"Kau harus melangkahi mayatku sebelum kau mengambil Avalia dariku." Aaron berdesis geram, rahanganya mengetat mencengkeram kuat pergelangan tangan kiri Valia. Gadis itu ketakutan, ia menangis bersembunyi di belakang tubuh Aaron. "Ja-jangan... Jangan menyakiti Aaron," lirih Valia menaikkan tatapannya menatap Victor. Victor, laki-laki itu tertawa sumbang. "Ya, aku tidak akan menghabisinya kalau kau ikut pergi bersamaku," ujar Victor begitu licik ia mengulurkan tangannya pada Valia. "Ayolah Sayang, aku sangat merindukanmu, Valia." Valia mendongak menatap Aaron, laki-laki itu melepaskan cekalan tangan Valia. "Diamlah di belakangku, aku tidak ingin kehilanganmu," ujar Aaron menangkup satu pipi Valia. "Jangan meracuninya, Aaron!" teriak Victor tiba-tiba ia mengarahkan pukulannya di pipi Aaron. Valia pun menjerit, ia langsung mundur perlahan-lahan. Hati Valia terasa sakit melihat dua bersaudara yang mempeributkannya. "Apa yang kau inginkan? Perusahaanku? Rumah? Vila? Mansion? Bukann
Last Updated : 2023-10-05 Read more