Semua Bab Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu: Bab 11 - Bab 20

69 Bab

Protes Chyntia

"Ya sudah, Pak. Beri waktu pada istri saya. Nanti saya akan coba bujuk agar ia bisa memberitahukan dimana keberadaa mantan istri anda," timpal suaminya."Baik, Pak. Terima kasih, ya. Karena sudah malam, saya permisi dulu ya!""Baiklah.""Hati-hati di jalan," sahut Suaminya Hanum."Terima kasih, Mas!""Sama-sama."Alhamdulillah, setidaknya aku tau kalau Tika baik-baik saja.***Sampai di rumah, anak-anak sudah tidur. Hanya Cynthia yang masih belum tidur karena anak kami masih rewel."Mas, kamu lama banget perginya. Kan udah kubilang tadi, nggak usah lama-lama. Aku benar-benar keteteran karena kamu nggak dateng-dateng, Mas!""Maaf ya, Sayang. Tadi di rumah orangtuanya nggak ada. Jadi aku ke Bogor untuk menemuinya.""Trus gimana? Ketemu?""Nggak. Aku ketemu temannya semasa di kampung. Tapi setidaknya aku tau kalau ia baik-baik saja, aku dan anak-anak sangat khawatir dan merindukannya."Tanpa kusadari baru saja aku bicara seenaknya. Pantas Cynthia saat ini berhenti bicara, ia hanya memand
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

Faiz yang Sabar

Faiz tersenyum menanggapi celoteh temannya."Bundaku hanya pergi sebentar. Sebentar lagi juga kembali. Ayah selalu mencarinya," ucapnya sembari menatap mataku."Benarkah? Kata mamaku takkan pernah kembali karena ayahmu menikah lagi, jadi bundamu kabur!" Anak itu berlari sambil tertawa meninggalkan Faiz.Astaghfirullah. Ada ya anak yang diajari seperti itu oleh orang tuanya. Aku sangat tak habis pikir bagaimana orang tuanya bisa menjadikan seorang anak sebagai penggosip.Aku berjongkok, menatap mata Faiz--anakku."Sayang, tak usah didengar perkataan temanmu itu! Ayah dan Bunda memang sudah sepakat tentang pernikahan Ayah dan Mama Cynthia. Jadi, Bunda sama sekali tak keberatan tentang itu. Bunda pergi karena hal lain sepertinya. Kita tanya ya, saat bertemu Bunda nanti!" sahutku.Faiz menghela napas kasar. Ia pun menatapku, lalu tersenyum."Iya, Yah. Aku tau dari Bunda juga seperti itu. Bunda selalu nyuruh aku buat mencintai juga Mama Cynthia. Aku nggak bakal terpengaruh oleh omongan tem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

Chyntia yang selalu Merajuk

"Kok ini berbeda dengan yang kau pesan sebelumnya, Mas? Lihatlah dari penampakan dusnya juga beda, harganya pasti yang ini lebih murah. Ah, kesal! Pokoknya aku nggak mau makan!""Sabar dong, jadi maunya gimana?" Aku jadi ikut berteriak padanya.Anak-anak yang masih memakan oleh-olehku sebelumnya sampai berhenti makan."Kia udah aja deh, Yah. Udah kenyang!" sahut Kia."Aku pun sudah, Yah. Aku mau buru-buru tidur aja!" timpal Faiz."Loh kok udahan, ini masih banyak martabak kejunya dan martabak telornya.""Nggak apa-apa, Yah. Kita udah kenyang!" Mereka tetap kembali ke kamarnya.Cynthia masih marah, aku biarkan dulu karena aku sedang menanti telepon dari Edwin.Benar saja, ia menelepon."Halo, Pak Wahyu. Saya sudah memantau rumah dan sekitarnya. Mereka baru saja pulang dari luar. Tak ada mantan istri Bapak. Saya juga sudah bertanya ke tetangga, mereka pernah melihat istri Bapak. Tapi sekarang tak pernah melihatnya lagi."Kuhela napas sejenak. Itu berarti Tika memang sudah tidak tinggal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

Permintaan Chyntia

Malam ini aku gelisah. Setelah mendengar kata-kata Cynthia tadi, membuatku berpikir kalau tindakanku menceraikan Tika, itu salah. Aku dalam penyesalan yang berkepanjangan.Anak-anak selalu menantikan Bundanya kembali, akupun begitu. Biasanya aku tak pernah bisa jauh dari mantan istriku itu. 'Ya Rabb, dimana dia? Aku benar-benar kangen dan ingin bertemu dengannya. Sudah beberapa hari ini aku tak bisa melihatnya.'"Mas, kamu masih belum tidur juga? Sadar Mas, ini dunia nyata. Banyak yang harus kamu lakukan esok hari. Jangan cuma ngehalu aja, mikirin sesuatu yang sudah tak mungkin." Cynthia mengingatkanku, tapi sembari menyindirku. Biarlah ia bicara sepuasnya, kalau aku lawan dengan kata-kata, nanti ia menangis. Dampaknya pada bayi kami yang rewel.Malam ini aku tidur di kamar lain saja, tak mau jika bersebelahan dengan Cynthia. Bisa-bisa mulutnya bicara terus sepanjang malam sampai pagi. Katanya menyuruhku istirahat, tapi dengan ia banyak menasehatiku, itu berarti membuatku tak bisa t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

Kabar dari Edwin

"Baiklah. Tapi nanti kamu tak boleh belanja tas dulu dalam setahun ke depan!" Aku mengajukan syarat padanya."What? Setahun? Bisa-bisa aku lumutan nggak beli tas!" katanya."Terserah kamu mau atau nggak. Kalau mau, segera ku bayar sesampainya aku di kantor."Ia berpikir dan memutar bola matanya."Yah, ayo berangkat! Nanti Faiz kesiangan, Yah!" Faiz menarik lenganku. Ia datang menghampiriku."Iya, sebentar ya, Sayang!" Aku menoleh pada Cynthia dan memberikan tanganku padanya. Ia pun mencium tanganku."Iya, Mas. Aku setuju!" katanya dengan bibir mengerucut."Baiklah. Akan segera kubayar nanti di kantor ya!" sahutku sembari mengacak rambutnya."Oke, Mas." Ia tersenyum, walau terpaksa."Ayo, Yah." Faiz menarikku lagi setelah ia mencium tangan ibu sambungnya. Kami pun pergi meninggalkan rumah untuk segera ke sekolah Faiz terlebih dulu.Sesampainya di sekolah, ia melarangku turun. Katanya biar ia masuk sendiri saja. Aku manut dan melihatnya keluar dari mobil. Namun, aku tetap turun dan memp
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

Tika di Panti Jompo

"Mengapa ia ada di sana?" Aku benar-benar tak menyangka ia ada di sana. Sedang apa?"Sebentar, kucari tau dulu. Nanti aku kabari lagi kalau sudah ada kabar.""Baiklah, ditunggu kabar baiknya, Win!" sahutku."Siap, Pak!"Edwin harus benar-benar tau semuanya, agar aku bisa ke sana dengan anak-anak nanti.Kemudian ada pesan dari Cynthia. Ia tak bisa menjemput Kia, karena sedang ada acara dengan teman-temannya. ART kami masih sakit, ia memintaku untuk menjemput Kia. Mana bisa aku membawanya kerja? Harusnya ia yang lebih paham, acara dengan teman-temannya harusnya bisa ia tinggalkan dulu untuk menjemput anakku. Jangan seenaknya malah memintaku untuk menjemput Kia.Aku yang marah, langsung meneleponnya."Halo, Cynthia ... kamu harusnya tau pekerjaanku seperti apa. Plis jangan bebankan aku dengan anak-anak juga, karena pekerjaan ini sudah cukup berat. Kamu suruh si Ayu--baby sitter itu menjemput Kia dulu karena aku tak mungkin bisa menjemput Kia," cerocosku saat ia mengangkat ponselku."Mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya

Rencana Mengajak Anak-anak Bertemu Tika

Sampai juga di rumah. Aku akan bersabar dulu, sebelum meluapkan emosi yang tadi membuncah gara-gara ulah Cynthia yang sengaja terlambat menjemput Kia.Sebelumnya aku menemui Kia di kamarnya. Terlihat ia sedang bersedih. Matanya sembab habis menangis."Kia, kamu habis nangis ya, Sayang!" tanyaku saat aku mendekat padanya."Iya, Yah. Huhuhu." Kia melingkarkan tangannya di leherku. Kepalanya ia tidurkan di pundak kananku. Kuelus kepalanya, kubiarkan ia menangis di sana."Maafkan Ayah dan Mama yang lalai menjemputmu. Insya Allah nanti kami nggak akan telat lagi. Kamu boleh marah sama Ayah sekarang," sahutku."Ayah, aku sedih. Ayah nggak ada. Coba ada Bunda, Yah. Aku pasti dijemput Bunda tiap hari," kata Kia."Maaf ya, Sayang. Kami tak bisa mengabulkan keinginanmu. Ayah harap, kau bisa paham kalau saat ini Bundamu tak bisa bersama kita. Tapi ayah janji akan selalu melindungi kamu," sahutku."Jadi Bunda nggak akan balik lagi, Yah?""Belum tau juga. Kita tunggu saja nanti. Mudah-mudahan Bund
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya

Perjalanan ke Panti Jompo

Siapa kira-kira yang datang pagi ini?"Aku ke depan dulu, kamu siapkan minum!" titahku pada Cynthia.Cynthia tak menjawab, ia pura-pura tak mendengar, malah sibuk dengan Andhini.Kutemui tamu yang datang. Mereka adalah teman-teman Cynthia. Ada tiga orang yang datang ke rumah. Namun, aku tak mengenal ketiganya. Darimana Cynthia bisa mengenal mereka bertiga?"Perkenalkan saya Tasya, ini Gaby dan ini Vira. Kami bertiga mau ajak istri anda arisan," katanya."Bukannya udah kemarin arisan?" "Yang ini beda lagi sama komunitas yang kemarin.""Ya Allah, berapa besarnya arisan yang kemarin dan yang ini?" tanyaku penasaran."Sebulan tiga juta kalau yang kemarin, yang ini sebulan lima juta."Besar banget, sebulan harus bayar delapan juta gini. Pantas saja uangnya tak bersisa tiap bulan. Ternyata dibayarkan arisan sampai dobel setiap bulan.Aku harus memberitahu Cynthia agar tak terlalu banyak ikut arisan. Nanti yang ada ia malah jadi keteteran bayarnya."Yang ini udah mulai?""Baru satu kali di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya

Teka-Teki Tika di Panti Jompo

Mereka mengerjapkan matanya, menggisiknya hingga melihat keadaan sekitar yang asing. "Ini dimana, Yah? Kok bangunan rumah?" "Ini tempat kerja Bunda kalian," sahutku."Bunda kerja di sini? Kenapa bisa malah kerja di sini? Memangnya Ayah nggak bisa ngasih uang sama Bunda?" tanya Faiz."Nggak, bukan seperti itu. Ayah masih bisa ngasih uang ke Bunda. Tapi bundanya saja yang memang tidak membutuhkan uang Ayah," jawabku.Mereka mengerutkan dahinya, menggelengkan kepalanya. "Aku tak paham!" Faiz menimpali."Ya udah yang penting kita masuk sekarang, yuk!" ajakku.Kami masuk dari pintu samping. Di sana kami bertemu ibu pengelola yayasan Panti Jompo ini.Sebelum masuk ke ruangan pengelola, kami bertemu dengan beberapa orang tua yang tinggal di sana. Ada beberapa ruangan mereka tinggal.Mereka senang mengobrol sama-sama. Ada juga yang sedang tidur di kamarnya, atau sekedar membuat kerajinan tangan.Saat di dalam ruangan pengelola, kami duduk berhadapan dengannya."Selamat siang, Pak. Ada perl
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya

Ada Rahasia tentang Tika

Bu Hanum memasuki ruangan Bu Imas. Ia melihatku dan mengingat-ingat saat aku pernah ke rumahnya.Aku meminta kedua anakku main di depan saja karena aku akan terlibat pembicaraan yang serius dengan kedua orang ini."Faiz ajak Kia main di depan ya! Ayah mau bicara dulu dengan ibu-ibu ini," sahutku."Baiklah, Yah. Jangan lama-lama. Aku udah kangen sama Bunda. Mana sih Bunda? Kata Ayah tadi ada di kamar yang di sebrang itu!" "Tunggu saja ya, Nak. Ayah mau mengobrol dulu sebentar," sahutku.Faiz dan Kia gegas kubawa keluar. Mereka duduk di kursi tunggu di depan."Silahkan duduk kembali Pak! Oya sampai lupa menanyakan nama Bapak, dengan Bapak siapa ya?" tanya Bu Imas."Perkenalkan, saya Wahyu Hidayat. Dulu Ibu Kartikawati itu adalah istri saya, baru-baru ini kami bercerai. Tiba-tiba ia pergi tanpa pesan. Aku dan anak-anak sudah mencarinya kemana-mana," jawabku sembari menatap mata Bu Imas dan Bu Hanum."Silahkan, Bu Hanum mungkin bisa menjelaskan mengenai seseorang yang diduga Ibu Kartikaw
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status