Pagi harinya, Melody bersikap seolah tak merencanakan apa pun. Ia bersiap untuk mengantar Nathan seperti biasa. Tentunya dengan membawa Lavina juga. Diam-diam ia mengawasi orang-orang di sekelilingnya. Sepertinya semalam tidak ada yang melihatnya. Sebab, jika ada satu orang saja yang melihatnya, sudah pasti dia akan melapor pada Khaysan. Suaminya itu masih mengirim pesan padanya beberapa saat lalu. Hanya menanyakan tentang anak-anaknya, tidak ada yang aneh. Sepertinya tidak ada yang melapor pada lelaki itu. Semalaman Melody kembali mempertimbangkan ulang keputusannya. Tak ingin ada yang disesali. Akhirnya, ia tetap pada keputusan awal. Toh, seharusnya kontrak pernikahannya dengan Khaysan Jadi, tidak ada alasan untuk bertahan di sini lebih lama lagi. “Mommy! Nathan sudah siap. Ayo berangkat!” seru Nathan yang berdiri di ambang pintu kamar orang tuanya dengan tas ransel di punggungnya. Melody tersentak pelan dan spontan menyunggingkan senyum tipis. “Ayo, Sayang.” Melody bangkit
Last Updated : 2024-04-11 Read more