"Sudah sampai, May," ujar Jaya. Menatap Mayra lembut ketika gerbang otomatis terbuka."Berapa orang yang ada disini?" tanya Mayra, dia menatap rumah indah itu dengan penuh kekaguman. Jauh lebih indah dari rumah pinggiran kota dimana Mayra pernah bertemu Jaya untuk kedua kalinya. Namun, tetap lebih indah rumah orang tua Jaya. Rasanya semua kemegahan ada di rumah utama Bastian Mahendra dan Kanaya Arinda. "Tidak ada, agar kita bisa bebas berdua tanpa ada orang yang menganggu," bisik Jaya tepat di telinga Mayra yang membuat sekujur tubuh Mayra merinding."Benarkah, Tuan? Saya akan dengan senang hati melayani, Tuan," balas Mayra, dia mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Jaya."Kau sungguh nakal sekarang, Sayang!" seru Jaya merangkul bahu Mayra dan mereka bersama menaiki tangga menuju pintu utama."Apakah di belakang kita ada pengawal?" tanya Mayra. "Menurutmu?""Aku tidak tahu, makanya aku bertanya kepadamu, Sayang!" kata Mayra sedikit cemberut."Mereka ada, tetapi tidak masuk ke d
Read more