All Chapters of Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan: Chapter 71 - Chapter 80

107 Chapters

Rumah Sakit Jiwa

“Sudah kubilang Lin, Rendra sering mengamuk sejak perusahaan bangkrut. Aku takut dia akan melukaiku, terlebih dia selalu menyalahkan kehadiranku di antara kalian,” jelas wanita itu. “Lalu jika sudah seperti ini, kau masih tidak malu meminta bantuanku?” tanya Alin."Kalau bukan karena paksaan dari keluarga Rendra, aku juga tidak sudi meminra bantuanmu. Lebih baik aku pergi dan mencari lelaki yang lebih kaya dari Rendra," jawab wanita itu."Ya sayang sekali kau sangat bodoh. Mau saja kau dipecundangi oleh Rendra dan keluarganya untuk kepentingan mereka. Pendidikan dan gelarmu saja yang tinggi, tapi ternyata isinya kosong hahaha," ejek Alin."Jangan menghinaku Lin, buktinya aku yang berhasil menjadi istri Rendra, bukan kau!" elak wanita itu."Ya ya ya dan aku sangat berterima kasih karena kehadiranmu di tengah hubunganku dan Rendra membuatku sadar jika melepaskan benalu seperti Rendra dan keluarganya adalah keputusan yabg sangat tepat. Selamat menikmati penderitaanmu sebagai menantu Tuan
Read more

Sandiwara

Istri Rendra terkesiap kala beberapa pengawal yang baru datang langsung menangkapnya. Mereka memegang tangan istri Rendra hingga merasakan kesakitan. Dia tidak berani berkutik karena salah satu pengawal menodongkan senjatanya.“Awww sakit! S-siapa kalian? Mau apa kalian menangkapku?” tanyanya sambil terbata-bata.Wanita itu berusaha melepaskan diri namun semakin dia melawan para pengawal itu malah semakin tidak melepaskannya.“Kami diperintah Tuan Devan untuk menangkap Anda. Jadi sebaiknya jangan melawan dan cepat tunjukkan di mana Anda menyekap Nona Alin,!” “A-aku tidak menyekapnya. Dia sendiri sekarang sedang bersenang-senang dengan suamiku di ruangan perawatan saat ini!” ujarnya memainkan drama.“Dasar wanita bodoh! Jika memang istriku bermain gila dengan suamimu, kenapa kau malah menunggunya di sini alih-alih melabraknya?” tanya Devan yang tiba-tiba datang.Istri Rendra memucat kala suara bariton Devan menggelegar memekakan telinganya. Hanya dengan kode mata dari Devan, para
Read more

Akhir Keluarga Rendra

Keluarga Rendra histeris terutama ibunya saat melihat sang suami digelandang oleh polisi dalam keadaan kesakitan. Sayangnya tidak ada yang bisa mereka lakukan saat ini karena mereka tidak bisa mencegah polisi yang sedang menjalankan tugasnya. “Kenapa keluarga kita jadi seperti ini? Dosa apa yang telah ku perbuat hingga keluargaku menjadi seperti ini Tuhan?” Ibu Rendra meracau meratapi nasib yang kini dialami anak dan suaminya. Dia sampai pingsan karena tidak kuat menyaksikan dengan apa yang baru saja menimpa keluarganya. *** Di tempat lain, Alin yang baru saja selesai mandi tersenyum samar setelah membuka notifikasi pesan. “Selamat menikmati kehancuran kalian. Ah sekarang tinggal mengurusi sepupu tidak tahu diri itu,” gumam Alin. Dia segera berganti pakaian dan memoles wajahnya dengan riasan tipis. Dia segera membangunkan Devan dan menyuruhnya untuk segera membersihkan diri. Hari ini, dia tidak ke kantor Devan karena sang suami akan segera berangkat ke luar negeri untuk urusan b
Read more

Berangkat

Sore harinya, Alin dan Devan bergegas ke bandara untuk pergi ke luar negeri. Mereka melakukan penerbangan menggunakan jet pribadi milik Devan. Indah yang baru saja tiba dari perusahaan sudah tidak mendapati keduanya di rumah. Suasana hatinya kacau balau karena foto yang dia terima tadi. “Sepertinya mereka sudah berangkat, ah kenapa hidupku berantakan seperti ini? Apa aku harus tetap menuruti perintahnya? Tidak, aku tidak akan menuruti perintahnya lagi. Enak saja aku yang diumpankan di kandang singa tapi lelaki jahanam itu yang menikmati hasilnya.” Gadis itu mengepalkan tangannya, dia bergegas masuk ke kamarnya dengan membanting pintu. Dia tidak bisa berpikir jernih karena sedang dikuasai amarah saat ini. *** Di dalam pesawat, Alin dan Devan tak hentinya saling bersahutan dan berbagi peluh. Devan serasa mendapatkan fantasi baru di dalam pesawat jet miliknya. “Mas, aku lelah!” kata Alin. Akhirnya Devan mengajak Alin beristirahat setelah dia mendapatkan pelepasannya. Akan tetapi, s
Read more

Tidak Ada Yang Bisa di Percaya

Sementara di tempat lain, Indah terjaga semalaman penuh. Dia mengepalkan tangannya saat mengingat foto syur yang terkirim di ponselnya.“Lalu siapa lagi yang harus kupercayai jika orang yang selama ini menjadi panutanku saja ternyata mengecewakanku? Ibu, kenapa Ayah setega itu melukai hati kita?” gumamnya sambil mengusap air mata.Gadis itu menerawang di masa lalu kebersamaan keluarga mereka. Walau selalu dipenuhi ambisi, tapi Indah tidak pernah kekurangan kasih sayang dari ayah dan juga ibunya. Mereka berdua juga selalu menunjukkan kemesraan di depan Indah hingga membuat Indah sulit mempercayai apa fakta yang baru saja dia dapatkan. Saat dia tengah meratapi nasib hidupnya, dering ponsel membuyarkan lamunannya. Dia melirik siapa yang sudah mengusik ketenangannya malam-malam beigni.“Kenapa lagi tua bangka ini meneleponku?” gumamnya.Dengan malas gadis itu langsung mengangkat teleponnya karena sang ayah terus saja meneleponnya tanpa henti.Ayah Indah : “Halo, Ndah. Kamu itu tuli atau g
Read more

POV Alin

Pagi ini badanku rasanya lelah sekali. Bagaimana tidak lelah? Semalam waktu kami baru saja sampai di apartemen, Mas Devan sudah minta jatah lagi. Dia menyerangku dengan sangat brutal sampai aku benar-benar tidak bertenaga lagi. Dasar lelaki, mau keadaan lelah pun masih tetap mengutamakan nafsunya. Tapi aku bahagia karena dicintai oleh lelaki yang sempurna dan bersedia menerima kekuranganku seperti Mas Devan. Senyumku tak lekang dari bibir kala memandang wajah tampan suamiku yang tengah memejamkan matanya setelah pertempuran panas kami. Hidungnya yang mancung menambah kadar ketampanan yang sudah dia miliki. "Sayang, jangan menatapku seperti itu. Kau bisa membuatku kembali bergairah dan menerkammu lagi saat ini," ucap Mas Devan tiba-tiba.Aku terkesiap karena Mas Devan yang tadinya kukira masih terlelap tidur ternyata sudah bangun. Suara serak khas bangun tidurnya membuatku semakin candu dengan suamiku setiap harinya. Tanpa pikir panjang, dia langsung menarikku dalam pelukannya dan me
Read more

Pertemuan

Kakak kandung Devan beserta istrinya terdiam. Keduanya saling memandang sebelum akhirnya menatap Devan dengan tatapan sendu. "Apa Mama dan Papa masih akan menerima kehadiranku setelah sekian lama aku pergi?" tanya kakak Devan. "Kak, percayalah, Mama dan Papa selalu mengharap kehadiran kalian. Pulanglah, Kak, kelola perusahaanmu. Itu aset untuk anak istrimu di masa depan," jawab Devan. "Apa Kakak tahu? Setelah kepergian Kak Rendi, Papa langsung membangun rumah sakit dengan harapan agar Kak Rendi mau kembali lagi. Kak, aku tidak pernah memintamu melakukan macam-macam. Aku hanya ingin Kak Rendi pulang dan kita kembali berkumpul lagi," pinta Devan. "Aku akan memikirkannya dahulu. Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku begitu saja, Van. Ada banyak orang yang membutuhkan bantuanku. Secepatnya, aku pasti akan kembali," kata kakak Devan. Setelah mengatakan itu, Kakak Devan mempersilahkan dia dan Alin untuk meminum minuman yang sudah disuguhkan juga bernostalgia masa lalu mereka. “Kalian
Read more

Merenungi Masa Lalu

Devan duduk termenung di balkon apartemen setelah Alin tidur. Lelaki itu merenungkan semua kalimat yang membuatnya perlahan mulai menyadari kelalaiannya selama ini. Kata-kata yang Alin ucapkan tadi bagaikan pedang yang menusuk ulu hatinya. Dia teringat jika selama ini dia memang sudah lama tidak melakukan amal kebaikan pada orang yang membutuhkan.“Aku memang sudah lupa dengan kewajibanku sejak lama. Harusnya aku berbagi pada mereka, tapi aku sudah lama melalaikannya. Tuhan, apa memang benar yang dikatakan Alin? Apa Engkau memberikan semua ini memang untuk menghukum Hamba?”Dia merasa hidupnya sangat hampa dan kosong. Dia memang membenarkan jika selama ini dia hidup bergelimang harta, tapi dia tidak pernah merasa puas dengan apa yang dia punya. Dia selalu tenggelam dalam pekerjaan sampai sering melalaikan kewajibannya. Hatinya terasa kosong bahkan ketika di keramaian pun, dia tidak pernah merasakan kenyamanan hidup.Dia menikmati kopi yang dia seduh sambil menikmati semilir angin
Read more

Terdampar

Devan berjingkat kaget saat Alin tiba-tiba datang dan menimpali ucapannya. Dia sampai mengelus dadanya dan menggeleng pelan.“Sayang, kamu hobi sekali membuat Mas kaget,” ujar Devan.Alin hanya tersenyum lebar, “he he he maaf, Mas. Habisnya kamu sih pakai menyebut ratu singa segala. Nggak biasanya lho kamu mengeluarkan kalimat-kalimat nyeleneh,” tutur Alin. “Memangnya siapa sih yang mau jadi ratu singa, Mas?”“Jawab nggak ya?” ujar Devan menggoda, “nggak usah jawab aja deh ya.”“Ih, Mas jangan gitu dong. Aku sudah kepalang penasaran nih!” jawab Alin protes.“Itu sepupu kamu, si Indah. Kemarin-kemarin saja dia sangat berambisi mau merebut Mas dari kamu, eh sekarang dianya malah mundur sendiri,” jawab Devan terkekeh.“Idih, kamu terlalu percaya diri sekali ya, Mas!” ujar Alin protes. “Ya kan buktinya memang gitu kan, Yang? Tandanya suami kamu ini masih gagah dan cool,” ucap Devan sambil menaik turunkan alisnya.“Sudah ah jangan bahas itu lagi. Bikin bete aja!” ujar Alin bersung
Read more

Pulau Milikku

Alin berusaha menenangkan pilot dan pramugari yang masih sedikit syok. Sedangkan Devan tengah berusaha menghubungi keluarganya.“Shitt ... di sini sangat sulit untuk mendapatkan sinyal. Bagaimana caranya untuk memberi tahu mereka?” umpat Devan.“Sebaiknya jangan hubungi mereka dulu, Sayang. Biarkan saja mereka berusaha mencari kita,” ungkap Alin mengusulkan.“Apa maksudmu Sayang? Kita sedang berada di pulau yang bahkan kita tidak tahu ini di kawasan mana. Kita sedang dalam keadaan yang sangat darurat, lalu bagaimana bisa kamu sesantai ini?”Alin tersenyum misterius, “kalian semua tenang saja, kita tidak benar-benar terdampar.”Semua anak buah Devan saling lirik dan menggeleng tidak tahu. “Apa maksud Anda, Nyonya?” “Bukankah kita sekarang sedang berada di pulau tidak berpenghuni? Apalagi tidak ada akses untuk bisa keluar dari sini, tidak ada sinyal pula. Bagaimana aku bisa mengabari keluargaku,” keluh salah satu pilot.“Sebenarnya, ini adalah pulau pribadi milikku,” jawab Ali
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status