Semua Bab Salah Pilih Istri: Bab 41 - Bab 50

116 Bab

Bab 41

Bugh!Lelaki yang memakai kaus oblong itu mengaduh kesakitan. Satu pukulan Hendra berikan pada wajah yang tidak terlalu tampan itu. Tadinya, Hendra tidak ingin menggunakan kekerasan, tetapi senyum mengejek serta kata-kata yang menghina istrinya, membuat emosi yang sedari tadi di tahan akhirnya butuh perlampiasan.Kini, Doni terduduk sembari memegangi wajahnya yang memar.Laila beserta temannya terpekik, gerakan cepat Hendra tidak terbaca oleh mereka."Jaga mulut kotormu! Jadi laki-laki mulutnya jangan lemes," ucap Hendra seraya berlalu keluar kafe. Diikuti Laila dari belakang. Ada rasa iba di hati wanita itu melihat sudut bibir Doni berdarah, tetapi mengejar masa depan serta ayah dari anaknya lebih utama.Mereka jadi tontonan para pengunjung kafe. Doni segera bangkit dan matanya melotot memberikannya ancaman para pengunjung yang masih mencibir."Ba****t!" umpatnya tidak terima di permalukan.Saat hendak mengejar, tangannya lebih dulu dicekal oleh Tiara, Tasya dan Tania."Lepas be****
Baca selengkapnya

Bab 42

Dengan kecepatan tinggi Hendra memacu motor membelah jalanan padat. Untung saja kemahiran mengendarai motor tidak perlu di ragukan lagi hingga Dia sampai di bengkel dengan selamat.Niatnya Hendra akan menepi atau pergi untuk menenangkan hati, menjauh sejenak dari keramaian, tetapi setelah dipikir-pikir jika tidak ada teman sama saja hatinya akan bertambah gundah. Kini, dia hanya butuh nasehat untuk mempertahankan pernikahan atau mengakhiri. Banyak hal yang harus di pertimbangkan termasuk anak dalam kandungan memberatkan Hendra mengambil keputusan."Woi! Bengong aja. Ayo, masuk." Saka menepuk bahu Hendra yang masih duduk di atas motor.Mereka berjalan bersisisan menuju bengkel. Pelataran bengkel yang sedikit penuh oleh motor pelanggan, membuat Hendra parkir sedikit jauh dari biasanya. "Nggak ada lo seharian sibuk banget gue, bengkel nggak berhenti kedatangan pelanggan. Makin keren aja bengkel yang lo punya, salut gue sama lo, Ndra. Pasti nanti pas anak lo lahir, kehidupannya seneng, b
Baca selengkapnya

Bab 43

Sudah dua hari sejak pertemuannya dengan Doni, Hendra tidak pulang ke rumah. Hari-harinya di habiskan menyibukkan diri di bengkel. Sempat dia pulang karena mendapat telepon dari Laila yang mengabarkan Doni di rumah mereka.Hendra datang hanya untuk mengusir Doni, setelah itu dia kembali ke bengkel, sekadar masuk rumah pun tidak dia lakukan. Bukan benci pada istrinya, tetapi Hendra perlu menyembuhkan luka yang Laila torehkan."Bang, ada telepon," ujar lelaki yang mendiami meja kasir."Siapa?""Atas nama Ardi, katanya paman-nya Abang. Beliau nelepon di HP Abang, tapi nggak di angkat."Lelaki itu baru menyadari ponselnya tertinggal di ruangan tempat dia beristirahat. Dia mengernyitkan kening mendengar penjelasan karyawannya. Karena tidak biasanya Ardi menghubungi dirinya jika tidak ada yang penting.Lekas Hendra membasuh tangan yang berlumuran oli, lalu menuju meja kasir di mana telepon bengkel biasa di gunakan."Asalamualaikum, Paman. Ada apa Paman nelepon?" tanya Hendra sopan."Kamu bi
Baca selengkapnya

Bab 44

Setelah kepulangan Hendra dan Saka, Ardi masih duduk termenung di sofa ruang tamu. Berpikir apa yang harus dilakukan, kala keluarga Hendra mengetahui kelakuan Laila. Namun, sampai lelah berpikir pun Ardi tidak menemukan jawaban. Biarlah jika tiba saatnya nanti, dia hadapi sebagai keluarga Laila, begitu pikirnya. Walaupun rasa malu yang di dapat.Laila juga belum berani beranjak, takut jika salah lagi dalam bertindak. Dia hanya menunduk serta memilin ujung kerudungnya."Istirahatlah. Ingat, nanti sore antarkan paman ke tempat laki-laki minus itu," ucap Ardi dengan nada dingin, tanpa melihat.Ardi berniat akan menemui Doni untuk memberi pelajaran."Untuk apa lagi, Paman? Belum cukup Mas Hendra aja yang datang menemui dia. Paman pun mau bertemu dengannya. Untuk apa? Apa mau mempermalukan aku lagi?"Ardi yang tadinya menunduk kini menatap nyalang pada keponakannya. Kemudian tersenyum miring."Jadi kamu masih mau sama dia? Silahkan, biar Paman bilang sama Hendra."Ternyata Laila baru menya
Baca selengkapnya

Bab 45

Sejak tadi Laila uring-uringan karena terbayang foto mesrah suaminya bersama wanita lain. Dia tidak terima jika Hendra dekat dengan wanita lain, padahal setatus mereka belum jelas. Laila mencoba menelepon sang suami, tetapi hasilnya nihil. Pangggilan masuk, tetapi tidak ada jawaban.Ya, Laila sudah bisa menggunakan ponselnya lagi, tetapi dengan sim card baru serta isi kontaknya hanya keluarga saja. Hendra melakukan itu bentuk usahanya agar sang istri tidak lagi menjalin komunikasi bersama lelaki lain. Laila pun tidak protes karena sadar akan kesalahannya. Berulang kali tidak mendapat jawaban, Laila mengirim pesan. Namun, hasilnya masih sama."Is, Mas Hendra jahat. Nggak kasih kepastian, tapi dekat sama perempuan lain. Apa jangan-jangan aku mau di madu?" Pikiran buruk terus saja menggerogoti akal sehat Laila."Nggak, nggak mungkin, aku cantik gini, mana bisa Mas Hendra lari dariku." Laila berusaha mengembalikan rasa percaya dirinya dengan mematut diri di cermin, tetapi mata tertuju pa
Baca selengkapnya

Bab 46

Pagi ini kedua sahabat itu melakukan perjalanan pulang. Libur dadakan telah usai. Kini, saatnya kembali ke rutinitas biasanya.Dan, Hendra pun harus menghadapi Laila untuk memberi keputusan yang memang di tunggu-tunggu semua orang. Liburan itu, membuat hati Hendra jauh lebih baik lagi. Sudah lebih siap untuk menentukan pilihan memaafkan atau berakhir di pengadilan."Gimana udah lebih baik?" tanya Saka."Udah. Memang kalau lagi banyak masalah obatnya cuma satu, liburan sama dekatkan diri sama yang Kuasa," ujar Hendra diiringi senyum."Iya lo bener, Ndra."Selain liburan, Hendra mencoba mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Ibadah malam yang dilakukan dekat alam, membuat semakin khusuk dan menentramkan hati.Tidak ada obrolan lagi, Hendra fokus mengemudi. Dan, Saka berpikir bagaimana caranya memberi tahu Hendra tentang kejailannya. Takut, ada imbas dari perbuatannya. Sebab, tadi malam mendapat teror dari Laila. Pasalnya ponsel Hendra sengaja dinonaktifkan agar tidak ada yang menganggu.
Baca selengkapnya

Bab 47

Biasa bersandiwara Laila tidak canggung lagi menanggapi mertuanya. Walaupun sejak tadi tangan dingin, sedingin es serta tubuh yang mengeluarkan keringat berlebih. Pun hatinya ketar ketir, takut Hendra akan memberitahu perselingkuhannya. Meski begitu dia berusaha setenang mungkin. Namun, melihat wajah Bu Tari biasa saja, malah terkesan khawatir. Akhirnya Laila bisa bernapas lega.Lega sekali, sebab sembutan Bu Tari di luar ekspektasinya."Ayo, Nduk. Ibuk masak banyak hari ini," ujar Bu Tari tampak bahagia sembari menggandeng Laila. Diikuti Hendra dan Saka. Namun, tiba-tiba Bu Tari mengingat kehamilan Laila yang tidak mudah. "Kamu masih mual nggak, Nduk? Ibuk malah sibuk sendiri.""Nggak kok, Buk. Aku nggak mual lagi." Suara Laila lembut sekali. Itu membuat Hendra terperangah, tidak pernah rasanya dia mendengar Laila berbicara selembut itu. Apakah itu bukti Laila telah berubah? Berawal dari ke dua orang tuanya?Pak Tono yang baru datang ikut duduk di teras. Hendra, Saka dan Laila meny
Baca selengkapnya

Bab 48

"Siapa pelakunya, Ndra? Apa selingkuhannya Laila?" tanya Saka saat mereka hanya berdua."Entahlah, tapi firasatku bilang begitu. Siapa lagi yang punya masalah selain Laila." Hendra menyandarkan tubuh yang terasa lelah di sandaran kursi.Mereka saat ini berada di taman belakang. Sengaja Saka mengajak ke sini untuk mengintrogasi sahabatnya itu."Lo harus cari dia untuk kasih peringatan, biar nggak ada teror lagi.""Yang penting jangan sampai Bapak sama Ibuk tau dulu. Tapi, pasti aku akan cari dia, buat perhitungan kalau sekali lagi ada kejadian kayak gini. Andai Bapak dan Ibuk tau entah sekecewa apa mereka, bisa-bisa Ibuk sakit kalau tau kelakuan Laila. Beliau terlalu sayang sama menantunya itu," lanjut Hendra."Apa karena ini lo mau pertahankan Laila?"Pertanyaan dari Saka sangat sulit Hendra jawab. Dia hanya menggeleng, tidak tahu."Nanti aku coba bicara sama Laila. Dari kemarin aku sibuk menghindar. Aku laki-laki payah didik istri sendiri aja nggak bisa." Hendra tertawa, miris.Hendr
Baca selengkapnya

Bab 48

Hendra menggeser layar ponsel, telepon langsung tersambung."Ada ap-""Hendra maafkan anak Mama, dia memang anak nggak tau diri. Tolong jangan ceraikan Laila, kalau kamu ceraikan dia mau ke mana dalam kondisi hamil begitu. Ikut Mama nggak mungkin, kamu tau sendiri kan kehidupan kami gimana. Tolong mantu Mama yang paling baik maafkan Laila, jangan ceraikan dia. Mama mohon ...."Cerocos Bu Hambar tanpa memperdulikan lawan bicaranya. Dia menangis terisak-isak, suaranya yang kuat membuat Hendra harus sedikit menjauhkan ponsel dari telinga. Sebab, telinga sedikit berdenging karena suara cempreng Bu Hambar."Hendra kamu dengar Mama kan, Nak?" "Ah, iya dengar, Ma. Hendra udah maafkan Laila."Jawaban singkat dari Hendra membuat wanita di seberang sana tersenyum senang. "Kamu serius kan, Ndra? Orang tuamu juga udah maafkan Laila?""Iya, Ma.""Syukurlah, anak itu memang buat malu. Orang satu kampung tau sampai Mama nggak bisa kerja karena malu." Kembali Bu Hambar menangis tergugu."Kok bisa s
Baca selengkapnya

Bab 50

Bagai bunga yang bermekaran di musim semi, itulah yang Hendra rasakan melihat serta merasakan perubahan sikap istrinya. Benar-benar merasa di cintai. Sehingga sampai di bengkel pun Hendra masih saja tersenyum dengan wajah berseri-seri mengingat peristiwa di rumah tadi.Ada rasa yang sulit diartikan kala mengecup kening sang istri untuk pertama kalinya. Apalagi melihat pipi istrinya bersemu merah karena ulahnya, begitu juga saat punggung tangannya di cium dengan takzim oleh sang istri. Sedikit perbedaan yang terjadi pada bos mereka, para pekerja heran. Tidak ada gurat lelah atau wajah murung lagi, yang ada kini senyum menawan. "Wes, ada yang bahagia ini," celetuk Saka yang baru tiba di bengkel."Dia berubah, Ka. Berubah banyak sekali," ucap Hendra diiringi senyum, bahagia."Serius lo? Jadi kalian udah baikkan? Dan lo maafkan dia?"Hendra mengangguk, mantap."Gue kira lo bakal cerai. Ternyata kalian baikkan. Salut gue sama lo, Ndra. Hebat bisa maafkan kasus perselingkuhan Laila." Saka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status