"Aku mengaguminya, bahkan saat dia memilih wanita lain di hatinya, aku masih enggan untuk melepaskan dirinya utuh di hati ini. Perasaan ini terlarang, tapi aku menikmatinya.
***
“Jangan bilang kalau kamu suka saat Zayn memintamu untuk jadi istrinya?” tanya Intan.
“Aku tidak senang. Jujur aku terluka karena tahu alasan dia hanya karena Mbak Alysa, aku juga tahu diri, Ntan. Meski aku mengaggumi sosok Pak Zayn, tapi aku tidak pernah berpikir untuk jadi istrinya. Aku ingin pergi menjauh darinya, makanya aku meminta kamu untuk mencari pekerjaan untukku.”
“Pekerjaan banyak, Maha. Tapi masalahnya kamu mau saat bekerja buka jilbab?”
“Kenapa jilbabku harus dikorbankan? Pekerjaan jenis apa itu? Pemandu karaoke lagi, kah?”
Intan menggelengkan kepalanya. “Nggak lah. Aku nggak akan kasih izin kamu bekerjadi jadi pemandu karaoke lagi, aku tidak mau membuka luka lama itu.”
“T
“Sepertinya aku cocok sama pengasuh Bima dan Sakti. Aku perhatikan si kembar selama seminggu ini nyaman sama dia, dan aku juga lihat kalau Maha memang wanita yang sabar. Beruntung ya kita minta tolong Intan untuk cari pengasuh. Aku trauma dengan para pengasuh yang dulu merawat si kembar,” ucap Zakia. “Aku juga sreg, Sayang. Bima dan Sakti selalu muji kakak cantik itu bidadari berkerudung. Mereka antusias sekali cerita kalau main sama Maha sangat menyenangkan,” balas Irwan, “Bersyukur akhirnya kita menemukan pengasuh yang tepat.” “Kalau nanti dalam tiga bulan masa percobaan dia memang bagus, kita kasih bonus lebih ya, Mas. Aku mau Maha betah kerja sama kita, jarang banget kita dapat pengasuh yang cocok,” pinta Zakia. “Iya, Sayang. Aku sudah pikirkan juga nanti mau kasih bonus sama Maha. Biar dia semakin semangat jaga si kembar,” balas Irwan. “Melati kemana, Mas?” tanya Zakia. Dia belum melihat anak sulungnya yang berumur 13 tahun. “Oh, tadi Raka minta izin kalau dia mau ajak Melati
“Masalah uang sewa ada di Ibu, Nak. Kamu jangan memikirkannya, ya!” ucap Nia tersenyum. Wanita paruh baya itu seolah tahu isi hati anak sulungnya.“Bu, nanti kita bicarakan soal pindah rumah, ya! Hari juga sudah larut, kita pergi istirahat,” balas Maha.“Assalamualaikum… “Maha dan Nia terkejut karena pada jam selarut ini ada yang bertamu ke rumah mereka. Keduanya saling menatap satu sama lainnya.“Biar Maha lihat siapa yang bertamu ke rumah ini ya, Bu,” pinta Maha sambil bergegas pergi menuju ruang tamu.Maha langsung membuka pintu, dan dia pun terpana melihat sosok pria yang tersenyum padanya.“Assalamulaikum, Maha… Maaf, aku ganggu malam ini karena hanya kamu yang bisa bantu,” ucap Zayn.Maha mematung, senyum pria itu selalu membawanya ke dunia yang berbeda. Kenapa hatinya dari dulu selalu saja menuju satu nama? Kenapa nama pria itu sela
"Maha, kamu mau menerima Mas Zayn jadi suamimu?" tanya Alysa tersenyum dengan sumringah.Maha mengangguk agak ragu, dia tidak tahu apa keputusan yang diambilnya ini tepat, jika dia sudah memutuskan untuk jadi adik madu Alysa itu artinya dia harus menerima garis takdir sebagai istri kedua. Maha tidak pernah membayangkan kalau pada akhirnya dia harus jadi yang kedua di hati seseorang. "Tapi aku butuh waktu untuk istikharah, Mbak. Keputusan ini bukanlah hal yang mudah, aku harus diskusi dengan ibu, dan tentu saja aku harus meminta petunjuk sama Gusti Allah."Alysa terus saja tersenyum lebar, dia tidak menyangka kalau pada akhirnya Maha mau menerima Zayn, dan rela dijadikan adik madu. "Terima kasih ya, Maha. Mbak nggak nyangka kalau kamu akhirnya mau jadi istri kedua dari Mas Zayn. Tadi Mbak sudah ikhals, dan juga nggak mau memaksa kamu karena memang jadi yang kedua itu pasti berat, dan wanita mana yang mau jadi yang kedua. Mbak juga sadar kalau kamu sama seperti wanita la
"Nak Alysa ini memang wanita yang luar biasa shalihah. Dia tahu kalau ikhlas yang paling tertinggi adalah mengizinkan suaminya untuk menikah lagi, memang tidak mudah, tapi dia bisa mengambil keputusan ini karena dia bisa mengatasinya," balas Nia."Bu, kalau Maha nanti ditakdirkan jadi istri keduanya Mas Zayn. Ibu ridho, kan? Ibu tidak malu mempunyai anak seperti Maha?""Ibu hanya mendoakan kebahagiaan kamu, dan juga Allah jaga kamu. Itu sudah cukup bagi Ibu. Seperti yang kamu bilang tadi... penilaian manusia tidak Ibu pedulikan juga," jawab Nia. "Kamu mau menerimanya karena Alysa atau lebih condong karena Zayn?"Maha mendadak terdiam membisu. Dia saat itu sedang di batas ambang. Entahlah, Maha tidak tahu apa dia memang sudah pasrah dengan takdir ini. Baginya, masa depan hanya misteri dan dia menerimanya karena Zayn dan Alysa sangat berjasa di hidupnya. Mungkin hanya ini satu-satunya cara untuk membalas kebaikan mereka.Kenapa hidup ini selalu saja ada yan
"Memang benar, jika kita menjatuhkan hati terlalu dalam pada manusia, maka harus bersiap untuk terluka dan kecewa. Jadi, luka batin itu karena kita terlalu menghambakan manusia di hati kita.***“Alhamdulillah... jika semuanya sudah ridho, dan juga tidak masalah dengan rencana baik ini, kami semua lega, dan saya sebagai orang tua dari Zayn meminta Maha pada Mbak Nia untuk jadi menantu kami. Jika Mbak Nia tidak keberatan, dan mau menerimanya, kita harus membicarakan tanggal yang baik untuk pernikahan mereka berdua,” ucap Yusuf.“Saya selalu memberikan restu untuk kebahagiaan Maha, dan saya juga tidak mempermasalahkannya kalau dari keluarga Kyai, dan juga Nak Alysa setuju, dan tidak keberatan atas pernikahan anak saya dengan Nak Zayn,” balas Nia.“Bagaimana Alysa? Abi tanya lagi sama kamu, Nak. Kamu ikhlas jika suamimu menikah lagi? Jika kamu belum ikhlas, dan masih ragu-ragu lebih baik utarakan saja di sini b
“Jangan terlalu memikirkan status istri kedua, ya! Kamu, dan Mbak sama kok kedudukannya. Kita berdua adalah istri sahnya Mas Zayn, dan pernikahan kamu pun tidak kami sembunyikan. Jadi, jangan bersedih karena Mas Zayn pasti berlaku adil pada kamu, dia tidak akan menyembunyikan fakta kalau punya istri secantik kamu di hadapan orang,” ucap Alysa.“Aku tidak peduli dengan ucapan orang-orang padaku, Mbak. Aku takut kalau keberadaanku menjadi luka untuk siapapun. Aku tidak mau jadi penyebab luka bagi siapapun,” tukas Maha.“Tidak, Maha. Kamu bukan penyebab luka! Kamu adalah bunga yang sedang mekar, dan harus dijaga oleh seseorang yang tepat, kamu itu sangat cantik, Masya Allah. Layaknya seorang bidadari yang turun dari surga,” balas Alysa. “Ah, nanti Mas Zayn datang ke kamar ini, dan sambut lah suamimu dengan cinta. Malam ini adalah malam milik kalian berdua, kamu harus pikirkan saja kalau di dunia ini hanya ada kamu, dan Mas Zayn.&r
***Maha menundukan wajahnya sejak tadi pagi, dia tidak bisa menatap wajah Zayn karena semalam wajah pria itu sangat dekat dengannya. wanita itu tak bisa membayangkan jika pada akhirnya takdir berkata lain, takdir mengantarkannya pada sosok pria yang sudah sangat dia kagumi sejak lama. Meraba rupa takdir ternyata sangat sulit, dan selalu ada kejutan yang tak pernah dia mimpikan sebelumnya. Hal yang tidak Maha inginkan sejak dulu ternyata harus terjadi di kehidupannya, yaitu menjadi istri kedua.Dulu Maha sempat berpikir untuk tetap melajang sampai akhir hidupnya. Potret pernikahan dalam penglihatannya hanyalah memberi luka dan membuat jiwa mati. Perilaku kasar almarhum ayahnya lah yang masih menyisakan luka mendalam. Baginya, dia bisa hidup dan berdiri di atas kaki sendiri tanpa harus bergantung pada pria.Nyatanya, takdir ternyata serumit ini. Dia memang menikah, tapi dia hanya sebagai yang kedua, dibutuhkan untuk melahirkan seorang anak. Miris, tapi dia hanya
“Nanti biar Bu Inah saja yang bikin teh manis, kamu ikut duduk sama kami, ya!” ajak Alysa.“Suka nggak pas gulanya, jadi biar aku yang bikin saja,” balas Maha. “Mbak Alysa mau aku buatkan teh manis?”Alysa menggelengkan kepalanya. “Tadi Mbak sudah minum kopi hitam, Maha. Kamu saja ya yang buat, nanti ikut duduk sama Mbak dan Mas Zayn ya.”“Iya, Mbak.” Maha langsung bergegas menuju dapur, kedua sudut matanya sudah berair, dia tidak mau kalau Alysa sampai melihatnya menangis.“Maha kenapa lemas begitu, ya, Mas?” celetuk Alysa. “Mas, kamu semalam sudah bikin Maha lelah luar biasa, ya?” godanya.Zayn menghela napas pendek. “Kamu nggak cemburu bertanya seperti itu?”“Lho kok Mas malah tanya begitu? Kan Maha istrimu juga, jadi kenapa aku harus cemburu? Pertanyaaanmu sama kayak umma.”“Sayang, semalam Mas gelisah karena kamu tida