"Hai ...." Laila melambaikan tangan, sementara dia masih duduk di atas motor."Udah nunggu lama?"Laila menggeleng seraya tersenyum manis. Lelaki yang mengenakan kaos putih di padukan dengan celana jeans serta topi yang melekat di kepalanya sangat-sangat membuat Laila terpesona. Meski, cuma seorang supir. Namun, mampu menggetarkan hati. Ya, lelaki itu adalah Arman, lelaki yang baru saja di kenal, tetapi sudah sangat akrab. Rasa canggung pun tidak ada lagi. Hanya ada rasa saling mengagumi dalam hati. "Yuk kita pergi, jangan di sini.""Ke mana, Mas?" Laila mengernyit heran.Tanpa memberi jawaban, lelaki itu meminta Laila menggeser duduknya agar dia yang mengendarai motor. Bagai kerbau di cucuk hidungnya, Laila menurut tanpa banyak protes. Mereka bertemu di dekat pasar, tempat di mana pertama kali bertemu, sesuai janji keduanya. Kini, motor di kendarai dengan santai sembari menikmati suasana pagi menjelang siang. Namun, perhatian Laila teralihkan saat motor yang Arman kendarai menuju p
Baca selengkapnya