Share

Pertemuan

Author: Putri_Lotus
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Kakak kandung Devan beserta istrinya terdiam. Keduanya saling memandang sebelum akhirnya menatap Devan dengan tatapan sendu.

"Apa Mama dan Papa masih akan menerima kehadiranku setelah sekian lama aku pergi?" tanya kakak Devan.

"Kak, percayalah, Mama dan Papa selalu mengharap kehadiran kalian. Pulanglah, Kak, kelola perusahaanmu. Itu aset untuk anak istrimu di masa depan," jawab Devan. "Apa Kakak tahu? Setelah kepergian Kak Rendi, Papa langsung membangun rumah sakit dengan harapan agar Kak Rendi mau kembali lagi. Kak, aku tidak pernah memintamu melakukan macam-macam. Aku hanya ingin Kak Rendi pulang dan kita kembali berkumpul lagi," pinta Devan.

"Aku akan memikirkannya dahulu. Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku begitu saja, Van. Ada banyak orang yang membutuhkan bantuanku. Secepatnya, aku pasti akan kembali," kata kakak Devan.

Setelah mengatakan itu, Kakak Devan mempersilahkan dia dan Alin untuk meminum minuman yang sudah disuguhkan juga bernostalgia masa lalu mereka.

“Kalian
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Merenungi Masa Lalu

    Devan duduk termenung di balkon apartemen setelah Alin tidur. Lelaki itu merenungkan semua kalimat yang membuatnya perlahan mulai menyadari kelalaiannya selama ini. Kata-kata yang Alin ucapkan tadi bagaikan pedang yang menusuk ulu hatinya. Dia teringat jika selama ini dia memang sudah lama tidak melakukan amal kebaikan pada orang yang membutuhkan.“Aku memang sudah lupa dengan kewajibanku sejak lama. Harusnya aku berbagi pada mereka, tapi aku sudah lama melalaikannya. Tuhan, apa memang benar yang dikatakan Alin? Apa Engkau memberikan semua ini memang untuk menghukum Hamba?”Dia merasa hidupnya sangat hampa dan kosong. Dia memang membenarkan jika selama ini dia hidup bergelimang harta, tapi dia tidak pernah merasa puas dengan apa yang dia punya. Dia selalu tenggelam dalam pekerjaan sampai sering melalaikan kewajibannya. Hatinya terasa kosong bahkan ketika di keramaian pun, dia tidak pernah merasakan kenyamanan hidup.Dia menikmati kopi yang dia seduh sambil menikmati semilir angin

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Terdampar

    Devan berjingkat kaget saat Alin tiba-tiba datang dan menimpali ucapannya. Dia sampai mengelus dadanya dan menggeleng pelan.“Sayang, kamu hobi sekali membuat Mas kaget,” ujar Devan.Alin hanya tersenyum lebar, “he he he maaf, Mas. Habisnya kamu sih pakai menyebut ratu singa segala. Nggak biasanya lho kamu mengeluarkan kalimat-kalimat nyeleneh,” tutur Alin. “Memangnya siapa sih yang mau jadi ratu singa, Mas?”“Jawab nggak ya?” ujar Devan menggoda, “nggak usah jawab aja deh ya.”“Ih, Mas jangan gitu dong. Aku sudah kepalang penasaran nih!” jawab Alin protes.“Itu sepupu kamu, si Indah. Kemarin-kemarin saja dia sangat berambisi mau merebut Mas dari kamu, eh sekarang dianya malah mundur sendiri,” jawab Devan terkekeh.“Idih, kamu terlalu percaya diri sekali ya, Mas!” ujar Alin protes. “Ya kan buktinya memang gitu kan, Yang? Tandanya suami kamu ini masih gagah dan cool,” ucap Devan sambil menaik turunkan alisnya.“Sudah ah jangan bahas itu lagi. Bikin bete aja!” ujar Alin bersung

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Pulau Milikku

    Alin berusaha menenangkan pilot dan pramugari yang masih sedikit syok. Sedangkan Devan tengah berusaha menghubungi keluarganya.“Shitt ... di sini sangat sulit untuk mendapatkan sinyal. Bagaimana caranya untuk memberi tahu mereka?” umpat Devan.“Sebaiknya jangan hubungi mereka dulu, Sayang. Biarkan saja mereka berusaha mencari kita,” ungkap Alin mengusulkan.“Apa maksudmu Sayang? Kita sedang berada di pulau yang bahkan kita tidak tahu ini di kawasan mana. Kita sedang dalam keadaan yang sangat darurat, lalu bagaimana bisa kamu sesantai ini?”Alin tersenyum misterius, “kalian semua tenang saja, kita tidak benar-benar terdampar.”Semua anak buah Devan saling lirik dan menggeleng tidak tahu. “Apa maksud Anda, Nyonya?” “Bukankah kita sekarang sedang berada di pulau tidak berpenghuni? Apalagi tidak ada akses untuk bisa keluar dari sini, tidak ada sinyal pula. Bagaimana aku bisa mengabari keluargaku,” keluh salah satu pilot.“Sebenarnya, ini adalah pulau pribadi milikku,” jawab Ali

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Kabar Duka

    Ibu Devan langsung menjatuhkan teleponnya dan terduduk lemas. Sang suami yang melihatnya langsung menghampirinya karena sang istri terlihat syok. “Ma, ada apa Ma? Kenapa kamu jadi lemas seperti ini?” tanya sang suami. “Pa, anak kita, Pa, anak ki-“"Kenapa? Ada apa dengan anak kita?"Belum sampai ibu Devan melanjutkan kalimatnya, wanita tua itu langsung memegangi dadanya yang tiba-tiba menjadi sesak. Ayah Devan menjadi semakin panik luar biasa. Dia langsung memanggil sopir untuk menyiapkan mobil guna membawa sang istri ke rumah sakit. "Sopir! Cepat siapkan mobil, kita ke rumah sakit sekarang!" perintah sang suami.*** Sesampainya di rumah sakit, ibu Devan langsung mendapatkan penanganan intensif. Sedangkan, ayah Devan langsung membuka ponsel sang istri karena penasaran dengan siapa sang istri berbicara hingga membuatnya seperti ini. “Halo, Anda sebenarnya siapa? Dan apa saja yang sudah Anda katakan pada istri saya?” tanya ayah Devan tegas. “Saya hanya menyampaikan kabar jika pesaw

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Di Luar Ekspektasi

    Tuan Bimantara masih diam tidak merespon permintaan sang istri. Lelaki tua itu menghela nafasnya dengan dalam sebelum mengeluarkan suaranya. Dia melihat orang-orang yang sedang memperhatikannya. “Rendi, ikut Papa ke ruangan kerja sekarang. Ajak wanita di sampingmu juga.” Rendi dan istrinya langsung mengikuti ayah Devan menuju ruangan kerjanya. Sedangkan sang putri tetap berada di ruang tempat para pelayat duduk. *** Sesampainya di ruang kerja, sang ayah mempersilahkan Rendi dan istrinya untuk duduk. Baik Rendi maupun istrinya sama-sama menunduk. Mereka masih sama-sama diam dan berusaha mengendalikan perasaan mereka masing-masing. “Siapa namamu, Nak?” tanya sang ayah tiba-tiba. “Saya Desya, Pa, istri Mas Rendi,” jawab Desya mendongak. “Apakah anak perempuan tadi anak kalian?” tanyanya lagi. Mereka berdua mengangguk dengan kompak. Ayah Devan memijat kedua pelipisnya untuk mengurangi rasa pusing yang mendera. “Kenapa kalian menikah tanpa memberi kabar kami, Nak? Apa kalian ini su

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Fakta Yang Terabaikan

    “Mas kamu tuh kenapa sih? Aku cuma menandai kalau dia akan menjadi target untuk kita tangkap. Jangan salah paham dulu dong, Mas!” jawab Alin.Tanpa menjawab sepatah kata pun, Devan langsung tertidur membelakangi Alin. Gadis itu merasa aneh dengan sikap yang terkesan berlebihan. Akhirnya gadis itu memilih ikut tidur saja. Merasa tidak ada respon dari sang istri membuat Devan kembali terbangun.“Yang, kamu kok malah ikutan tidur sih?” Alin melongo karena ucapan Devan barusan. Dia yang semula membelakangi Devan langsung berbalik ke arahnya.“Terus aku harus bagaimana, Mas? Kan kamu yang duluan!” ujar Alin kesal.“Ya gimana gitu kek, dirayu atau apalah biar aku nggak ngambek lagi,” jawab Devan ketus.“Ya udah iya maafin aku deh, Mas,” ujar Alin kemudian.“Kamu nggak ikhlas minta maafnya,” sangkal Devan cuek.“Ya sudah kalau nggak mau maafin. Nggak ada jatah malam ini!” Raut wajah Devan langsung berubah menjadi terkejut saat alin mengucapkan kalimat yang sangat menyeramkan bagi

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   POV Devan (Pulang Setelah Terdampar)

    Sejujurnya aku sangat cemburu melihat istriku dipeluk oleh para sahabatnya. Ya, walaupun aku tahu mereka tidak mungkin mempunyai hubungan lebih. Rasanya tidak rela saja melihat milikku sangat akrab dengan orang lain. Andai saja kami tidak terjebak di situasi seperti sekarang ini, sudah pasti aku akan mengurung istriku di dalam kamar dan tidak akan membiarkannya keluar. Sial sekali, gara-gara para keparat itu sekarang aku tidak bisa mencicipi nikmatnya surga dunia untuk sementara waktu. Tapi aku juga sangat senang karena pengobatan telah selesai dan aku bisa kembali bermanja dengan istriku walau belum bisa begituan selama beberapa hari ke depan.“Sayang, kamu tuh kenapa sih sih dari tadi kok nggak mau duduk? Aku tuh pusing lihat kamu ke sana kemari seperti setrikaan,” protesku kala melihat istriku dari tadi mondar mandir saja.“Aduh Mas, sepertinya Kak Rendi tidak bisa mengatasi investor yang mulai melepaskan kerja sama dengan perusahaanmu.”Aku menautkan alisku karena penasaran,

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Memberantas Ular

    Suasana menjadi semakin menegang manakala Devan melontarkan pertanyaan pedas pada dua orang tamak harta itu. Keringat membanjiri pelipis Darman yang kini terlihat gelisah. “Om, walau Anda menaruh saham dengan jumlah terbesar di perusahaan, bukan berarti Anda bisa seenaknya saja mengganti pimpinan. Keputusan tetap berada di tangan Papa jika saya tidak ada di tempat. Harusnya Anda mengerti tentang hal ini!” kata Devan lagi. “Tapi kenyataannya Kakakmu hampir membuat perusahaan menjadi bangkrut, Van. Kalau Om tidak segera bertindak, bagaimana nasib para investor? Seluruh pemegang saham juga sudah mendesak Om untuk segera melakukan rapat genting dan Om tidak bisa berbuat apa pun selain mengganti pimpinan. Kau harus mengerti itu!” jawab Darman tak kalah sengit. Devan tersenyum miring, “Mereka yang mendesak untuk melakukan pergantian pemimpin, atau Om yang berambisi ingin menguasai perusahaan ini?” Baik Darman maupun Johan terkejut karena rencana mereka begitu mudah terbaca oleh Devan. Da

Latest chapter

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   The End

    Tak berselang lama, polisi dan Reno datang meringkus Rendra dan juga sepupunya. Mereka juga mengamankan preman-preman itu ke kantor polisi. Sedangkan Devan dan Alin segera pergi dari tempat itu.Sepanjang perjalanan, Devan tak tahan dengan rasa ingin tahunya. Dia segera bertanya pada sang istri mengenai keadaan sang istri saat ini."Sayang, sejak kapan ingatanmu kembali?" tanya Devan."Sejak saat putra kita menghilang, Mas. Tapi saat itu aku memutuskan untuk diam dulu sambil mengamati keadaan. Aku bergerak dalam diam dan aku sengaja mengecoh orang-orang agar mereka mengira aku masih hilang ingatan," jawab Alin."Untuk apa?" tanya Devan."Untuk mengetahui siapa saja yang hendak memanfaatkan keadaanku untuk mencari keuntungan." "Apapun itu, aku bahagia karena kamu sudah mengingat semuanya Sayang. Aku bisa lebih fokus untuk mencari keberadaan putra kita sekarang," jawab Devan dengan lega.Alin tersenyum tenang, "Mas jangan khawatir. Aku sudah tahu di mana keberadaan putra kita."Devan m

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Membebaskan Alin

    Tanpa pikir panjang, Devan langsung berlari ke dalam mencari keberadaan Alin. Dia masuk ke salah satu bilik tersebut. Akan tetapi, bilik tersebut ternyata dijaga oleh beberapa preman. Devan memancing preman tersebut untuk menjauh dari depan pintu dan berkelahi di luar.Tidak sulit mengalahkan para preman itu karena Devan sangat jago ilmu bela diri. Dalam sekejap, para preman itu langsung tumbang tak sadarkan diri. "Apa hanya segitu saja kemampuan kalian? Cih payah sekali kalian ini. Badan saja besar, tapi kemampuan nol. Ayo bangun dan serang saya. Hitung-hitung pemanasan," ejek Devan.Saat salah satu preman hendak bangun dan kembali menyerang, dalam satu pukulan saja preman tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak. Devan segera masuk ke dalam setelah memastikan seluruh preman bayaran itu tumbang. Di depan pintu, dia mengendap-endap masuk dan mendengarkan percakapan dua orang yang sedang berada di ruangan tempat Alin di sekap."Ren, menurutmu, apakah Tuan Devan akan benar-benar datan

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Duel Menyelamatkan Alin

    Setelah menempuh perjalanan laut selama lima hari, akhirnya akhirnya mereka sampai di kota A di pulau seberang. Mereka sengaja membawa bayi itu jauh dari pulau asalnya agar tidak mudah terlacak. Mereka langsung membawa bayi itu ke panti asuhan setempat. Mereka disambut baik oleh pemilik panti."Mari silakan masuk Bapak, Ibu."Setelah mereka dipersilahkan duduk dan disuguhi minuman, pemilik panti langsung bertanya maksud dan tujuan keduanya datang."Kalau boleh saya tahu, ada tujuan apakah Bapak dan Ibu datang ke sini?" "Kami ingin menitipkan bayi ini di sini, Bu," jawab Wina.Pemilik panti tersebut heran dengan sikap pasangan di depannya ini. Tega-teganya mereka hendak menitipkan bayi mungil tak berdosa itu di panti asuhan."Maaf Bapak, Ibu, tapi kenapa? Bukankah itu darah daging kalian? Apa kalian benar-benar tega meninggalkan mereka di sini?" tanya wanita setengah baya tersebut. "Bayi ini bukan anak kami, Bu. Kami menemukannya secara tidak sengaja di depan rumah kami. Jadi kami me

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Suasana Yang Semakin Tidak Kondusif

    Rendra hanya menyunggingkan senyumnya saat ibu Alin menuduhnya sebagai pelaku penculikan putra Alin. Dia terlihat santai saja dengan tuduhan yang terlontar dari mulut ibu Alin. Sedangkan Alin hanya diam saja tanpa menanggapi lelaki itu. "Atas dasar apa Anda menuduh saya dalang dibalik penculikan cucu Anda Tante? Lihatlah, Alin saja tidak banyak bicara. Kenapa Anda malah terlihat sensi sekali Tante?" tanya Rendra dengan santai."Karena Lindra adalah cucuku!" jawab ibu Alin dengan penuh emosi."Lin, kenapa dari tadi kamu diam saja? Apa kamu tidak merasa kehilangan bayimu? Atau kamu malah senang jika bayimu tidak ditemukan?" tanya Rendra pada Alin."Sebenarnya Anda ini siapa? Saya perhatikan sejak tadi Anda selalu membicarakan hal yang berbau provokasi," jawab Alin dengan tenang."Lin, aku Rendra, Lin. Orang yang pernah ada di hatimu. Tidak mungkin kamu lupa denganku, kan?" "Apa maksudnya kalau kamu pernah ada di hatiku? Dan sebenarnya, apa tujuanmu datang ke sini? Aku sungguh tidak me

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Kabur ke Pelabuhan

    Wina tampak berpikir sejenak dengan gagasan yang disampaikan lelaki itu."Baiklah, kita harus bergerak cepat malam ini juga," kata Wina."Apa? Malam ini? Apa kau sudah gila? Tidak mungkin kita jalan malam ini. Apa kamu nggak kelelahan dengan pertempuran kita tadi? Apa kamu nggak mau mengulanginya lagi?" tanya lelaki itu—menaik turunkan alisnya."Kita tidak punya banyak waktu, Tuan Tama yang terhormat. Kalau kita menunda-nunda, mereka pasti akan menemukan dan menangkap kita," ucap Wina penuh penekanan."Sepertinya kau sangat takut sekali dengan si Devan itu ya?" tanya lelaki itu."Bagaimana aku tidak takut? Aku pernah menjalin hubungan dengannya, sudah pasti aku tahu bagaimana watak Devan. Kau sendiri saudaranya tapi malah tidak memahami bagaimana karakter saudaramu sendiri," ujar Wina meremehkan."Aku memang tidak tahu banyak tentang kehidupan Devan karena aku jarang bertemu dengannya. Aku juga sangat jarang berinteraksi dengannya selama ini karena aku sering berada di luar negeri. Wa

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Penculikan Anak Alin

    "Sialan, siapa kau? Berani-beraninya mengancam ku!" sentak lelaki itu."Kau tidak perlu tahu siapa aku, cukup kau dengarkan saja perintahku. Jangan pernah mengusik keluarga Alin atau kau akan menyesal."Setelah mengatakan itu, penelepon itu memutuskan panggilan secara sepihak. "Siapa yang menelepon?" tanya wanita itu."Nomor tidak jelas. Berani-beraninya dia mengancam ku agar tidak mengganggu Devan dan Alin.""Kurang ajar, sepertinya mereka mengutus mata-mata untuk mengawasi kita," jawab wanita itu."Aku tidak yakin, tapi sepertinya orang itu bukan suruhan Devan. Lelaki itu tidak mungkin bisa mengendus gerak gerik kita. Kita harus berhati-hati, jangan melakukan hal yang bisa membuat mereka curiga dan kedok kita terbongkar," kata orang itu.***Sedangkan di sisi lain, Rendra dan sepupunya saat ini sedang mencari informasi tentang Alin."Bagaimana? Apa kamu sudah mendapatkan informasi?" tanya sepupu Rendra."Alin sudah melahirkan, tapi sekarang penjagaan semakin diperketat. Sangat suli

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Aqiqah

    Hari demi hari mereka lalui dengan sukacita. Devan juga sudah mulai beraktivitas di luar rumah. Dia yang berpikir semua sudah aman mulai lengah dari penjagaan. Lelaki itu tidak menyadari jika bahaya sedang mengintai keluarga kecil mereka. Hari ini, dia harus berangkat ke Surabaya karena salah satu klien berpengaruh meminta mengadakan pertemuan dengan Devan secara langsung di Surabaya."Tidak apa-apa Mas, berangkatlah. Aku bisa menjaga diri dan anak kita," kata Alin meyakinkan Devan."Kalau ada apa-apa segera hubungi Mas. Mas sudah mengabari Mami agar ke sini menemanimu," kata Devan.Lelaki itu mengecup kening sang istri dengan penuh cinta sebelum meninggalkannya pergi ke Surabaya."Jagoan Daddy baik-baik di rumah sama Mommy ya. Jangan nakal dan jangan rewel, kasihan Mommy. Daddy tinggal sebentar ke Surabaya," ucap Devan pada bayi mungil itu.Dengan berat hati, Devan meninggalkan mereka. Bertepatan dengan itu, hari ini baby sitter yang di rekomendasikan oleh salah satu saudara Devan d

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Pulang ke Rumah

    Devan langsung menuju ruang perawatan bayi untuk memastikan keadaan sang anak. Setelahnya, lelaki itu langsung memanggil seluruh suster, dokter dan pihak keamanan yang bertugas menjaga sang anak. Sang kakak pun tidak mengira jika mereka lalai. “Apa saja pekerjaan kalian? Menjaga bayi saja kalian tidak becus. Untung saja anakku tidak hilang,” kata Devan marah. “Ampuni kami, Tuan, kami lalai menjaga bayi Tuan. Tadi ada seseorang yang menyamar sebagai suster hendak masuk ke ruangan Tuan kecil. Kami kira, dia memang benar-benar suster yang hendak memeriksa Tuan kecil. Tapi ternyata dia hendak membawa kabur Tuan kecil. Andai kami tahu dari awal, kami pasti tidak akan membiarkannya membawa Tuan kecil, Tuan. Ampuni kami,” ucap penjaga dengan gemetar. Devan mengangguk, “ya sudah tidak apa-apa. Jangan diulangi lagi, dan aku ingin kalian perketat keamanan di sini. Aku tidak mau hal seperti ini terulang kembali,” kata Devan.Setelah mengatakan hal itu, Devan langsung pergi meninggalkan mereka

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Percobaan Penculikan

    Sang sepupu sangat menyayangkan sikap Rendra yang cenderung lembek. Wanita itu sangat dendam dengan Alin dan juga sang suami karena gara-gara mereka kini dia kehilangan pekerjaannya."Ndra, kamu itu laki-laki jangan lembek seperti ini. Apa kamu nggak kasihan sama kedua orang tua kamu? Apa kamu nggak mikirin mereka juga?" Rendra tampak terdiam dan menimbang-nimbang. Sedangkan sang sepupu terus saja meracuni pikiran Rendra agar mau bekerja sama dengannya."Apa kamu tidak sakit hati melihat kebahagiaan Alin di sana, sedangkan kamu di sini menderita? Lihatlah, mereka tertawa di atas kesedihan dan penderitaanmu. Pikirkan itu baik-baik," ujar sang sepupu sebelum berlalu pergi."Tunggu, apa ada yang bisa menjamin keamanan dan keselamatan kita jika kita kembali membuat ulah dan mengusik keluarga mereka? Kau tentu belum lupa kan bagaimana manusia-manusia itu menyingkirkan mu dari perusahaan? Bagi mereka, melenyapkan orang seperti kita bukanlah hal yang sulit dilakukan. Apalagi kita tidak puny

DMCA.com Protection Status