Share

Peran yang Tak Tergantikan

Penulis: Young Lady
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Eh, bagaimana, Sayang?” Melody berbalik bertanya, takut salah dengar.

Sebenarnya Melody sudah mendengar dengan jelas tentang permintaan Nathan barusan. Akan tetapi, ia tidak bisa serta merta mengikuti keinginan sang putra. Jika Nathan meminta seperti ini di tahun-tahun sebelumnya, ia pasti langsung menuruti. Sedangkan sekarang ada Khaysan yang terang-terangan tidak menyukai apa pun yang berhubungan dengan David.

Sudah lama sekali Nathan tidak menanyakan tentang David. Apalagi berkomunikasi secara langsung. Namun, hanya berselang beberapa jam setelah bocah itu sadarkan diri dari tidur panjangnya, permintaan pertamanya malah seperti ini. Sepertinya Nathan sangat merindukan David karena biasanya anaknya selalu bergantung pada lelaki itu.

“Nathan boleh video call sama Uncle Dave sebentar saja? Biasanya Uncle Dave yang video call duluan, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Apa Uncle Dave sangat sibuk?” Nathan kembali mengulang permintaannya dengan ekspresi agak cemberut seolah kes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Kontraksi yang Tidak Tepat

    “Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa ada di sini? Siapa yang memberitahumu?” tanya Melody yang menatap David dengan sorot tak percaya. Melody merasa tak pernah memberitahu lokasinya pada David. Sebab, Khaysan pasti semakin kesal jika ia sampai berani memberitahu David di mana lokasi mereka. Tidak mungkin lelaki itu tiba-tiba mengetahui di mana keberadaannya. “Melody, bisakah kamu membantuku agar boleh masuk? Anak buah suamimu ini sangat menyebalkan!” gerutu David yang sedang berusaha melepaskan diri dari kedua anak buah suaminya yang menghadangnya. “Nathan yang memberitahuku tempatnya berada. Kebetulan aku ada waktu luang, jadi aku menyempatkan datang.” Melody semakin terkejut dan panik. Setelah memberikan ponselnya pada Nathan, ia tidak terlalu mendengarkan apa saja obrolan putranya dengan David. Dirinya tidak menyadari kapan Nathan memberitahu lokasi mereka dan kapan David menjanjikan akan datang kemari. Kemarin Melody membiarkan Nathan yang mematikan telepon tersebut.

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Hidup Atau Mati

    Mendengar ucapan David membuat kedua bodyguard Khaysan yang berjaga di luar ikut panik dan saling pandang. Namun, mereka masih tampak ragu untuk memberi izin pada David yang kini menggendong nyonya mereka. “Kami harus mengabari Tuan Khaysan dulu.” “Paman penjaga, jangan halangi Mommy dan Uncle Dave! Mommy dan adikku kesakitan!” Nathan yang masih berada di ranjangnya juga ikut berseru. Bocah itu ingin turun dan ikut dengan mommy-nya. Akan tetapi, ia cukup sadar diri jika kondisinya belum memungkinkan. Jika ia malah kenapa-kenapa, itu akan merepotkan. Sedangkan mommy dan adiknya butuh pertolongan. David menggeram pelan. “Apa kalian bodoh?! Orang yang akan melahirkan tidak bisa menunggu! Minggir! Ku pastikan kalian akan dipecat kalau sampai terjadi sesuatu pada Melody!” Tampaknya ancaman David lumayan berefek pada kedua anak buah Khaysan itu. Terbukti dari mereka yang langsung menyingkir setelah mendengar ultimatum David. Setelah tak ada lagi yang menghalanginya, David langsung mem

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Mengembalikan pada Pemiliknya

    “Sayang! Sayang! Bangun!” Khaysan menepuk pelan pipi Melody, berusaha membangunkan sang istri. Wajah wanita itu bahkan terasa lebih dingin dari biasanya. “Bagaimana ini bisa terjadi? Kalau sampai terjadi sesuatu pada istriku, aku akan membunuh kalian semua!” bentak Khaysan dengan suara menggelegar. “Kami akan mengusahakan yang terbaik untuk istri Tuan. Kami mohon Tuan untuk tenang,” jawab salah seorang asisten dokter kandungan yang membantu persalinan Melody. Khaysan hanya melangkah mundur hingga ke ujung ruangan meski sang asisten dokter telah memberi isyarat agar dirinya menunggu di luar. Ia tidak akan pergi ke mana pun sebelum keadaan Melody membaik. Kekhawatiran tampak sangat jelas dari wajahnya. Kedua tangan Khaysan terkepal hingga gemetar. Lelaki itu menyentuh dadanya yang terasa amat sesak hingga mencekiknya. Sorot matanya yang penuh dengan kekhawatiran terus tertuju ke arah Melody yang masih mendapat penanganan dari dokter. Tangis nyaring putrinya, mengalihkan atensi

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Yakin Dia Masih Mencintaimu?

    Rahang Khaysan mengeras. “Apa maksudmu?!” Suasana yang sedari tadi sudah memanas kian memanas karena kata-kata David. Tawa sumbang lelaki itu menyembur. Sengaja memancing amarah Khaysan yang tampaknya sudah di ujung tanduk. “Melody pernah mengatakan kalau kalian hanya menikah kontrak. Bahkan, kontrak itu sudah selesai jauh sebelum Melody melahirkan. Apa lagi yang ingin kamu tunggu? Waktumu sudah berakhir,” balas David dengan seringai penuh makna. “Aku yang selalu ada untuk Melody selama ini. Dan apa yang kamu lakukan? Kamu sudah menyia-nyiakannya, meragukan, dan membuangnya. Apa kamu tidak tahu malu? Jangan terlalu percaya diri. Melody kembali menerimamu hanya karena penyakit Nathan.” David sengaja menyiram bensin yang membuat amarah Khaysan semakin meluap-luap. Khaysan mencengkeram kerah kemeja David. Urat-urat di lehernya sudah menonjol, menyiratkan emosi tertahan yang sangat pekat. “Kamu merasa hebat dan berjasa hanya karena dia mengandalkanmu? Kamu pikir iru bisa membuatnya

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Kenali Dia dengan Baik

    “Aku dengar istrimu baru melahirkan. Aku kebetulan lewat dan mampir. Maaf tidak sempat memberi kabar. Apa aku mengganggu?” tutur Lusy yang baru saja memasuki kamar rawat Melody dengan senyum lebar. “Karena buru-buru, aku tidak sempat membelikan kado untuk anak dan istrimu. Kapan-kapan aku akan membawakannya.” Sebelum dipersilakan masuk, Lusy langsung melangkah mendekati Naomi dan meletakkan keranjang buah yang dibawanya di atas nakas. “Kenapa kalian diam? Apa aku datang di saat yang tidak tepat?” Lusy kembali bersuara karena Khaysan dan Melody tak menjawab. “Oh, tentu saja tidak mengganggu. Terima kasih sudah menyempatkan datang. Padahal tidak perlu repot-repot,” sahut Melody dengan senyum amat tipis. Melody ingin mengutuk siapa pun yang memberitahu Lusy jika dirinya baru saja melahirkan. Bahkan, ia baru sadarkan diri dan belum sempat menjenguk Nathan ataupun Lavina. Dan Lusy malah sudah datang, menghancurkan suasana hatinya yang baru saja membaik. Melody menatap tajam ke ara

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Menemui Wanita Lain

    Melody mengintip Khaysan yang sedang mengobrol dengan Lusy di luar kamar rawat inapnya. Lebih tepatnya diujung lorong yang cukup jauh dari ruangannya. Seolah sengaja agar dirinya tak mendengar pembicaraan mereka. Padahal setengah jam lalu, katanya Lusy sudah ingin pulang. Tetapi ternyata malah masih mengobrol dengan Khaysan. Jika memang masih ada yang perlu dibicarakan, di ruangan Melody pun bisa. Melody tidak akan mengganggu mereka, apalagi jika berkaitan dengan pekerjaan. Namun, mereka malah memilih berbicara secara sembunyi-sembunyi. Bahkan, sangat jauh dari ruangannya. Tadinya Melody ingin mengunjungi Nathan sekalian menjenguk putrinya di ruangan khusus bayi. Namun, keberadaan Khaysan dan Lusy di ujung sana menarik perhatiannya. Ia pikir Khaysan pergi ke mana, ternyata lelaki itu hanya ingin menemui Lusy di belakangnya. “Pantas saja dia buru-buru keluar, ternyata untuk mengobrol dengan wanita itu. Apa yang mereka bicarakan sampai aku tidak boleh dengar?” gumam Melody sembari

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Memilih Berbohong

    Seminggu kemudian akhirnya Nathan diperbolehkan pulang. Setelah kondisi bocah itu benar-benar stabil. Jadi, Melody tidak perlu bolak-balik ke rumah sakit lagi seperti beberapa hari ke belakang. “Sayang, apa kita mampir ke salah sati restoran dulu dan makan siang di sana? Nathan pasti sudah lapar,” tawar Khaysan ketika mobil yang dikendarainya terhenti di lampu merah. Lelaki itu menoleh ke samping, menatap istrinya yang tampak lebih dingin selama beberapa hari terakhir. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang setelah menjemput Nathan dari rumah sakit. Hanya bertiga saja karena Lavina ditinggal di rumah bersama orang tua Khaysan dan ayah Melody. Kebetulan mereka menginap di tempat tinggal Melody dan Khaysan sejak Melody dan Lavina diperbolehkan pulang tiga hari lalu. “Tidak usah. Kita makan di rumah saja. Nathan tidak boleh makan sembarangan,” jawab Melody datar, tanpa menatap Khaysan sama sekali. Sebenarnya Melody tak berniat mengabaikan Khaysan. Hanya saja, kekesalan yan

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Masih Marah, Sayang?

    “Oek! Oek!” Suara tangis samar Lavina yang terdengar membuat Melody terbangun. Namun, ketika ia membuka mata dan hendak bangkit dari ranjang, ternyata Khaysan telah lebih dulu bangun. Mengambilkan popok baru beserta perlengkapan lainnya ke ranjang kecil bayi mereka. “Popoknya penuh. Kamu tidur saja. Biar aku yang mengganti popoknya,” tutur Khaysan saat menyadari jika Melody juga terbangun. “Kamu ada urusan kantor besok pagi. Tidurlah, biar aku yang mengurusnya.” Melody tetap bangkit dari ranjang dan mengikat asal rambutnya yang berantakan. Sudah beberapa kali Melody mendapati Khaysan bangun tengah malam untuk mengurus Lavina saat dirinya tidur. Bahkan, lelaki itu juga yang memiliki ide agar Melody memeras ASI yang diawetkan di dalam freezer dan dapat dihangatkan jika Lavina haus malam-malam begini. “Supaya kamu bisa istirahat lebih nyaman. Kalau aku yang bangun, aku yang akan menghangatkan susu untuk Lavina. Atau sebaliknya. Aku yakin, ini akan memudahkan kita.” Begitulah j

Bab terbaru

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   124

    “Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa ada di sini? Siapa yang memberitahumu?” tanya Melody yang menatap David dengan sorot tak percaya. Melody merasa tak pernah memberitahu lokasinya pada David. Sebab, Khaysan pasti semakin kesal jika ia sampai berani memberitahu David di mana lokasi mereka. Tidak mungkin lelaki itu tiba-tiba mengetahui di mana keberadaannya. “Melody, bisakah kamu membantuku agar boleh masuk? Anak buah suamimu ini sangat menyebalkan!” gerutu David yang sedang berusaha melepaskan diri dari kedua anak buah suaminya yang menghadangnya. “Nathan yang memberitahuku tempatnya berada. Kebetulan aku ada waktu luang, jadi aku menyempatkan datang.”Melody semakin terkejut dan panik. Setelah memberikan ponselnya pada Nathan, ia tidak terlalu mendengarkan apa saja obrolan putranya dengan David. Dirinya tidak menyadari kapan Nathan memberitahu lokasi mereka dan kapan David menjanjikan akan datang kemari. Kemarin Melody membiarkan Nathan yang mematikan telepon tersebut. Seanda

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   123

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya. Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu. Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari. Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, ja

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   122

    “Eh, bagaimana, Sayang?” Melody berbalik bertanya, takut salah dengar. Sebenarnya Melody sudah mendengar dengan jelas tentang permintaan Nathan barusan. Akan tetapi, ia tidak bisa serta merta mengikuti keinginan sang putra. Jika Nathan meminta seperti ini di tahun-tahun sebelumnya, ia pasti langsung menuruti. Sedangkan sekarang ada Khaysan yang terang-terangan tidak menyukai apa pun yang berhubungan dengan David. Sudah lama sekali Nathan tidak menanyakan tentang David. Apalagi berkomunikasi secara langsung. Namun, hanya berselang beberapa jam setelah bocah itu sadarkan diri dari tidur panjangnya, permintaan pertamanya malah seperti ini. Sepertinya Nathan sangat merindukan David karena biasanya anaknya selalu bergantung pada lelaki itu. “Nathan boleh video call sama Uncle Dave sebentar saja? Biasanya Uncle Dave yang video call duluan, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Apa Uncle Dave sangat sibuk?” Nathan kembali mengulang permintaannya dengan ekspresi agak cemberut seolah kesal

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   121

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya. Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu. Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari. Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, ja

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   120

    Meja makan yang tadinya dilingkupi oleh suasana hangat itu berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Apalagi ketika Nathan nyaris terjatuh dari kursi karena pingsan. Untung saja Khaysan yang juga duduk bersebelahan dengan sang putra dengan sigap mengangkat bocah itu ke gendongannya. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Melody panik. Mereka bergegas keluar rumah dan langsung kembali memasuki mobil yang tadi mereka tumpangi saat pulang dari rumah sakit. Kali ini Bagas lah yang mengemudi sementara Melody dan Khaysan duduk di belakang menemani Nathan yang sudah tidak sadarkan diri. Melody dan Khaysan terus berusaha membangunkan sang putra. Akan tetapi, tak ada respon sama sekali dari bocah itu. Semuanya semakin panik, apalagi mulut Nathan juga tidak berhenti mengeluarkan darah. Khaysan juga terus meminta papanya mengendarai mobil lebih cepat. Begitu sampai di rumah sakit, Khaysan langsung turun dari mobil dan melangkah cepat memasuki area rumah sakit dan berseru meminta tolong pada pet

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   119

    Meja makan yang tadinya dilingkupi oleh suasana hangat itu berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Apalagi ketika Nathan nyaris terjatuh dari kursi karena pingsan. Untung saja Khaysan yang juga duduk bersebelahan dengan sang putra dengan sigap mengangkat bocah itu ke gendongannya. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Melody panik. Mereka bergegas keluar rumah dan langsung kembali memasuki mobil yang tadi mereka tumpangi saat pulang dari rumah sakit. Kali ini Bagas lah yang mengemudi sementara Melody dan Khaysan duduk di belakang menemani Nathan yang sudah tidak sadarkan diri. Melody dan Khaysan terus berusaha membangunkan sang putra. Akan tetapi, tak ada respon sama sekali dari bocah itu. Semuanya semakin panik, apalagi mulut Nathan juga tidak berhenti mengeluarkan darah. Khaysan juga terus meminta papanya mengendarai mobil lebih cepat. Begitu sampai di rumah sakit, Khaysan langsung turun dari mobil dan melangkah cepat memasuki area rumah sakit dan berseru meminta tolong pada pet

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   118

    Melody memilih menebalkan wajah dengan kembali ke rumah sakit menemui suaminya. Tanpa memedulikan segala risiko yang mungkin terjadi. Meskipun ada kemungkinan dirinya akan kembali diusir, baik itu secara halus maupun secara kasar. Ia sudah tidak memedulikan itu lagi. Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit tadi, Melody tak berhenti menyakinkan dirinya sendiri. Sekalipun Khaysan mengusirnya atau meminta anak buah lelaki itu yang mengusirnya secara paksa, ia tidak akan pergi. Ia akan tetap berada di sini hingga dirinya sendiri lah yang ingin pergi. Keputusan ini membuatnya nyaris tak bisa tidur semalaman. Sebab nyatanya, meski sebelumnya Khaysan telah melontarkan kalimat pedas yang menyakiti hatinya, ia malah terus kepikiran pada lelaki di hadapannya ini. Dirinya merasa lebih tenang jika berada tepat di hadapan Khaysan walaupun risikonya akan dibuat semakin sakit hati. “Silakan kalau kamu ingin mengusirku atau memerintah siapa pun untuk mengusirku. Tapi, aku tidak akan pergi

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   117

    Melody memilih menebalkan wajah dengan kembali ke rumah sakit menemui suaminya. Tanpa memedulikan segala risiko yang mungkin terjadi. Meskipun ada kemungkinan dirinya akan kembali diusir, baik itu secara halus maupun secara kasar. Ia sudah tidak memedulikan itu lagi. Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit tadi, Melody tak berhenti menyakinkan dirinya sendiri. Sekalipun Khaysan mengusirnya atau meminta anak buah lelaki itu yang mengusirnya secara paksa, ia tidak akan pergi. Ia akan tetap berada di sini hingga dirinya sendiri lah yang ingin pergi. Keputusan ini membuatnya nyaris tak bisa tidur semalaman. Sebab nyatanya, meski sebelumnya Khaysan telah melontarkan kalimat pedas yang menyakiti hatinya, ia malah terus kepikiran pada lelaki di hadapannya ini. Dirinya merasa lebih tenang jika berada tepat di hadapan Khaysan walaupun risikonya akan dibuat semakin sakit hati. “Silakan kalau kamu ingin mengusirku atau memerintah siapa pun untuk mengusirku. Tapi, aku tidak akan pergi se

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   116

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya.Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu.Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari.Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, jadi

DMCA.com Protection Status