Semua Bab Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu: Bab 141 - Bab 150

337 Bab

TAK DIGUBRIS

"Ya ampun, Kenapa kau bisa berpikir kalau kami akan marah dan membencimu?"Sebelum Caca yang nervous berhasil mengutarakan isi hatinya, ibunya Amar lebih dulu menyapanya dan sudah berdiri dari kursinya mendekat pada Caca dan Amar."Ayolah menantuku sayang! Duduk sini! Kami dari tadi memang sudah menunggumu makan bersama!""Eh, ta-tapi ini jam sepuluh."Caca memang sudah grogi sangat sehingga dia menjawab refleks ibunya Amar."Kami menunggumu untuk makan bersama. Tidak masalah kalau kau bangun jam sepuluh ataupun bangun jam dua belas siang. Itu wajarkan untuk orang yang baru saja menikah? dulu juga aku saat pertama kali malam pertama dengan suamiku setelah pernikahan kami bangun hampir di sore hari."Caca tak tahu lagi harus bagaimana tapi wajahnya sudah merah padam. Dia bahkan tak berani menatap semua wajah anggota keluarga Ammar yang sudah tersenyum menatapnya. Pandangannya justru malah menunduk dan tangannya terasa semakin ding
Baca selengkapnya

TULIS NAMAMU DI DADANYA

"Iya, aku senyumin duluan soalnya istriku manis banget. Aku mau jadiin momen ini kenang-kenangan terindah dalam hidupku. Makanya aku harus merekam semuanya sedetail mungkin."Bisa saja dia selalu membuatku jadi deg-degan. Apa tadi yang dia bilang? Merekam semua detail wajahku. Hahaha. Harus berkomentar apa aku sekarang?Amar memainkan peranannya. Dia terlihat seperti seorang pria yang jatuh hati dan jelas saja Caca yang baru pertama kali dekat dengan laki-laki merasa sangat terganggu.Bukan terganggu karena risih tapi terganggu karena hatinya mulai bermain api. Apalagi mendengar semua orang dalam ruangan itu sah karena akan mendukungnya. Ini berhasil mengganggu kewarasannya."Rasa-rasanya dulu saat awal menikah kau tidak pernah seperti itu padaku.""Sita kenapa kau malah membanding-bandingkan kakakmu dengan aku? Kan kau tahu sendiri aku dari dulu bukan orang yang romantis. Tapi terbukti kan walaupun aku bukan orang yang romantis tetap saja aku membuatmu bahagia. Kita punya dua anak da
Baca selengkapnya

CEMBURUAN

"Eh kau baik-baik saja?"Caca refleks bertanya pada Amar yang tak sengaja keselek air minumnya sendiri.Pria itu memukul-mukul dadanya sendiri sambil mengangguk karena memang dia tidak kenapa-napa. Hanya sesuatu saja yang membuatnya merasa terganggu."Kau yakin kau tidak apa-apa?""Aku minum tidak hati-hati sepertinya makanya aku keselek."Bibir Amar berkata begitu karena dia tidak mau setiap orang jadi banyak pikiran karenanya.Tapi siapa yang tahu hatinya?Ken. Pernyataannya tentang Ken membuatku teringat tentang seseorang. Tidak sesuai dengan apa yang dikatakan Amar. Dia tidak baik-baik saja justru dia kepikiran tentang sesuatu yang selama ini dilupakannya."Kau minumlah pelan-pelan dulu.""Yah, tidak apa-apa. Aku akan minum pelan-pelan. Terima kasih saranmu."Amar perlahan menenggak minumannya dan dia menunjukkan pada semua kalau dia baik-baik saja membuat mereka semua lega dan kini mata Amar mengarah pada keponakannya."Erlangga. Kurasa terlalu dini kau memberikan itu pada teman
Baca selengkapnya

SEPASANG KEKASIH

"Apa aku melakukan sesuatu yang salah?" "Sebenarnya tidak. Maaf aku menarikmu ke kamar tapi memang ada yang ingin kutanyakan." Amar tadi izin duluan dan dia tidak peduli apa yang dipikirkan oleh keluarganya. Baginya yang penting dia ingin menanyakan sesuatu pada wanita yang kini sedang ditatap olehnya. "Apa itu?" Dan ini pertama kalinya Amar tergesa-gesa bersikap pada Caca. Biasanya dia sangat tenang tapi tidak kali ini. Dia terlihat penasaran dengan sesuatu. "Kau tahu apa tadi
Baca selengkapnya

GAY

Apa bener dia memang memiliki kekasih tapi dia tidak mau cerita pada orang tuanya dan sengaja dia menikahiku karena sebenarnya kekasih yang dicintainya itu adalah laki-laki? Menunggu Amar terlalu lama akhirnya Caca berspekulasi yang membuat dirinya merinding sendiri. Jadi pria yang bersama denganku sekarang ini adalah pria pencinta laki-laki makanya dia tidak pernah punya kekasih wanita. Dan dia benci wanita karena dia sudah dikhianati oleh mantan kekasihnya dulu yang seorang perempuan! Entah alasan dari mana tapi Caca sudah berpikir begini. Dan itu yang membuat dirinya merasa jijik. "Hai, apa yang sedang kau
Baca selengkapnya

TANPA KONFIRMASI

"Sebentar Paula, aku sedang minta konfirmasi ke Caca." Arthur memang ingin mendengar sendiri dari bibir Caca kalau memang dia sudah menikah dengan laki-laki yang kini merangkulnya "Jadi alasanmu kemarin tidak datang ke klub karena kau sudah menikah? Eh bukan. Kau sedang menjalani prosesi pernikahan dan bersiap untuk pestamu?" Aku tidak membuat persiapan apapun dengan pesta itu. Aku tidak datang ke klub karena aku juga tidak tahu apakah ayahku mencariku di sana atau tidak, jawab Caca di dalam hatinya. "Iya. Maaf ya. Dan kurasa aku tidak lagi bisa bekerja di clubmu. Aku akan melunasi hutang-hutangku yang tersisa padamu."
Baca selengkapnya

SUDAH CUKUP!

"Alila ini sudah lewat dua hari kau tidak mau makan. Apa kau akan terus seperti ini?" "Pergilah Mama aku mau sendiri. Aku mau tidur." Sejak hari ulang tahunnya yang berantakan, Alila memang mengurung diri di dalam kamarnya dan dia tidak mau ada seorangpun yang mengganggunya. Dia memang tidak mengunci kamarnya. Mamanya masih bisa bolak-balik termasuk kakaknya yang menanyakan kondisinya. Tapi tetap Alila yang dipanggil tidak mau kooperatif. "Kalau kau begini terus kau akan sakit. Apa yang kau makan beberapa hari ini?" "Aku tidak lapar."
Baca selengkapnya

HANYA SETTINGAN

"Aku yang minta Tante! Tadi Om datang ke kantor papa pas sekali aku ada di sana lagi ngurusin beberapa pekerjaan dan ngasih laporan ke papaku. Jadi aku menanyakan kondisi Alila.""Ah, kau yakin begitu ceritanya?"Rania memang bukan orang yang mudah percaya begitu saja seperti dulu saat di awal-awal baru berkenalan dengan Reza.Pengalaman hidup dan semua kejadian yang telah berlalu dalam hidupnya membuat dirinya lebih berhati-hati."Iya Tante. Sebetulnya aku sendiri ingin mengirim pesan pada Alila karena aku tidak enak saat itu aku bicara terlalu keras padanya. Tapi aku belum berani dan aku juga tidak enak pada Rich. Jadi saja kebetulan Om di sana aku bertanya. Dan Om bilang kondisinya tidak terlalu baik.""Reza, anak kita tidak terlalu baik bukan karena salah dari Arthur. Kurasa kau tidak perlu mengadukan semua padanya.""Tidak Tante, jangan salah paham."Arthur tahu dari intonasi bicara Rania dia memang agak sedikit marah pada Reza. Makanya dia mencoba menolong lagi orang yang ada di
Baca selengkapnya

BUKAN WANITA IDAMAN

"Kau bilang kau sudah dewasa. Tapi kenapa masih seperti anak kecil meringkuk saja di tempat tidur?" Suara itu. Sesaat setelah pintu kamar ditutup suara seseorang yang tentu saja dikenal oleh wanita yang masih dirundung kesedihan di tempat tidurnya itu kini mengubah posisinya dan menatap pria itu tanpa bisa berkata-kata. Bukan karena dia bisu. Tapi wajah itu tidak disangka olehnya akan datang ke dalam kamarnya. "Apa yang sedang kau lakukan? Membuat seisi rumahmu bingung dengan kelakuanmu yang seperti anak kecil dan kalau ngambek tidak mau keluar dari kamar?" 
Baca selengkapnya

TEH

"Baiklah aku setuju. " Tak ada lagi alasan untuk berbalik mundur bagi Alila setelah dia mengatakan itu. Kalau dia tidak mengatakan setuju maka saat ini dia tidak lagi bisa mengganggu Arthur ataupun mengharapkan pria itu mencintainya. Tapi kalau Alila mengatakan setuju ini juga sulit untuknya karena kalau dia tidak berhasil membuat teh maka itu artinya dia juga tidak boleh menyisakan rasa cintanya pada Arthur lagi. Lalu apakah Alila berhasil mengikuti keinginannya? "Kalau begitu aku menunggumu di sini." Arthur tidak jadi berjalan ke arah pintu tapi dia memilih duduk di kamar Alila. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
34
DMCA.com Protection Status