Lahat ng Kabanata ng Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu: Kabanata 31 - Kabanata 40
69 Kabanata
Kembali ke Panti Jompo bersama Ibu
"Mas, aku pulang. Aku mau minta maaf soal kemarin," katanya. Ia datang lagi Belum bisa. Aku belum bisa memaafkanmu sebelum kamu perlihatkan amankah perhiasan yang kuberikan padamu?""Ada kok. Aku hanya membawanya pergi saja, Sayang!" Ia memperlihatkan kotak perhiasan, lalu membukanya."Baiklah, biar aku yang simpen. Urusan kamu yang lainnya masih banyak kan?" timpalku. Ia langsung keluar lagi dari kamar. Tak taukah ia kalau aku sedang sakit? Sungguh menyakitkan saat sakit tapi tak dipedulikan oleh istri.Lalu saat makan malam, ibu menatap tajam Cynthia. Cynthia menunduk saat ditatap oleh ibu. Mungkin ibu juga tak suka dengan karakter Cynthia yang begitu dominan serta meluap-luap.Seusai makan, anak-anak diminta masuk kamar dan bersiap sekolah besok. Sementara kami mengobrol sama-sama."Apa kabar Cynthia? Ibu tak terlalu mengenalmu, tapi dari sikapmu yang sekilas ini, Ibu sudah tau semuanya," kata Ibu."Iya Bu. Maafkan sikap saya," katanya."Itu bukan kamu. Kamu itu pantang minta maaf,
Magbasa pa
Mencoba Bicara dengan Tika
Suasana hening. Aku dan beberapa orang di sini terdiam setelah Bu Hanum membaca diary Tika. Apa aku memang sudah tak ada hak lagi untuk melihatnya bahagia?Ya Allah, aku ingin ia kembali. Kalau jauh seperti ini, aku tak sanggup menahan kerinduan padanya. Padahal aku tau ini sudah tak boleh.Pernikahan kami secara agama sudah talak tiga, dengan sadar aku telah menjatuhkan tiga kali talak padanya. Pada talak satu dan dua aku merujukinya kembali. Di pengadilan agama, talak yang terucap saat ikrar adalah talak satu. Walau di pengadilan masih talak satu, tapi tak bisa dipungkiri aku sudah menceraikan istriku tiga kali. Sehingga tak ada kesempatan untuk kembali, kecuali aku hadirkan seorang muhalil karena aku ingin menikahinya kembali."Wahyu, ayo bilang kalau sebenarnya kamu inginkan Tika kembali karena kamu ingin rujuk dengannya. Iya kan?" sahut Ibu."Iya kembali ke anak-anak, tapi kami tak bisa rujuk kembali," sahutku."Mengapa tak bisa?""Aku sudah menalaknya tiga kali secara agama, Bu
Magbasa pa
Tika sudah Banyak Lupa
Ya Allah, Tika udah lupa kalau Cynthia udah punya anak satu. Ingatannya tidak sempurna, ada yang ia ingat, ada juga yang tidak diingat."Cynthia baik, Alhamdulillah udah punya anak. Kan kamu juga tau.""Oh iya, maaf aku malah melupakan hal penting ini," katanya."Dek, kamu pulang yuk! Kalau kamu tak mau pulang, aku kan bilang pada orang tuamu, biar kamu dijemput ke sini." Aku mengancam, walau aku tak mau seperti ini sebenarnya."Orang tuaku bukannya udah nggak ada, Mas? Kalau memang masih ada, jangan dibilang pada mereka, Mas. Aku nggak mau mereka khawatir nanti," katanya.Ya Allah, ada beberapa lagi yang ia lupa."Adikmu Yuni mau bekerja di Jakarta. Mending kamu segera pulang yuk! Biar ia bisa tinggal sama kamu nanti. Aku pun gampang buat kontrol kamu," sahutku."Pulang? Yuni? Aku punyanya kakak loh. Udah meninggal, namanya Teh Rahmi.""Enggak, kamu punya adik, dari ibumu yang sekarang. Namanya Yuni, ia udah lulus kuliah sekarang. Waktu Yuni SMA, dia suka nginep di rumah kita. Kamu i
Magbasa pa
Anak-anak Kecewa Tidak Bertemu Bundanya
Pandangan anak-anak masih mengintari sekeliling kami. Mereka masih mencari bundanya. Terlihat raut kecewa di wajah dua malaikatku itu."Oh ... kalian cari Bunda kan? Bunda katanya mau kembali ke kamar dulu. Kita kalau mau pulang, pulang saja. Bunda belum bisa diganggu saat ini," kataku."Masa Bunda nggak mau menemui kita sih, Yah? Kan aku mau ketemu dulu sebelum pulang," ucap Kia."Bukan nggak mau, tapi nggak bisa. Nanti lagi ya. Insya Allah kalau kita ke sini lagi, kita kan ketemu Bunda lagi nanti," rayuku pada putri kami.Bibirnya terus mengerucut, tangannya bersedekap di depan dada, dan matanya terus saja ia gerakkan."Huh. Kesal aku!" katanya sambil tetap cemberut.Faiz lebih santai walaupun ia diam. "Ya udah, Yah. Ayo kita pulang!" sahut Faiz. Ia bisa tersenyum dan mulai menjahili adiknya hingga akhirnya Kia mengejar Faiz yang sudah sampai ke dekat mobil."Awas Kia!" Hampir saja ia tertabrak motor. Saat ia keluar dari gerbang, Kia nggak nengok kanan kiri. Ia tetap fokus pada Fai
Magbasa pa
Makanan yang Terhidang di Meja bukan untuk Kami
"Tadi sih ada, katanya lagi nunggu teman-temannya datang," kata Bi Sumi.Kuminta Bi Sumi mengambilkan beberapa piring buat kami, karena perut ini sudah lapar banget. "Yuk makan semua!" ajakku.Kali ini Kia maunya disuapin. Mungkin efek tadi nggak ketemu lagi bundanya, ia diledek kakaknya juga, jadi merajuknya nggak selesai-selesai."Bi, tolong siapin Kia dulu ya!""Iya, Pak," jawab Bi Sumi.Kami makan bersama, sampai ayamnya habis beberapa biji oleh Faiz si penyuka ayam goreng, katanya mirip Upin Ipin.Ada bunyi bel di depan. Sepertinya ada yang datang. Saat aku beranjak, sudah dibuka oleh Cynthia. Ternyata yang datang teman yang tak kusukai. Sekarang ia bergaul dengan orang yang sok sosialita, aku tak suka melihatnya.Ia datang ke ruang makan. Matanya melebar saat ia masuk ke ruang makan. Aku memperhatikan tingkahnya kali ini."Ya Allah, masa udah pada habis? Tadi kan aku masak banyak!" Cynthia mulai berulah, seakan tak tau kalau ada ibuku di sini."Ya namanya juga dimakan. Pasti ha
Magbasa pa
Membawa Cynthia ke Rumah Sakit
Aku ke dalam, menyusul Bi Sumi yang berteriak karena Cynthia. Apa yang terjadi padanya? Ternyata Cynthia pingsan, kulihat ia terbaring di dekat dapur.Aku langsung menolongnya. Ia mencoba menyayat pergelangan tangannya. Usaha b*nuh diri yang tak bisa dimaafkan oleh Allah.Kemudian kuangkat dia menuju mobil, setelah itu aku menitip pesan pada Bi Sumi dan Ayu untuk menjaga anak-anak karena kemungkinan aku akan lama di rumah sakit. Saat di mobil, aku menghubungi rumah Cynthia."Halo, ya, Nak Wahyu ada apa?""Saya mau mengabarkan kalau Cynthia tadi pingsan. Sekarang sedang saya bawa ke rumah sakit Husada.""Astaghfirullah. Memangnya ada apa?""Bapak datang saja ke rumah sakit ya, Pak!""Baiklah, Nak Wahyu. Nanti Bapak ke sana," jawabnya."Iya, Pak. Ditunggu ya, Pak. Terima kasih."Aku melajukan kendaraan dengan cepat, kemudian berhenti di depan ruang IGD agar Cynthia gampang dipindahkan.Beberapa perawat menghampiri membawa ranjang dorong. Cynthia langsung dipindahkan ke sana, lalu dibawa
Magbasa pa
Kedatangan Yuni, Adiknya Tika
"Iya, Pak. Walau sudah bercerai, saya akan tetap bertanggung jawab atas kejadian tadi serta nanti pada anak saya pun demikian," jawabku pada Bapak."Terima kasih sekali lagi, Nak Wahyu.""Sama-sama, Pak. Saya permisi dulu, ya!" Kuberikan beberapa lembar uang berwarna merah ke tangan Bapak. Aku takut beliau tak ada uang untuk menjaga Cynthia.Bapak mengangguk dan berterima kasih padaku. Beliau tetap di samping Cynthia.Kuurus semua pembayaran sampai pembayaran ruangan yang akan ditempati Cynthia. Kuharap ia bisa segera sadar dan menyesali seluruh perbuatannya.Aku kembali ke rumah karena hari sudah beranjak malam. Urusan Cynthia kurasa sudah selesai, ia biar diurus keluarganya. Tibalah aku di rumah, sudah ada Yuni--adiknya Tika di sana. Ia sedang bermain bersama anak-anakku. Tak kusangka saat melihat Yuni, wajahnya mirip dengan Tika. Walau berbeda ibu, mereka tetap satu ayah."Mas Wahyu, maaf aku nggak bilang-bilang kalau sudah ada di sini.""Ya nggak apa-apa. Bagus kalau kamu sudah
Magbasa pa
Cynthia Punya Rumah Baru
"Sebenarnya kemarin Bapak sudah punya firasat tentang Teh Tika.""Firasat?""Ya, Bapak bilang, apa mungkin Teh Tika bercerai dan menghilang karena sakit? Karena ibunya Teh Tika dan Teh Rahmi pun dulunya seperti itu." "Oh begitu ya?""Ya, Mas. Tapi Bapak nggak mau bicarakan dengan Mas Wahyu. Takut Mas Wahyu kepikiran," sahutnya.Jadi, selama ini Bapak pun sudah menyangka ke sana. Itu berarti memang perasaan mereka sangat dekat. Lebih baik Bapak tau saja agar bisa diurus oleh Bapak dan ibu nantinya. Syukur-syukur jika masih bisa tinggal di Jakarta. Namun, aku tak bisa selalu di sampingnya karena ada pekerjaanku di kantor."Ya udah, Mas. Terserah Mas Wahyu saja. Bapak sudah menyangka ke arah sana, semoga Mas bisa bijak saja. Aku ngantuk, Mas. Duluan ya!" Yuni pamit ke kamarnya. Baiklah akan kukatakan saja pada Bapak keberadaan Tika.***Beberapa hari ini aku sibuk di kantor karena akan ada kunjungan kenegaraan dalam tiga hari ke depan. Para diplomat menggunakan hotel kami. Perlu pengama
Magbasa pa
Sibuk dengan Pekerjaan
"Mas, aku ada kabar mengenai Bapak. Sudah kusampaikan semua pada Bapak dan Ibu. Seperti dugaanku, mereka tak kaget. Malah mereka sangat berterima kasih Mas sudah mau menemuinya. Bapak dan Ibu akan menemui Teh Tika dan memintanya pulang. Mereka minta doa agar Teh Tika mau diajak pulang ke kampung," kata Yuni.Aku yang benar-benar tak ada waktu untuk menyampaikan semua pada orang tua Tika sangat berterima kasih pada Yuni yang bisa menjadi penghubung antara kami."Alhamdulillah, terima kasih atas gerak cepatnya. Aku malah terlalu sibuk di kantor. Maaf ya!" sahutku."Nggak apa-apa, Mas. Yuni juga ngerti kerjaan Mas Wahyu memang banyak. Kebayang bakal ada diplomat negara lain yang menginap di sana," sahut Yuni yang memaklumi pekerjaanku. Ia cukup pengertian seperti kakaknya. Tidak seperti Cynthia yang selalu menuntut hal yang tak bisa kuberikan."Makasih banyak ya, Yun!" Aku memandangi wajahnya yang ayu walau tanpa make up. Tak lama aku langsung menunduk, ya Allah jangan sampai aku malah m
Magbasa pa
Tika Dirawat di Rumah Sakit
Kemana perginya Yuni? Apa yang terjadi padanya? Bagaimana aku harus mempertanggung jawabkan pada orangtuanya? Apalagi Tika juga menyayangi adiknya ini."Bagaimana anak-anak? Apa kalian tau kemana Tante Yuni pergi?" Aku bertanya karena memang penasaran.Anak-anak belum menjawab juga, akhirnya aku melihatnya lagi ke kamar. Barangkali ia masih di dalam karena belum bangun. Kuketuk pintunya sebanyak tiga kali, tetap tak ada jawaban dari dalam. Aku pun membuka pintu kamarnya. Di dalam sudah kosong, kuperiksa koper dan baju-bajunya sudah tak ada. Kemana dia?Aku kembali menanyakan pada anak-anak. Mereka menelan ludah."Kemarin ... ada Tante Cynthia datang. Tante masuk kamar Ayah. Tak lama keluar dan melihat Tante Yuni yang sedang bersama kami. Tante Cynthia marah-marah dan malah mengusir Tante Yuni."Tak terpikirkan Cynthia akan melakukan ini. Mengapa ia searogan ini? Malah sok mengusir Yuni padahal Yuni adalah tamuku.Cynthia meneleponku. Kuterima teleponnya di dalam kamar karena ada anak-
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status