"Avalia, kau milikku malam ini..." Suara berat dari bibir Aaron membuat Valia semakin tidak berdaya dalam rengkuhannya. Valia tidak menyangka, malam ini akan menjadi malam yang indah dan panas. Setelah beberapa menit panjang berlalu, pelukan dibalas pelukan, kecupan dibalas kecupan, kini Akhirnya Aaron memeluknya dengan napas mereka yang beradu.Laki-laki itu menarik selimut dan menutupkan pada tubuh polos mereka. "Aku lelah," lirih Valia dengan mata sayu yang berat. "Tidurlah," bisik Aaron mengusap wajah Valia. Mengusap keringat tipis di pelipis hingga pipi Valia. "Apa aku kelewatan, hem?" Valia menggelengkan kepalanya. "Ja-jangan lakukan lagi, aku ingin tidur," pinta Valia lemah. Aaron mengangguk. "Istirahatlah, Ava." Sudah tidak kuat lagi Valia membuka mata, ia meringkuk bagai anak kecil mencari kehangatan dalam pelukan Aaron. Laki-laki itu merasa dadanya bagai ditekan kuat-kuat. Kenapa ia bisa segila ini? Tidak ia sangka, Valia benar-benar candu yang sebenarnya ia idamkan.
Read more