"Ya, ini chat mereka ada," ucapku dengan suara lirih dan kepala tertunduk.Seketika Puja menarik ponsel di tangan dan langsung mencocokkan dengan ponsel suaminya. Dia menutup mulut, mungkin tidak menyangkan, sebab chat itu sangat-sangat mesrah. Apalagi di sana mereka membahas usaha bersama. Sudah sejauh itu hubungan keduanya, entahlah kenapa selama ini tidak menyadari."Jahat kamu, Mas. Penipu!" makinya pada sang suami.Ruangan menjadi riuh, mengetahui kebenarannya. Warga yang kesal tidak segan-segan menoyor kepala lelaki yang duduk diam itu.Beberapa warga juga mengambil kursi sofa, lalu melemparkan pada istriku. Aku mencegah? Tidak, mereka mewakili apa yang ingin kulakukan, tetapi tidak kuasa kulakukan karena dia wanita yang sangat aku cintai dan masih istriku. Meskipun menorekan luka teramat dalam, aku sangat sayang padanya. Sedari dulu duniaku hanya ada dua wanita yaitu Ibu dan Mbak Santi. Ibu sempat khawatir aku punya kelainan karena tidak pernah membawa wanita ke rumah, sebena
Read more