Home / Romansa / Bidadari Pembawa Luka / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bidadari Pembawa Luka: Chapter 31 - Chapter 40

60 Chapters

31. Perihal Luka

***Maha tertegun dengan pertanyaan suaminya. Dia tidak tahu kenapa Zayn bertanya seperti itu padanya. Apa Raka mengatakan pada Zayn kalau dia dan Raka adalah teman di masa lalu?“Aku dan Raka memang kenal, Mas. Kami dulu sama-sama sekolah di SMA yang sama, dan juga dulu kami sempat dekat juga, tapi hubungan kami dekat sebatas teman saja, dan tidak ada hubungan khusus,” balas Maha menjelaskan. Lalu dia melihat Zayn yang masih memasang wajah datar. Dengan hati-hati Maha bertanya lagi, “Ada apa, Mas? Apa Raka sudah mengatakannya sama Mas kalau kami dulu saling kenal?”Zayn menggelengkan kepalanya. “Raka nggak pernah bilang apa-apa tentang kamu. Mas hanya bertanya saja karena Alysa yang minta. Dia bilang sikap Raka terasa berbeda saat melihatmu.”“Oh, mungkin Raka terkejut karena akulah wanita kedua yang hadir di rumah tanggamu, Mas. Dia juga mungkin bertanya-tanya, kenapa aku ikhlas jadi yang kedua. Kami sudah sanga
Read more

32. Berharga dan Dijaga

***“Selamat pagi, Maha. Bagaimana tidurnya? Nyenyak?” sapa Alysa dengan senyum yang lembut.Maha merasa bersalah karena selepas sholat subuh tadi, dia merasa lelah luar biasa dan tanpa sadar dia tidur. Kepalanya sangat berat karena memang malam, Zayn membuatnya tidak bisa tidur dengan baik. Bahkan tubuhnya sekarang sangat remuk memikirkan suaminya itu meminta lebih dari satu kali.Maha hanya tersenyum malu, dia merasa tidak enak karena Alysa yang menyiapkan segalanya.“Namanya juga pengantin baru, wajar kalau merasa lelah,” goda Alysa. “Kenapa hanya berdiri di sana? Sini, duduk bareng, Mbak sudah buatin makanan kesukaan kamu. Ada ayam rendang lho."Maha tertegun, dia tidak menyangka kalau Alysa bisa bicara setenang itu padanya. Kenapa tidak ada rasa cemburu di hati wanita sebaik itu?“Mau Mbak tarik kamu biar kamu nggak berdiri di sana terus?”Maha pun tersadar. Dia menggelengkan kepalanya da
Read more

33. Karena Kamu Istriku

***Maha dan Alysa tertegun saat mereka mendapati Anna berada di sana, dan Maha melihat wajah ibunya muram. Dia menyadari bahwa kedatangan Anna pasti ada alasan, dari dulu Anna tidak pernah datang ke rumahnya.“Umma! Ucap Alysa terkejut. “Umma ada apa datang ke sini?” tanyanya.“Apa Umma tidak boleh datang ke sini? Ini masih rumah kamu, kan?” tanya Anna.Alysa tertegun sejenak, dia merasa tidak enak mendengar Anna mengatakan hal seperti itu. Dia tersenyum, dan meraih tangan Anna. “Umma mau pulang, kan? Ayo, kita bareng! Sekalian ke pondok karena ada acara juga.”Sebelum Anna bisa menjawab, Alysa menghampiri Nia dan mengecup punggung tangan wanita itu, “Bu, Alysa nggak lama ya, mau ke pondok sama umma.”Nia tersenyum dan mengangguk. Dia masih belum sanggup berbicara karena ucapan Anna padanya tadi.“Maha, nanti Mbak chat lagi, ya! Mbak pergi dulu, Assalamualaikum... &
Read more

34. Terjebak dalam Pelukanmu

***“Mas Zayn mau bicara apa?” tanya Maha. Dia mencoba menenangkan hatinya agar tidak bicara apa yang terjadi tadi. Maha tidak ingin membuat posisi Zayn serba salah, apalagi kalau ini masalah berkaitan dengan Nyai Sarah.Baru saja Zayn mau berbicara, terdengar suara gelas jatuh ke lantai dari kamar Nia membuat dia dan Maha langsung melihat ke arah kamar Nia.Maha dan Zayn saling menatap, dan keduanya tanpa banyak bicara langsung berlari ke arah Nia.“Bu, ada apa?” tanya Maha. Dia mencoba membuka pintu kamar, tapi pintu kamar terkunci.“Bu, ada apa? Tolong bukain pintunya, Maha di sini ada Mas Zayn juga,” ucap Maha sekali lagi dengan panik.Tidak ada jawaban dari balik pintu dan itu membuat Maha semakin khawatir, dia melihat Zayn dengan berurai air mata, “Mas, bagaimana? Apa pintu didobrak saja? Ibu... “ Wanita itu sangat khawatir.Zayn berusaha tenang, dia mengetuk pintu kamar. “Bu
Read more

35. Tenggelam dalam Luka

***FLASHBACK...Maha menunggu Nia datang, setelah Nia datang, dia langsung menghampiri Nia dan membawa tas bawaannya."Ibu habis belanja?” tanya Maha.“Iya, Nak. Besok Ibu mau jualan banyak karena sekolah ramai sekali ada orang tua murid,” balas Nia. “Sudah makan malam?”“Sudah, Bu. Maha sudah angetin makanannya, Ibu makan dulu biar belanjaannya Maha rapikan,” balas Maha. “Kalau mau, besok Maha bantuin jualan, ya! Ibu pasti kerepotan.”“Besok pagi pulanglah ke rumahmu, Nak. Sekarang kamu nggak sendirian, ada suami kamu. Kamu kan pengantin baru, masa tinggal sama Ibu terus.”“Maha sudah minta izin sama Mas Zayn dan Mbak Alysa. Jadi, tidak masalah.”“Nak, jangan sering ke rumah Ibu untuk menginap, ya! Nggak enak sama Nak Zayn dan Nak Alysa. Mereka itu orang-orang yang sangat baik, pasti nggak akan melarang kamu kalau kamu mau min
Read more

36. Karena Kamu adalah Khadijah-ku

***Alysa terkejut saat Zayn memberitahukan kalau suaminya itu semalam berada di rumah sakit karena Nia tidak sadarkan diri dan tanpa pikir panjang, dia langsung bergegas pergi ke rumah sakit dan melupakan kalau Sarah masih ada di rumahnya.Kurang lebih dua puluh lima menit, Alysa sudah sampai ke rumah sakit dimana Nia dirawat dan dia akhirnya menemukan Zayn yang wajahnya sudah kusut.“Assalamualailkum, Mas... “ Alysa langsung menghampiri Zayn dan mencium telapak tangan suaminya itu.“Walaikumussalam, Sayang,” balas Zayn dengan suara serak.Alysa mengernyitkan keningnya melihat wajah Zayn yang kelelahan. “Mas lebih baik pulang untuk istirahat. Di rumah sakit biar aku saja, ya!”Zayn tersenyum, “Mas minta maaf ya, Sayang. Mas dari kemarin sore nggak ngecek ponsel sama sekali. Maha sangat terpukul, jadi Mas... “ pria itu berhenti sejenak, dia sampai lupa kalau Alysa adalah istri
Read more

37. Kehilangan Separuh Nyawa

*** Maha tersenyum dengan tulus membalas tatapan suaminya itu. “Tidak apa-apa, Mas. Tadi Umma hanya menanyakan kabar ibu saja,” balasnya. Lalu, Maha melepaskan tangan Zayn yang melingkar di lengannya.“Mas, aku mau menemui dokter dulu, ya! Soalnya ibu katanya mau pulang saja dan nggak mau di sini,” ucap Maha.Zayn termenenung melihat bagaimana tangan Maha menolak sentuhan darinya. Dia dengar dengan jelas tadi kalau Maha menangis dan dia tahu kalau Sarah lah yang menghubungi istrinya itu, namun saat ini bukan waktu yang tepat untuk dia mendesak Maha memberitahukan segalanya. Akhirnya Zayn tidak memaksanya.“Mas sudah bilang sama Dr. Ken yang bertanggung jawab atas perawatan ibu, dan nanti Dr. Rayhan akan datang ke kamar untuk memeriksa kondisi ibu. Sekarang kamu ikut sama Mas untuk makan, ya! Mas tahu dari sore kemarin kamu belum makan.”Maha menggelengkan kepalanya. “Aku nggak lapar, Mas. Nanti saja, ibu juga kasi
Read more

38. Bertemu di Waktu yang Salah

***Raka hanya tersenyum kecut saat Roy bertanya seperti itu. Dia mengusap wajahnya. Pria itu tidak tidur dari kemarin malam. Dia merasa berantakan saat tahu kalau wanita pujaannya sudah menikah dengan pria yang sangat dia kenal.“Apa aku memang datang terlambat, ya?” gumam Raka.Roy semakin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Raka. Sahabat yang dia kenal saat masa kanak-kanak itu sekarang tampak berbeda. Raka saat ini seperti patung hidup dan tidak ada jejak semangat di kedua matanya.Roy baru melihat Raka sekacau ini dan dia tidak tahu kenapa Raka sampai muram dan tak tertarik dengan dunia luar akhir-akhir ini. Sungguh hal menyedihkan apa yang membuat Raka sampai bisa hampir segila ini.“Ada apa, Raka? Apa kamu ada masalah? Jika kamu mau, kamu bisa mengatakannya padaku. Aku ini teman masa kecilmu, katakan saja. Apapun aku pasti akan mendengarnya,” ucap Roy.Raka hanya tersenyum kecut, dia mengacak rambutnya. &l
Read more

39. Takut Kehilangan

***Maha tersenyum dan dia menggelengkan kepalanya. “Nggak, Mbak. Mana bisa pria selembutnya menyakiti hati wanita. Mas Zayn pun tak akan pernah tega hanya untuk menyakiti seekor semut.”“Lalu, kenapa kamu menangis, Maha? Apa itu karena umma... “Maha menggelengkan kepalanya lagi. “Bukan karena siapapun, Mbak. Aku hanya merasakan ketakutan luar biasa memikirkan ibu yang kemarin tidak sadarkan diri. Aku takut kalau kehilangan ibu. Sungguh hal itu membuatku resah. Aku tidak mau kehilangan dan selama ini yang membuatku kuat itu karena ibu, jika ibu... “Maha tidak sanggup melanjutkan apa yang ingin dia katakan. Semuanya terasa gelap baginya. Memikirkan kemungkinan buruk itu saja dia merasa gemetar luar biasa.Alysa memahami perasaan Maha, dia langsung memeluk erat Maha dan menenangkannya. “Jangan takut, Maha. Insya Allah, ibu akan selalu sehat. Obat terbaik adalah meminta pada Allah dan doakan selalu
Read more

40. Pria yang Sedang Patah Hati

***Zayn tersenyum, dia menghampiri Raka. “Mas tadi sudah ketuk pintu dan memberi salam lho.”“Mungkin tadi aku sedang berpikir, jadi saat Mas datang, aku tidak mendengarnya,” balas Raka.Zayn menatap selembar foto yang dipegang Raka dan kalau tidak salah lihat, wanita yang ada di dalam foto itu seperti tidak asing. Dia mengernyitkan keningnya dan melihat foto itu dengan jelas. “Siapa gadis yang ada di dalam foto itu? Mas merasa tidak asing,” tanyanya penasaran.Raka tersentak dan dia langsung buru-buru memasukan foto itu ke dalam dompetnya. “Bukan siapa-siapa, hanya teman lama.”“Apakah gadis yang ada di dalam foto itu yang membuatmu muram akhir-akhir ini?” tanya Zayn.Raka terdiam, dia hanya menyimpulkan senyum singkat. “Pasti mama mengatakan yang aneh-aneh pada Mas Zayn. Mama terlalu khawatir berlebihan. Aku memang sangat sibuk akhir-akhir ini karena banyak pekerjaan yang h
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status