Mendengar perkataan itu, Sarisha langsung merasa kesal. "Kak Alarik, apa maksud perkataanmu? Siapa dia sampai dibandingkan denganku? Kamu rela memercayai orang luar daripada aku?"Alarik langsung menoleh dan berteriak, "Tutup mulutmu! Sebelumnya aku sudah percaya padamu dua kali, tapi dua-duanya salah. Bagaimana aku bisa percaya lagi?""Aku ...." Sarisha langsung terdiam dan wajahnya memerah. Di pikirannya, Alarik adalah seorang kakak yang selalu memperlakukannya dengan baik dan tidak pernah kasar seperti ini terhadapnya. Kenapa hari ini Alarik malah bersikap seperti ini?"Sarisha, ini bukan main-main, kamu sudah taruhan dengan Berry. Kalau kalah, taruhannya adalah seluruh Klinik Svarga!"Alarik menurunkan nadanya dan menasihati dengan sungguh-sungguh, "Lagi pula, kamu hanya mahir dalam musik, catur, melukis, dan puisi, nggak pernah mencoba menebak teka-teki. Lebih baik kamu biarkan Luther untuk mencobanya."Baik Klinik Svarga ataupun Lukisan Bahari, Alarik bertekad untuk memenangkan k
Read more