Telepon dari nomor tak dikenal. Aku segera mengangkatnya."Mas, ini aku.""Tika?"Kemudian, aku menjauhi anak-anak, agar mengobrol lebih leluasa."Ya, Mas. Maaf, Mas. Kamu tak boleh sering-sering bawa ... siapa itu namanya? Mmm ... anak-anak ke sini," katanya."Kenapa? Bukannya kamu yang bilang kalau mereka boleh datang pekan depan?" tanyaku."Iya aku bilang gitu ya? Pokoknya, ya sudah pekan depan saja. Selanjutnya tak usah datang lagi, katanya.""Siapa nama anak-anak kita?""Apa? Mmm ... tadi udah aku sebutkan, duh sekarang lupa," katanya."Mengapa lupa? Kamu udah melupakan anak-anakmu.""Biasa lah, Mas. Kalau banyak pikiran pasti lupa," katanya berkilah."Mengapa aku dan anak-anak tak boleh ke sana?" tanyaku."Tak usah tanya mengapa. Kuminta kamu jangan ... jangan bilang orang tuaku juga, Mas.""Mereka harus tau.""Nggak, nanti mereka khawatir. Aku tak mau mereka nanti sakit," katanya. "Terutama siapa itu? Aku lupa. Mmm ... Bapakku. Sejjak kehilangan ibu kandungku, ia tak bisa menah
Last Updated : 2023-10-30 Read more