"Ini akan menjadi sebuah pertanda untukmu, Mayra!" kata wanita itu tersenyum penuh kelicikan. Dia menatap cermin, wajah cantiknya menyeringai membayangkan bagaimana Mayra ketakutan menerima hadiah darinya. Sambil tetap memandang wajahnya di cermin, dia mengepalkan tangannya erat-erat."Beraninya kamu yang menjadi wanita pilihan Jaya Mahendra, Mayra Anjani! Tidak akan aku biarkan kau bahagia! Meskipun Jaya Mahendra punya kelainan, dia adalah dambaan semua gadis! Dan kini, kau yang mendapatkan hatinya! Kau akan mendapatkan hukuman, Mayra!" Lalu wanita itu tertawa terbahak-bahak dan melemparkan asbaknya tepat mengenai cermin dan bunyi cermin yang pecah dan jatuh berserakan menjadi simfoni yang mengejutkan. Namun, wanita itu tetap santai, tidak memperdulikan serpihan kaca yang jatuh di sekitar kakinya. Malah asisten rumah tangga wanita itu yang terkejut setengah mati dan tergopoh-gopoh menghampiri majijannya itu."Nona! Apa yang terjadi! Aduh, banyak kaca! Nona jangan bergerak dulu dan j
Baca selengkapnya