Home / CEO / Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku: Chapter 121 - Chapter 130

260 Chapters

Bab 121 Kenapa Tampan Sekali?

Isha yang penasaran pun memilih untuk mencari Danish. Segera dia keluar dari kamarnya. Mencari keberadaan suaminya. Saat membuka pintu, Isha mencium aroma masakkan. Seingatnya, asisten rumah tangga tidak masuk hari ini. Jadi Isha bingung siapa gerangan yang memasak. Isha segera turun ke lantai bawah. Aroma masakan tercium kuat menggelitik hidung. Aroma manis gurih bercampur menjadi satu. Isha penasaran, masakan apa yang dibuat hingga seharum ini. Langkahnya terus diayunkan ke dapur. Saat di dapur, dia melihat Danish yang sedang sibuk memasak. “Kenapa dia semakin tampan saat memasak.” Isha sadar betul jika Danish memang tampan. Namun, entah kenapa dia merasa kali ini ketampanan Danish berlipat-lipat kali. Jantung Isha semakin berdebar ketika melihat ketampanan suaminya itu. Rasanya, matanya tak mau beralih dari pemandangan indah itu. Danish terus bergerak membuat masakan. Pagi ini dia membuat zupa soup. Setelah soup jadi, dia memindahkan ke mangkuk-mangkuk kecil dan menutupnya de
Read more

Bab 122 Jangan Salah Paham

Danish terdiam ketika mendapatkan pertanyaan itu. Dia bingung harus menjawab apa. Pandangannya pun beralih pada foto yang terpanjang di ruang keluarga. Foto di mana mendiang istrinya berada.“Masih.”Jawaban itu bak petir di siang bolong. Padahal kemarin Danish mengatakan jika mencintai dirinya, tetapi kini dia menjawab jika masih mencintai mendiang istrinya juga. Rasanya, Isha kecewa sekali.Danish langsung meraih tangan Isha. “Jangan salah paham dulu.” Dia mencoba menenangkan Isha. “Aku memang masih mencintainya, karena dia adalah bagian hidupku di masa lalu, sedangkan aku mencintaimu karena kamu akan jadi bagian hidupku di masa depan.” Danish mencoba meyakinkan Isha. Memang tidak mudah untuk menjalani ini semua. Masa lalunya akan tetap hadir di hidupnya dan tidak bisa dihapus.Yang punya masa lalu sebenarnya bukan hanya Danish saja. Isha pun juga memiliki masa lalu. Abra pun masih menempati tempat di sudut hatinya karena dia adalah bagian masa lalu. Tidak mudah untuk menyingkirkan
Read more

Bab 123 Siapa Itu?

Baru saja tangan Danish hendak maju ke depan tubuh sang istri, tiba-tiba suara bel rumah yang terdengar. Hal itu membuatnya menghentikan aksinya. Ciuman yang bergelora itu pun harus terhenti. Danish mengangkat kepalanya hingga membuatnya dapat memandangi sang istri.“Apa kamu punya janji?” tanya Isha yang menatap Danish.“Tidak.” Danish langsung menggeleng. Tadi pagi dia sudah bilang Dino dan supir jika hari ini, dia hanya akan di rumah saja. Tidak ke mana-mana.“Lalu siapa itu?” Isha memikirkan siapa gerangan yang datang.“Entah.” Danish perlahan bangkit dari tubuh sang istri. Tangannya diulurkan untuk membantu sang istri bangun.Isha segera menerima uluran tangan Danish. Kemudian mendudukkan tubuhnya.Saat melihat sang istri duduk, Danish segera bangkit. Mau membuka pintu untuk tahu siapa yang datang. Sayangnya, baru saja langkahnya hendak diayunkan, tangannya sudah ditarik oleh sang istri.“Kenapa?” tanya Danish menoleh pada istrinya. Pandangannya ke arah bawah karena posisi sang i
Read more

Bab 124 Dengarkan Sesuatu

Danish merasa kesenangan diganggu oleh sang istri. Padahal dia ingin sekali melanjutkan apa yang dilakukan sebelum kedua orang tuanya datang.“Coba dengarkan sesuatu?”Dahi Danish berkerut dalam. Dia bingung bunyi apa yang didengar istrinya. Sayangnya, dia tidak mendengar apa pun.“Bunyi apa?” Danish yang tidak mendapati jawaban pun menatap sang istri.“Bunyi perut aku.” Isha menjelaskan dari mana berasal bunyi itu.Danish terperangah. “Apa baru sebulan bayi di dalam perut sudah bisa bicara?” Pertanyaan konyol itu pun keluar dari mulutnya.Isha langsung memukul lengan Danish. Kesal karena pertanyaan yang dilontarkan suaminya begitu menyebalkan sekali.“Aduh ….” Danish mengaduh kesakitan.“Bukan bayiku yang berbunyi.” Isha mulai menekuk bibirnya kesal.“Lalu apa?” Danish benar-benar tidak tahu apa yang membuat perut sang istri berbunyi seperti itu.“Aku lapar.” Isha menyampaikan bunyi apa itu.Danish langsung mengalihkan pandangan pada jam dinding yang terpajang di ruang keluarga. Wakt
Read more

Bab 125 Kesempatan Emas

Isha benar-benar terkejut ketika melihat ada yang jatuh. Tentu saja yang jatuh itu adalah Danish. Tubuh Danish terjatuh ke lantai. Beruntung lantai berlapis karpet lembut, jadi tubuhnya tidak langsung terbentur dengan lantai secara langsung.“Kamu tidak apa-apa?” Isha langsung bangun. Dia segera turun dari sofa dan berjongkok di lantai.“Kamu kenapa mendorong aku?” Danish memegangi pinggangnya.Isha benar-benar merasa tidak enak karena membuat Danish terjatuh. “Aku tadi merenggangkan tangan. Tidak tahu jika kamu ada di sebelah aku.” Dia mencoba menjelaskan pada suaminya itu. “Mana yang sakit?” Dia memegangi tubuh Danish. Mengecek bagian mana yang sakit.“Ini.” Danish memegangi pinggangnya.Isha merasa pasti karena terjatuh, pinggang suaminya itu terbentur lantai. Jadi kini pinggang Danish jadi sakit. Isha membantu Danish untuk bangun, kemudian membantu suaminya itu untuk duduk.“Sakit sekali?” tanya Isha memastikan.“Iya.” Danish pura-pura merintih kesakitan.“Sebaiknya kita ke kamar
Read more

Bab 126 Trauma

“Maaf.” Isha menatap Danish dengan lekat. Dia benar-benar begitu takut sekali. Padahal harusnya dia sudah tahu aturan main. Namun, kenapa dia sampai lupa.Danish seketika menghentikan apa yang dilakukannya. Dia mengaitkan kembali bra yang dipakai Isha. Membetulkan kembali baju Isha. Menutup kembali tubuh istrinya itu. Danish pun menegakkan tubuhnya dan mendudukkan tubuhnya.Apa yang dilakukan Danish itu membuat Isha benar-benar takut. “Aku benar-benar tidak sadar tadi. Aku hanya terbawa perasaan tadi.” Isha berangsur bangun. Berusaha menjelaskan pada Isha.“Tidak apa-apa.” Danish mengembuskan napasnya. Berusaha untuk menenangkan hatinya.Wajah Danish pun memucat. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Hal itu jelas membuat Isha bingung kenapa gerangan suaminya itu.“Kamu tidak apa-apa?” Isha meraih wajah Danish. Sayangnya, tangan Isha langsung menampik tangan Danish.“Aku tidak apa-apa.” Danish menggeleng. Dia segera beranjak dari tempat tidur. Meraih gelas yang berada di atas naka
Read more

Bab 127 Lihatlah

Suara itu berasal dari dapur. Hal itu membuat Isha segera mengayunkan langkah ke dapur. Melihat apa yang terjadi di dapur.Alangkah terkejutnya Isha ketika melihat jika Danish berada di dapur. Pria itu tampak sibuk memasak.“Kamu sudah bangun?” Danish menatap Isha dengan senyuman di wajahnya.Isha melihat jelas jika Danish tersenyum. Wajahnya berbeda sekali dengan kemarin yang ketakutan. Melihat hal itu tentu saja Isha merasa senang. Tanpa basa-basi dia langsung menghampiri Danish dan memeluk pria itu.Senyum Danish mengembang sempurna di wajahnya ketika Isha memeluknya. Pelukan itu terasa nyaman sekali.“Aku selalu suka saat kamu peluk.” Danish membelai lembut rambut bergelombang milik Isha.“Aku akan selalu memberikan pelukan padamu kapan pun kamu mau.” Isha rela jika harus memeluk Danish berkali-kali. Yang penting Danish baik-baik saja.“Tentu saja. Aku akan minta kamu memelukku setiap waktu.” Danish merenggangkan pelukannya dan mendaratkan kecupan di pipi Isha.Isha ikut merenggan
Read more

Bab 128 Lebih Mengejutkan

“Ayo duduk dulu.” Danish mengajak Dino untuk duduk. Tak nyaman ketika mengobrol sambil berdiri.Dino mengikuti yang diperintahkan atasannya itu. Duduk di sofa bersama.“Jadi aku memintamu untuk mencetak foto pernikahanku dengan Isha untuk dinding ini.” Danish menunjukan sisi kosong di ruang keluarga.Dino mengalihkan pandangan pada tembok yang dituju Danish. Dia baru sadar jika foto Danish dan Dara sudah diturunkan. Kini Dino seyakin-yakinnya jika Danish memang benar-benar mencintai Isha. Karena mengganti foto pernikahan dengan Isha.“Baiklah, aku akan buatkan.” Dino mengangguk.“Sekalian buatkan dua. Karena aku mau pasang di kamar juga.” Danish kembali memberitahu.“Baiklah.” Dino mengangguk.Saat mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Isha datang dengan membawa dua cangkir teh. Dino memerhatikan Isha yang tampak tertunduk. Sepertinya dia terlampau malu.“Silakan diminum Pak Dino.” Isha mempersilakan sambil menunduk.“Terima kasih, Isha.” Dino mengangguk.Isha segera kembali ke dap
Read more

Bab 129 Udara Segar

Isha memasukkan beberapa barang ke dalam koper. Rencananya Isha dan Danish akan pergi ke Pulau Dewata. Besok adalah hari di mana Abra akan keluar. Jadi Danish sengaja mengajak Isha untuk pergi.“Apa karyawanmu itu akan menjemput mantan suamimu?” Danish melemparkan pertanyaan itu pada Isha yang sedang asyik mengemas pakaian.“Iya, dia izin untuk menjemput.” Isha dengan entengnya menjawab.“Kamu tidak curiga mereka punya hubungan?” Danish masih menatap Isha. Dia masih begitu penasaran sekali.“Jika pun ada hubungan, bukankah aku juga sudah tidak berhak untuk berkomentar. Aku tidak mau mengurusi hal remeh temeh seperti itu. Jika mereka mau menjalani hubungan, silakan saja.” Isha dengan entengnya menjawab.Butuh keberanian untuk bisa menjawab hal itu bagi Isha. Dia sudah bertahan sejauh ini, tetapi hanya penghianatan yang dilakukan. Percuma jika harus marah. Karena membuang tenaga.“Aku pikir kamu akan membalas mereka yang menyakitimu.” Danish merasa jika istrinya terlalu baik. Terlebih l
Read more

Bab 130 Tidak Percaya

“Kak Abra cari apa?” Ina yang berada di depan pintu begitu penasaran sekali.Abra yang mendengar suara Ina pun segera berbalik. “Tidak cari apa-apa.” Dia meraih dompetnya dan memasukkan benda pipih berwarna biru itu ke dalam dompet tersebut.Ina menghampiri Abra. Dia tidak mau memaksa Abra untuk menceritakan apa yang baru saja dilakukannya. Dia tahu pasti jika Abra tidak suka dipaksa untuk memberitahu. Jadi dia tidak mau memaksakan.Ina menghampiri Abra masuk ke kamar. Bersamaan dengan langkah Ina yang masuk ke kamar, Abra berbalik. Tepat di depan Abra, Ina berhenti. Memandangi pria yang dicintai sejak lama itu.“Akhirnya aku dapat melihat Kak Abra setiap hari.” Ina membelai lembut wajah Abra.Abra masih tampak tenang ketika Ina membelai lembut wajahnya. Namun, saat tangan Ina mulai turun ke leher, dia mulai terpancing. Apalagi tangan Ina mulai turun ke bawah. Ke dada, hingga berhenti bawah perutnya.&ldqu
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
26
DMCA.com Protection Status