"Alila ini sudah lewat dua hari kau tidak mau makan. Apa kau akan terus seperti ini?"
"Pergilah Mama aku mau sendiri. Aku mau tidur."
Sejak hari ulang tahunnya yang berantakan, Alila memang mengurung diri di dalam kamarnya dan dia tidak mau ada seorangpun yang mengganggunya.
Dia memang tidak mengunci kamarnya. Mamanya masih bisa bolak-balik termasuk kakaknya yang menanyakan kondisinya. Tapi tetap Alila yang dipanggil tidak mau kooperatif.
"Kalau kau begini terus kau akan sakit. Apa yang kau makan beberapa hari ini?"
"Aku tidak lapar."
"Aku yang minta Tante! Tadi Om datang ke kantor papa pas sekali aku ada di sana lagi ngurusin beberapa pekerjaan dan ngasih laporan ke papaku. Jadi aku menanyakan kondisi Alila.""Ah, kau yakin begitu ceritanya?"Rania memang bukan orang yang mudah percaya begitu saja seperti dulu saat di awal-awal baru berkenalan dengan Reza.Pengalaman hidup dan semua kejadian yang telah berlalu dalam hidupnya membuat dirinya lebih berhati-hati."Iya Tante. Sebetulnya aku sendiri ingin mengirim pesan pada Alila karena aku tidak enak saat itu aku bicara terlalu keras padanya. Tapi aku belum berani dan aku juga tidak enak pada Rich. Jadi saja kebetulan Om di sana aku bertanya. Dan Om bilang kondisinya tidak terlalu baik.""Reza, anak kita tidak terlalu baik bukan karena salah dari Arthur. Kurasa kau tidak perlu mengadukan semua padanya.""Tidak Tante, jangan salah paham."Arthur tahu dari intonasi bicara Rania dia memang agak sedikit marah pada Reza. Makanya dia mencoba menolong lagi orang yang ada di
"Kau bilang kau sudah dewasa. Tapi kenapa masih seperti anak kecil meringkuk saja di tempat tidur?"Suara itu.Sesaat setelah pintu kamar ditutup suara seseorang yang tentu saja dikenal oleh wanita yang masih dirundung kesedihan di tempat tidurnya itu kini mengubah posisinya dan menatap pria itu tanpa bisa berkata-kata.Bukan karena dia bisu. Tapi wajah itu tidak disangka olehnya akan datang ke dalam kamarnya."Apa yang sedang kau lakukan? Membuat seisi rumahmu bingung dengan kelakuanmu yang seperti anak kecil dan kalau ngambek tidak mau keluar dari kamar?"
"Baiklah aku setuju. "Tak ada lagi alasan untuk berbalik mundur bagi Alila setelah dia mengatakan itu. Kalau dia tidak mengatakan setuju maka saat ini dia tidak lagi bisa mengganggu Arthur ataupun mengharapkan pria itu mencintainya. Tapi kalau Alila mengatakan setuju ini juga sulit untuknya karena kalau dia tidak berhasil membuat teh maka itu artinya dia juga tidak boleh menyisakan rasa cintanya pada Arthur lagi.Lalu apakah Alila berhasil mengikuti keinginannya?"Kalau begitu aku menunggumu di sini."Arthur tidak jadi berjalan ke arah pintu tapi dia memilih duduk di kamar Alila.
"Tapi usiaku masih 17 tahun!"Alila mendengar jelas apa yang dikatakan Arthur makanya dia juga mengingatkan pada Arthur tentang usianya.Alila masih terlalu muda untuk melakukan permainan seperti yang diinginkan Arthur. Tapi apa pria itu mau mendengarkan alasan dari Alila tadi?"Itu pilihan yang kuberikan karena sekarang kau tahu berapa usiaku, sudah cukup untuk menikah dan aku akan mencari wanita lain. "Kalau dia bersama dengan wanita lain bisa mati bunuh diri aku. Aku sangat mencintai Arthur. Dari dulu sampai sekarang aku masih menginginkannya sebagai satu-satunya pria yang menemani sepanjang hidupku.
"Mama aku tidak melakukan apapun. Kenapa kau berpikir buruk sekali padaku?"Alila yang kesal kini berjalan masuk menuju ke seorang pria yang sudah dalam posisi berdiri juga."Papa kenapa Mama selalu saja berpikir buruk tentang aku? Apa aku tidak bisa mendapatkan sedikit kebahagiaanku dan aku tidak pantas kalau orang yang kucintai menginginkan aku menikah dengannya?""Drama apa pula ini? Kau selalu saja dimanjakan oleh papamu dan selalu saja merengek padanya sambil memeluknya seperti itu. Kau pikir aku tidak tahu betapa manjanya kau?"Tapi sayang sikap Alila ini tidak mengubah pendapat dari mamanya yang masih tidak menginginkan Alila men
"Papa, kenapa begitu?"Semua keinginan Alila tidak pernah ada yang ditolak oleh papanya makanya dia syok berat ketika papanya menolak.Kalau mamanya yang menolak ini tak masalah. Papanya selalu bisa membuat mamanya menerima apa yang diinginkan Alila. Tapi kalau sudah begini apa jadinya?"Papa tidak mungkin membiarkanmu pergi tanpa pengawasan. Papa harus memastikan kalau kamu baik-baik saja.""Papa memangnya tidak percaya sama Arthur?"“Masalahnya bukan Papa tidak percaya. Papa percaya dengannya kalau dia itu pria baik-baik tapi yang Papa tidak bisa la
"Hi Rich!""Kau sudah selesai bicara dengan adikku?"Sesuai dengan janjinya selepas keluar dari kamar Alila, Arthur menghampiri sahabatnya yang baru saja naik dari kolam renang. Rich sebelumnya juga sudah mengatakan kalau dia akan berenang. Ini adalah salah satu olahraga yang disukai oleh Rich dan kadang dia juga melakukannya bersama dengan Arthur. Tapi tidak kali ini. Arthur hanya ingin memenuhi janjinya saja dan menjawab pertanyaan Rich dengan anggukan kepalanya saja."Dia mengerti?""Aku mencoba membuatnya mengerti dan aku memberikan satu tantangan untuknya."
"Apa kalian diminta olehnya untuk bernegosiasi?""Tidak, putriku tidak meminta itu. Tapi aku dan suamiku penasaran saja kenapa kau memintanya untuk menikah denganmu padahal kau tahu usianya masih sangat muda sekali.""Pertama, kalau dia tidak menikah denganku maka dia akan menggangguku dengan semua wanita yang kuinginkan. Dia akan membuat drama seperti ini juga dan ini artinya dia akan membuat masalah yang sama. Aku tidak menginginkan itu."Arthur sudah yakin sekali cepat atau lambat dia pasti akan ditanya oleh dua orang itu tapi dia tidak menyangka kalau dia akan ditanya saat ini juga. Mungkin besok dia akan ditanya. Tapi ternyata tidak. Alila sudah menceritakan lebih dulu pada orang tuanya setelah dia keluar dari kamarnya."Jadi kau sengaja memberikannya saran menikah denganmu karena kau tidak mau diganggu?"" Tidak juga sih tante Rania. Aku meminta seperti itu karena yang pert