Semua Bab Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh: Bab 71 - Bab 80

131 Bab

Bab 71. Bertemu Dokter Lui

"Ma, kok kita gak ke arah jalan pulang biasanya?" tanya Abimanyu dengan polos. Sebenarnya Zahera sedikit khawatir mengabarkan keadaan Sanjaya pada Abimanyu. Apalagi anak itu sudah beberapa kali mengatakan rindu pada papanya tersebut. Zahera merasa bersalah mempertemukannya dengan sang papa setelah papanya sakit. "Iya. Kita ketemu papa dulu ya, Abi. Mau kan?" "Mau, mau, mau, Ma," jawab Abimanyu dengan antusias. Hati Zahera kembali tercubit mendengar antusiasme sang anak yang akan bertemu Sanjaya. Dalam hati terus berucap maaf atas sikapnya yang menjauhkan seorang anak dengan papanya. "Tapi ketemunya di rumah sakit ya?" Soalnya papa lagi sakit," balas Zahera dengan hati-hati. "Papa sakit lagi, Ma?" tanya Abimanyu dengan sedih. Terakhir anak itu bertemu Sanjaya adalah saat mereka menjemputnya di rumah sakit Balikpapan. Dan sekarang harus bertemu lagi di rumah sakit lain untuk alasan yang sama. "Hm. Iya, Bi. Papa kecapekan kerja. Tapi hari ini juga udah pulang dari rumah sakit kok
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-15
Baca selengkapnya

Bab 72. Tidak Ragu Lagi

Setelah diperkenalkan kepada Sanjaya dan Mama Anita, Lui melihat pada jam di pergelangan tangannya. Sebentar lagi dia ada jadwal operasi sehingga tidak bisa berlama-lama bersantai meski sebenarnya masih menikmati saat berbincang dengan si kecil Abimanyu yang selalu antusias jika bertanya tentang seluk beluk pekerjaan seorang tenaga medis. "Abi, Om Dokter akan ada jadwal operasi sebentar lagi. Ngobrolnya lanjut next time ya? Abi bisa tanya apapun tentang medis dan rumah sakit pada Om Dokter. Minta mama untuk menghubungi Om jika Abi mau ketemu lagi dan ngobrol kayak tadi. Mengerti?"'Om Dokter? Panggilan macam apa itu?' dengkus Sanjaya dalam hati."Siap Om. Abi mengerti. Terima kasih banyak ya, Om Dokter." "Terima kasih kembali, Abi. Om senang bisa kenal sama Abi." "Abi juga, Om Dokter." Lui tersenyum kepada yang lain dan berpamitan singkat. Kemudian meninggalkan semuanya yang juga lekas meninggalkan rumah sakit. Sanjaya menatap tidak suka pada keberadaan Lui di dekat Abimanyu. Ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-16
Baca selengkapnya

Bab 73. Jangan Membenci Orangnya

"Apa mama bersedih?" pertanyaan polos dari Abimanyu menuai gelengan kepala dari Zahera. Saat ini keduanya sedang berada di dalam taksi untuk pulang menuju huniannya yang baru. Rumah yang bertahun-tahun menjadi tempat tinggal mereka ternyata benar-benar sudah tidak nyaman lagi untuk disinggahi. "Buat apa mama bersedih? Kalau di samping mama selalu ada Abi yang paling mama butuhkan. Percayalah, selama Abi di sebelah mama bauk-baik saja, maka mama juga pasti akan baik-baik saja." "Kalau begitu, Abi akan selalu ada buat mama." Zahera mengulas senyum manis mendengar janji anaknya yang sama manisnya. Dia tahu sang anak tidak asal berucap. Dia tahu Abimanyu berkata begitu dengan sungguh-sungguh karena menyayangi dirinya. "Terima kasih, Sayangnya mama." "Aku gak akan minta menginap lagi sama papa, Ma."'Eh!' Zahera tersentak mendengarnya. Bukan. Bukan ini yang ingin Zahera dengar. Meski dia akan senang jika anaknya lebih nyaman tinggal bersamanya, tapi tidak dengan membatasi hak anakny
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-17
Baca selengkapnya

Bab 74. Fakta yang Bicara

PLAK!!Terkejut. Panas. Dan tentunya sakit. Zahera memegang sekilas pipinya yang kebas setelah ditampar dengan sangat keras di depan banyak orang."Jangan pukul mama, Oma!" Bekas tamparan Mama Anita di pipi mulus Zahera bukan saja menyakiti kulit wajahnya. Tapi lebih dari itu, Abimanyu yang mengepalkan tangan ikut merasakan panasnya pipi sang ibu yang memerah. Mama Anita sendiri terlihat sedikit menyesal karena telah melakukan tindakan impulsif hanya karena terpancing sindiran Zahera yang sayangnya sebuah kenyataan. Tapi tentu saja tidak ada kata maaf yang keluar selain tatapan tajam yang membuat bibirnya kelu. Zahera memang mengatakan di depan umum, terutama di depan teman-teman mertuanya jika Sanjaya sedang menjemput wanita lain di Bandara. Tapi itu bukan bualan semata karena pada kenyataannya seperti itu. Dan lagi, semua itu juga karena Mama Anita terlebih dahulu yang memancingnya. "Sudah, Abi. Biarkan saja. Kita makan di tempat lain ya?" bujuk Zahera tidak mau semakin lama ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-18
Baca selengkapnya

Bab 75. Menekan Sanjaya

Mama Anita harus puas mendapat sindiran dari teman-temannya sendiri setelah tanpa diduga bertemu dengan Sanjaya dan Alena yang baru tiba di restoran saat Mama Anita dan temannya akan keluar karena sudah selesai mengobrol dan makan bersama. Kedekatan Sanjaya dan Alena, apalagi masuk dengan tangan yang bertaut, tentu saja menjadi perhatian mereka yang melihatnya. Meskipun pertemanan Mama Anita dengan perkumpulannya sangat dekat, tapi jika sudah mengangkat isu perselingkuhan atau poligami, tetap saja mereka akan lebih pro kepada pihak istri pertama. Sebagai sesama kaum hawa yang tidak rela dimadu, jelas mereka akan mencela pria tidak setia yang mudah tergoda dengan wanita lain. "Padahal Zahera udah paket komplit gitu lho. Kok bisa ya kecantol sama yang lain? Ya walaupun yang ini lebih muda dari Zahera, tapi Zahera juga masih cantik," bisik Jeng Wulan pada Jeng Rita. Keduanya sama-sama teman Mama Anita. "Iya, aku juga heran. Kalau jadi cerai, biarin deh nanti aku tawarin anak sulung a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-19
Baca selengkapnya

Bab 76. Mediasi

Zahera memijat dahinya yang berdenyut. Baru saja dirinya mendapatkan balasan pesan dari Sanjaya mengenai permintaan supaya pria itu tidak perlu datang ke mediasi perceraian yang akan berlangsung dalam beberapa waktu kedepan. Namun sayangnya, pria itu justru menolak dan masih berharap bisa berdamai tanpa ada perpisahan. Berdasarkan saran dari pengacaranya — Zio, proses perceraian bisa dipercepat jika proses mediasi gagal. Untuk itulah Zahera meminta Sanjaya untuk mangkir dari panggilan mediasi. Meski kemudian berakhir dengan sebuah penolakan. "Susah banget sih cuma mau cerai aja," geram Zahera setelah membaca pesan dari Sanjaya. Padahal sudah jelas jika sikap pria itu tidak pernah menunjukkan jika dirinya punya niat untuk perbaiki hubungan. Bahkan dengan terang-terangan menunjukkan perhatiannya pada wanita lain yang pernah diakui di depan Zahera sebagai cintanya yang lain. "Sudahlah. Aku memang harus sabar dan melalui setiap prosesnya sebagai pengingat di masa mendatang untuk tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-20
Baca selengkapnya

Bab 77. Dua Pilihan

"Mas maaf ya yang tadi. Soalnya kesal aku tuh sama Mas Jaya. Susah banget cuma buat terima gugatan cerai aku. Mana tadi di mediasi tetap aja minta rujuk." Zio bukan tidak tahu jika Zahera mau berdekatan dengannya sedikit berlebihan saat di depan Kantor Pengadilan Agama tadi atas dasar apa. Jelas itu sebuah trik lama untuk membuat pasangannya panas. Apalagi setelah mereka berdua saja, Zahera mengakuinya dengan terang-terangan. "Iya aku tau." "Mas Zio sudah tahu?" Zio menganggukkan kepala. Kemudian memperlihatkan isi pesan di ponselnya. "Mediator bilang pihak tergugat minta waktu mediasi sekali lagi." "Serius? Ya tuhan! Mas Jaya bener-bener deh pengen prosesnya dilamain," seru Zahera melimpahkan kekesalan pada sang pengacara. "Kamu bisa gak dateng kalau mau. Biar aku yang wakilin," tawar Zio tapi Zahera menolak.Sebenarnya Zio sudah menawarkan hal itu sejak mediasi sebelumnya, tapi Zahera merasa tidak puas jika tidak berhadapan langsung dengan Sanjaya. Ada rasa takut jika situasi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-21
Baca selengkapnya

Bab 78. Sosok Familiar Tak Dikenal

Zahera dibuat tersedak saat mendengar dua pilihan yang disarankan Alena dengan wajah datar. Punggungnya seketika ditegakkan supaya bisa menghirup oksigen jauh lebih banyak dari sebelumnya. Entahlah, mungkin mendadak dada Zahera terasa sesak mendengar dua opsi yang sama-sama tidak nyaman di telinganya. "Jelas aku gak mungkin buat menunda perceraian, Lena. Terlalu beresiko. Kalau aku memilih buat kembali sama Mas Jaya, sama saja aku kembali menyerahkan diri padanya. Meskipun hanya sementara, tapi aku harus berpikir jauh."Alena memperhatikan penjelasan perempuan yang selalu digadang-gadang seperti kakak kandungnya sendiri. Alena memang masih terlalu muda untuk memikirkan sesuatu dengan jangka panjang. Berbeda dengan Zahera yang berpikirnya selalu jauh ke depan. Ibarat Alena akan memikirkan langkah satu dua langkah di depannya. Maka Zahera akan berpikir sepuluh hingga dua puluh langkah lebih jauh. "Sederhananya gini, kalau aku memilih untuk menunda perceraian, otomatis aku harus men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-22
Baca selengkapnya

Bab 79. Mengantar Pulang

Zahera sudah menaikkan garis sudut bibir menahan tawanya, saat mendengar seseorang yang bahkan namanya saja belum diketahuinya, mendoakan untuk dipercepat proses perceraiannya. Jika bukan Zahera sendiri yang mengajukan gugatan cerai, mungkin Zahera akan marah bahkan mengumpat saat mendengar pernikahannya seakan disumpahi untuk segera berakhir. Tapi karena pada kenyataannya perpisahan itu yang sedang Zahera inginkan, maka doa itu pun diaminkannya di dalam hati. "Hush, Mah! Gak sopan ngomong kayak gitu," tegur seorang pemuda yang hampir luput dari pengawasan Zahera. Kembali memperhatikan sosok yang tadi sempat diingatnya karena pernah bertemu saat di Balikpapan sebagai orang yang tidak sengaja ditabrak suaminya. 'Ini Mas Liam kan ya? Mau nyapa tapi gak berani. Dia aja kayak gak kenal gitu gayanya. Daripada malu sendiri, mending ikutan cuek anggap saja gak pernah kenal,' batin Zahera tanpa memutus tatapan pada pemuda yang juga menatap padanya. Liam sendiri juga mengumpat dalam hati
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-22
Baca selengkapnya

Bab 80. Teman

"Kita pulang sama siapa, Ma?" tanya Abimanyu saat diajak masuk ke dalam mobil Liam.Zahera sudah membuka pintu penumpang sebelah kemudi untuk sang anak saat pertanyaan itu dilontarkan. Sambil menatap sosok yang ditanyakan, Zahera pun menjawab dengan singkat. "Teman." Kemudian Zahera membantu Abimanyu duduk di bangku depan, baru setelahnya Zahera sendiri duduk di bangku tengah. Sengaja supaya tidak bersisian lagi duduk dengan Liam, tapi juga tidak membiarkan Liam duduk di depan sendiri dan merasa seperti dijadikan sebagai seorang sopir. Seperti sindirannya beberapa saat yang lalu. Hal yang tidak disangka Zahera adalah uluran tangan Liam yang mengajak Abimanyu berkenalan dengan ramah. Padahal saat berdua dengannya tadi, pria itu sama sekali tidak memperlihatkan ekspresi bersahabat. Terlalu datar dan dingin. "Om yang dulu pernah nabrak bagian belakang mobil mama, waktu mobil mama berhenti mendadak kan?" tanya Abimanyu sambil menyambut uluran tangan Liam. "Daya ingatmu jauh lebih bag
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status