaca. Sungguh tak menyangka akan mendapat kejutan seperti ini dari orang yang ia sumpahi seharian ini. Rupanya dirinya telah ditipu oleh Dimas dan sudah pasti dalangnya adalah suaminya sendiri. Melody membalikkan tubuhnya, menatap Khaysan yang berdiri di belakangnya dengan ekspresi haru bercampur kesal. Lelaki itu tersenyum lebar dan mengambil buket bunga besar yang Dimas bawa. Kemudian, langsung memberikannya pada Melody. “Selamat ulang tahun, Sayang. Maaf kalau aku membuatmu kesal seharian ini,” tutur Khaysan yang masih memegang buket besar itu karena Melody tak kunjung mengambilnya. Setelah agak lama diam, akhirnya Melody mene

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Hadiah untuk Siapa?

    “Terima kasih, Sayang. Kurasa ini bukan hadiah untukmu, tapi hadiah untukku,” ucap Khaysan dengan suara serak khas bangun tidur. Lelaki itu mengeratkan rengkuhannya, kemudian mengecup tengkuk Melody sekilas dengan mata yang masih terpejam. Khaysan dan Melody masih larut dalam gelora hasrat hingga matahari nyaris terbit. Melampiaskan kerinduan yang telah lama terpendam meski sebenarnya mereka bersama-sama setiap harinya. Namun, selalu dipenuhi oleh ketegangan. Sebenarnya mereka baru tidur sebentar. Namun, alarm dari ponsel Melody yang sudah menjerit membangunkan keduanya. Melody sengaja memasang alarm agar dirinya bangun lebih awal dan memiliki waktu untuk membereskan sisa kekacauan semalam sebelum Nathan bangun. Meskipun pada kenyataannya, Melody dan Khaysan masih betah berbaring di ranjang. Baru tadi malam mereka dapat melepas beban itu sejenak. Walaupun keduanya tidak tahu sampai kapan ketenangan ini akan bertahan. Tentunya baik Khaysan maupun Melody sama-sama berharap tak ada lag

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Obrolan yang Membahagiakan

    “Hah? Jadi, Nathan tidak memberitahu Daddy?” sahut Melody terkejut. Nathan menggeleng lagi, kali ini keningnya berkerut keheranan. “Bukan Nathan yang memberitahu Daddy. Memangnya Daddy tidak tahu ulang tahun Mommy ya? Atau mungkin Uncle Dave yang memberitahu Daddy? Biasanya juga Uncle Dave yang selalu mengingatkan Nathan.” David memang menjadi orang pertama yang memberi ucapan selamat padanya. Namun, rasanya agak mustahil jika lelaki itu yang memberitahu suaminya tentang ulang tahunnya. Mereka tidak pernah akur, bahkan kemungkinan besar Khaysan akan memblokir kontak David jika memilikinya. Tadinya Melody hanya iseng-iseng bertanya. Tetapi, jawaban Nathan malah membuatnya semakin penasaran. Sebelumnya ia tidak pernah merayakan ulang tahunnya sama sekali selain perayaan kecil-kecilan di tempat yang privat. Ayahnya pun mungkin sudah melupakan tanggal ulang tahunnya. “Mommy! Kenapa Mommy melamun?” tanya Nathan sembari mengguncang lengan Melody. “Nanti biar Nathan tanyakan pada Dadd

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Akibat Bertindak Sebelum Berpikir

    Sosok itu menyadari jika Melody mengetahui keberadaannya. Tentu saja ia langsung bersiap melarikan diri, seperti biasa. Tetapi, motornya malah terjatuh karena tergelincir di genangan air. Sang tersangka mulai panik ketika melihat Melody melangkah ke arahnya. Melody mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Mencari siapa pun yang berada di sini. Namun, hanya dirinya seorang yang berada di sana bersama sang tersangka. Para penjaga yang biasanya berseliweran di sekitaran rumah tak terlihat sama sekali. Entah di mana mereka berada sekarang. Tadinya Melody ingin meminta bantuan pada siapa pun yang berada di sini. Akan tetapi, karena tidak ada siapa pun, dirinya terpaksa harus bergerak sendiri. Tungkai jenjangnya bergerak secepat mungkin, kebetulan orang itu sedang berusaha bangkit dari motornya yang terjatuh. “Tunggu!” seru Melody yang memberanikan diri untuk menghadang motor itu. Wanita itu nyaris tertabrak jika tidak mundur selangkah. Namun, hal itu tak membuatnya gentar sama sekali. Ia

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Muntah Darah

    “Apa?! Bagaimana bisa? Bukannya HPL-mu masih dua minggu lagi?” tanya Khaysan panik. Lelaki itu spontan memutar langkah menuju salah satu mobilnya yang terparkir di halaman rumah. “A-aku juga tidak tahu. Se-pertinya ini karena aku terjatuh barusan! Mulasnya sama seperti ketika aku akan melahirkan Nathan!” jawab Melody disela rintihannya. Tadi ia merasa baik-baik saja selain nyeri di kakinya yang sepertinya terkilir. Namun, tiba-tiba ia merasakan mulas luar biasa juga nyeri di punggungnya. Melody pernah mengalami hal serupa ketika hendak melahirkan Nathan 6 tahun silam. Mendengar penuturan Melody membuat Khaysan semakin panik. “Sial! Aku tidak membawa kuncinya!” Ia nyaris menendang mobilnya karena kesal. “DIMAS! BAWAKAN KUNCI MOBILKU!” Akhirnya lelaki itu berseru lantang, memanggil sang asisten. Dimas berjalan tergopoh-gopoh keluar rumah setelah mendapat benda yang dicarinya. Suara sang tuan yang menggelegar membuatnya yakin bahwa telah terjadi sesuatu. Ia pun bergerak secepat kil

Bab terbaru

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   124

    “Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa ada di sini? Siapa yang memberitahumu?” tanya Melody yang menatap David dengan sorot tak percaya. Melody merasa tak pernah memberitahu lokasinya pada David. Sebab, Khaysan pasti semakin kesal jika ia sampai berani memberitahu David di mana lokasi mereka. Tidak mungkin lelaki itu tiba-tiba mengetahui di mana keberadaannya. “Melody, bisakah kamu membantuku agar boleh masuk? Anak buah suamimu ini sangat menyebalkan!” gerutu David yang sedang berusaha melepaskan diri dari kedua anak buah suaminya yang menghadangnya. “Nathan yang memberitahuku tempatnya berada. Kebetulan aku ada waktu luang, jadi aku menyempatkan datang.”Melody semakin terkejut dan panik. Setelah memberikan ponselnya pada Nathan, ia tidak terlalu mendengarkan apa saja obrolan putranya dengan David. Dirinya tidak menyadari kapan Nathan memberitahu lokasi mereka dan kapan David menjanjikan akan datang kemari. Kemarin Melody membiarkan Nathan yang mematikan telepon tersebut. Seanda

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   123

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya. Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu. Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari. Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, ja

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   122

    “Eh, bagaimana, Sayang?” Melody berbalik bertanya, takut salah dengar. Sebenarnya Melody sudah mendengar dengan jelas tentang permintaan Nathan barusan. Akan tetapi, ia tidak bisa serta merta mengikuti keinginan sang putra. Jika Nathan meminta seperti ini di tahun-tahun sebelumnya, ia pasti langsung menuruti. Sedangkan sekarang ada Khaysan yang terang-terangan tidak menyukai apa pun yang berhubungan dengan David. Sudah lama sekali Nathan tidak menanyakan tentang David. Apalagi berkomunikasi secara langsung. Namun, hanya berselang beberapa jam setelah bocah itu sadarkan diri dari tidur panjangnya, permintaan pertamanya malah seperti ini. Sepertinya Nathan sangat merindukan David karena biasanya anaknya selalu bergantung pada lelaki itu. “Nathan boleh video call sama Uncle Dave sebentar saja? Biasanya Uncle Dave yang video call duluan, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Apa Uncle Dave sangat sibuk?” Nathan kembali mengulang permintaannya dengan ekspresi agak cemberut seolah kesal

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   121

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya. Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu. Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari. Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, ja

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   120

    Meja makan yang tadinya dilingkupi oleh suasana hangat itu berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Apalagi ketika Nathan nyaris terjatuh dari kursi karena pingsan. Untung saja Khaysan yang juga duduk bersebelahan dengan sang putra dengan sigap mengangkat bocah itu ke gendongannya. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Melody panik. Mereka bergegas keluar rumah dan langsung kembali memasuki mobil yang tadi mereka tumpangi saat pulang dari rumah sakit. Kali ini Bagas lah yang mengemudi sementara Melody dan Khaysan duduk di belakang menemani Nathan yang sudah tidak sadarkan diri. Melody dan Khaysan terus berusaha membangunkan sang putra. Akan tetapi, tak ada respon sama sekali dari bocah itu. Semuanya semakin panik, apalagi mulut Nathan juga tidak berhenti mengeluarkan darah. Khaysan juga terus meminta papanya mengendarai mobil lebih cepat. Begitu sampai di rumah sakit, Khaysan langsung turun dari mobil dan melangkah cepat memasuki area rumah sakit dan berseru meminta tolong pada pet

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   119

    Meja makan yang tadinya dilingkupi oleh suasana hangat itu berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Apalagi ketika Nathan nyaris terjatuh dari kursi karena pingsan. Untung saja Khaysan yang juga duduk bersebelahan dengan sang putra dengan sigap mengangkat bocah itu ke gendongannya. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Melody panik. Mereka bergegas keluar rumah dan langsung kembali memasuki mobil yang tadi mereka tumpangi saat pulang dari rumah sakit. Kali ini Bagas lah yang mengemudi sementara Melody dan Khaysan duduk di belakang menemani Nathan yang sudah tidak sadarkan diri. Melody dan Khaysan terus berusaha membangunkan sang putra. Akan tetapi, tak ada respon sama sekali dari bocah itu. Semuanya semakin panik, apalagi mulut Nathan juga tidak berhenti mengeluarkan darah. Khaysan juga terus meminta papanya mengendarai mobil lebih cepat. Begitu sampai di rumah sakit, Khaysan langsung turun dari mobil dan melangkah cepat memasuki area rumah sakit dan berseru meminta tolong pada pet

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   118

    Melody memilih menebalkan wajah dengan kembali ke rumah sakit menemui suaminya. Tanpa memedulikan segala risiko yang mungkin terjadi. Meskipun ada kemungkinan dirinya akan kembali diusir, baik itu secara halus maupun secara kasar. Ia sudah tidak memedulikan itu lagi. Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit tadi, Melody tak berhenti menyakinkan dirinya sendiri. Sekalipun Khaysan mengusirnya atau meminta anak buah lelaki itu yang mengusirnya secara paksa, ia tidak akan pergi. Ia akan tetap berada di sini hingga dirinya sendiri lah yang ingin pergi. Keputusan ini membuatnya nyaris tak bisa tidur semalaman. Sebab nyatanya, meski sebelumnya Khaysan telah melontarkan kalimat pedas yang menyakiti hatinya, ia malah terus kepikiran pada lelaki di hadapannya ini. Dirinya merasa lebih tenang jika berada tepat di hadapan Khaysan walaupun risikonya akan dibuat semakin sakit hati. “Silakan kalau kamu ingin mengusirku atau memerintah siapa pun untuk mengusirku. Tapi, aku tidak akan pergi

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   117

    Melody memilih menebalkan wajah dengan kembali ke rumah sakit menemui suaminya. Tanpa memedulikan segala risiko yang mungkin terjadi. Meskipun ada kemungkinan dirinya akan kembali diusir, baik itu secara halus maupun secara kasar. Ia sudah tidak memedulikan itu lagi. Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit tadi, Melody tak berhenti menyakinkan dirinya sendiri. Sekalipun Khaysan mengusirnya atau meminta anak buah lelaki itu yang mengusirnya secara paksa, ia tidak akan pergi. Ia akan tetap berada di sini hingga dirinya sendiri lah yang ingin pergi. Keputusan ini membuatnya nyaris tak bisa tidur semalaman. Sebab nyatanya, meski sebelumnya Khaysan telah melontarkan kalimat pedas yang menyakiti hatinya, ia malah terus kepikiran pada lelaki di hadapannya ini. Dirinya merasa lebih tenang jika berada tepat di hadapan Khaysan walaupun risikonya akan dibuat semakin sakit hati. “Silakan kalau kamu ingin mengusirku atau memerintah siapa pun untuk mengusirku. Tapi, aku tidak akan pergi se

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   116

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya.Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu.Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari.Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, jadi

DMCA.com Protection Status