Home / Romansa / Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu / Kembali ke Panti Jompo bersama Ibu

Share

Kembali ke Panti Jompo bersama Ibu

Author: Fetina
last update Last Updated: 2023-10-30 10:52:37

"Mas, aku pulang. Aku mau minta maaf soal kemarin," katanya. Ia datang lagi Belum bisa. Aku belum bisa memaafkanmu sebelum kamu perlihatkan amankah perhiasan yang kuberikan padamu?"

"Ada kok. Aku hanya membawanya pergi saja, Sayang!" Ia memperlihatkan kotak perhiasan, lalu membukanya.

"Baiklah, biar aku yang simpen. Urusan kamu yang lainnya masih banyak kan?" timpalku. Ia langsung keluar lagi dari kamar. Tak taukah ia kalau aku sedang sakit? Sungguh menyakitkan saat sakit tapi tak dipedulikan oleh istri.

Lalu saat makan malam, ibu menatap tajam Cynthia. Cynthia menunduk saat ditatap oleh ibu. Mungkin ibu juga tak suka dengan karakter Cynthia yang begitu dominan serta meluap-luap.

Seusai makan, anak-anak diminta masuk kamar dan bersiap sekolah besok. Sementara kami mengobrol sama-sama.

"Apa kabar Cynthia? Ibu tak terlalu mengenalmu, tapi dari sikapmu yang sekilas ini, Ibu sudah tau semuanya," kata Ibu.

"Iya Bu. Maafkan sikap saya," katanya.

"Itu bukan kamu. Kamu itu pantang minta maaf,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Mencoba Bicara dengan Tika

    Suasana hening. Aku dan beberapa orang di sini terdiam setelah Bu Hanum membaca diary Tika. Apa aku memang sudah tak ada hak lagi untuk melihatnya bahagia?Ya Allah, aku ingin ia kembali. Kalau jauh seperti ini, aku tak sanggup menahan kerinduan padanya. Padahal aku tau ini sudah tak boleh.Pernikahan kami secara agama sudah talak tiga, dengan sadar aku telah menjatuhkan tiga kali talak padanya. Pada talak satu dan dua aku merujukinya kembali. Di pengadilan agama, talak yang terucap saat ikrar adalah talak satu. Walau di pengadilan masih talak satu, tapi tak bisa dipungkiri aku sudah menceraikan istriku tiga kali. Sehingga tak ada kesempatan untuk kembali, kecuali aku hadirkan seorang muhalil karena aku ingin menikahinya kembali."Wahyu, ayo bilang kalau sebenarnya kamu inginkan Tika kembali karena kamu ingin rujuk dengannya. Iya kan?" sahut Ibu."Iya kembali ke anak-anak, tapi kami tak bisa rujuk kembali," sahutku."Mengapa tak bisa?""Aku sudah menalaknya tiga kali secara agama, Bu

    Last Updated : 2023-10-30
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Tika sudah Banyak Lupa

    Ya Allah, Tika udah lupa kalau Cynthia udah punya anak satu. Ingatannya tidak sempurna, ada yang ia ingat, ada juga yang tidak diingat."Cynthia baik, Alhamdulillah udah punya anak. Kan kamu juga tau.""Oh iya, maaf aku malah melupakan hal penting ini," katanya."Dek, kamu pulang yuk! Kalau kamu tak mau pulang, aku kan bilang pada orang tuamu, biar kamu dijemput ke sini." Aku mengancam, walau aku tak mau seperti ini sebenarnya."Orang tuaku bukannya udah nggak ada, Mas? Kalau memang masih ada, jangan dibilang pada mereka, Mas. Aku nggak mau mereka khawatir nanti," katanya.Ya Allah, ada beberapa lagi yang ia lupa."Adikmu Yuni mau bekerja di Jakarta. Mending kamu segera pulang yuk! Biar ia bisa tinggal sama kamu nanti. Aku pun gampang buat kontrol kamu," sahutku."Pulang? Yuni? Aku punyanya kakak loh. Udah meninggal, namanya Teh Rahmi.""Enggak, kamu punya adik, dari ibumu yang sekarang. Namanya Yuni, ia udah lulus kuliah sekarang. Waktu Yuni SMA, dia suka nginep di rumah kita. Kamu i

    Last Updated : 2023-10-30
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Anak-anak Kecewa Tidak Bertemu Bundanya

    Pandangan anak-anak masih mengintari sekeliling kami. Mereka masih mencari bundanya. Terlihat raut kecewa di wajah dua malaikatku itu."Oh ... kalian cari Bunda kan? Bunda katanya mau kembali ke kamar dulu. Kita kalau mau pulang, pulang saja. Bunda belum bisa diganggu saat ini," kataku."Masa Bunda nggak mau menemui kita sih, Yah? Kan aku mau ketemu dulu sebelum pulang," ucap Kia."Bukan nggak mau, tapi nggak bisa. Nanti lagi ya. Insya Allah kalau kita ke sini lagi, kita kan ketemu Bunda lagi nanti," rayuku pada putri kami.Bibirnya terus mengerucut, tangannya bersedekap di depan dada, dan matanya terus saja ia gerakkan."Huh. Kesal aku!" katanya sambil tetap cemberut.Faiz lebih santai walaupun ia diam. "Ya udah, Yah. Ayo kita pulang!" sahut Faiz. Ia bisa tersenyum dan mulai menjahili adiknya hingga akhirnya Kia mengejar Faiz yang sudah sampai ke dekat mobil."Awas Kia!" Hampir saja ia tertabrak motor. Saat ia keluar dari gerbang, Kia nggak nengok kanan kiri. Ia tetap fokus pada Fai

    Last Updated : 2023-10-30
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Makanan yang Terhidang di Meja bukan untuk Kami

    "Tadi sih ada, katanya lagi nunggu teman-temannya datang," kata Bi Sumi.Kuminta Bi Sumi mengambilkan beberapa piring buat kami, karena perut ini sudah lapar banget. "Yuk makan semua!" ajakku.Kali ini Kia maunya disuapin. Mungkin efek tadi nggak ketemu lagi bundanya, ia diledek kakaknya juga, jadi merajuknya nggak selesai-selesai."Bi, tolong siapin Kia dulu ya!""Iya, Pak," jawab Bi Sumi.Kami makan bersama, sampai ayamnya habis beberapa biji oleh Faiz si penyuka ayam goreng, katanya mirip Upin Ipin.Ada bunyi bel di depan. Sepertinya ada yang datang. Saat aku beranjak, sudah dibuka oleh Cynthia. Ternyata yang datang teman yang tak kusukai. Sekarang ia bergaul dengan orang yang sok sosialita, aku tak suka melihatnya.Ia datang ke ruang makan. Matanya melebar saat ia masuk ke ruang makan. Aku memperhatikan tingkahnya kali ini."Ya Allah, masa udah pada habis? Tadi kan aku masak banyak!" Cynthia mulai berulah, seakan tak tau kalau ada ibuku di sini."Ya namanya juga dimakan. Pasti ha

    Last Updated : 2023-10-30
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Membawa Cynthia ke Rumah Sakit

    Aku ke dalam, menyusul Bi Sumi yang berteriak karena Cynthia. Apa yang terjadi padanya? Ternyata Cynthia pingsan, kulihat ia terbaring di dekat dapur.Aku langsung menolongnya. Ia mencoba menyayat pergelangan tangannya. Usaha b*nuh diri yang tak bisa dimaafkan oleh Allah.Kemudian kuangkat dia menuju mobil, setelah itu aku menitip pesan pada Bi Sumi dan Ayu untuk menjaga anak-anak karena kemungkinan aku akan lama di rumah sakit. Saat di mobil, aku menghubungi rumah Cynthia."Halo, ya, Nak Wahyu ada apa?""Saya mau mengabarkan kalau Cynthia tadi pingsan. Sekarang sedang saya bawa ke rumah sakit Husada.""Astaghfirullah. Memangnya ada apa?""Bapak datang saja ke rumah sakit ya, Pak!""Baiklah, Nak Wahyu. Nanti Bapak ke sana," jawabnya."Iya, Pak. Ditunggu ya, Pak. Terima kasih."Aku melajukan kendaraan dengan cepat, kemudian berhenti di depan ruang IGD agar Cynthia gampang dipindahkan.Beberapa perawat menghampiri membawa ranjang dorong. Cynthia langsung dipindahkan ke sana, lalu dibawa

    Last Updated : 2023-10-30
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Kedatangan Yuni, Adiknya Tika

    "Iya, Pak. Walau sudah bercerai, saya akan tetap bertanggung jawab atas kejadian tadi serta nanti pada anak saya pun demikian," jawabku pada Bapak."Terima kasih sekali lagi, Nak Wahyu.""Sama-sama, Pak. Saya permisi dulu, ya!" Kuberikan beberapa lembar uang berwarna merah ke tangan Bapak. Aku takut beliau tak ada uang untuk menjaga Cynthia.Bapak mengangguk dan berterima kasih padaku. Beliau tetap di samping Cynthia.Kuurus semua pembayaran sampai pembayaran ruangan yang akan ditempati Cynthia. Kuharap ia bisa segera sadar dan menyesali seluruh perbuatannya.Aku kembali ke rumah karena hari sudah beranjak malam. Urusan Cynthia kurasa sudah selesai, ia biar diurus keluarganya. Tibalah aku di rumah, sudah ada Yuni--adiknya Tika di sana. Ia sedang bermain bersama anak-anakku. Tak kusangka saat melihat Yuni, wajahnya mirip dengan Tika. Walau berbeda ibu, mereka tetap satu ayah."Mas Wahyu, maaf aku nggak bilang-bilang kalau sudah ada di sini.""Ya nggak apa-apa. Bagus kalau kamu sudah

    Last Updated : 2023-10-30
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Cynthia Punya Rumah Baru

    "Sebenarnya kemarin Bapak sudah punya firasat tentang Teh Tika.""Firasat?""Ya, Bapak bilang, apa mungkin Teh Tika bercerai dan menghilang karena sakit? Karena ibunya Teh Tika dan Teh Rahmi pun dulunya seperti itu." "Oh begitu ya?""Ya, Mas. Tapi Bapak nggak mau bicarakan dengan Mas Wahyu. Takut Mas Wahyu kepikiran," sahutnya.Jadi, selama ini Bapak pun sudah menyangka ke sana. Itu berarti memang perasaan mereka sangat dekat. Lebih baik Bapak tau saja agar bisa diurus oleh Bapak dan ibu nantinya. Syukur-syukur jika masih bisa tinggal di Jakarta. Namun, aku tak bisa selalu di sampingnya karena ada pekerjaanku di kantor."Ya udah, Mas. Terserah Mas Wahyu saja. Bapak sudah menyangka ke arah sana, semoga Mas bisa bijak saja. Aku ngantuk, Mas. Duluan ya!" Yuni pamit ke kamarnya. Baiklah akan kukatakan saja pada Bapak keberadaan Tika.***Beberapa hari ini aku sibuk di kantor karena akan ada kunjungan kenegaraan dalam tiga hari ke depan. Para diplomat menggunakan hotel kami. Perlu pengama

    Last Updated : 2023-10-30
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Sibuk dengan Pekerjaan

    "Mas, aku ada kabar mengenai Bapak. Sudah kusampaikan semua pada Bapak dan Ibu. Seperti dugaanku, mereka tak kaget. Malah mereka sangat berterima kasih Mas sudah mau menemuinya. Bapak dan Ibu akan menemui Teh Tika dan memintanya pulang. Mereka minta doa agar Teh Tika mau diajak pulang ke kampung," kata Yuni.Aku yang benar-benar tak ada waktu untuk menyampaikan semua pada orang tua Tika sangat berterima kasih pada Yuni yang bisa menjadi penghubung antara kami."Alhamdulillah, terima kasih atas gerak cepatnya. Aku malah terlalu sibuk di kantor. Maaf ya!" sahutku."Nggak apa-apa, Mas. Yuni juga ngerti kerjaan Mas Wahyu memang banyak. Kebayang bakal ada diplomat negara lain yang menginap di sana," sahut Yuni yang memaklumi pekerjaanku. Ia cukup pengertian seperti kakaknya. Tidak seperti Cynthia yang selalu menuntut hal yang tak bisa kuberikan."Makasih banyak ya, Yun!" Aku memandangi wajahnya yang ayu walau tanpa make up. Tak lama aku langsung menunduk, ya Allah jangan sampai aku malah m

    Last Updated : 2023-10-30

Latest chapter

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Keluarga Bahagia

    Kesadaranku akhirnya sudah penuh. Aku lepaskan ia, dan ternyata ia Yuni, bukan Tika. Beruntung aku tak menyebut nama almarhumah istriku, takutnya nanti Yuni tersinggung jika aku menyebutnya."Eh, iya. Maafkan ya, Yun. Mas Wahyu masih kangen dan ingin selalu dekat kamu. Kamu benar-benar ngegemesin buat Mas," sahutku sambil menjawil hidungnya yang bangir."Eh, Mas Wahyu terus aja colek-colek. Aku mau wudhu lagi sekarang. Mas jangan gangguin lagi ya!" sahutnya dengan wajah galaknya. Lebih tepatnya sok galak, padahal aku tau kalau Yuni nggak bakal bisa galakin suaminya."Iya, silahkan Dek. Aku juga dari tadi nungguin kamu kok, sampe ketiduran gini."Yuni kembali ke kamar mandi, sementara pandanganku tertuju pada ponselku.[Mas, aku sudah keluar dari sel tahanan kemarin. Bisa kita bertemu?] tanyanya di pesan aplikasi hijau.Mau apa Cynthia menghubungiku? Apa ia mau menjadi istriku kembali? Ah, jangan harap karena aku sudah memiliki istri shalihah seperti Yuni.Pikiranku masih dipenuhi pert

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Malam yang Indah

    Aku memandangi wajahnya lagi. Menelisik kebenaran yang ada padanya. Akhirnya aku memutuskan untuk tetap di kamar ini, bersama dengan Yuni dan Kia. Biarlah aku dengan mereka malam ini."Yah, ayo kemari!" Kia menunjuk-nunjuk pada tempat tidur yang sudah ia naiki lebih dulu.Aku melempar senyum dan menghampiri anakku. Yuni pun mengikuti di belakang. "Iya, Sayang. Ayah akan tidur di sebelah Kia. Sekarang udah malam, Kia cepat-cepat tidur karena esok kita ada agenda untuk bertemu bunda," sahutku mengingatkannya.Kia mengerutkan dahinya. Ia baru mengingat agenda kami esok. Atau mungkin Kia belum tau kalau kami memang akan mengunjungi makam Almarhumah Tika."Iya, Yah. Aku mau tidur sekarang aja. Kan mau ketemu Bunda. Tapi, sepertinya aku tidur di kamarku saja. Kasian Kak Faiz tidur sendirian di sana. Biar aku di sana saja, takutnya kakak besok kesiangan, jadi aku harus membangunkannya," jawab Kia.Gadis kecilku malah akan meninggalkan kamar kami. Pandanganku beralih pada Yuni, ia menunduk,

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Ada Kia di Malam Pertama Wahyu dan Yuni

    Yuni menganggukkan kepalanya. Setelah terlihat agak sepi, Kia meminta Yuni duduk. Ia memijati Yuni, kulihat Yuni jadi salah tingkah saat kakinya diminta diangkat dan bertumpu pada salah satu kursi yang dibawa Kia. Kia memijat Yuni pada posisi jongkok."Udah ... udah Kia. Nggak usah, nanti aja ya. Kamu juga pasti capek kan?" Yuni berusaha mendaratkan kakinya. Ia merayu Kia dan akhirnya Kia tak meneruskan pijatannya karena tamu datang kembali. Mereka sudah antri untuk bersalaman dengan kami."Kia, udah ya! Tolong bawa kembali kursinya. Nanti kalau acara sudah selesai, kamu bisa pijat kaki Mama," jelasku. Ia mengerti dan tak meneruskannya. Bapak membantu Kia untuk membawakan kursi ke tempatnya kembali.Acara berlangsung lancar dan tak ada kendala yang begitu sulit. Semua bisa diatasi dengan baik oleh tim panitia.Tibalah kami untuk beristirahat. Yuni sudah ke kamar lebih dulu, sedangkan aku masih mengobrol dengan Ibuku dan kedua orang tua Yuni."Nak Wahyu, kalau sudah capek, kamu istirah

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Pernikahan Wahyu dan Yuni

    Yuni diam. Ia tidak mau berkata-kata lagi terhadapku. Aku masih menunggu ia bicara sambil menghela napas berkali-kali."Maksudnya aku mau jadi istrimu, Mas. Insya Allah aku kan fokus mengurus Kia, Faiz, Andini dan anak-anakku nanti."Aku tak percaya dengan yang baru saja kudengar dari mulut Yuni. Ia mengatakan mau menjadi istriku.Puji syukur pada Allah yang sudah memberikan jawabannya. Akhirnya Kia dan Faiz punya Bunda lagi, begitu juga Andini, mamanya masih menjalankan hukuman. Tapi, ia bisa menganggap Yuni sebagai mamanya juga nanti."Alhamdulillah, terima kasih, Yun. Setelah ini, aku kan menemui Bapak dan Ibu untuk membicarakan pernikahan kita. Kamu maunya gimana?" Aku harus tau maunya Yuni karena ia masih gadis. Setidaknya seorang gadis ingin melaksanakan pesta pernikahannya nanti. Aku tak keberatan dan akan melaksanakan keinginannya."Kalau aku terserah Mas Wahyu saja. Aku ikut saja keputusan pembicaraan Mas Wahyu dan kedua orang tuaku," sahut Yuni."Kamu juga harus ikut karena

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Kejutan dari Anak-anak dan Yuni

    "Kan Kia yang minta Tante Yuni selalu jagain Kia. Masa lupa sih?" Aku menimpali anakku yang kebingungan ada tantenya bersamanya saat ini."Iya, Kia yang minta Tante. Kalau Kia nggak mau Tante temenin, ya udah deh. Tante mau pulang dulu," kata Yuni.Kia mencegahnya dan mengatakan kalau ia sangat senang ditemani oleh tantenya."Tante, kapan jadi bundaku?"Tetiba Faiz datang dan nyeletuk pada Kia."Iya aku juga mau kalau yang jadi bundaku selanjutnya itu Tante Yuni. Aku bisa lihat bundaku pada diri Tante," ungkap Faiz. Anak ini juga bicara berdasarkan hatinya."Ya Allah, Tante nggak nyangka kalian punya pikiran seperti itu. Tante hanya nggak mau kalau dianggap sebagai perebut Ayah kalian dari Bunda Tika," sahut Yuni."Nggak dong, Tante. Kan Bunda udah nggak ada. Pasti Bunda seneng kalau Ayah ada yang urus," jawab Faiz bijak.Aku hanya diam mendengarkan percakapan mereka. Sesekali tersenyum mendengar ocehan anak-anak cerdas ini."Baiklah, akan Tante pikirkan dulu ya!" sahut Yuni. Semoga p

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Membawa Kia ke Klinik

    "Ya, aku yakin Yun. Bagaimana tanggapanmu? Apa kamu mau menerimaku?" tanyaku dengan penuh keyakinan."Aku ... aku butuh waktu, Mas. Aku tak mau jadi pengkhianat bagi kakakku. Kuburan Teh Tika masih basah, Mas. Mas udah mau menikahiku. Rasanya aku merasa bersalah jika itu terjadi," jawabnya.Ia menolakku. Itu berarti ia tak menginginkannya. "Baiklah jika itu keputusanmu. Itu berarti kamu tak mau kan?" Aku menegaskan kembali."Bukan seperti itu, Mas. Aku hanya tak mau dianggap sebagai perebut mantan suami kakakku," sahut Yuni dengan suara bergetar."Tenang, Yun. Takkan ada yang menganggapmu seperti itu. Aku akan menghadapi mereka langsung. Ini juga keinginan Kia dan Faiz. Mereka tak menginginkanku menikahi wanita lain selain kamu, Yun," sahutku."Tapi, Mas. Aku takut. Bolehkah aku berpikir dan meminta pertimbangan pada Bapak dan Ibu?" tanya Yuni."Baiklah kalau seperti itu. Aku akan menunggu jawabanmu. Sebenarnya Bapak udah tau, beliau memintaku untuk bertanya langsung padamu." Aku ber

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Kia Sakit

    Kia benar-benar mencecar kami. Terlihat wajah Yuni yang bersemu karena malu. Aku pun jadi tak enak dengannya atas ulah anakku.Yuni tak menjawab pernyataan Kia. Ia mohon diri untuk ke kamarnya. Aku mengizinkannya karena memang kasihan juga dicecar oleh Kia."Kia, udah ya! Nggak boleh ngomong yang aneh-aneh. Kasian Tante Yuni," sahutku sambil membawanya pulang.Kubiarkan Yuni beristirahat karena ia butuh waktu untuk sendiri.***Kia benar-benar menginginkan pernikahan antara aku dan Yuni. Saat ini Kia sedang demam. Ia bergumam terus agar Yuni menjadi bundanya.Faiz juga akhirnya mendesakku untuk menikahi Yuni. Hingga akhirnya aku menghubungi Bapak di kampung, meminta izin padanya untuk menikahi Yuni."Pak, mohon maaf mendadak menelepon Bapak.""Ada apa Nak Wahyu?" tanya Bapak dengan nada khawatir."Kia sedang sakit tiga hari ini. Sebenarnya sudah sepekan ini, Kia memintaku untuk menikahi Yuni. Kalau Bapak tak keberatan, insya Allah aku berniat menikahinya." Akhirnya kuungkapkan juga ke

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Permintaan Kia

    "Ayah belum berpikir untuk menikah lagi, Sayang," sahutku.Kia mencebik. Ia melipat kedua tangannya di depan dada."Tapi aku kasian sama Ayah. Aku nggak mau kalau Ayah nanti nikah lagi, tapi sama orang lain," jelas Kia. Ia bicara seolah orang dewasa yang menasehati anaknya."Hush ... kamu kenapa sih? Tiba-tiba minta Ayah nikah lagi? Kasian kan Ayah masih sedih," timpal Faiz."Kasian Ayah. Aku juga pengen punya Bunda kayak bundaku," terang Kia.Aku melirik mereka, mereka pun diam."Iya, nanti Ayah pikirkan lagi ya! Kalian tenang saja, kalau Allah sudah menakdirkan, insya Allah bisa berjodoh. Tapi, nggak mungkin Tante Yuni mau sama Ayah. Kan Ayah udab tua." Aku terbahak karena memang aku sudah tua, berbeda dengan Yuni yang masih muda dan masa depan yang cerah."Ah, Ayah payah deh!" kata Kia. Kia tak mau memandang padaku, ia memandang ke arah jendela, pandangannya jauh ke samping jendela.Aku hanya tersenyum mendengar tanggapan anak perempuanku itu. Pemikirannya benar-benar diluar predik

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Duka yang Dirasakan Anak-anak

    Pemakaman berlangsung lancar dan cuaca mendukung. Anak-anak dan Yuni menangis terus sehingga aku harus menghentikan mereka. Bapak dan Ibu yang membawa Yuni ke kamarnya untuk ditenangkan."Sudah ya, sekarang Bunda udah nggak sakit. Kia dan Faiz masih punya Ayah yang sayang banget dengan kalian.""Iya, Yah." Faiz menyeka air matanya. Kemudian ibu memberi mereka minum teh manis hangat agar mereka lebih tenang."Nak Wahyu juga minum, silahkan!" sahut Ibu. Beliau melirik Kia yang sepertinya sudah mengantuk. "Kia bobo sama Nenek yuk!" Kia mengangguk, ia dan Faiz ikut neneknya. Mereka harus istirahat."Nak Wahyu, makan dulu yuk!" ajak Bapak.Aku ikut saja walau perut tak lapar. "Bu, anak-anak nanti diajak makan juga ya!" pintaku."Iya, sekarang biar istirahat sebentar ya Nak Wahyu! Tadi mereka udah makan roti kok. Tinggal makan nasi yang belum," sahut Ibu."Baiklah, Bu. Terima kasih."Seusai makan, aku diminta istirahat juga oleh Bapak. Katanya kasian karena aku yang paling banyak tak isti

DMCA.com Protection Status