Tous les chapitres de : Chapitre 1 - Chapitre 10

124

Dituduh Selingkuh

“Kamu yakin janin itu milikku?” tanya Khaysan Hutomo dengan sebelah alis terangkat. Senyum lebar yang semula menghiasi wajah Melody perlahan meredup hingga akhirnya lenyap tak bersisa. Wanita itu mengerjapkan matanya berulang kali, seakan tak percaya pada pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut suaminya sendiri. Melody masih bergeming, menunggu sang suami meralat pertanyaan sadis itu. Tetapi, Khaysan hanya diam dengan tatapan yang menyorot sinis ke arahnya. Menatapnya bagaikan seorang tersangka yang baru saja melakukan perbuatan tercela. Melody semakin mencelos ketika Khaysan melempar alat tes kehamilan yang baru saja dirinya berikan di atas meja tepat di sampingnya. Seakan-akan benda itu hanyalah seonggok sampah yang tidak berguna. Ketika lelaki itu hendak beranjak pergi, buru-buru Melody mengejar. “Khaysan, Tunggu dulu! Kenapa kamu tega menanyakan hal seperti itu? Kamu meragukan aku? Apa aku sehina itu di matamu?!” sembur Melody yang tanpa sadar meninggikan suaranya.
Read More

Musuh Dalam Selimut

“Tidak perlu memasang ekspresi sedih seperti itu. Aku tahu sebenarnya kamu senang. Setelah kita resmi berpisah, kamu bisa melakukan apa pun dengan selingkuhanmu.” Setelah mengatakan itu, Khaysan benar-benar pergi dari sana tanpa menoleh lagi. Melody berusaha lebih keras untuk kembali bangkit, tetapi dirinya malah terduduk lagi. Beberapa pelayan yang sedari tadi hanya berani mengintip akhirnya mulai bergerak dan membantu sang nyonya berdiri. Tanpa menanggapi pertanyaan para pelayan yang menanyakan bagaimana keadaannya, Melody langsung mengejar Khaysan dengan langkah tertatih-tatih. Wanita itu menggedor jendela mobil sang suami, berharap suaminya bersedia keluar. Namun, lelaki itu malah menyalakan mesin mobil dan pergi tanpa memedulikan dirinya. Melody terduduk di tanah dengan tangis yang kembali pecah. Angin malam yang menusuk tulangnya tak sebanding dengan nyeri yang berdenyut-denyut di dadanya. Lama-kelamaan tangis Melody berhenti dengan sendirinya. Namun, ia masih bergeming di
Read More

Perceraian yang Direncanakan

Surat perceraian. Itu kalimat pertama yang terpampang di posisi paling atas ketika Melody membuka map tersebut. Manik matanya menatap nanar ke arah tandatangan sang suami yang sudah ada di sana. “Perlu kamu tahu kalau sebenarnya perceraian kalian sudah diurus sejak beberapa minggu lalu. Aku yang membantu mengurus perceraian ini atas permintaan suamimu sendiri. Sekaligus mencari bukti perselingkuhan yang kamu lakukan,” beber Emily yang masih belum menghilang senyum penuh kemenangan di wajahnya. Pernyataan itu membuat Melody sontak mengangkat kepala dengan tatapan semakin tajam. “Jadi, kamu yang memberikan foto-foto itu pada suamiku?! Apa saja yang sudah kamu katakan sampai membuatnya salah paham?!”“Aku hanya mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Lagipula, meski tanpa foto-foto itu, Khaysan akan tetap menceraikan dirimu. Dia sendiri yang mengatakan sudah muak dengan sikapmu.” Lagi, Emily sengaja semakin menggores hati Melody dengan kalimat pedasnya. “Apa kamu tidak bisa menc
Read More

Bukan Pertemuan yang Diinginkan

“Apa?! Leukemia?” lirih Melody yang spontan melirik nanar ke arah Nathan—putra kecilnya yang sedang terlelap di atas ranjang rumah sakit. Melody tak menyangka jika sakit yang diderita oleh putranya akan separah ini. Rasa bersalah yang amat pekat menyelubungi dadanya. Jika saja dirinya tidak sibuk bekerja, mungkin saja kesehatan Nathan dapat terkontrol dengan baik. Nathaniel, putranya yang baru berusia 5 tahun harus mengalami cobaan yang begitu berat. Bocah itu mengidap penyakit yang sama dengan yang diderita oleh ibu Melody dulu. Penyakit yang akhirnya merenggut sang ibu dari sisinya. “Betul, Bu. Sayangnya, peralatan di rumah sakit ini kurang memadai dan khawatirnya akan menghambat pengobatan Nathan. Saya menyarankan agar Nathan diobati di Jakarta, agar bisa mendapatkan perawatan maksimal. Semua keputusan ada di tangan Ibu,” sahut dokter spesialis anak itu. “Kalau Bu Melody setuju, saya akan membuatkan surat rujukan secepatnya. Saya juga memiliki beberapa rekomendasi yang bisa
Read More

Kembalikan Anakku!

“Kamu pasti mengenal Khaysan Hutomo, ‘kan? Sebulan yang lalu kami bertunangan dan rencananya 3 bulan lagi kami akan menikah. Aku harap kamu akan datang.” Rosetta kembali membuka suara tanpa menyadari perubahan yang signifikan dari ekspresi Melody dan Khaysan. Setelah keterkejutannya berkurang, Melody berusaha kembali memasang senyum di wajahnya. “Tentu saja, saya akan datang, Bu. Selamat atas pertunangannya dan semoga persiapan pernikahan kalian berjalan lancar.”Tentu saja Melody tidak akan sudi mendatangi acara pernikahan itu. Bukan karena dirinya belum bisa melupakan masa lalu. Namun, ia tidak mau membuang waktunya yang berharga hanya untuk mendatangi pesta pernikahan mantan suaminya sendiri. Sejak Melody memutuskan pergi waktu itu, ia tidak pernah lagi mengetahui bagaimana kabar Khaysan. Lebih tepatnya memang sengaja menutup akses dari informasi apa pun yang berkaitan dengan lelaki itu. Nyatanya, Khaysan memang baik-baik saja selama ini. Bahkan, sebentar lagi akan melangsun
Read More

Rahim yang Bermasalah

Kata-kata terakhir yang Khaysan lontarkan membuat Melody spontan menoleh ke belakang. Air mukanya tampak menegang sempurna. Dengan kedua tangan mengepal di sisi tubuhnya, wanita itu kembali bergerak mendekati mantan suaminya. “Apa? Mengembalikan anakmu?” “Sepertinya ada yang salah dengan ingatanmu, ya? Apa kamu lupa kalau kamu sangat yakin aku selingkuh dan mengandung anak David, ‘kan? Anak yang mana lagi yang kamu maksud?” imbuh wanita itu dengan senyum sinis. “Mungkin yang kamu maksud adalah anakmu dengan tunanganmu yang sekarang? Bukankah beberapa bulan lagi kalian akan menikah?” Tanpa memberi kesempatan bagi Khaysan untuk menyahut, Melody kembali bersuara. Setelah apa yang Khaysan lakukan 6 tahun silam, Melody tidak akan pernah menyerahkan putra semata wayangnya pada lelaki itu. Bahkan, mempertemukan keduanya pun tak akan pernah ia lakukan. Bertahun-tahun telah berlalu dan sekarang tiba-tiba Khaysan seenaknya menginginkan Nathan. Hati Melody terlanjur sakit dan hancur atas perl
Read More

Tak Pernah Diperlakukan Spesial

“Apa saja yang kamu dengar di ruang dokter tadi?” cerca Khaysan tanpa basa-basi sembari mencekal lengan Melody yang baru selesai menebus obat Nathan di apotik. Melody terkejut bukan main melihat mantan suaminya. Wanita itu spontan menyembunyikan bungkusan obat milik Nathan di tasnya sebelum Khaysan menyadari hal itu dan bertanya macam-macam. Lelaki itu tak boleh mengetahui jika Nathan berada di sini juga. Apalagi kondisi putranya sangat mengkhawatirkan. Entah bagaimana caranya Khaysan mengetahui jika dirinya menguping di ruang obgyn tadi. Atau mungkin lelaki itu juga melihatnya?Apa pun itu, Melody tidak peduli. Ia hanya tak ingin Khaysan bertemu dengan Nathan setelah mengetahui alasan lelaki itu menginginkan anaknya. Nathan adalah miliknya, tidak ada yang boleh mengambil darah dagingnya. “Apa maksudmu? Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan! Lepaskan aku!” sentak Melody sembari berusaha melepas cekalan Khaysan. Namun, lelaki itu malah semakin mengeratkannya dan menariknya me
Read More

Akhirnya Dia Tahu

Bentakan nyaring Melody mengejutkan kedua lelaki berbeda usia yang sedang sibuk memasak di dapur. Nathan yang berada dalam gendongan Khaysan spontan hendak beranjak turun melihat mommynya marah besar. Namun, Khaysan malah sengaja mengeratkan rengkuhannya. Melody tak menyangka Khaysan akan menemukan tempat tinggalnya secepat ini. Yang lebih mengejutkan lagi, dengan mudahnya lelaki itu dapat mengambil perhatian putranya. Padahal Nathan termasuk anak yang sulit beradaptasi dengan orang baru. Terutama dengan orang dewasa. Ikatan batin di antara ayah dan anak itu memang tak mungkin terpisahkan. Padahal sebelumnya Melody tak pernah menceritakan atau memperlihatkan foto Khaysan pada putranya. Ia sengaja melakukan itu karena menurutnya Nathan tidak perlu tahu dulu bagaimana ayahnya. Entah bagaimana caranya Khaysan mendapat akses untuk memasuki apartemen ini dan membuat putra mereka luluh begitu cepat. Hal itu semakin memicu ketakutannya, kalau sampai Nathan bersedia ikut dengan Khaysan, ent
Read More

Ayo Menikah Lagi!

“Tingkat kecocokannya akan lebih tinggi jika dari saudara kandung Nathan sendiri.” Senyum yang semula menghiasi wajah Melody perlahan meredup. Secercah harapan yang tadinya ia kira akan menjadi solusi terbaik malah membuat hatinya dilema. Dirinya tak mungkin memiliki anak lagi dengan orang yang sama demi memberikan saudara kandung untuk Nathan. Melody tak terlalu mendengarkan penjelasan dokter setelah itu. Opsi yang dokter berikan malah membuatnya semakin bimbang. Kepalanya mendadak pening. Sedangkan, mencari pendonor lain di luar sana bukanlah sesuatu yang mudah. Melody melirik Khaysan yang duduk di sampingnya lewat ekor matanya. Ia tak tahu bagaimana reaksi lelaki itu setelah mendengar saran dari dokter. Khaysan masih mempertahankan ekspresi datar andalannya, tetapi tampak masih memperhatikan penjelasan dokter. “Terima kasih, Dok. Kami akan mempertimbangkannya,” ucap Khaysan seraya bangkit dari tempat duduknya dan lebih dulu melangkah pergi dari ruangan itu, meninggalkan Melody y
Read More

Pilihan yang Sulit

“Kamu pikir aku sudi kembali bersamamu?! Jangan bicara macam-macam! Pergi dari sini sebelum aku memanggil security untuk menyeretmu!” bentak Melody tanpa peduli suaranya akan terdengar hingga ke kamar dan membangunkan Nathan. Melody mengurungkan niatnya untuk beranjak dan kembali menatap Khaysan yang memasang ekspresi datar dengan sorot berapi-api. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran lelaki di hadapannya ini. Jelas-jelas Khaysan sudah memiliki tunangan yang merupakan atasannya sendiri. Namun, sekarang lelaki itu malah mengajaknya menikah lagi. Itu sama saja dirinya akan menjadi orang ketiga dalam hubungan Khaysan dan Rosetta. Bahkan, dapat menghancurkan hubungan keduanya. Ia tidak akan menghancurkan kehidupannya yang damai selama ini karena label wanita perebut yang akan disandangnya nanti. Selain itu, ada terlalu banyak risiko yang harus dirinya hadapi jika mereka kembali bersama. Melody tak sanggup kembali terjebak dalam hubungan yang rumit dengan orang yang sama. Tak mudah ba
Read More
Dernier
123456
...
13
DMCA.com Protection Status