Maha gelisah, dia masih memikirkan permintaan Alysa yang tak lelah memohon padanya. bahkan Alysa mengirim banyak hadiah ke rumahnya dan terus mengirim pesan padanya. Dia sudah tegas menolaknya, tapi Alysa tak menggubris alasan kenapa dirinya menolak untuk dijadikan istri kedua. Maha memijit kedua pelipisnya, sungguh masalah ini membuat kepalanya hampir meledak.“Nggak lembur, Nak?” tanya Nia. Wanita paruh baya itu keluar dari kamarnya.“Nggak, Bu,” balas Maha, dia langsung mencium punggung tangan Sarah. “Gimana jualannya, Bu?”“Alhamduillah… hari ini nasi kuning Ibu laris manis, ada yang borong, jadi sebelum dzuhur Ibu bisa pulang cepat,” jawab Nia. Wanita paruh baya itu menghela napas panjang. “Nak Alysa terus menghubungi Ibu, dia bilang kamu nggak mau menerima lamaran Nak Zayn, dan Alysa meminta Ibu untuk membujuk kamu.”“Abaikan saja, Bu. Nanti juga Mbak Alysa bosan kalau
Read more