Home / Urban / Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu: Chapter 161 - Chapter 170

337 Chapters

HIDUP LEBIH LAMA

"Kita sudah sampai. Ayo turun." "Di sini?" "Ya." Amar yang sudah mematikan mesin mobilnya kini melirik Caca sambil mengangguk. "Kau keberatan?" "Tidak. Tapi kurasa sangat mewah sekali kalau siang-siang kita makan di menara Paris." "Hehehe. Kau sudah lama tinggal di Prancis?” "Tentu saja." Caca pun mengangguk
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

SENDOK

"Hahaha. Amar kau memang orang yang pandai sekali bercanda."  "Bercanda? Bagaimana kalau aku serius?" "Sudahlah aku mau makan dessertku. Jangan menggodaku lagi. Dan jangan bercanda di waktu makan!" Caca mengangkat gelas dessertnya dan dia sudah menyiduk apa yang ada di dalam sana. Sesuatu yang lumer dan membuatnya menikmati rasanya. Caca sengaja membuat mulutnya penuh dengan makanan dan dia juga mengangkat jempolnya menunjukkan kalau rasa dessert itu sangat enak karena tak ingin lagi Amar menggodanya Tapi sekarang kenapa dia juga hanya melihatku saja? Masih mau membuatku geerkah? Pandai sekali dia. Aku heran kenapa wan
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

SEMAKIN PANAS JIKA DI DEKATMU

"Ehem, kalau kita kelamaan duduk di sini kurasa otakku akan rusak jadi sebaiknya ayo cepat-cepat kita ke menara Eiffel. Sebelum ramai dengan turis yang berfoto!" Tak mau berkomentar dengan yang tadi diucapkan Amar, Caca sudah berdiri dan menarik tangan Amar. "Tapi tadi kau belum menghabiskan dessertnya. Masih ada satu suap lagi." "Aku sudah kenyang! Ayo cepat!" Caca bahkan berjalan terburu-buru sekali sambil menarik tangan Amar menuju ke tempat yang diinginkan olehnya. "Terburu-buru sekali, tidak bisakah jalannya lebih pelan sedikit?"
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

TETAP NEKAT

"Sssh, maaf, deh."Caca meringis dan dia juga merasa bersalah pada Amar karena sudah menyusahkannya"Kau menahan sakit?"Amar melihat dari mimik muka Caca yakin sekali kalau wanita itu tidak baik-baik saja matanya pun mengarah ke mana tangan kanan Caca memegang karena tangan kirinya berada di pundak Amar."Kakimu sakit?"Caca belum menjawab tapi Amar sudah yakin sekali sakitnya Caca karena kakinya"Sepatumu.”Tak perlu dijelaskan lagi.Amar mendorong mundur tubuh Caca pelan sehingga dia kembali duduk di kursi taman itu."Aku nggak papa kok.""Nggak apa-apa apanya. Kakimu lecet. Ya ampun sampai berdarah begini. Sejak kapan kamu menahan sakit dan nggak bilang sama aku?""Maaf deh.""Aku tadi buka sepatumu ini sulit sekali. Nomornya kekecilan?""Kayaknya percuma aku nutupin semuanya sama kamu. Kamu udah lama di dunia fashion tentu tahu apa yang terjadi padaku."Caca menyerah. Dia tidak lagi berani melawan Amar yang sudah menebak segalanya benar."Kenapa dipaksain pakai sepatu ini?""Ngga
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

TOTALITAS INGIN MENOLONG

"Fuuuh, akhirnya mobil itu terlihat juga."Setelah berjalan lumayan jauh hampir 1 km AmaR tiba juga di tempat dia parkir mobil. Memang agak jauh dari pelataran Eiffel.Ini wajar. Karena mereka memang tidak ada tempat parkir yang disediakan di dekat sana kecuali central parkir."Maaf ya apa aku terlalu berat?"Senyum-senyum Amar ketika mendengarnya saat dia sudah mendudukkan wanita yang tadi digendongnya di dalam mobil."Kau tidak menjawabku, apa aku berat?”"Ya mungkin sekitar sekarung beras lebih sedikit.”"Hei. Kau menyamakanku dengan beras?"Caca tak terima. Dia agak sewot dengan Amar."Kalau begitu kutanya padamu berapa berat badanmu?""53 kilo," jawab Caca jujurDengan tingginya yang hampir 170 cm tentu saja berat badannya masih tergolong rendah.Jauh dari berat badan ideal yang seharusnya. Lalu kenapa dia harus dibilang berat oleh Amar?"Sekarang aku tanya padamu. Berat karung beras rata-rata berapa?""Aku tidak pernah beli beras.”" Berat karung terigu?” Amar mengganti topiknya
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

CARA TRADISIONAL

"Eh?" Kaget lah Caca mendengar penjelasan Amar barusan. "Hehe, nggak usah kayak gitu mukanya. Aku nggak akan maksa kamu ngelakuin itu. Tapi tadi itu opsi karena kamu bertanya saja makanya aku kasih tahu apa sebenarnya yang terbaik untuk membuat orang tuaku tidak lagi menggangguku." Amar tahu apa yang dikatakannya itu bukan sesuatu yang mudah. Apabila terjadi kesepakatan antara Caca dan Amar untuk menjalankan rencana tersebut maka akan ada ikatan jika rencana mereka berhasil. Mau tidak mau apa yang diminta oleh Amar itu adalah bagian dari mereka berdua. Jadi memang dia tidak yakin Caca akan mengatakan setuju. "Maaf tadi aku itu cuman kag
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

KAU YANG MENENTUKAN  

Meskipun aku tahu dia mengatakan itu karena ada anaknya saja dan dia mau menjagaku juga tapi tetap aku merasa seperti aku terlindungi. Apa yang salah dengan diriku? Kenapa aku seperti mengharapkan sekali perhatian dari pria ini? Seperti aku nyaman dengan perhatiannya. Caca sebetulnya hanya tersenyum saja mendengar celetukan Amar barusan. Tapi hatinya memang merasa sangat bahagia sekali. Dia tidak bisa menampik di dalam sana ada rasa yang tidak bisa dilupakannya. "Kau pandai sekali bercanda." "Hehehe. Aku seriuslah. Aku tidak mungkin membuang anak istriku. Oh ya jadi kau ingin aku yang menentukan kita pakai cara yang ma
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

KEPUTUSAN AKHIR

"Maaf ya mamaku cerewet sekali." "Tapi aku senang dengan perhatian yang mamamu berikan padaku. Dia sangat baik sekali." Pembahasan pertama yang mereka bicarakan saat Amar sudah masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia mengunci pintu tanpa menurunkan Caca dari kedua tangannya. "Eh kita mau ke mana? Sofa di sana." Amar masih tetap berjalan menuju wardrobe makanya Caca penasaran. Bukankah seharusnya Amar mendudukkannya di sofa kalau di tempat tidur khawatir kotor? "Mau membersihkan kakimu. Supaya tidak ada infeksi dan kita langsung bersihkan lukanya nanti.”
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

JADI PANAS

"Bikin anaknya?" Tak pakai disensor lagi, Caca yang tahu ke mana arah pembicaraan Amar sekedar memastikan. "Jika kau tidak keberatan." "Di sini?" "Aku tidak yakin." Amar mengangkat bahunya. "Tapi kita akan lihat situasinya. Karena tempatnya di mana itu belum jelas. Tergantung bagaimana kita memulainya dan bagaimana nanti ujung akhirnya." Apa penjelasanku tidak dimengerti ya? Kenapa dia
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

TEPAT SASARAN

CPR172: TEPAT SASARAN"Ke kasurlah, biar nyaman Ca!"Baru kali ini Amar benar-benar tak tahan. Dia ingin cepat-cepat membawa Caca ke dalam kamar dan sudah terbayang apa yang memang ingin dilakukannya.Sesuatu yang tidak pernah dilakukannya selama empat puluh sembilan tahun masa hidupnya."Kita mulai sekarang ya Ca!"Dan setelah merebahkan tubuh Caca, dia pun sudah siap eksekusi rencana yang ingin dilakukannya.Tok Tok Tok! "Amar! Buka pintunya dulu! Biarkan istrimu makan dulu!"Sayangnya sudah ada suara yang mengganggunya."Dia tidak lapar Mama! Caca sudah tidur!""Amar! Jangan bohongi Mamamu atau aku akan mengambil kunci serep!""Hihi, kenapa kau tidak membuka pintu dulu saja untuk ibumu! Kasihan kan. Aku juga tak pergi kemanapun kok."Saat Amar yang sudah ada di atas tubuhnya meringis, Caca malah tersenyum kecil. Dia meminta sesuatu yang tak ingin dilakukan Amar.“Apalagi yang kau tunggu? Kenapa hanya menatapku saja? Buka dulu saja pintunya cepat!” bujuk Caca lagi karena Amar belum
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
34
DMCA.com Protection Status