Semua Bab Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami: Bab 81 - Bab 90

124 Bab

Ingin Hadiah Lain

Letupan petasan pun saling bersahutan. Semakin mewarnai langit yang diterangi bulan purnama dengan warna-warni yang indah. Awalnya hanya letusan-letusan biasa, namun di penghujung, letusan itu membentuk satu kalimat yang membuat Melody spontan mengembangkan senyumnya. ‘Happy birthday to my beloved wife. I love you'Melody menatap langit dengan mata berkaca-kaca. Sungguh tak menyangka akan mendapat kejutan seperti ini dari orang yang ia sumpahi seharian ini. Rupanya dirinya telah ditipu oleh Dimas dan sudah pasti dalangnya adalah suaminya sendiri. Melody membalikkan tubuhnya, menatap Khaysan yang berdiri di belakangnya dengan ekspresi haru bercampur kesal. Lelaki itu tersenyum lebar dan mengambil buket bunga besar yang Dimas bawa. Kemudian, langsung memberikannya pada Melody. “Selamat ulang tahun, Sayang. Maaf kalau aku membuatmu kesal seharian ini,” tutur Khaysan yang masih memegang buket besar itu karena Melody tak kunjung mengambilnya. Setelah agak lama diam, akhirnya Melody mene
Baca selengkapnya

Hadiah untuk Siapa?

“Terima kasih, Sayang. Kurasa ini bukan hadiah untukmu, tapi hadiah untukku,” ucap Khaysan dengan suara serak khas bangun tidur. Lelaki itu mengeratkan rengkuhannya, kemudian mengecup tengkuk Melody sekilas dengan mata yang masih terpejam. Khaysan dan Melody masih larut dalam gelora hasrat hingga matahari nyaris terbit. Melampiaskan kerinduan yang telah lama terpendam meski sebenarnya mereka bersama-sama setiap harinya. Namun, selalu dipenuhi oleh ketegangan. Sebenarnya mereka baru tidur sebentar. Namun, alarm dari ponsel Melody yang sudah menjerit membangunkan keduanya. Melody sengaja memasang alarm agar dirinya bangun lebih awal dan memiliki waktu untuk membereskan sisa kekacauan semalam sebelum Nathan bangun. Meskipun pada kenyataannya, Melody dan Khaysan masih betah berbaring di ranjang. Baru tadi malam mereka dapat melepas beban itu sejenak. Walaupun keduanya tidak tahu sampai kapan ketenangan ini akan bertahan. Tentunya baik Khaysan maupun Melody sama-sama berharap tak ada lag
Baca selengkapnya

Obrolan yang Membahagiakan

“Hah? Jadi, Nathan tidak memberitahu Daddy?” sahut Melody terkejut. Nathan menggeleng lagi, kali ini keningnya berkerut keheranan. “Bukan Nathan yang memberitahu Daddy. Memangnya Daddy tidak tahu ulang tahun Mommy ya? Atau mungkin Uncle Dave yang memberitahu Daddy? Biasanya juga Uncle Dave yang selalu mengingatkan Nathan.” David memang menjadi orang pertama yang memberi ucapan selamat padanya. Namun, rasanya agak mustahil jika lelaki itu yang memberitahu suaminya tentang ulang tahunnya. Mereka tidak pernah akur, bahkan kemungkinan besar Khaysan akan memblokir kontak David jika memilikinya. Tadinya Melody hanya iseng-iseng bertanya. Tetapi, jawaban Nathan malah membuatnya semakin penasaran. Sebelumnya ia tidak pernah merayakan ulang tahunnya sama sekali selain perayaan kecil-kecilan di tempat yang privat. Ayahnya pun mungkin sudah melupakan tanggal ulang tahunnya. “Mommy! Kenapa Mommy melamun?” tanya Nathan sembari mengguncang lengan Melody. “Nanti biar Nathan tanyakan pada Dadd
Baca selengkapnya

Akibat Bertindak Sebelum Berpikir

Sosok itu menyadari jika Melody mengetahui keberadaannya. Tentu saja ia langsung bersiap melarikan diri, seperti biasa. Tetapi, motornya malah terjatuh karena tergelincir di genangan air. Sang tersangka mulai panik ketika melihat Melody melangkah ke arahnya. Melody mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Mencari siapa pun yang berada di sini. Namun, hanya dirinya seorang yang berada di sana bersama sang tersangka. Para penjaga yang biasanya berseliweran di sekitaran rumah tak terlihat sama sekali. Entah di mana mereka berada sekarang. Tadinya Melody ingin meminta bantuan pada siapa pun yang berada di sini. Akan tetapi, karena tidak ada siapa pun, dirinya terpaksa harus bergerak sendiri. Tungkai jenjangnya bergerak secepat mungkin, kebetulan orang itu sedang berusaha bangkit dari motornya yang terjatuh. “Tunggu!” seru Melody yang memberanikan diri untuk menghadang motor itu. Wanita itu nyaris tertabrak jika tidak mundur selangkah. Namun, hal itu tak membuatnya gentar sama sekali. Ia
Baca selengkapnya

Muntah Darah

“Apa?! Bagaimana bisa? Bukannya HPL-mu masih dua minggu lagi?” tanya Khaysan panik. Lelaki itu spontan memutar langkah menuju salah satu mobilnya yang terparkir di halaman rumah. “A-aku juga tidak tahu. Se-pertinya ini karena aku terjatuh barusan! Mulasnya sama seperti ketika aku akan melahirkan Nathan!” jawab Melody disela rintihannya. Tadi ia merasa baik-baik saja selain nyeri di kakinya yang sepertinya terkilir. Namun, tiba-tiba ia merasakan mulas luar biasa juga nyeri di punggungnya. Melody pernah mengalami hal serupa ketika hendak melahirkan Nathan 6 tahun silam. Mendengar penuturan Melody membuat Khaysan semakin panik. “Sial! Aku tidak membawa kuncinya!” Ia nyaris menendang mobilnya karena kesal. “DIMAS! BAWAKAN KUNCI MOBILKU!” Akhirnya lelaki itu berseru lantang, memanggil sang asisten. Dimas berjalan tergopoh-gopoh keluar rumah setelah mendapat benda yang dicarinya. Suara sang tuan yang menggelegar membuatnya yakin bahwa telah terjadi sesuatu. Ia pun bergerak secepat kil
Baca selengkapnya

Selalu Menyalahkan Diri Sendiri

Meja makan yang tadinya dilingkupi oleh suasana hangat itu berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Apalagi ketika Nathan nyaris terjatuh dari kursi karena pingsan. Untung saja Khaysan yang juga duduk bersebelahan dengan sang putra dengan sigap mengangkat bocah itu ke gendongannya. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Melody panik. Mereka bergegas keluar rumah dan langsung kembali memasuki mobil yang tadi mereka tumpangi saat pulang dari rumah sakit. Kali ini Bagas lah yang mengemudi sementara Melody dan Khaysan duduk di belakang menemani Nathan yang sudah tidak sadarkan diri. Melody dan Khaysan terus berusaha membangunkan sang putra. Akan tetapi, tak ada respon sama sekali dari bocah itu. Semuanya semakin panik, apalagi mulut Nathan juga tidak berhenti mengeluarkan darah. Khaysan juga terus meminta papanya mengendarai mobil lebih cepat. Begitu sampai di rumah sakit, Khaysan langsung turun dari mobil dan melangkah cepat memasuki area rumah sakit dan berseru meminta tolong pada
Baca selengkapnya

Nyaris Putus Asa

Khaysan langsung menekan tombol untuk memanggil dokter berulang kali. Karena tak kunjung ada yang datang sedangkan tubuh putranya semakin mengejang, lelaki itu kontan memacu langkah keluar dari kamar rawat anaknya dan meminta bantuan pada petugas medis yang ada di luar. Tak berselang lama dokter pun datang. “Tolong tunggu di luar, kami akan berusaha menangani Nathan semaksimal mungkin,” tutur sang dokter. “Tolong selamatkan putra kami, Dok!” jawab Khaysan seraya menarik Melody keluar dari ruangan tersebut. Sebab, Melody masih bersikukuh ingin bersama Nathan di dalam. Sedangkan itu hanya akan menghalangi ruang gerak dokter dan tim medis yang akan menangani putra mereka. Khaysan memeluk Melody yang tergugu dan nyaris jatuh meluruh di lantai. “Nathan sedang ditangani dan dia akan baik-baik saja. Dia anak yang kuat, percayalah,” bisiknya berusaha menenangkan Melody meski sebenarnya pikirannya juga kalut. Cukup lama dokter dan timnya menangani Nathan di dalam sana. Melody dan Khaysa
Baca selengkapnya

Peran yang Tak Tergantikan

“Eh, bagaimana, Sayang?” Melody berbalik bertanya, takut salah dengar. Sebenarnya Melody sudah mendengar dengan jelas tentang permintaan Nathan barusan. Akan tetapi, ia tidak bisa serta merta mengikuti keinginan sang putra. Jika Nathan meminta seperti ini di tahun-tahun sebelumnya, ia pasti langsung menuruti. Sedangkan sekarang ada Khaysan yang terang-terangan tidak menyukai apa pun yang berhubungan dengan David. Sudah lama sekali Nathan tidak menanyakan tentang David. Apalagi berkomunikasi secara langsung. Namun, hanya berselang beberapa jam setelah bocah itu sadarkan diri dari tidur panjangnya, permintaan pertamanya malah seperti ini. Sepertinya Nathan sangat merindukan David karena biasanya anaknya selalu bergantung pada lelaki itu. “Nathan boleh video call sama Uncle Dave sebentar saja? Biasanya Uncle Dave yang video call duluan, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Apa Uncle Dave sangat sibuk?” Nathan kembali mengulang permintaannya dengan ekspresi agak cemberut seolah kes
Baca selengkapnya

Kontraksi yang Tidak Tepat

“Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa ada di sini? Siapa yang memberitahumu?” tanya Melody yang menatap David dengan sorot tak percaya. Melody merasa tak pernah memberitahu lokasinya pada David. Sebab, Khaysan pasti semakin kesal jika ia sampai berani memberitahu David di mana lokasi mereka. Tidak mungkin lelaki itu tiba-tiba mengetahui di mana keberadaannya. “Melody, bisakah kamu membantuku agar boleh masuk? Anak buah suamimu ini sangat menyebalkan!” gerutu David yang sedang berusaha melepaskan diri dari kedua anak buah suaminya yang menghadangnya. “Nathan yang memberitahuku tempatnya berada. Kebetulan aku ada waktu luang, jadi aku menyempatkan datang.” Melody semakin terkejut dan panik. Setelah memberikan ponselnya pada Nathan, ia tidak terlalu mendengarkan apa saja obrolan putranya dengan David. Dirinya tidak menyadari kapan Nathan memberitahu lokasi mereka dan kapan David menjanjikan akan datang kemari. Kemarin Melody membiarkan Nathan yang mematikan telepon tersebut.
Baca selengkapnya

Hidup Atau Mati

Mendengar ucapan David membuat kedua bodyguard Khaysan yang berjaga di luar ikut panik dan saling pandang. Namun, mereka masih tampak ragu untuk memberi izin pada David yang kini menggendong nyonya mereka. “Kami harus mengabari Tuan Khaysan dulu.” “Paman penjaga, jangan halangi Mommy dan Uncle Dave! Mommy dan adikku kesakitan!” Nathan yang masih berada di ranjangnya juga ikut berseru. Bocah itu ingin turun dan ikut dengan mommy-nya. Akan tetapi, ia cukup sadar diri jika kondisinya belum memungkinkan. Jika ia malah kenapa-kenapa, itu akan merepotkan. Sedangkan mommy dan adiknya butuh pertolongan. David menggeram pelan. “Apa kalian bodoh?! Orang yang akan melahirkan tidak bisa menunggu! Minggir! Ku pastikan kalian akan dipecat kalau sampai terjadi sesuatu pada Melody!” Tampaknya ancaman David lumayan berefek pada kedua anak buah Khaysan itu. Terbukti dari mereka yang langsung menyingkir setelah mendengar ultimatum David. Setelah tak ada lagi yang menghalanginya, David langsung mem
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status