***Saat ini Faiz sudah berusia delapan bulan. Bayi mungil itu tumbuh dengan lucu dan sehat. Pada akhirnya Maha tinggal satu atap dengan Alysa, dan tentu saja selalu ada Sarah yang berkunjung dan menyindirnya. Meski Alysa dan Zayn selalu berusaha melindungi Maha, tapi luka itu tetap basah dan ucapan Sarah selalu terekam dalam ingatan Maha. Sebutan Sarah padanya membuat Maha merasa memang dia sudah tidak bisa melanjutkan mahligai rumah tangga bersama Zayn. Ditambah Faiz selalu saja dibawa Alysa dan Sarah. Maha hanya memeluknya saat Faiz ingin tidur seperti dia adalah ibu susunya. Hati ibu mana yang tidak sakit saat diam-diam dijauhkan dari sang buah hati. Setelah Alysa sembuh karena penyakit ginjalnya, wanita itulah yang selalu merawat Faiz. Bahkan tak jarang selalu dibawa pergi tanpa membawanya.Maha pasrah, dia memang sudah lelah dan mengalah. Dia tahu kalau semuanya sudah patah dan cinta yang patah itu tidak akan menyatu dengan utuh. Meski merasa berat hati, Maha harus melepaskan se
***Sepuluh tahun berlalu. Kota Tarim terasa sangat menenangkan. Di sana dikenal dengan kota para nabi. Kota yang dikenal penduduknya sangat mencintai para nabi. Dan para wanita di Tarim sering dijuluki bidadarinya bumi. Aurat mereka terjaga dalam balutan jubah-jubah berwarna hitam gelap.Kota Tarim adalah impian semua umat muslim yang tahu akan keisimewaan kota itu dan konon siapapun yang menginjakan kaki di sana akan dibuat jatuh cinta dan enggan meninggalkannya, termasuk seorang wanita berusia 33 tahun bernama Rubiah Zahra. Wanita itu terlalu jatuh cinta dengan Tarim dan kebahagiaannya ada di kota ini. Rubiah seperti menemukan apa arti hidup, apa cinta, apa kasih sayang, dan bagaimana itu bahagia.Dengan langkah kaki yang cepat, wanita yang memakai cadar dan jubah hitam itu langsung menemui sahabat baiknya yang sama-sama berasal dari Indonesia. Rubiah selalu mendapatkan informasi tentang keluarganya dari wanita yang bernama Aisyah.“Assalamualaikum, Aisyah. Maaf, tadi aku sedang me
Sudah satu tahun lamanya Maha tinggal satu atap dengan suami dan istri pertamanya. Dia akhirnya tinggal bersama karena ibunya sudah tiada, ditambah saat ini ada buah hati yang hadir di tengah keluarga mereka.Zayn, suaminya tidak mengizinkannya untuk tinggal seorang diri, ditambah suaminya itu tak selalu punya waktu untuk meluangkan waktu untuk datang ke rumahnya, Zayn bilang kalau Alysa harus diutamakan karena istri pertamanya itu sakit-sakitan.Maha menatap Alysa dan Sarah yang sedang menimang seorang bayi, ya... bayi itu adalah anak yang dilahirkannya delapan bulan bulan yang lalu, tapi mereka lah yang mengurus sang bayi yang Zayn namai ‘Muhammad Faiz Adam’. Kehadirannya seolah hanya sebagai alat untuk melahirkan dan jika Faiz menangis, barulah dia bisa memeluk sang anak.Belum luka perih kehilangan ibunya, saat ini Maha harus merasakan bagaimana kejamnya dia seperti sengaja dipisahkan dengan darah dagingnya sendiri.Maha hanya menatap kosong mereka, dia hanya menertawakan garis ta
***Maha dan Zayn akhirnya menghabiskan waktu bersama. Biasanya Maha tak pernah bicara sedekat ini dengan pria itu. Di kantor, meski Maha adalah salah satu asisten Zayn, keduanya pasti menjaga jarak. Terutama Zayn, pria itu selalu menjaga dirinya agar tidak terlalu sering berinteraksi dengan wanita yang bukan mahram-nya.Maha hanya diam saja, dia pun sesekali mencuri pandang ke arah Zayn. Pria matang yang berusia 35 tahun, pria yang masih saja dia kagumi. Maha sadar kalau perasaan yang tumbuh itu adalah perasaan yang terlarang. Bagaimana dia bisa jatuh cinta pada suami orang? Bagaimana bisa Maha lancang menaruh hati pada suami dari wanita yang seperti malaikat untuknya dan juga ibunya? Maha memang selalu mengutuk perasannya yang entah kenapa masih saja tumbuh dengan indah di hatinya. Dia ingin sekali menghapus perasaan ini, tapi kenapa ingatan tentang Zayn semakin mengikat di hati dan pikirannya?Saat ini... pria itu terlihat sangat dekat dari pandagan matanya dan itu membuat perasaan
Cinta itu dia seperti air yang menyejukan? Tapi, kenapa cinta ini seperti rasa cemas. Cinta itu datang, tapi aku merasa cinta ini akan menumbuhkan luka baru. Aku ingin memeluknya meski tahu itu akan jadi lebam.***“Maaf, Pak. Saya tidak bisa, dan seumur hidup pun saya tidak mau jadi yang kedua. Mungkin wanita lain pun sama, mereka tidak mau jadi wanita kedua,” ucap Maha dengan tegas.“Saya sudah memperkirakan kalau kamu pasti akan menolaknya, Maha. Saya tahu kalau permintaan ini mungkin terlalu mendadak dan membuat kamu terkejut. Tapi, saya harap kamu memikirkannya terlebih dahulu, dan jangan langsung menolaknya.” Zayn mengatakannya dengan pelan, “maaf karena aku sudah membuatmu kaget, tapi saya memang harus segera berbicara ini dan saya tidak mau menundanya. Kamu tak perlu menjawabnya saat ini, kamu bisa berpikir dulu dan juga nanti Insya Allah... saya akan datang ke rumahmu bersama Alysa. Kami akan menemui ibumu.”“Saya tidak akan mengubah keputusan. Mau nanti pun, saya akan tetap
“Alysa tidak cemburu padamu, Maha. Sebenarnya saya tidak mau melakukan poligami, tapi karena kondisi kami berdua yang belum memiliki keturunan membuat Alysa meminta saya untuk menikah lagi agar saya mendapatkan keturunan, dan dia langsung memilih kamu,” ungkap Zayn menjelaskan.“Jadi alasan Pak Zayn dan Mbak Alysa hanya karena ingin memiliki anak?” Maha sedikit terkejut dengan jawaban pria itu.“Iya. Tapi, apa yang Alysa usulkan awalnya saya menolak dengan tegas, saya sampaikan padanya kalau anak bukan jadi masalah di rumah tangga kami. Rezeki di dalam rumah tangga bukan hanya masalah anak saja, kebahagiaan dan ketenangan justru rezeki yang paling indah di dalam rumah tangga. Tapi, Alysa bersikeras meminta saya untuk menikah lagi, dia pun ingin menimang bayi, dan dia memberi usul kalau kamu akan jadi adik madunya. Jika kamu tidak percaya padaku, nanti saat kita bertemu lagi, Alysa akan menjelaskannya padamu,” balas Zayn.“Kalau memang Bapak dan Mbak Alysa ingin punya anak kenapa tidak
***Aku trauma dengan makhluk yang bernama laki-laki. Laki-laki yang kukenal dalam hidupku hanya memberi ingatan luka. Mereka bahkan masih meninggalkan luka batin sampai detik ini. Sampai laki-laki itu hadir dan kusadar bahwa di dunia ini masih ada laki-laki yang baik. Tapi, saat dia mulai melihatku, kenapa aku ingin bersembunyi?***“Maksud Ibu?” tanya Maha, dia menatap Nia tak mengerti.“Sebenarnya kamu sedang menceritakan kisah kamu sendiri, Nak. Kamu kan wanita yang diminta pria beristri itu untuk jadi yang kedua?”Kedua mata Maha membulat sempurna, dia terkejut karena ibunya itu bisa menebaknya dengan tepat. “Ibu kenapa bisa menebak kalau wanita itu adalah Maha?”“Karena Ibu sudah tahu semuanya, Nak. Ibu sudah tahu kalau kamu diminta jadi istri kedua,” balas Nia.“Ibu tahu darimana?”“Nak Alysa yang memberitahu Ibu, tadi sore dia menghubungi Ibu dan berbicara dengan Ibu tentang niatnya untuk menjadikan kamu sebagai adik madunya. Bahkan Ibu tadi sore sempat berbicara dengan suamin
Di langit hanya ada satu matahari, kan? Tidak mungkin 2 matahari ada di langit yang sama, jika ada itu mustahil.***"Mbak Alysa!" pekik Maha kaget. Wanita itu jelas terkejut melihat kedatangan Alysa ke ruangan kerjanya. Wanita yang masih terlihat sangat cantik itu tersenyum dan menghampiri dirinya. Ingatan tentang kemarin melintas di hatinya dan dia pun tampak kacau."Makan siang denganku, yuk!" ajak Alysa dengan senyum yang lembut."Tapi aku masih ada kerjaan yang belum selesai, Mbak. Mungkin belum bisa makan siang dengan Mbak Alysa," balas Maha menolak dengan halus. Dia hanya ingin menghindari wanita yang saat ini ada di depannya. Maha tidak mau membicarakan masalah yang Zayn sampaikan kemarin padanya."Pekerjaan yang belum selesai kan bisa nanti dikerjakan, Maha. Sekarang sudah waktunya jam makan siang. Jangan terlalu keras dengan pekerjaan! Tubuhmu pun butuh istirahat.""Iya sih, Mbak. Tapi... ""Pokoknya kamu harus mau ikut makan siang dengan Mbak, jangan menolak kalau nggak mau