"Kau pasti tahu di mana Valia, kan?! KATAKAN PADAKU, BRENGSEK!" Teriakan keras Victor bersamaan dengannya menarik krah kemeja putih yang Aaron pakai dan mendorongnya hingga nyaris terjatuh. Aaron hanya diam tanpa ekspresi. Ia sudah menduga kalau Victor akan semarah ini padanya, dan Aaron tidak akan peduli padanya. "Untuk apa kau mencari gadis yang selalu kau sakiti, Victor? Apa kau lupa, apa saja yang pernah kau lakukan pada Valia?" Aaron berjalan mendekatinya perlahan. "Bayangkan kalau gadis itu tahu, kematian Papanya disebabkan olehmu. Kau yang diam-diam membeli sahan perusahaan milik Papa Valia dengan cara yang gelap. Dan kau pikir itu semua akan menjadi acuan bagimu, agar Valia tunduk padamu? Nyatanya... Geraldi mati karenamu, dan secara tidak nyata, kau yang menghabisinya!" "Cukup Aaron!" teriak Victor, kali ini ia melayangkan satu bogeman di pipi Aaron dengan cukup kuat. Aaron terhuyung, ia menyeka darah di sudut bibirnya dan tersenyum menyeringai. "Victor, kau sakit buka
Read more