Semua Bab Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku: Bab 131 - Bab 140

260 Bab

Bab 131 Uang Raib

Tubuh Abra lemas ketika melihat saldo yang berada di dalam rekening yang baru saja diceknya. “Tidak, mungkin aku salah.” Abra segera menarik kembali kartu itu keluar. Kemudian memasukkan kembali. Dilihatnya lagi saldo yang berada di dalam rekening tersebut. Sayangnya, saldo rekening tersebut kosong. Abra segera mengeluarkan kartu tersebut lagi. Kemudian memasukkan kembali. Sialnya, memang tidak ada saldo sama sekali di dalam rekening. Abra benar-benar kesal sekali. Dengan apa yang dilihatnya. Ke mana perginya uang korupsi itu. Kenapa tidak ada di dalam rekening. Harusnya masih ada satu milyar di dalam rekening tersebut. Memang selama ini uang hasil korupsi itu tidak dihabiskan oleh Abra. Hanya sekitar lima ratus juta yang dipakainya untuk berfoya-foya. Sebenarnya waktu itu dia sudah takut aliran dana miliknya akan ketahuan. Namun, ternyata dugaanya salah. Aliran dana itu tidak ketahuan sama sekali. Jadi hasil korupsi aman menjadi miliknya. Beruntung semua langsung diganti dengan Is
Baca selengkapnya

Bab 132 Sudah Tidak Ada

Semilir angin malam yang menerpa kulit membuat perasaan begitu tenang. Hal yang tak pernah didapatkan di kota, tentu saja menjadi daya tarik tersendiri. Alunan musik yang dinyalakan oleh pihak restoran pun, memberikan kesan romantis.“Aku punya sesuatu untukmu.” Danish menatap Isha lekat.“Apa?” Isha begitu penasaran sekali.Danish mengeluarkan sebuah kotak. Saat dibuka, sebuah kalung terdapat di dalamnya. Tampak begitu indah sekali.“Indah sekali.” Baru sekali melihat, Isha sudah jatuh cinta pada kalung dengan liontin bunga tersebut.“Untuk wanita cantik sepertimu, tentu saja harus kalung yang indah.”Pipi Isha merona. Dia begitu senang mendapatkan pujian dan hadiah dari Danish.“Aku akan pakaikan.” Danish langsung berdiri. Kemudian memakaikan di leher Isha.Isha segera menarik rambutnya maju agar memudahkan untuk Danish memakaikan. Senyum manis menghiasi wajah Isha. “Cantik sekali.” Isha mendudukkan pandangan untuk melihat kalung yang diberikan oleh Danish. Liontin berbentuk bunga
Baca selengkapnya

Bab 133 Berjaga-Jaga

"Kamu di mana?" Abra melemparkan pertanyaan dari sambungan telepon. Dia sedang berdiri tak jauh dari toko milik Isha. Sengaja dia datang ke toko, untuk menemui Isha. "Aku sedang di toko, Kak." Ina yang mendapatkan pertanyaan itu, langsung menjawab."Apa Isha ada di toko?" Abra mengintip toko Isha "Aku tidak melihatnya.Mendengar pertanyaan itu, Ina jadi bingung. Kalimat yang dilontarkan Abra seolah menegaskan jika dia sedang berada tak jauh dari toko."Apa Kak Abra sedang di sini?" Ina mengedarkan pandangan ke luar toko. Mencari Abra. "Iya, aku di sini." Ina segera mencari keberadaan Abra. Ternyata Abra tak jauh dari toko. Hal itu membuat Ina benar-benar takut. "Kenapa Kak Abra ke sini?" "Jawab dulu pertanyaanku. Apa ada Isha?" Abra tidak menjawab pertanyaan Ina, melainkan bertanya hal lain. "Tidak ada Isha di sini. Dia sedang berlibur dengan suaminya." Ina menjelaskan pada Abra. Abra mengembuskan napas kasar. Ternyata Isha sedang bersenang-senang dengan suami barunya. "Kenapa
Baca selengkapnya

Bab 134 Mengganggu Konsentrasi

“Aku hanya ingin membantumu.” Danish menyeringai.“Aku tidak perlu bantuan. hanya olahraga ringan.” Isha merasa jika dia masih bisa mengerjakan olahraganya. Lagi pula bukan olahraga berat yang perlu bantuan.“Aku harus memberitahu kamu bagaimana olahraga yang benar.” Danish berdiri di belakang Danish. Kemudian merentangkan tangan Isha. “Rentangkan yang benar dan lurus.” Danish memberitahu sang istri.Isha merasa jika tidak ada salahnya Danish membantu. Jadi paling tidak, dia tidak akan sakit saat berolahraga.“Seperti ini.” Isha merentangkan tangannya dengan benar.“Iya, benar.” Danish mengangguk.Saat berada di belakang sang istri, Danish justru tertarik dengan leher jenjang sang istri. Karena rambut Isha diikat, jadi memperlihatkan leher menggoda itu.Danish yang gemas pun langsung mendaratkan kecupan di leher Isha. Apa yang dilakukan Danish pun membuat Isha ter
Baca selengkapnya

Bab 135 Membuat Panas

Isha menatap Ina tajam. Pertanyaan itu sedikit membuatnya kesal. Isha merasa Ina sedang memancing tentang perasaan hatinya pada Abra."Tentu saja aku ingin kembali pada Kak Abra. Bukankah memang itu rencana awalku. Kenapa aku tidak bertanya bagaimana Kak keadaan Kak Abra? Bukankah kamu sudah mengurusnya. Aku yakin kamu sudah mengurusnya dengan baik. Jadi tidak perlu aku memikirkannya. Aku tinggal jalani kehamilanku, setelah bayi ini lahir, aku akan kembali padanya." Isha sengaja membuat Ina panas. Dia tahu pasti Ina kesal mendapati jawabannya.Benar saja tebakan Isha. Ina langsung mengepalkan tangannya. Kesal ketika mendengar jawaban Isha. Dia memang sengaja bertanya untuk memancing Isha. Agar jalannya menjalin hubungan dengan Abra lancar. Namun, apa yang terjadi. Ternyata Isha justru akan kembali pada Abra.Ina pun memaksakan senyumnya. Berusaha menyembunyikan rasa kesalnya. "Aku pikir kamu sudah jatuh cinta pada Pak Danish, jadi tidak akan kembali pada Kak Abra.""Hubunganku dengann
Baca selengkapnya

Bab 136 Kamu Sudah Ingin?

Danish terperangah mendengar Isha yang akan membantunya olahraga. Namun, beberapa saat kemudian dia tersadar. "Kamu mau bantu olahraga apa?" Danish menyeringai. Senyum Danish itu membuat Isha yakin jika Danish jelas memikirkan olahraga yang lain. "Dengar, bukan olahraga itu yang aku maksud. Yang aku maksud adalah olahraga sesungguhnya." Isha mencoba menjelaskan. "Tapi, jika denganmu bukan olahraga itu yang sesungguhnya yang aku mau." Isha merona malu. "Kamu sudah ingin?" tanyanya memastikan. Sebagai pria normal, pasti Danish begitu ingin melakukan hal itu. Apalagi dia cukup lama tidak melakukannya. "Kalau ditanya ingin, jelas aku ingin, tapi aku tidak mau membahayakan anak kita." Danish membelai lembut perut Isha. "Kamu masih kuat menunggu?" Isha kembali memastikan. Takut suaminya tidak sanggup. "Aku masih berusaha untuk menahan diri. Jika aku sudah tidak tahan. Jangan salahkan aku." Danish tersenyum. Menahan diri untuk tidak melakukan hubungan intim dengan sang istri memanglah
Baca selengkapnya

Bab 137 Cari Mati

Beberapa hari ini, Isha kembali mual parah. Tubuh Isha yang lemas pun membuatnya tidak ke toko. Dokter meminta Isha untuk banyak istirahat. Karena jika memaksakan diri akan membuat akan kesulitan.Ina yang berniat mempertemukan Abra dengan Isha pun harus memupuskan harapannya itu. Sudah berhari-hari Isha tidak datang ke toko. Ina tidak mau ambil resiko untuk menemui Isha dan Abra di rumah Danish. Itu akan sangat bahaya sekali.Setelah memikirkan bagaimana cara mempertemukan Abra dengan Isha, akhirnya Ina memiliki ide. Rencananya pagi ini, Ina akan ke rumah Isha untuk menjenguk temannya itu."Aku akan mencoba membujuk Isha, jadi Kak Abra tunggu dulu di sini." Ina menurunkan Abra di minimarket tak jauh dari rumah Danish. Dia harus melihat situasi dan kondisi lebih dulu. Jika ketahuan Danish ini akan sangat bahaya."Baiklah." Abra mengangguk. Ina segera ke rumah Isha. Saat sampai di rumah, sudah ada asisten rumah tangga yang menyambutnya. Asisten rumah tangga mempersilakan Ina untuk mas
Baca selengkapnya

Bab 138 Babak Belur

Ina yang tidak menemukan Abra, memilih untuk segera pulang ke rumah Abra. Berharap jika Abra sudah pulang ke rumah.Sayangnya, dia tidak menemukan Abra di rumahnya. Pria itu entah pergi ke mana. Ina terus berusaha menghubungi Abra, tetapi pria itu tak mengangkat sambungan telepon darinya."Ke mana sebenarnya Kak Abra?" Ina benar-benar heran kenapa Abra tidak ada di rumah.Sampai sore, barulah Abra pulang. Pria itu naik ojek untuk sampai ke rumah. Ina yang melihat Abra pulang langsung segera menghampiri. Alangkah terkejutnya ketika melihat Abra dengan wajahnya yang babak belur."Kak." Ina yang melihat hal itu langsung berlari menghampiri Abra.Abra tertatih-tatih ketika sampai di rumah. Ina langsung memapah Abra untuk duduk. Setelah Abra duduk, Ina langsung bergegas ke dapur. Mengambilkan minum untuk Abra. Tadi Abra tampak begitu kepayahan. Jadi dia yakin Abra sedang haus."Ini, Kak. Minum dulu."Abra segera meminum air di dalam gelas yang diberikan oleh Ina. Walaupun sakit, dia tetap
Baca selengkapnya

Bab 139 Belum Puas Menyiksa

Mendapati pertanyaan itu membuat Abra terdiam. Sejenak dia mengingat ancaman Danish. Jelas kali ini Danish tidak main-main. Jadi dia tidak mau ambil resiko. "Aku tidak akan menemuinya." Abra langsung dengan tegas menjawab. Ina yang sedang mengompres luka di wajah Abra pun seketika berhenti. Dia memandang Abra dengan tatapan kecewa."Kenapa tidak jadi menemui Isha? Apa Kak Abra tidak berniat untuk meminta akta cerai?" Ina merasa jika Abra tidak berniat menikahinya. Dalam situasi ini Abra benar-benar dihadapkan situasi sulit. Ina benar-benar tidak pernah mengerti keadaanya. Selalu mendesak untuk dinikahi. Terkadang Abra menyesal mendekati Ina. Awal mula mereka dekat adalah saat Abra masuk penjara. Di saat Isha tidak pernah datang ke penjara, Ina selalu datang. Abra yang terkadang butuh untuk menyalurkan hasrat bercintanya, terpaksa mendekati Ina. Sialnya, Abra adalah orang pertama yang menyentuh Ina. Alhasil, Ina pun meminta Abra untuk menikahi setelah keluar dari penjara. Karena se
Baca selengkapnya

Bab 140 Dibakar Api Cemburu

Ina benar-benar dibuat tercengang ketika Isha menghubungi Abra. Tidak pernah terpikir di benak Ina jika Isha akan menghubungi Abra.“Kenapa telingaku sakit.” Isha menjauhkan tubuhnya. Kemudian menyalakan mode loudspeaker. Dia jelas hanya berpura-pura. Karena sebenarnya, dia ingin Ina mendengar obrolannya dengan Abra. “Halo, Isha.” Abra di seberang sana tampak terkejut mendengar Isha menghubungi.“Aku dengar dari Pak Danish kalau Kak Abra meminta akta cerai?” Isha tanpa basa-basi menanyakan hal itu. Sengaja sekali menanyakan hal itu pada Abra di depan Ina. Memancing kekesalan Ina.“Dari mana kamu tahu aku mau meminta akta cerai?” Abra di seberang sana tampak takut. Takut Ina yang mengatakan hal itu pada Isha.“Pak Danish bilang jika Kak Abra menemui Pak Dino.” Isha menjelaskan dari mana dirinya tahu.Abra terdengar mengembuskan napas lega. Ternyata Isha bukan tahu dari Ina. “Iya, kemarin aku bertemu Pak Dino.”“Untuk apa Kak Abra meminta akta cerai? Apa Kak Abra mau menikah lagi?”Su
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
26
DMCA.com Protection Status