Share

Musuh Dalam Selimut

Penulis: Young Lady
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-15 13:57:53

“Tidak perlu memasang ekspresi sedih seperti itu. Aku tahu sebenarnya kamu senang. Setelah kita resmi berpisah, kamu bisa melakukan apa pun dengan selingkuhanmu.” Setelah mengatakan itu, Khaysan benar-benar pergi dari sana tanpa menoleh lagi.

Melody berusaha lebih keras untuk kembali bangkit, tetapi dirinya malah terduduk lagi. Beberapa pelayan yang sedari tadi hanya berani mengintip akhirnya mulai bergerak dan membantu sang nyonya berdiri.

Tanpa menanggapi pertanyaan para pelayan yang menanyakan bagaimana keadaannya, Melody langsung mengejar Khaysan dengan langkah tertatih-tatih. Wanita itu menggedor jendela mobil sang suami, berharap suaminya bersedia keluar. Namun, lelaki itu malah menyalakan mesin mobil dan pergi tanpa memedulikan dirinya.

Melody terduduk di tanah dengan tangis yang kembali pecah. Angin malam yang menusuk tulangnya tak sebanding dengan nyeri yang berdenyut-denyut di dadanya. Lama-kelamaan tangis Melody berhenti dengan sendirinya. Namun, ia masih bergeming di tempat yang sama dengan sorot mata menyorot ke arah perginya sang suami.

“Nyonya, Anda bisa jatuh sakit jika terlalu lama berada di sini. Apalagi saat ini Nyonya sedang mengandung,” tutur wanita paruh baya yang merupakan kepala pelayan rumah ini.

Melody membiarkan sang kepala pelayan membantunya berdiri dan memapahnya kembali memasuki rumah. Hingga wanita paruh baya itu mengantarnya ke kamar, Melody masih diam membisu dengan tatapan kosong.

“Nyonya, apa perut Anda masih sakit? Saya akan menelepon dokter untuk memeriksa keadaan An—”

“Tidak perlu. Aku baik-baik saja. Bibi, bisa tinggalkan aku sendirian di sini? Aku hanya perlu beristirahat saja,” potong Melody dengan suara serak. Matanya yang berkaca-kaca masih menatap lurus ke depan.

Sang kepala pelayan langsung mengangguk paham dan pamit pergi setelah itu. Sedangkan Melody kembali melanjutkan tangis dengan harapan sesak di dadanya dapat sedikit berkurang. Pada kenyataannya, sesak itu malah semakin membelenggu erat dadanya.

Kalau bukan karena mengingat janin yang berkembang di perutnya, Melody tidak akan memaksakan mengisi perutnya. Nafsu makannya sudah lenyap sejak tadi, tetapi ia tidak boleh egois hanya karena hatinya yang sedang hancur saat ini.

Melody masih menunggu kepulangan suaminya hingga larut malam. Kantuk yang biasanya menghampiri menghilang entah ke mana. Menyisakan kekhawatiran yang semakin pekat karena Khaysan tak kunjung kembali dan sekarang hujan deras mulai mengguyur.

“Ayolah, angkat teleponku!” gumam Melody yang berjalan mondar-mandir di dalam kamar sembari berusaha menghubungi suaminya.

Tak terhitung sudah berapa kali Melody menghubungi Khaysan juga mengirim pesan. Sayangnya, tidak ada satu pun yang mendapat respon dari lelaki itu. Bahkan, pesan yang dirinya kirimkan juga belum dibaca.

Melody tidak tahu sejak kapan dirinya ketiduran dengan posisi bersandar di kepala ranjang. Ringisan samar lolos dari bibirnya karena leher dan punggungnya terasa nyeri. Ini pasti efek dari tidur dengan posisi duduk semalaman.

Pelan-pelan Melody bangkit dari ranjang sembari memijat leher belakangnya yang terasa kebas. Ia spontan melirik sisi ranjang di sampingnya yang masih rapi seperti tak tersentuh. Itu berarti Khaysan tidak pulang semalam.

“Sebenarnya dia pergi ke mana?” monolog Melody lirih.

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Melody pun keluar dari kamar. Tak sengaja ia melihat sosok Khaysan yang tampak baru saja keluar dari kamar tamu. Seulas senyum miris tersungging di bibirnya, tidur satu kamar dengannya saja lelaki itu tidak sudi.

Mengabaikan hatinya yang kembali berdenyut nyeri, Melody bergegas memacu langkah menghampiri Khaysan. Ia menunggu suaminya sampai selesai bertelepon sebelum benar-benar menghampiri lelaki itu.

“Apa yang kamu lakukan di sini?! Perlu berapa kali aku katakan, jangan ganggu aku lagi!” sembur Khaysan tepat ketika Melody menghampirinya.

Melody sedikit berjingkat karena bentakan Khaysan yang menggelegar. Namun, sepersekian detik berikutnya ia kembali menetralkan ekspresinya. Biar bagaimanapun, dirinya harus tetap meluruskan kesalahpahaman di antara mereka.

“Kamu pergi ke mana semalam? Kenapa kamu tidak membalas pesan atau mengangkat teleponku? Aku benar-benar khawatir, aku takut terjadi sesuatu yang buruk padamu,” ucap Melody sembari menyentuh tangan Khaysan yang tentu saja langsung ditepis oleh sang empunya.

Melody menatap sang suami yang mengacuhkannya dengan helaan napas berat. “Khaysan, hubunganku dengan David tidak seperti yang kamu pikirkan. Tolong percayalah padaku, anak yang ak—”

“Diam! Aku tidak ingin mendengarkan pembelaan apa pun dari mulutmu! Pergi dari sini, aku tidak mau melihat wajahmu!” usir Khaysan tanpa melirik Melody sama sekali. Lelaki itu kembali melangkah memasuki kamar tamu yang sebelumnya ia tempati.

Melody tidak ingin membiarkan masalah ini semakin berlarut-larut. Permasalahan ini harus diselesaikan secepatnya. Wanita itu bergegas melangkah menuju dapur dan membuatkan secangkir kopi kesukaan suaminya.

Melody mengetuk kamar tempat Khaysan berada sembari memanggil lelaki itu berulang kali. Selama beberapa menit ia menunggu, tetapi tetap saja tidak ada jawaban dari dalam sana. Kakinya sampai pegal karena menunggu terlalu lama.

Alhasil, Melody memberanikan diri untuk membuka pintu di hadapannya secara langsung. Khaysan yang sedang duduk bersandar di atas ranjang tidak menoleh sama sekali meski menyadari pintu terbuka.

“Aku sudah membuatkan kopi untuk—”

PYAR!

Nampan yang Melody pegang jatuh ke lantai bersamaan dengan bunyi pecahan gelas yang terdengar. Tubuhnya mendadak lemas melihat seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet.

Nyeri yang menghantam hatinya terasa lebih pekat dibanding dengan perih di kakinya akibat terkena tumpahan kopi panas. Melody membeku selama beberapa saat. Seseorang yang menuduhnya berselingkuh ternyata malah berani membawa dan satu kamar wanita lain

Manik mata Melody memburam karena air mata yang mulai mendesak keluar. Sosok wanita yang kini menyunggingkan senyum penuh kemenangan itu adalah Emily, sepupunya sendiri.

Dengan wajah merah padam dan emosi yang memuncak, Melody memutar langkah dan menghampiri suaminya. Sebuah tamparan keras mendarat di wajah tampan lelaki yang memasang ekspresi tak berdosa itu.

“Kamu mengkhianatiku?!” seru Melody dengan deru napas memburu.

Tangan Melody yang baru saja menampar wajah Khaysan terasa panas dan memerah. Menjadi bukti seberapa kerasnya tamparan itu. Namun, rasanya itu belum sepadan dengan apa yang suaminya lakukan.

Khaysan menyentuh sudut bibirnya yang mengeluarkan darah sembari bangkit dari posisinya. “Memangnya kenapa? Kamu pikir kamu saja yang bisa melakukan itu?”

“Aku tidak pernah berselingkuh dengan siapa pun! Kenapa kamu tidak bisa mempercayaiku?!” balas Melody dengan suara meninggi. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya, sampai buku-buku jarinya memutih.

“Mengapa kalian tega melakukan ini padaku? Sejak kapan kalian bermain api di belakangku?!” Wanita itu menatap dua orang yang berdiri di hadapannya secara bergantian dengan sorot penuh kebencian.

Sisa rasa yang Melody miliki pada suaminya setelah lelaki itu tega menuduhnya berselingkuh kini benar-benar lenyap tak bersisa. Hanya menyisakan kekecewaan dan kebencian yang memenuhi dadanya.

Sekarang Melody mengerti mengapa belakangan ini Emily mendadak sering mengunjungi rumah ini dengan dalih ingin menemuinya. Rupanya alasan tersebut hanyalah tipuan belaka untuk menutupi perbuatan busuk wanita itu di belakangnya.

“Sepupuku sayang, seharusnya kamu tidak perlu bereaksi seperti ini,” tutur Emily sembari melangkah mendekati Melody. Senyum miring yang tersungging di bibir wanita berpakaian minim itu semakin lebar.

“Bukannya apa yang kamu lakukan sama saja? Kenapa kamu terlihat sangat terpukul seperti ini? Bahkan, perbuatanmu membuat kamu mengandung anak dari lelaki lain,” lanjut Emily dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

Kobaran amarah terpampang sangat jelas dari manik mata Melody yang kini sedang berusaha mengontrol emosinya. Ia tidak ingin membuat orang-orang yang tega mengoyak hatinya semakin merasa di atas angin. Seseorang yang selama ini ia kenal sangat baik telah menusuknya dari belakang dengan cara paling kejam.

“Apa kalian sengaja menuduhku selingkuh untuk menutupi perbuatan busuk yang kalian lakukan?!” sembur Melody dengan suara tertahan.

Emily tertawa geli. “Tenanglah, tidak perlu terbawa emosi. Lebih baik sekarang kamu ikut denganku, aku akan menunjukkan kejutan lainnya untukmu.”

Setelah itu, Emily langsung menarik Melody keluar dari kamar tersebut dengan gerakan kasar. Kaki Melody yang tadi terkena tumpahan kopi panas semakin terasa perih karena dipaksakan berjalan.

Melody berusaha memberontak dan melepaskan diri, tetapi tenaga Emily jauh lebih besar dari tenaganya. Pada akhirnya, wanita itu terpaksa mengikuti ke mana sang sepupu membawanya pergi.

Melody spontan berpegangan pada meja di sampingnya ketika Emily melepaskannya di ruang tamu. Tubuhnya yang lemas ditambah dengan nyeri yang bersarang di kedua kakinya menyebabkan ia kehilangan keseimbangan.

Emily mengambil sebuah map yang tersimpan di dalam laci tepat di samping meja televisi. “Cepat kamu tandatangani berkas ini. Supaya setelah ini kamu bisa bebas, begitu juga suamimu. Atau lebih pantas aku sebut sebagai calon mantan suamimu.”

Bab terkait

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Perceraian yang Direncanakan

    Surat perceraian. Itu kalimat pertama yang terpampang di posisi paling atas ketika Melody membuka map tersebut. Manik matanya menatap nanar ke arah tandatangan sang suami yang sudah ada di sana. “Perlu kamu tahu kalau sebenarnya perceraian kalian sudah diurus sejak beberapa minggu lalu. Aku yang membantu mengurus perceraian ini atas permintaan suamimu sendiri. Sekaligus mencari bukti perselingkuhan yang kamu lakukan,” beber Emily yang masih belum menghilang senyum penuh kemenangan di wajahnya. Pernyataan itu membuat Melody sontak mengangkat kepala dengan tatapan semakin tajam. “Jadi, kamu yang memberikan foto-foto itu pada suamiku?! Apa saja yang sudah kamu katakan sampai membuatnya salah paham?!”“Aku hanya mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Lagipula, meski tanpa foto-foto itu, Khaysan akan tetap menceraikan dirimu. Dia sendiri yang mengatakan sudah muak dengan sikapmu.” Lagi, Emily sengaja semakin menggores hati Melody dengan kalimat pedasnya. “Apa kamu tidak bisa menc

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Bukan Pertemuan yang Diinginkan

    “Apa?! Leukemia?” lirih Melody yang spontan melirik nanar ke arah Nathan—putra kecilnya yang sedang terlelap di atas ranjang rumah sakit. Melody tak menyangka jika sakit yang diderita oleh putranya akan separah ini. Rasa bersalah yang amat pekat menyelubungi dadanya. Jika saja dirinya tidak sibuk bekerja, mungkin saja kesehatan Nathan dapat terkontrol dengan baik. Nathaniel, putranya yang baru berusia 5 tahun harus mengalami cobaan yang begitu berat. Bocah itu mengidap penyakit yang sama dengan yang diderita oleh ibu Melody dulu. Penyakit yang akhirnya merenggut sang ibu dari sisinya. “Betul, Bu. Sayangnya, peralatan di rumah sakit ini kurang memadai dan khawatirnya akan menghambat pengobatan Nathan. Saya menyarankan agar Nathan diobati di Jakarta, agar bisa mendapatkan perawatan maksimal. Semua keputusan ada di tangan Ibu,” sahut dokter spesialis anak itu. “Kalau Bu Melody setuju, saya akan membuatkan surat rujukan secepatnya. Saya juga memiliki beberapa rekomendasi yang bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Kembalikan Anakku!

    “Kamu pasti mengenal Khaysan Hutomo, ‘kan? Sebulan yang lalu kami bertunangan dan rencananya 3 bulan lagi kami akan menikah. Aku harap kamu akan datang.” Rosetta kembali membuka suara tanpa menyadari perubahan yang signifikan dari ekspresi Melody dan Khaysan. Setelah keterkejutannya berkurang, Melody berusaha kembali memasang senyum di wajahnya. “Tentu saja, saya akan datang, Bu. Selamat atas pertunangannya dan semoga persiapan pernikahan kalian berjalan lancar.”Tentu saja Melody tidak akan sudi mendatangi acara pernikahan itu. Bukan karena dirinya belum bisa melupakan masa lalu. Namun, ia tidak mau membuang waktunya yang berharga hanya untuk mendatangi pesta pernikahan mantan suaminya sendiri. Sejak Melody memutuskan pergi waktu itu, ia tidak pernah lagi mengetahui bagaimana kabar Khaysan. Lebih tepatnya memang sengaja menutup akses dari informasi apa pun yang berkaitan dengan lelaki itu. Nyatanya, Khaysan memang baik-baik saja selama ini. Bahkan, sebentar lagi akan melangsun

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Rahim yang Bermasalah

    Kata-kata terakhir yang Khaysan lontarkan membuat Melody spontan menoleh ke belakang. Air mukanya tampak menegang sempurna. Dengan kedua tangan mengepal di sisi tubuhnya, wanita itu kembali bergerak mendekati mantan suaminya. “Apa? Mengembalikan anakmu?” “Sepertinya ada yang salah dengan ingatanmu, ya? Apa kamu lupa kalau kamu sangat yakin aku selingkuh dan mengandung anak David, ‘kan? Anak yang mana lagi yang kamu maksud?” imbuh wanita itu dengan senyum sinis. “Mungkin yang kamu maksud adalah anakmu dengan tunanganmu yang sekarang? Bukankah beberapa bulan lagi kalian akan menikah?” Tanpa memberi kesempatan bagi Khaysan untuk menyahut, Melody kembali bersuara. Setelah apa yang Khaysan lakukan 6 tahun silam, Melody tidak akan pernah menyerahkan putra semata wayangnya pada lelaki itu. Bahkan, mempertemukan keduanya pun tak akan pernah ia lakukan. Bertahun-tahun telah berlalu dan sekarang tiba-tiba Khaysan seenaknya menginginkan Nathan. Hati Melody terlanjur sakit dan hancur atas perl

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Tak Pernah Diperlakukan Spesial

    “Apa saja yang kamu dengar di ruang dokter tadi?” cerca Khaysan tanpa basa-basi sembari mencekal lengan Melody yang baru selesai menebus obat Nathan di apotik. Melody terkejut bukan main melihat mantan suaminya. Wanita itu spontan menyembunyikan bungkusan obat milik Nathan di tasnya sebelum Khaysan menyadari hal itu dan bertanya macam-macam. Lelaki itu tak boleh mengetahui jika Nathan berada di sini juga. Apalagi kondisi putranya sangat mengkhawatirkan. Entah bagaimana caranya Khaysan mengetahui jika dirinya menguping di ruang obgyn tadi. Atau mungkin lelaki itu juga melihatnya?Apa pun itu, Melody tidak peduli. Ia hanya tak ingin Khaysan bertemu dengan Nathan setelah mengetahui alasan lelaki itu menginginkan anaknya. Nathan adalah miliknya, tidak ada yang boleh mengambil darah dagingnya. “Apa maksudmu? Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan! Lepaskan aku!” sentak Melody sembari berusaha melepas cekalan Khaysan. Namun, lelaki itu malah semakin mengeratkannya dan menariknya me

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Akhirnya Dia Tahu

    Bentakan nyaring Melody mengejutkan kedua lelaki berbeda usia yang sedang sibuk memasak di dapur. Nathan yang berada dalam gendongan Khaysan spontan hendak beranjak turun melihat mommynya marah besar. Namun, Khaysan malah sengaja mengeratkan rengkuhannya. Melody tak menyangka Khaysan akan menemukan tempat tinggalnya secepat ini. Yang lebih mengejutkan lagi, dengan mudahnya lelaki itu dapat mengambil perhatian putranya. Padahal Nathan termasuk anak yang sulit beradaptasi dengan orang baru. Terutama dengan orang dewasa. Ikatan batin di antara ayah dan anak itu memang tak mungkin terpisahkan. Padahal sebelumnya Melody tak pernah menceritakan atau memperlihatkan foto Khaysan pada putranya. Ia sengaja melakukan itu karena menurutnya Nathan tidak perlu tahu dulu bagaimana ayahnya. Entah bagaimana caranya Khaysan mendapat akses untuk memasuki apartemen ini dan membuat putra mereka luluh begitu cepat. Hal itu semakin memicu ketakutannya, kalau sampai Nathan bersedia ikut dengan Khaysan, ent

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Ayo Menikah Lagi!

    “Tingkat kecocokannya akan lebih tinggi jika dari saudara kandung Nathan sendiri.” Senyum yang semula menghiasi wajah Melody perlahan meredup. Secercah harapan yang tadinya ia kira akan menjadi solusi terbaik malah membuat hatinya dilema. Dirinya tak mungkin memiliki anak lagi dengan orang yang sama demi memberikan saudara kandung untuk Nathan. Melody tak terlalu mendengarkan penjelasan dokter setelah itu. Opsi yang dokter berikan malah membuatnya semakin bimbang. Kepalanya mendadak pening. Sedangkan, mencari pendonor lain di luar sana bukanlah sesuatu yang mudah. Melody melirik Khaysan yang duduk di sampingnya lewat ekor matanya. Ia tak tahu bagaimana reaksi lelaki itu setelah mendengar saran dari dokter. Khaysan masih mempertahankan ekspresi datar andalannya, tetapi tampak masih memperhatikan penjelasan dokter. “Terima kasih, Dok. Kami akan mempertimbangkannya,” ucap Khaysan seraya bangkit dari tempat duduknya dan lebih dulu melangkah pergi dari ruangan itu, meninggalkan Melody y

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Pilihan yang Sulit

    “Kamu pikir aku sudi kembali bersamamu?! Jangan bicara macam-macam! Pergi dari sini sebelum aku memanggil security untuk menyeretmu!” bentak Melody tanpa peduli suaranya akan terdengar hingga ke kamar dan membangunkan Nathan. Melody mengurungkan niatnya untuk beranjak dan kembali menatap Khaysan yang memasang ekspresi datar dengan sorot berapi-api. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran lelaki di hadapannya ini. Jelas-jelas Khaysan sudah memiliki tunangan yang merupakan atasannya sendiri. Namun, sekarang lelaki itu malah mengajaknya menikah lagi. Itu sama saja dirinya akan menjadi orang ketiga dalam hubungan Khaysan dan Rosetta. Bahkan, dapat menghancurkan hubungan keduanya. Ia tidak akan menghancurkan kehidupannya yang damai selama ini karena label wanita perebut yang akan disandangnya nanti. Selain itu, ada terlalu banyak risiko yang harus dirinya hadapi jika mereka kembali bersama. Melody tak sanggup kembali terjebak dalam hubungan yang rumit dengan orang yang sama. Tak mudah ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11

Bab terbaru

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   124

    “Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa ada di sini? Siapa yang memberitahumu?” tanya Melody yang menatap David dengan sorot tak percaya. Melody merasa tak pernah memberitahu lokasinya pada David. Sebab, Khaysan pasti semakin kesal jika ia sampai berani memberitahu David di mana lokasi mereka. Tidak mungkin lelaki itu tiba-tiba mengetahui di mana keberadaannya. “Melody, bisakah kamu membantuku agar boleh masuk? Anak buah suamimu ini sangat menyebalkan!” gerutu David yang sedang berusaha melepaskan diri dari kedua anak buah suaminya yang menghadangnya. “Nathan yang memberitahuku tempatnya berada. Kebetulan aku ada waktu luang, jadi aku menyempatkan datang.”Melody semakin terkejut dan panik. Setelah memberikan ponselnya pada Nathan, ia tidak terlalu mendengarkan apa saja obrolan putranya dengan David. Dirinya tidak menyadari kapan Nathan memberitahu lokasi mereka dan kapan David menjanjikan akan datang kemari. Kemarin Melody membiarkan Nathan yang mematikan telepon tersebut. Seanda

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   123

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya. Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu. Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari. Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, ja

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   122

    “Eh, bagaimana, Sayang?” Melody berbalik bertanya, takut salah dengar. Sebenarnya Melody sudah mendengar dengan jelas tentang permintaan Nathan barusan. Akan tetapi, ia tidak bisa serta merta mengikuti keinginan sang putra. Jika Nathan meminta seperti ini di tahun-tahun sebelumnya, ia pasti langsung menuruti. Sedangkan sekarang ada Khaysan yang terang-terangan tidak menyukai apa pun yang berhubungan dengan David. Sudah lama sekali Nathan tidak menanyakan tentang David. Apalagi berkomunikasi secara langsung. Namun, hanya berselang beberapa jam setelah bocah itu sadarkan diri dari tidur panjangnya, permintaan pertamanya malah seperti ini. Sepertinya Nathan sangat merindukan David karena biasanya anaknya selalu bergantung pada lelaki itu. “Nathan boleh video call sama Uncle Dave sebentar saja? Biasanya Uncle Dave yang video call duluan, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Apa Uncle Dave sangat sibuk?” Nathan kembali mengulang permintaannya dengan ekspresi agak cemberut seolah kesal

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   121

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya. Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu. Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari. Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, ja

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   120

    Meja makan yang tadinya dilingkupi oleh suasana hangat itu berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Apalagi ketika Nathan nyaris terjatuh dari kursi karena pingsan. Untung saja Khaysan yang juga duduk bersebelahan dengan sang putra dengan sigap mengangkat bocah itu ke gendongannya. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Melody panik. Mereka bergegas keluar rumah dan langsung kembali memasuki mobil yang tadi mereka tumpangi saat pulang dari rumah sakit. Kali ini Bagas lah yang mengemudi sementara Melody dan Khaysan duduk di belakang menemani Nathan yang sudah tidak sadarkan diri. Melody dan Khaysan terus berusaha membangunkan sang putra. Akan tetapi, tak ada respon sama sekali dari bocah itu. Semuanya semakin panik, apalagi mulut Nathan juga tidak berhenti mengeluarkan darah. Khaysan juga terus meminta papanya mengendarai mobil lebih cepat. Begitu sampai di rumah sakit, Khaysan langsung turun dari mobil dan melangkah cepat memasuki area rumah sakit dan berseru meminta tolong pada pet

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   119

    Meja makan yang tadinya dilingkupi oleh suasana hangat itu berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Apalagi ketika Nathan nyaris terjatuh dari kursi karena pingsan. Untung saja Khaysan yang juga duduk bersebelahan dengan sang putra dengan sigap mengangkat bocah itu ke gendongannya. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Melody panik. Mereka bergegas keluar rumah dan langsung kembali memasuki mobil yang tadi mereka tumpangi saat pulang dari rumah sakit. Kali ini Bagas lah yang mengemudi sementara Melody dan Khaysan duduk di belakang menemani Nathan yang sudah tidak sadarkan diri. Melody dan Khaysan terus berusaha membangunkan sang putra. Akan tetapi, tak ada respon sama sekali dari bocah itu. Semuanya semakin panik, apalagi mulut Nathan juga tidak berhenti mengeluarkan darah. Khaysan juga terus meminta papanya mengendarai mobil lebih cepat. Begitu sampai di rumah sakit, Khaysan langsung turun dari mobil dan melangkah cepat memasuki area rumah sakit dan berseru meminta tolong pada pet

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   118

    Melody memilih menebalkan wajah dengan kembali ke rumah sakit menemui suaminya. Tanpa memedulikan segala risiko yang mungkin terjadi. Meskipun ada kemungkinan dirinya akan kembali diusir, baik itu secara halus maupun secara kasar. Ia sudah tidak memedulikan itu lagi. Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit tadi, Melody tak berhenti menyakinkan dirinya sendiri. Sekalipun Khaysan mengusirnya atau meminta anak buah lelaki itu yang mengusirnya secara paksa, ia tidak akan pergi. Ia akan tetap berada di sini hingga dirinya sendiri lah yang ingin pergi. Keputusan ini membuatnya nyaris tak bisa tidur semalaman. Sebab nyatanya, meski sebelumnya Khaysan telah melontarkan kalimat pedas yang menyakiti hatinya, ia malah terus kepikiran pada lelaki di hadapannya ini. Dirinya merasa lebih tenang jika berada tepat di hadapan Khaysan walaupun risikonya akan dibuat semakin sakit hati. “Silakan kalau kamu ingin mengusirku atau memerintah siapa pun untuk mengusirku. Tapi, aku tidak akan pergi

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   117

    Melody memilih menebalkan wajah dengan kembali ke rumah sakit menemui suaminya. Tanpa memedulikan segala risiko yang mungkin terjadi. Meskipun ada kemungkinan dirinya akan kembali diusir, baik itu secara halus maupun secara kasar. Ia sudah tidak memedulikan itu lagi. Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit tadi, Melody tak berhenti menyakinkan dirinya sendiri. Sekalipun Khaysan mengusirnya atau meminta anak buah lelaki itu yang mengusirnya secara paksa, ia tidak akan pergi. Ia akan tetap berada di sini hingga dirinya sendiri lah yang ingin pergi. Keputusan ini membuatnya nyaris tak bisa tidur semalaman. Sebab nyatanya, meski sebelumnya Khaysan telah melontarkan kalimat pedas yang menyakiti hatinya, ia malah terus kepikiran pada lelaki di hadapannya ini. Dirinya merasa lebih tenang jika berada tepat di hadapan Khaysan walaupun risikonya akan dibuat semakin sakit hati. “Silakan kalau kamu ingin mengusirku atau memerintah siapa pun untuk mengusirku. Tapi, aku tidak akan pergi se

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   116

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya.Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu.Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari.Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, jadi

DMCA.com Protection Status