Semua Bab Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku: Bab 141 - Bab 150

260 Bab

BAb 141 Membalasnya

Isha yang keluar dari bilik ATM pun memandangi kartu yang dipegangnya. Dia memikirkan bagaimana bisa uang sebanyak itu berada di dalam rekening ayah. Isha ingat jelas jika ayahnya tidak punya uang sebanyak itu. Isha berpikir keras, tetapi tidak menemukan jawaban atas pertanyaan itu.Saat bilik ATM kosong, Isha kembali masuk lagi. Dia mencoba memasukkan kartu ATM milik ayahnya. Memastikan jika yang tadi dilihatnya tidak salah.Lagi dan lagi, Isha dibuat tercengang dengan saldo yang ada. Dia masih memikirkan dari mana uang sebanyak itu. Karena tidak mendapatkan jawaban, akhirnya Isha memilih mengeluarkan kembali kartu tersebut. Kemudian menggantinya dengan kartu miliknya. Kembali pada niatnya untuk mengambil uang miliknya. Setelah selesai, Isha pun segera kembali ke toko.Sepanjang di toko, Isha terus memikirkan uang apa yang ada di rekening ayahnya. Saat makan pun dia masih memikirkan uang tersebut."Sha, kamu tidak makan?" Ina melihat jelas jika Isha hanya terdiam saja. Tak menyentuh
Baca selengkapnya

Bab 142 Dengar Penjelasan

Mendapati pertanyaan itu, Ina begitu terkejut sekali. "Tidak, bukan siapa-siapa." Ina langsung mengelak ketika Isha bertanya.Isha yang mendengar jawaban Ina, tersenyum. Sebenarnya tanpa harus bertanya, Isha tahu jawabannya. Namun, dia senang sekali melihat reaksi Ina.Makan malam begitu seru. Meraka saling bercerita dan saling mengobrol. Sepanjang obrolan Ina hanya mendengarkan. Pikirannya sedang tidak ada di sini. Jadi dia tidak fokus mengobrol.Saat makan malam usia, mereka pun segera pulang. Aulia dan Ina pulang dengan motor mereka masing-masing sedangkan Isha pulang dengan mobil Danish.Ina segera pulang ke rumah Abra. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan pria itu."Kak Abra?" Sambil membuka pintu, dia memanggil nama Abra. Dilihatnya Abra sedang menikmati minuman di ruang tamu.Mendapati namanya dipanggil Abra langsung mengalihkan pandangan. Dia menuang minuman ke dalam gelasnya."Kamu sudah pulang ternyata."Isha yang kesal segera menghampiri Abra. "Kenapa Kak Abra melakuk
Baca selengkapnya

Bab 143 Cepat Buka Baju!

Isha ragu memberitahu di mana lagi tempat yang harus diolesi lotion, karena yang diolesi itu adalah bagian dalam tubuhnya."Kenapa tidak cepat jawab?" Danish menunggu Isha yang justru terdiam."Bagian perut." Isha menjawab lirik.Mendengar di mana harus mengolesi, Danish langsung berbinar. Tentu saja dia senang jika harus mengoles di bagian dalam tubuh istrinya."Kalau begitu cepat buka bajumu!" Danish memberikan perintah pada Isha.Isha membulatkan matanya ketika mendengar perintah Danish. "Kenapa harus membuka baju segala?" Isha tidak mengerti apa yang berada di pikiran sang suami. "Kalau tidak buka baju bagaimana aku mengoleskan lotion? Jika kamu pakai baju, nanti lotion akan menempel di baju. Sama saja akan sia-sia." Danish mencoba memberikan alasan masuk akal. Sebenarnya ini adalah pertama kali memakai lotion. Jadi dia tidak tahu harus membuka baju atau tidak. "Sudah, dengarkan saja aku." Danish pun meyakinkan Isha. Isha ragu, tapi perutnya memang harus diolesi lotion. Karena
Baca selengkapnya

Bab 144 Ngidam

Hari libur yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Isha dan Danish menikmati waktu bersama. Pagi ini Isha memanfaatkan waktunya untuk berolahraga. Karena hari ini tidak ada asisten rumah tangga, Danish langsung turun tangan. "Minum jusnya dulu." Danish ke taman belakang dengan membawa dua jus segar. Sengaja dia membuat itu karena memang mau istrinya minum minuman sehat saat olahraga. Isha terdiam. Menatap lekat wajah Danish. Suaminya itu benar-benar perhatian sekali. Hingga membuatnya tidak bisa berkata-kata. "Kenapa justru memandangi aku?" Danish melihat jelas jika Isha justru memandanginya. Bukan segera meminum minumannya. Isha segera mengayunkan langkah menghampiri suaminya. "Tidak, aku hanya senang diperhatikan." Isha mengulas senyum manisnya. Semakin hari, perasannya semakin kentara. Semakin jatuh cinta pada Danish. Apalagi perbedaan Danish dan Abra terlalu signifikan. "Aku akan selalu memperhatikanmu." Danish mendaratkan kecupan di dahi sang istri. "Cepat minum jusnya."
Baca selengkapnya

Bab 145 Tidak Sopan

Isha menatap wanita yang sedang mengajaknya bicara itu. Dia tidak mengenal siapa wanita itu. Jadi dia bingung."Maaf, Anda siapa?" Isha memberanikan diri untuk bertanya."Aku teman sekantor Abra." Wanita itu pun menjelaskan siapa dirinya."Oh ...." Isha hanya tersenyum mendengar jika wanita yang di sampingnya itu adalah teman mantan suaminya."Aku dengar Abra sudah keluar dari penjara.""Iya, dia sudah keluar dari penjara.""Wah ... korupsi sebanyak itu bisa keluar dalam waktu singkat, hebat sekali. Aku juga mau jika keluar dengan mudah seperti itu."Isha bingung menanggapi ucapan wanita di samping itu. Dia hanya menatap wanita itu dari pantulan kaca saja."Aku dengar, kamu menggantinya dengan tubuhmu. Hebat juga kamu bisa merayu Pak Danish hingga bisa membuat suamimu keluar dari penjara."Ucapan itu jelas membuat Isha geram. Dirinya seperti wanita murahan yang menjual diri pada Danish untuk mengeluarkan Abra."Anda benar-benar tidak sopan sekali. Saya saja tidak kenal Anda, tapi seen
Baca selengkapnya

Bab 146 Ke Suatu Tempat

"Aku mau mengajakmu ke suatu tempat." Danish menjelaskan sambil mengulas senyum."Mau ke mana?" Isha begitu penasaran sekali."Sudah, ikut saja."Isha hanya menautkan alisnya. Merasa jika Danish sedikit aneh. Mau membawanya ke mana sebenarnya, itu membuat Isha penasaran. Karena tidak mau bertanya-tanya, akhirnya Isha segera mengambil tasnya.Mobil melaju ke suatu tempat yang Isha sendiri tidak tahu. Berkali-kali bertanya, tetapi tidak mendapatkan jawaban. Hingga akhirnya mobil berhenti di satu tempat. "Salon? Kenapa membawaku ke sini?" Isha benar-benar bingung. Tidak mengerti kenapa Danish membawanya ke salon. "Aku mau membawamu ke pesta." Danish mengulas senyum."Pesta apa?" Isha terus bertanya. Karena memang tidak tahu pesta apa. Danish tidak menceritakan apa pun perihal pesta."Sudah, ikut saja." Danish hanya mengulas senyum tanpa memberitahu.Isha hanya bisa pasrah. Mengikuti apa yang diminta oleh Danish. Mereka segera turun. Danish mengantarkan Isha untuk masuk.Di dalam, Isha
Baca selengkapnya

Bab 147 Pesta Dalam Semalam

"Apa yang kamu ingin tanyakan?" Danish mengulas senyumnya. Dia yakin jika sang istri begitu penasaran dengan apa yang baru saja dilakukannya."Kenapa kamu tiba-tiba sekali mengadakan pesta.""Ayo, aku jelaskan saja di kamar." Danish tidak mau menjelaskan saat di lift. Tidak nyaman bercerita saat di lift.Mau tidak mau, Isha mengikuti Danish. Ke kamar dulu untuk dapat cerita. Saat sampai di kamar, Isha segera duduk manis untuk mendengarkan cerita Danish."Kemarin aku menghubungi Dino untuk membuat pesta. Meminta semua karyawan IZIO datang."Semalam setelah melihat Isha yang tampak sedih, Danish berniat untuk mengobati kesedihan itu, yaitu dengan cara memberitahu semua orang. Karena itu Danish langsung menghubungi Dino. Meminta untuk mengadakan pesta dan meminta semua karyawan datang ke hotel besok.Tentu saja permintaan Danish itu membuat Dino terkejut. Dino kalang kabut memesan hotel untuk acara. Dari beberapa hotel yang dihubungi, hanya Hotel Maxton yang kosong. beruntung pemilik Hot
Baca selengkapnya

Bab 148 Malu

"Apa kita akan menginap di sini?" Isha menatap sang suami setelah sedikit tenang dari tangisnya. Waktu menunjukan jam sembilan malam. Artinya sudah cukup malam untuk pulang."Jika kamu tidak nyaman, kita bisa pulang.""Aku nyaman nyaman saja. Asalkan ada kamu." Isha malu-malu menjawab.Mendengar jawaban Isha itu, membuat Danish jadi sekali. Dia langsung mencubit pipi Isha. "Semakin hari, kamu semakin menggemaskan."Pipi Isha semakin merona ketika suaminya mencubit pipinya.Mereka masih di sofa. Saling berhadapan dan saling memandang. Bersandar pada punggung sofa."Apa kamu suka pesta tadi?" Danish yang menatap sang istri pun bertanya."Em ... aku lebih malu saja. Karena semua orang melihat aku." Isha mengungkapkan perasaanya tadi."Karena kamu memang pusat acara tadi. Jadi wajar jika mereka melihat ke arahmu." Danish menyelipkan rambut Isha ke balik telinga."Iya, tapi tetap saja aku malu.""Kamu harusnya bangga, bisa menjadi istri seorang Danish Morgan. Siapa yang bisa meluluhkan hat
Baca selengkapnya

Bab 149 Kejutan Lagi?

"Lalu kita mau ke mana?" Isha penasaran."Kita akan ke rumah mami nanti. Mami minta kita ke sana." Sebenarnya kemarin Mami Neta meminta Danish ke rumah. Karena dia mengadakan pesta, jadi tidak bisa ke rumah sang mami.Isha langsung mengangguk. Dia juga sudah cukup lama tidak bertemu. Terakhir saat mertuanya itu ke rumah. Jadi jika sekarang gantian dia yang ke rumah mertuanya, tidak ada salahnya.Akhirnya setelah sarapan, mereka pergi bersama. Diantar oleh supir, mereka menuju ke kediaman Fabrizio. Isha terus mengulas senyum manis di wajahnya. Merasa begitu bahagia sekali."Akhirnya kalian datang juga." Mami Neta langsung memeluk menantunya itu."Maaf baru ke sini hari ini, Mi." Isha begitu senang dipeluk oleh mertuanya itu."Tidak apa-apa. Yang penting sekarang kamu sudah ke sini. Ayo, masuk." Mami Neta langsung mengajak Isha ke rumah.Danish yang sedari tadi diabaikan pun hanya bisa pasrah. Ternyata Isha sudah menempati hati sang mami. Jadi dirinya diabaikan. Dengan langkah gontai, d
Baca selengkapnya

Bab 150 Segenap Hati

"Memang bau apa?" Danish penasaran dengan yang dipikirkan istrinya."Bau bunga mawar. Seperti sedang berada di kuburan."Seketika Danish langsung tertawa. Bisa-bisanya sang istri mengatakan hal itu."Kamu ini ada-ada saja." Danish langsung mencubit pipi Isha. Gemas dengan istrinya."Ach ... kenapa dicubit?" Isha melayangkan protesnya."Iya, maaf.""Sebenarnya kamu mau berikan kejutan apa?" Isha semakin dibuat penasaran sekali. Karena sedari tadi dia belum tahu apa yang dilakukan Danish."Sabar."Isha merasakan menginjak sesuatu. Tidak seperti lantai yang biasanya keras. Yang diinjaknya terasa seperti rumput yang lembut"Apa yang aku injak?" Isha penasaran sekali."Nanti kamu akan tahu. Sebentar aku buka dulu." Danish pun akhirnya membuka penutup mata yang dipasang di mata Isha.Karena sejak tadi matanya tertutup kain, Isha harus beradaptasi lebih dulu ketika melihat keadaan sekitar. Mengerjap-ngerjapkan matanya. Hal pertama yang dilihat Isha adalah bunga mawar yang bertaburan di atas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
26
DMCA.com Protection Status